TRAUMA KEPALA. DR. dr. David Gunawan, Sp.S (K)

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Asuhan Keprawatan Cedera Kepala Agus K Anam,M.Kep

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi

ALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

PRIMARY SURVEY. A : Airway, menjaga airway dengan control servikal (servical spine control) B : Breathing, menjga pernafasan dengan ventilasi

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

Epidural Hematoma Epidural Hematoma Pendahuluan

A. Bagian-Bagian Otak

SISTEM SARAF. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

HEAD INJURY Pendahuluan Insiden

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN )

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

KONSEP DASAR SISTEM SARAF. Chairul Huda Al Husna

TRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C

Sinonim: Head injuri=cedera kepala=trauma kapitis=trauma kranioserebral=traumatic brain injury Cedera kepala merupakan cedera mekanik terhadap kepala

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk memperbaiki kerusakkan pada jaringan otak. 6

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai mortalitas relative tinggi apakah penderita dioperasi atau tidak. Oleh karena itu

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

2. Ruda paksa luar yang mengenai bagian luar kepala (tengkorak) yang menjalar ke dalam otak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, A. 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N

Cedera kepala merupakan salah satu

Primary Cerebellar Haemorrhage : Complications, Treatment and Outcome

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung

Otak Sistem Ventrikel Tentorium

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

HUBUNGAN GLASGOW COMA SCALE DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE BERDASARKAN LAMA WAKTU TUNGGU OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN EPIDURAL

Head Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai kulit kepala, tulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

MENINGES DAN CEREBROSPINAL FLUID

DAI juga dapat dikelompokan berdasarkan gambaran histologisnya. 3

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi.

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis

TINJAUAN PUSTAKA EPIDURAL HEMATOMA

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TRAUMA KEPALA. Syarif Darwin Bag.Anak FK UNSRI / RSMH Palembang.

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Klien resume 4

1. ANATOMI OTAK SISTEM SARAF TEPI

sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN CIDERA OTAK BERAT DAN FRAKTUR IMPRESI Oleh : Yulfa Intan Lukita, S.Kep

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringa otak itu sendiri,

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA SEDANG

TUGAS NEUROLOGI : NINDY FRANSISKA NO BP : JUDUL : TRAUMA KAPITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf)

SPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

PENDAHULUAN. Penyebab tersering hemiparesis pada orang dewasa yaitu infark serebral atau perdarahan. Hemiparase

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. s 5. Gambar 1. Lapisan-lapisan selaput otak/meninges 5

TRAUMA KEPALA. Oleh : Irfa Irawati Mariska Ratna Kusuma. Pembimbing : Dr. Neizar, Sp.BS, M. Ks

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

SISTEM VENTRIKEL DAN LIQUOR CEREBROSPINAL MEGA SARI SITORUS. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus. yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

S T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008

LAPORAN PENDAHULUAN CEDERA KEPALA RINGAN (CKR)

Lampiran 1. Medan, 2013 Yang membuat pernyataan persetujuan. penjelasan. dr... Universitas Sumatera Utara

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang

Peran Neuroimaging dalam Diagnosis Cedera Kepala

Askep Gangguan Sistem Persyarafan

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

TRAUMA KAPITIS A. PENDAHULUAN

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda

Transkripsi:

TRAUMA KEPALA DR. dr. David Gunawan, Sp.S (K)

NERVOUS SYSTEM CENTRAL NERVOUS SYSTEM Brain /Cerebrum Telencephalon Cerebral Cortex Subcortical white matter Commissure Basal ganglia Diencephalon Cerebellum Brain stem Thalamus Hypothalamus Epithalamus Subthalamus Midbrain (mesencephalon) Pons Medulla oblongata Spinal cord White matter Gray matter PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM

MENINGEN Selaput yang memisahkan antara tengkorak dan otak.

ALIRAN CSF CSF dibentuk di plexus choroideus di dalam ventrikel Melalui foramen interventrikuler (munro) ventrikel III melalui Aqua Duktus CSF mengalir ke Ventrikel IV direabsorsi di vili arakhnoid yang menonjol ke dalam sinus venosus duramatris ruang subarakhnoid Melalui apertura mediana dan foramen lateralis di recessus lateralis ventriculi quarti Sebagian di absorbsi langsung ke dalam vena di ruang subarachnoid Sebagian lagi keluar melalui pembuluh limfe perineural saraf cranial dan spinal

ALIRAN CSF

SAWAR DARAH OTAK

PEMBAGIAN OTAK Otak Cerebrum (Otak Besar) Cerebellum (Otak Kecil) Brainstem (Batang Otak) Limbic System (Sistem Limbik)

CEREBRUM (OTAK BESAR) Bagian terbesar dari otak manusia Kemampuan berfikir, analisa, logika, bahasa, kecerdasan intelektual/iq, logika, dll Dibagi menjadi 4 lobus : Frontal Parietal Temporal Occipital

Frontal Parietal Oksipital Temporal

Girus motorik primer/ girus presentralis Area Broca Korteks orbitofrontal Bulbus olfakrorius

Korteks somatosensorik primer/girus presentral Korteks asosiasi somatosensorik Korteks gustatori primer

Korteks visual primer Area asosiasi visual

Korteks auditorik primer Areaa Wernicke Korteks olfaktorius primer Dihubungkan dengan bulbus olfakyoriius

CEREBELLUM (OTAK KECIL) Letak Terletak di fossa crania posterior. Secara anatomis terdiri dari 1 vermis cerebelli (struktur di mediana) dan 2 hemispherium cerebella. Dihubungkan dengan medulla oblongata oleh pedunculus serebelli (superior, media dan inferior). Semua aktivitas pada bagian ini di bawah kesadaran (involuntary). Fungsi Keseimbangan Pengaturan tonus otot Kordinasi pergerakan Lesi Gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot

BRAINSTEM (BATANG OTAK) Letak Tempat keluar nervus cranialis Fungsi Pusat pernapasan, kardiovaskular, dan pencernaan Pengaturan refleks otot yang berhubungan dengan keseimbangan dan postur Penerima dan pengintregasi input sinaptik dari medulla spinalis, aktivasi korteks cerebrum Pengatur siklus tidur

Midbrain Pons Medulla Oblongata

Pons artinya jembatan terletak antara mesensefalon dan medula oblongata Fungsi unt. memodifilasi keluaran pernafasan oleh medula

CIRCULUS WILLISI

VENA-VENA OTAK

Trauma Kepala Kerusakan Primer Kerusakan otak yang timbul saat cidera Kerusakan Sukunder Kerusakan otak yang terjadi karena kerusakan primer

Kerusakan Primer Kerusakan Fokal Kontusio Cerebri Diartikan sebagai kerusakan jaringan otak tanpa disertai robeknya piamater. Kerusakan tersebut berupa gabungan antara daerah perdarahan (kerusakan pembuluh darah kecil seperti kapiler, vena, dan arteri), nekrosis otak, dan infark. Lesi di bawah tempat benturan disebut kontusio coup sedangkan yang jauh dari tempat benturan disebut kontusio kontra-coup

Kerusakan Primer Kontusio Intermediet Coup Terletak diantara lesi Coup dan Contra Coup Berkembang seiring dengan berjalannya waktu disebabkan oleh perdarahan yang terus berlangsung, Iskemik nekrosis dan diikuti dengan edema Vasogenik Lesi akan mengalami reasorbsi terhadap eritrosit (48-72 jam), infiltrasi makrofag, kemudian gliolisis

Kerusakan Primer Laserasi Jika kerusakan tersebut disertai dengan kerusakan piamater Berkaitan dengan Subarachnoid Traumatika Terdapat 2 jenis, yaitu laserasi langsung dan laserasi tidak langsung

Kerusakan primer Perdarahan Ekstradural Perdarahan Intradural Perdarahan Epidural Perdarahan Subdural (SDH) Perdarahan Subarachnoid Traumatika (PSA Traumatik Perdarahan Intracerebral (PIS Traumatik ) Perdarahan Intracerebelar Perdarahan Basal Ganglia Traumatika Perdarahan Intraventrikel

Perdarahan Epidural Adanya penumpukan darah pada duramater dan tabula interna Paling sering terjadi pada Frontal dan Temporal Sumber perdarahan dari arteri Meningea Media yang disebabkan oleh fraktur tulang, dapat juga oleh vena atau diploe Manifestasi klinis : Tetap sadar Tetap tidak sadar Mula-mula sadar lalu menjadi tidak sadar Mula-mula tidak sadar lalu menjadi sadar Mula-mula tidak sadar, lalu menjadi sadar (lucid interval), dan akhirnya menjadi tidak sadar

Perdarahan Subdural Penumpukan darah diantara duramater dan Subarachnoid Lebih sering ditemukan daripada EDH Mortalitas 60-70% Terjadi karena laserasi arteri-vena kortikal, atau pada Bridging vein Dibagi atas : Akut (gejala timbul3 hari pertama setelah cidera), Subakut (hari ke 4-20), Kronik(timbul gejala > 3 minggu)

Perdarahan Subarachnoid Traumatik Paling sering ditemukan pada cedera kepala Perdarahan terletak diantara ruang subarachnoid dan piamater. Perbedaanya dengan PSA aneurisma yaitu pada PSA traumatik lebih sering melibatkan bagian kortikal yang superficial Perdarahan ini bisa disertai dengan hidrosefalus

Perdarahan Intracerebri Traumatik Hematom yang terjadi pada jaringan otak Sering terjadi pada lobus frontal dan temporal Bollinger s apoplexy : ICH yang terjadi berminggu bahkan berbulan setelah kejadian trauma, dan sering dalam keadaan neurologis baik

Perdarahan Intracerebelar Perdarahan yang terjadi pada cerebelum Lesi ini jarang terjadi pada trauma, umumnya terjadi pada perdarahan spontan

Kerusakan Menyeluruh Diartikan sebagai suatu keadaan patologis penderita yang tidak sadar mulai dari masuk RS tanpa ditemui adanya gambaran SOL pada CT Scan atau MRI Berdasarkan gambaran patologis dibedakan menjadi dua : Diffuse Axonal Injury kerusakan axon yang difus pada hemisfer cerebri, corpus callosum, batang otak dan cerebelum Diffuse Vascular Injury Perdarahan kecil-kecil yang menyebar pada seluruh hemisfer

Kerusakan Sekunder Diffuse Ischemic Damage (berlangsung mulai dari terjadinya trauma) terdiri dari 3 fase : Fase hipoperfusi, terjadi pada hari 0, aliran darah dapat turun hingga <18 ml/100g/min Hyperemia terjadi pada hari 1-3 Vasospasme terjadi pada hari 4-15 Diffuse Brain Swelling Vasogenic oedem Cytotoxic oedem Hydrostatic oedem Osmotic brain oedem Interstitial brain oedem

Penanganan Primary Survey Airway Breathing Circulation Disability Exposure Secondary survey Dilakukan pemeriksaan menyeluruh mulai dari kepala sampai akral

Penanganan

Penilaian kemungkinan cidera intrakranial pada pasien Resiko rendah Asimptomatik Sakit kepala Pusing Hematoma, laserasi, kontusio dan abrasi scalp Resiko sedang Riwayat penurunan Sakit kepala yang progresif Intoksikasi obat atau alkohol Kejang post trauma Mekanisme trauma tidak jelas Muntah Post Traumatic Amnesia Multipel trauma Cedera wajah yang serius Dugaan fraktur depressed atau penetrasi

Penilaian kemungkinan cidera intrakranial pada pasien Resiko Tinggi Penurunan kesadaran tanpa penyebab lain yang jelas Tanda neurologis fokal Kesadaran menurun Fraktur Depressed atau penetrasi

Perdarahan Epidural Volume perdarahan lebih besar dari 30 cc tanpa memperhitungkan GCS perlu dilakukan tindakan operatif Volume kurang dari 30 cc/ketebalan hematom kurang dari 15mm/midline shift kurang dari 5 mm/gcs lebih dari 8 dapat ditangani dengan prosedur non bedah

Perdarahan Subdural SDH dengan tebal perdarahan lebih dari 10 mm/ midline shift lebih dari 5 mm harus dilakukan tindakan operatif Pasien dengan Akut SDH dan GCS kurang dari 9 harus dilakukan pemantauan tekanan ICP SDH dengan tebal perdarahan kurang dari 10 mm atau midline shift kurang dari 5 mm dapatdilakukan tindakan operatif bila GCS berkurang 2 poin atau lebih dibandingkan saat pasien masuk, terdapat reflex pupil yang abnormal atau ICP lebih dari 20 mmhg

Lesi parenkim tanpa gangguan neurologik, tidak ada tandatanda penekanan yag disebabkan oleh efek massa dengan ICP yang terkontrol dapat ditangani dengan tindakan non operatif Perdarahan Intracerebri Lesi parenkim dengan gangguan neurologik yang reversibel, hipertensi intracranial yang refrakter terhadap pengobatan medikamentosa dan adanya efek massa pada CT scan perlu dilakukan tindakan operatif Pasien dengan GCS 6-8 dengan lesi frontal atau temporal lebih dari 20 cc dengan midline shift lebih dari 5 mm atau kompresi cisternal, atau lesi dimanapun dengan volume lebih dari 50 cc perlu dilakukan tindakan operatif

Fraktur depresi terbuka dapat diterapi tanpa tindakan operatif bila tidak didapatkan bukti penetrasi dural, intraparenkim hematom, depresi le Fraktur depresi tertutup dapat dipertimbangkan penanganan non operatif Fraktur Depresi Fraktur terbuka dengan depresi lebih besar ketebalan tulang tengkorak perlu dilakukan tindakan operatif untuk mencegah infeksi Fraktur depresi terbuka dapat diterapi tanpa tindakan operatif bila tidak didapatkan bukti penetrasi dural, intraparenkim hematom, depresi lebih dari 1 cm, keterlibatan sinus frontal, gangguan kosmetik yang parah, luka infeksi, pneumocephalus, atauluka yang terkontaminasi Fraktur depresi tertutup dapat dipertimbangkan penanganan non operatif