TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PADA GUNA LAHAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN DI PUSAT KOTA WONOGIRI TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI PRIMER KAWASAN PASAR UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

ARAHAN PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN SETYABUDI RAYA POTROSARI SEBAGAI DAMPAK MUNCULNYA PUSAT PERBELANJAAN ADA, BANYUMANIK SEMARANG

PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

Tugas Akhir Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota Desa secara berimbang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar tradisional

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

Tingkat pelayanan pada ruas jalan berdasarkan hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

EVALUASI RUTE ANGKUTAN UMUM PUSAT KOTA DALAM MENGURANGI BEBAN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

KARAKTERISTIK BANGKITAN DAN SEBARAN PERGERAKAN PENDUDUK PADA JALUR PERENCANAAN KERETA KOMUTER LAWANG-KEPANJEN DI MALANG RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR. Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan kendaraan (demand), belum tersedianya fasilitas transportasi yang

I. PENDAHULUAN. Berbagai aktivitas perkotaan terutama di kota-kota besar dimana mobilitas. lintas dan pergerakan manusia didaerah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

Pengelompokkan Kategori Berdasarkan Karakteristik Ruas Jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG ANGKUTAN MASSAL BUSWAY YANG BERKELANJUTAN DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB VI MAYANG TERURAI

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

Transkripsi:

STUDI KONTRIBUSI PLAZA CITRA MATAHARI DAN TERMINAL BUS MAYANG TERURAI TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN TUANKU TAMBUSAI KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR Oleh: RICO CANDRA L2D 301 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004

ABSTRAK Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru Tahun 2002-2006, penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai merupakan wilayah administrasi Kecamatan Sukajadi yang masuk dalam Wilayah Pengembangan (WP) I Kota Pekanbaru yang berperan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Pekanbaru Tahun 2002 dan hasil pengamatan di lapangan, terlihat aktivitas perdagangan dan jasa yang dominan pada penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai diantaranya Pasar Cik Puan, pusat pertokoan, pedagang kaki lima (PKL), serta keberadaan Plaza Citra Matahari yang terletak di persimpangan antara Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Pepaya. Selain aktivitas perdagangan dan jasa, pada penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai juga terdapat aktivitas Terminal Bus Mayang Terurai. Pada penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai telah terjadi permasalahan lalu lintas terutama pada daerah-daerah keramaian seperti pusat perbelanjaan dan terminal bus. Penyebab-penyebab masalah lalu lintas berupa perlambatan dan kemacetan lalu lintas dapat dipilah menjadi beberapa faktor. Faktor pertama adalah besarnya volume lalu lintas pada jam puncak yang merupakan gabungan dari arus lokal, regional dan menerus. Sedangkan faktor kedua yaitu besarnya hambatan samping akibat dampak aktivitas guna lahan di koridor penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai. Atas dasar permasalahan tersebut maka dirasa perlu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi keberadaan Plaza Citra Matahari dan Terminal Bus Mayang Terurai terhadap kemacetan lalu lintas di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai saat ini. Adapun tujuan studi ini adalah menghitung besarnya kontribusi pengaruh keberadaan Plaza Citra Matahari dan Terminal Bus Mayang Terurai terhadap kemacetan lalu lintas di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai Kota Pekanbaru berdasarkan besarnya volume pergerakan lalu lintas dan hambatan samping. Proses penghitungan ini menggunakan alat analisis berupa arus lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan. Analisis arus lalu lintas untuk menghitung volume pergerakan lalu lintas dan hambatan samping akibat aktivitas Plaza Citra Matahari dan Terminal Bus Mayang Terurai, sedangkan analisis tingkat pelayanan jalan untuk mengetahui tingkat pelayanan penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai akibat adanya aktivitas tersebut. Berdasarkan analisis arus lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan yang telah dilakukan, maka di ketahui kontribusi pusat perbelanjaan Plaza Citra Matahari dan Terminal Bus Mayang Terurai terhadap kemacetan lalu lintas di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai Kota Pekanbaru. Kontribusi dari Plaza Citra Matahari berupa volume lalu lintas sebesar 33,8 % dan berupa hambatan samping sebesar 46,5 %, serta kontribusi Terminal Bus Mayang Terurai berupa volume lalu lintas sebesar 29,89 % dan berupa hambatan samping sebesar 73,9 %. Dapat disimpulkan bahwa kostribusi Plaza Citra Matahari dan Terminal Bus Mayang Terurai terhadap kemacetan lalu lintas di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai lebih dominan disebabkan oleh faktor hambatan samping yang merupakan dampak dari aktivitas guna lahan. Dari temuan studi diatas, maka ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari faktor hambatan samping yang teridentifikasi sebagai penyebab dominan kemacetan lalu lintas di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai. Rekomendasi perlunya dioptimalkan penggunaan jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki, mengoptimalkan fungsi pagar yang ada di atas median jalan sehingga pejalan kaki tidak dapat menyeberang jalan yang bukan pada tempatnya, pelarangan parkir kendaraan dan berhenti pada badan jalan saat jam-jam puncak serta dapat ditinjau kemungkinan pengalihan rute pada moda tertentu saat jam puncak dengan tujuan mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan penggunaan lahan perkotaan dari penggunaan bersifat non komersial ke penggunaan untuk kepentingan komersial sebagai akibat dari perkembangan aktivitas penduduk merupakan suatu fenomena tumbuh kembang kota. Tuntutan (demand) fasilitas pemenuhan kebutuhan penduduk kota pada kenyataannya masih belum diimbangi dengan penyediaan (supply) sarana prasarana yang memadai, akibatnya kemudian adalah munculnya berbagai permasalahan kota seperti kesulitan penataan ruang aktivitas kota maupun masalah transportasi pada ruas-ruas jalan utama kota (Miro, 1997:92). Seperti di ketahui, pergerakan lalu lintas timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan, kita perlu bergerak karena kebutuhan kita tidak bisa dipenuhi di tempat kita berada. Pergerakan manusia dan barang tersebut jelas membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda transportasi tersebut bergerak. Tingkat pertumbuhan pergerakan yang sangat tinggi yang tidak mungkin dihambat, sementara sarana dan prasarana transportasi sangat terbatas, mengakibatkan aksesibilitas dan mobilitas menjadi terganggu yang pada akhirnya menimbulkan permasalahan transportasi, diantaranya kemacetan lalu lintas (Tamin, 1997:48). Kebijakan tata ruang sangat erat kaitannya dengan kebijakan transportasi. Ruang merupakan kegiatan yang berada pada lahan kota, sedangkan transportasi merupakan sistem jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu ruang kegiatan dengan ruang kegiatan lainnya. Apabila akses transportasi ke suatu ruang kegiatan di perbaiki, ruang tersebut akan menjadi lebih berkembang. Dengan berkembangnya ruang kegiatan tersebut meningkat pula kebutuhan transportasi (Tamin, 1997:360). Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru Tahun 2002-2006 yang disusun pada tahun 2001 adalah merupakan evaluasi atau revisi dari Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru Tahun 1994-2004 serta juga mempertimbangkan juga arahan kebijaksanaan sektoral lainnya yang telah di susun sebelumnya. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru Tahun 2002-2006, penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai merupakan wilayah administrasi

2 Kecamatan Sukajadi yang masuk dalam Wilayah Pengembangan (WP) I Kota Pekanbaru yang berperan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Dalam sistem transportasi Kota Pekanbaru, peran penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai adalah merupakan bagian dari sistem jaringan jalan Kota Pekanbaru yang berfungsi sebagai jalan arteri sekunder yang menghubungkan wilayah bagian barat dan wilayah bagian timur Kota Pekanbaru. Penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai juga merupakan salah satu jalan penghubung menuju pusat Kota Pekanbaru dan merupakan jalur utama bus regional yang masuk dan keluar Kota Pekanbaru, selain itu terdapat beberapa angkutan kota dengan rute Panam Tangkerang dan Tangkerang Pasar Pusat serta bus kota dengan rute Panam Pasar Pusat dan Panam Marpoyan yang semuanya melewati penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai. Penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai juga merupakan salah satu jalur utama bus angkutan mahasiswa yang menghubungkan simpul aktivitas pendidikan (Universitas Riau dan Universitas Islam Negeri Riau) yang memiliki dua lokasi kampus yaitu di Panam dan di Gobah. Pada penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai penggunaan lahannya adalah untuk aktivitas perdagangan dan jasa dengan dengan skala pelayanan lokal dan regional. Aktivitas perdagangan dan jasa tersebut merupakan aktivitas utama selain aktivitas terminal bus, hal ini terlihat dari banyaknya bangunan dengan fungsi perdagangan dan jasa. Plaza Citra Matahari merupakan pusat perbelanjaan yang mempunyai skala pelayanan lokal dan regional yang berada di persimpangan antara penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Pepaya. Plaza Citra Matahari sebagai pusat perdagangan dan jasa yang terbesar dan terlengkap di kawasan tersebut mempunyai peran tersendiri sebagai penghasil tarikan pergerakan lalu lintas terutama pada waktu puncak kunjungan konsumen. Selain itu, pedagang kaki lima (PKL) juga merupakan aktivitas informal yang berkembang di sepanjang penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai yang teridentifikasi muncul secara sporadis dan hanya bersifat sementara, namun menimbulkan masalah karena keberadaan PKL tersebut terkonsentrasi pada sepanjang trotoar mulai dari depan Terminal Bus Mayang Terurai sampai Plaza Citra Matahari. PKL tersebut menempati trotoar tempat pejalan kaki dengan demikian pejalan kaki beralih ke badan jalan. Aktivitas perdagangan yang lain adalah Pasar Cik Puan yang merupakan pasar lokal di Kota Pekanbaru yang mempunyai pelayanan skala lokal, pasar tersebut merupakan pasar lokal yang beroperasi pada pagi hari mulai jam 05.00-07.00 WIB. Pasar Cik Puan

3 mempunyai peran sebagai bangkitan pergerakan lalu lintas di pagi hari yang relatif rendah tetapi tetap sebagai penyebab kemacetan lalu lintas di pagi hari, karena aktivitas pasar tersebut menggunakan sebagian badan jalan sebagai tempat menggelar barang dagangannya. Selain aktivitas perdagangan dan jasa tersebut, di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai juga terdapat Terminal Bus Mayang Terurai yang memiliki Tipe A serta merupakan terminal bus terbesar di Kota Pekanbaru yang melayani Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan Bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Pada terminal bus tersebut terjadi permasalahan lalu lintas diantaranya pada saat bus masuk dan keluar terminal, menaik dan menurunkan penumpang pada badan jalan serta parkir pada badan jalan di depan terminal. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan sesuai dengan yang tertulis dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Jalan Dalam Kota Pekanbaru Tahun 2002, yaitu adanya permasalahan transportasi pada penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai terutama pada daerah-daerah keramaian seperti pusat perbelanjaan dan terminal bus. Permasalahan transportasi yang terjadi di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: A. Volume lalu lintas Posisi penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai yang berada pada pusat kota dan ber peran sebagai jalan penghubung antara bagian wilayah di Kota Pekanbaru dan sebagai jalan utama masuk dan keluarnya angkutan umum regional serta di lalui beberapa rute angkutan umum menyebabkan tingginya volume lalu lintas yang terjadi terutama pada jam-jam puncak, seperti terlihat pada Gambar 1.1. Tingginya volume lalu lintas yang terjadi merupakan gabungan dari arus lokal, regional dan menerus. Pencampuran arus lalu lintas ini merupakan salah satu konsekuensi dari fungsi penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai sebagai jalan arteri sekunder Kota Pekanbaru dan keberadaan Terminal Bus Mayang Terurai yang berada di penggal ruas jalan tersebut. Selain itu, tingginya intensitas guna lahan di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai karena keberadaan pusat perbelanjaan Plaza Citra Matahari dan Terminal Bus Mayang Terurai juga menyebabkan terjadinya bangkitan lalu lintas yang tinggi di penggal ruas Jalan Tuanku Tambusai terutama pada saat puncak kunjungan konsumen, yang berdampak terjadinya kemacetan lalu lintas.