II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taksonomi dan Komposisi Kimia Pepaya (Carica papaya L.)

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

Pemanfaatan Limbah buah menjadi Jelly Kering. Purwanti Widhy H, M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PEMANFAATAN LIMBAH BUAH MENJADI JELLY KERING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

PENDAHULUAN. proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

Proses Pembuatan Madu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

TINJAUAN PUSTAKA. Golongan kelapa dalam (tall coconut), golongan kelapa genjah (dwarf coconut),

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis, diberi atau

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi

II TINJAUAN PUSTAKA. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Total Bakteri Probiotik

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

I. PENDAHULUAN. kembang gula merupakan produk sejenis gula-gula (confectionary) yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang penelitian,

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merr)merupakansalahsatubahannabati yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

1 I PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nira yang dihasilkan oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur mulai

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber genetik tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Konon

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Dilihat dari karakter fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar manis

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga produk tersebut layak BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KUALITAS PERMEN JELLY DAUN PEPAYA (Carica papaya L.,) SKRIPSI ANN SARA PURBA NPM :

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gula merah kelapa diperoleh dari nira kelapa yang telah diuapkan dan dicetak

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi dan Komposisi Kimia Pepaya (Carica papaya L.) Pemanfaatan daun pepaya saat ini masih sangat jarang, kebanyakan masih digunakan sebatas sayur dan obat malaria. Daun pepaya memiliki rasa pahit yang disebabkan oleh kandungan alkaloid carpain dan enzim papain (Kalie, 1996). Data komposisi buah dan daun pepaya dalam satuan 100 g dapat dilihat pada Tabel 1. Menurut Soewito (1989), kedudukan taksonomi tanaman pepaya (Carica papaya L.) adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Cistales : Caricaceae : Carica : Carica papaya L., Tabel 1. Analisis Komposisi Buah dan Daun Pepaya dalam satuan 100 g Unsur Buah Masak Buah Mentah Daun Komposisi Energi (kal) 46 26 79 Air (g) 86,7 92,3 75,4 Protein 0,5 2,1 8 Lemak * 0,1 2 Karbohidrat (g) 12,2 4,9 11,9 Β-karoten (IU) 365 50 18.250 Vitamin B (mg) 0,04 0,02 0,15 Vitamin C (mg) 78 19 140 Kalsium (mg) 23 50 353 Besi (mg) 1,7 0,4 0,8 Fosfor (mg) 12 16 63 Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI, 1979 Keterangan * sedikit sekali, dapat diabaikan 606

7 Komponen lain yang menonjol pada daun pepaya ini adalah serat pangan. Menurut Anonim (2010), kadar serat yang terdapat dalam 100 g daun pepaya adalah sekitar 2,1 g. Berikut ini beberapa manfaat serat daun pepaya (Anonim, 2010): 1. Konsumsi serat pangan yang tinggi (terutama dari daun pepaya) akan mempengaruhi mikroflora usus sehingga tidak menghasilkan senyawa karsinogenik penyebab kanker. 2. Serat pangan dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan ekskresi asam empedu dalam tinja. Hal tersebut akan menurunkan ketersediaan lemak dan kolesterol, sehingga dapat mencegah aterosklerosis dan penyakit jantung. 3. Serat pangan dapat mencegah sembelit. Di dalam saluran cerna, serat mampu menyerap air dalam jumlah cukup besar, sehingga massa tinja menjadi lunak dan tekanan dalam usus besar berkurang. 4. Serat pangan dalam daun pepaya sangat baik untuk menunjang program diet. Diet dengan makanan tinggi serat akan sangat membantu program penurunan berat badan. Serat pangan mempunyai kemampuan menyerap air yang cukup tinggi sehingga dapat mengikat zat-zat gizi yang telah disederhanakan oleh enzim pencernaan. Zat-zat gizi yang larut dan terikat pada serat, selanjutnya akan dikeluarkan melalui tinja. Keadaan tersebut mampu mengurangi ketersediaan zat-zat gizi bagi tubuh, sehingga dapat menurunkan berat badan dan mencegah obesitas. 5. Serat pangan mampu menyerap air dan mengikat glukosa, sehingga mengurangi ketersediaan glukosa. Diet cukup serat juga menyebabkan

8 terjadinya kompleks karbohidrat dan serat, sehingga daya cerna karbohidrat berkurang. Keadaan tersebut mampu meredam kenaikan glukosa darah dan menjadikannya tetap terkontrol. B. Mengenal Permen dan Macam Permen Permen atau kembang gula yang dalam bahasa Inggris disebut candy berasal dari Arab yaitu quan yaitu gula. Penamaan permen tersebut disebabkan karena komponen utama permen adalah gula yang diberi bahan tambahan lain dan dapat mempertahankan bentuknya dalam waktu yang lama dan dicetak menurut bentuk yang diinginkan (Hidayat, 2004). Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia), kembang gula atau permen adalah jenis makanan selingan yang berbentuk padat dibuat dari gula atau pemanis lainnya atau campuran gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain yang lazim. Menurut Martin (1995), berdasarkan komposisi bahan bakunya permen dibagi dalam tiga kategori yaitu: 1. Permen yang hanya terbuat dari gula atau tanpa penambahan flavour atau pewarna. Contohnya: hard candy. 2. Permen yang terbuat dari sebagian besar gula dan modifikasi bahan lain kurang lebih 5%. Misalnya: pectin jelly, marshmallow, dan nougats. 3. Permen yang terbuat dari bahan bukan gula pasir dibandingkan bahan gula. Misalnya: jelly pati, cokelat, caramel, dan fudge.

9 Menurut Martin (1995), berdasarkan tekstur permen dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu: 1. Permen keras (high boiled candy) Permen keras memiliki tekstur yang keras dan tidak menjadi lunak jika dikunyah. Permen keras pada dasarnya merupakan campuran antara gula pasir sirup glukosa, air, flavour, lemak nabati, dan pewarna. 2. Permen renyah (crunch) Permen renyah sama dengan permen keras tapi renyah karena mengandung lemak. Permen renyah merupakan pencampuran antara gula atau glukosa, sirup glukosa, air, flavour, lemak nabati, dan pewarna. Minyak nabati didapat dari cokelat, kopi, dan lain-lain. 3. Permen lunak (low boiled candy) Permen lunak memiliki tekstur lunak dan diperoleh dari pemasakan dengan suhu relatif rendah sekitar 70-80 0 C. Permen lunak terdiri dari caramel dan toffe. Permen lunak merupakan campuran antara sirup glukosa, gula hasil sulingan (refined sugar) dan atau gula merah, lemak nabati, garam, dan susu berlemak (full cream milk) (Slater, 1986). Perbedaan tekstur pada kembang gula tersebut disebabkan oleh perbedaan komposisi dan jenis bahan, cara membuat serta kadar air pada kembang gula tersebut. Menurut Marie dan Piggot (1991), kembang gula tersusun dari 2 fase yaitu: 1. Fase padat, contoh: mikro kristal sukrosa dan produk padatan lain tergantung jenis formulanya.

10 2. Fase cair, contohnya: air, anti-agen kristalisasi atau doctoring agent (gula invert), sirup glukosa dan sorbitol. Menurut Maggie dan Piggot (1991), karakterisitik campuran atau adonan kembang gula tergantung dari: 1. Rasio padatan atau cairan, semakin besar fase padatan semakin kering adonan serta keras dan kaku. 2. Ukuran dari makrokristal, ukuran ini menentukan kelembutan atau kekerasan tekstur dalam mulut. 3. Kandungan air pada fase cair. Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari sari buah dan bahan pembentuk gel, yang berpenampilan jernih transparan, serta mempunyai tekstur dengan kekenyalan tertentu dan tergolong pangan semi-basah karena memiliki kadar air 6-8% (Anonim, 2006). Menurut Hidayat dan Ikarisztiana (2004), karakteristik umum permen jelly yaitu bersifat kenyal yang bervariasi dari yang agak lembut sampai agak keras dan memiliki rasa manis dengan aroma buah. Komponen yang umum digunakan adalah sirup glukosa, asam sitrat, dan gelatin. C. Syarat Mutu Permen Jelly Produk pangan selalu memiliki syarat mutu agar produk yang dihasilkan memiliki nilai gizi maupun keamanan yang dapat menjamin keselamatan dalam mengkonsumsinya ataupun sebagai sarana bagi konsumen untuk mengetahui baik tidaknya suatu produk. Permen jelly juga memiliki syarat mutu yang telah ditetapkan menurut SNI No. 01-3547-1994 yang dapat dilihat pada Tabel 2.

11 Tabel 2. Syarat mutu permen jelly menurut SNI No. 01-3547-1994 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan Mutu 1. Keadaan Bentuk Rasa Bau Normal Normal Normal 2. Air % b/b Maksimal 20,0 3. Abu % b/b Maksimal 3,0 4. Gula reduksi % b/b Maksimal 20,0 5. Sukrosa % b/b Maksimal 30,0 6. Bahan tambahan makanan Pemanis buatan Pemanis tambahan SNI 01-0222- 1967 SNI 01-0222- 1967 7. Getah (gum base) % b/b Minimal 12 8. Cemaran logam Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah (Sn) Raksa (Hg) Cemaran Arsen (As) 9. Cemaran mikrobia Angka lempeng total Angka kapang dan khamir (Anonim, 1994) Koloni/g Koloni/g Maksimal 1,5 Maksimal 10,0 Maksimal 10,0 Maksimal 40 Maksimal 0,03 Maksimal 1,0 Maksimal 5x10 4 Maksimal 10 2 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Permen 1. Kadar Air Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, daya tahan bahan serta cita rasa makanan. Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan organisme yang dinyatakan dengan a w. a w yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya dan medium bagi berlangsungnya reaksi-reaksi kimia (Winarno, 2002).

12 Penggunaan air yang tidak sesuai dalam proses pembuatan permen jelly akan menghasilkan produk yang tidak sesuai. Menurut Hidayat dan Ikarisztiana (2004), dalam proses pembuatan permen jelly buah yang banyak mengandung air langsung diperas dan diambil sari buahnya, sedangkan buah yang kandungan airnya sedang perlu ditambahkan air dengan perbandingan yang sama dengan berat buah kemudian dihancurkan dan diambil sarinya. Bila buahnya mengandung sedikit air maka perlu ditambahkan air sebanyak dua kali berat buah kemudian diblender dan disaring untuk diambil sarinya (Winarno, 2002; Suprianto, 2006). 2. Suhu Suhu berhubungan dengan daya larut gula dalam pembuatan permen. Daya larut tinggi dari sukrosa merupakan sifat yang penting. Daya larut gula dalam berbagai suhu dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Suhu dan Daya Larut Gula SUHU ( 0 C) DAYA LARUT (%) 20 67,1 50 72,4 100 84,1 (Buckle dkk., 1987) Menurut Buckle dkk., (1987), sari buah harus dikentalkan dengan cepat sampai pada titik kritis bagi pembentukan gel dan sistem pektin-gula-asam. Pendidihan yang terlalu lama tidak hanya menyebabkan hidrolisis pektin dan penguapan dari asam, tetapi juga menyebabkan kehilangan cita rasa dan warna. 3. Mikroorganisme Menurut Fardiaz (1992), kapang dan khamir merupakan kelompok mikrobia yang tergolong dalam fungi dan sering menyerang bahan pangan yang berkarbohidrat tinggi. Fungi terdiri dari dua kelompok yaitu Khamir dan Kapang.

13 Yeast atau khamir umumnya menyukai lingkungan ph rendah, suhu sedang dan lingkungan aerobik. Yeast merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang memiliki ukuran lebih besar dari bakteri. Stabilitas mikroorganisme dapat dikendalikan dengan kadar gula yang tinggi dalam kisaran padatan terlarut antara 65-73%, a w dalam kisaran 0,75-0,83 dengan suhu 105-106 0 C selama pendidihan atau pemasakan dan tekanan oksigen rendah selama penyimpanan (Buckle dkk., 1987). E. Bahan Baku Pembuatan Permen Jelly Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan permen jelly antara lain: asam sitrat, buffer sitrat, gelatin, gula, gula castor, dan sirup glukosa. 1. Asam Sitrat Asam sitrat (C 6 H 8 0 7 ) adalah asam organik berbentuk butiran, berwarna putih, berasa asam, dan terdapat pada buah-buahan seperti limau dan nenas yang digunakan untuk menetralkan basa dalam minuman segar dan dapat dibuat dengan fermentasi gula. Kristal-kristal asam sitrat tidak berwarna, tidak berbau, berasa asam, cepat larut dalam air panas, dan tidak beracun (Hidayat dan Ikarisztiana, 2004). Pemberian asam sitrat memiliki fungsi sebagai pencegah terjadinya kristalisasi gula, sebagai katalisator hidrolisis sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta sebagai penjernih gel yang dihasilkan. Selain itu, asam sitrat dapat bertindak sebagai pengeras rasa dan warna atau menyelubungi rasa after taste yang tidak disukai (Anonim, 2006).

14 Keberhasilan dalam pembuatan permen jelly tergantung dari derajat keasaman atau ph yang diperlukan. Nilai ph dapat diturunkan dengan penambahan sejumlah kecil asam sitrat. Asam sitrat yang ditambahkan dalam permen jelly adalah sebesar 0,5% (Sudaryati dan Mulyani, 2003). 2. Buffer Sitrat Bentuk dari buffer sitrat secara fisik berbentuk serbuk kristal. Penambahan buffer sitrat akan dilakukan sebagai pelengkap untuk kekurangan dalam komposisi buah. Dalam proses pembuatan permen jelly, buffer sitrat berfungsi dalam pembentukan gel sehingga permen mudah dicetak. Fungsi lain yaitu menjaga kestabilan ph sehingga permen jelly akan tetap kenyal (Desrosier, 1988 ; Hidayat dan Ikarisztiana, 2004). 3. Gelatin Gelatin adalah suatu produk yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen yang berasal dari kulit, jaringan ikat dan tulang rawan. Secara fisik gelatin berbentuk padat, kering, tidak berasa, tidak berbau, transparan, dan warnanya kuning redup sawo matang (Hidayat dan Ikarisztiana, 2004). Gelatin memiliki nilai gizi yang tinggi karena kandungan proteinnya (khususnya asam amino esensial), hampir tidak mengandung triptofan serta kadar lemak rendah. Gelatin yang kering mengandung 80-86% protein, 8-12% air, dan 2-4% mineral (Grobben dkk., 2004). Gelatin tidak larut dalam air dingin, tetapi jika kontak dengan air dingin akan mengembang dan membentuk gelembung-gelembung yang besar. Jika dipanaskan pada suhu sekitar 71 o C, gelatin akan larut karena pecahnya agregat molekul dan membentuk dispersi koloid makromolekuler. Jika gelatin

15 dipanaskan dalam larutan gula maka suhu yang diperlukan adalah 82 o C (Anonim, 2006). Fungsi dari gelatin yaitu sebagai pembentuk gel, pemantap emulsi, pengental, penjernih, pengikat air, dan pelapis. Penambahan gelatin juga akan menghambat kristalisasi gula dengan cara mengabsorbsi kristal gula ke dalam permukaan kristal yang dibentuk, sehingga membuat penghalang di antara kekuatan tarik kisi-kisi kristal molekul sukrosa dalam larutan sehingga mencegah terbentuknya kristalisasi. Fungsi lain dari gelatin yaitu memperbaiki tekstur, dan kekenyalan permen (Hidayat dan Ikarisztiana, 2004). Gelatin akan membantu mengikat air dalam jumlah besar dan membentuk jaringan yang akan menghambat pergerakan molekul air sehingga dapat menurunkan kecepatan pencairan (Yulistiani dkk., 2001). Jumlah gelatin yang diperlukan untuk menghasilkan gel yang memuaskan berkisar antara 5-12% tergantung dari kekerasan akhir produk yang diinginkan (Anonim, 2006). Menurut Sudaryati dan Mulyani (2003), jumlah gelatin yang optimal pada pembuatan permen jelly jeruk keprok adalah 1/5 bagian dari sukrosa. Sedangkan menurut Hidayat dan Ikarisztiana (2004), jumlah gelatin yang optimum pada pembuatan permen jelly adalah 6%. 4. Gula (Sukrosa) Sukrosa merupakan disakarida yang tersusun dari dua molekul monosakarida, yaitu molekul glukosa dan molekul fruktosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,2 glikosida. Sukrosa mudah larut dalam air dan larutan sukrosa yang dipanaskan akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa (Marthur, 1975). Gula

16 pasir atau sukrosa dihasilkan dari proses penguapan air nira tebu. Gula pasir berbentuk kristal, berwarna putih, dan mempunyai rasa yang sangat manis. Dalam gula pasir terkandung sukrosa sebanyak 97,10% dan gula reduksi sebanyak 1,24%, senyawa organik bukan gula sebanyak 0,70%, sedangkan kadar airnya 0,61% (Thorpe, 1974). Fungsi gula dalam pembuatan permen jelly adalah untuk memberi rasa manis dan kelembutan yang mempunyai daya larut tinggi. Mempunyai kemampuan untuk menurunkan aktivitas air (a w ) dan mengikat air. Gula yang ditambah dalam bahan pangan dengan konsentrasi yang sangat tinggi (minimal 40% padatan terlarut) akan mengakibatkan jumlah air bebas yang ada dalam bahan pangan tersebut menjadi tidak tersedia bagi pertumbuhan mikroorganisme (Buckle dkk., 1987). Daya larut yang tinggi dari gula serta kemampuannya dalam mengurangi keseimbangan kelembaban relatif (ERH) dan mengikat air adalah alasan yang menyebabkan gula sering digunakan dalam bahan pangan. Ketegaran tekstur permen juga dipegaruhi oleh kadar sukrosa dan asiditas bahan yang digunakan. Semakin tinggi kadar sukrosa maka semakin berkurang air yang dapat ditahan oleh struktur bahan pangan tersebut. Selain itu gula juga merupakan salah satu komponen pembentuk gel (Kristiani, 2003). Menurut Desrosier (1988), selama pendidihan larutan sukrosa dengan adanya asam alkana akan terjadi proses hidrolisis yang menghasilkan gula reduksi (dekstrosa dan levulosa). Gula yang layak dikonsumsi harus memiliki beberapa

17 kriteria standar mutu. Menurut Ismoyowati dan Juneri (1999), syarat mutu gula yang telah ditetapkan BULOG dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persyaratan Mutu Gula BULOG No. Kriteria Satuan Persyaratan GKP(SHS) GKM(HS) 1. Keadaan Bau Rasa Normal Normal 2. Warna % b/b Minimal 53 Minimal 53 3. Berat jenis butir g/cm 3 0,8-1,2 0,8-1,2 4. Air % b/b Maks 0,1 Maks 0,1 5. Sakarosa % b/b Min 99,3 Min 99,0 6. Gula pereduksi % b/b Maks 0,1 Maks 0,1 7. Abu % b/b Maks 0,1 Maks 0,1 8. Bahan asing terlarut Mg/kg Maks 5-9. Bahan tambahan makanan (SO 2 ) Maks 50 Maks 70 10 Cemaran logam: Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Raksa (Hg) Seng (Zn) Timah (Sn) Arsen (As) Sumer: (Ismoyowati dan Juneri, 1999). 5. Gula Castor Maks 2,0 Maks 2,0 Maks 0,03 Maks 40,0 Maks 40,0 Maks 0,1 Maks 2,0 Maks 2,0 Maks 0,03 Maks 40,0 Maks 40,0 Maks 0,1 Gula castor merupakan gula sukrosa dari tebu yang berbentuk serbuk. Serbuk kristal gula castor lebih halus dari gula yang biasa tetapi lebih kasar dari serbuk tepung gula. Gula castor berfungsi untuk membuat permen jelly agar tidak lengket satu sama lain, membentuk lapisan luar yang tahan lama, menghasilkan gel yang baik dan berfungsi sebagai pemanis akhir dari permen jelly serta menambah keindahan penampilan fisik permen jelly (Tekno Pangan dan Agroindustri, 2001; Hidayat dan Ikarisztiana, 2004).

18 6. Sirup Glukosa Sirup glukosa merupakan produk olahan dari pati polisakarida lain seperti selulosa dan hidrolisis menggunakan asam kuat atau enzim (Achyadi dkk., 2000). Menurut Winarno (2002), pemecahan pati oleh α-amilase dapat menghidrolisis pati menjadi fraksi-fraksi molekul yang terdiri dari 6-7 unit glukosa. Sirup glukosa digunakan dalam industri makanan dan minuman terutama industri permen, selai, dan pengalengan buah-buahan karena sirup glukosa berfungsi untuk mengatur tingkat dan kecepatan proses kristalisasi sesuai dengan keinginan industri dan untuk meningkatkan viskositas permen jelly sehingga tidak lengket (Hidayat dan Ikarisztiana, 2004 ; Suprianto, 2006). Penggunan sirup glukosa ternyata dapat mencegah kerusakan pada permen karena kandungan fase cair dari permen memiliki konsentrasi bahan kering sebesar 75-76% dari berat permen, kondisi ini tidak dapat diperoleh dengan melarutkan gula ataupun dekstrosa secara sendiri-sendiri tetapi dengan melarutkan gula dan sirup gula, dekstrosa atau sirup maltosa (Hidayat, 2004). Menurut Sudaryati dan Mulyani (2003), penambahan sirup glukosa yang optimal pada pembuatan permen jelly jeruk keprok adalah sebesar ¼ bagian dari sukrosa. Sedangkan menurut Hidayat dan Ikarisztiana (2004), penambahan sirup glukosa yang optimal pada pembuatan permen jelly jeruk adalah dengan perbandingan gula:sirup glukosa:sari buah adalah sebesar 4:1:1.

19 F. Kelainan pada Permen Jelly Kelainan utama yang sering terjadi pada pembuatan permen jelly adalah sebagai berikut: 1. Kristalisasi yang disebabkan karena padatan terlarut yang berlebihan, inversi sukrosa yang tidak cukup atau gula tidak cukup larut. 2. Keras, gel yang kenyal akibat kurangnya gula atau gelatin yang berlebihan. 3. Kurang masak sehingga gel yang terbentuk seperti sirup karena berlebihan gula dalam hubungannya dengan kadar gelatin. 4. Sineresis atau meleleh akibat asam yang berlebihan (Buckle dkk., 1987). G. β-karoten Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan pangan nabati. β-karoten merupakan pro-vitamin A yang terdapat dalam tanaman hijau. Dalam tanaman terdapat berbagai jenis karoten, namun yang lebih banyak ditemui adalah α-, β-, γ- karoten dan mungkin juga ditemui kryptoxantin (Winarno,1997). Bahan makanan mengandung vitamin A dalam bentuk karoten sebagai ester dari vitamin A dan sebagai vitamin A yang bebas. Sayur-sayuran dan buahbuahan yang berwarna hijau dan kuning biasanya banyak mengandung karoten. Ada hubungan langsung antara kehijauan sayuran dengan kadar karoten. Semakin hijau daun tersebut, semakin tinggi kadar karotennya, sedangkan daun-daun yang pucat seperti selada dan kol rendah akan karoten. Wortel, ubi jalar dan waluh juga kaya akan karoten (Winarno, 1997).

20 CH 2 OH Gambar 1. Struktur kimia dari β-karoten (Almatsier, 2003). H. Vitamin C Vitamin C berbentuk kristal putih yang tidak berbau, bersifat asam, dan juga memberikan rasa asam, memiliki titik lebur sebesar 192 0 C. Vitamin C mudah larut dalam air dan sedikit larut dalam gliserol, tetapi tidak dapat larut dalam zat pelarut organik non-polar seperti eter, benzen, kholoform, dan sebagainya (Sediaoetama, 1987). Vitamin C juga dapat diserap oleh alat pencernaan manusia masuk dalam saluran darah dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. Pada umumnya tubuh menahan vitamin C dalam jumlah yang kecil dan kelebihan vitamin C dalam tubuh akan dibuang keluar tubuh melalui urine (Winarno, 1997). Vitamin C mudah sekali rusak dan mudah teroksidasi, proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi (Winarno, 1997). Menurut Sediaoetama (1987), dengan teknik memasak yang baik, kerusakan vitamin C dapat ditekan sehingga dapat dipertahankan kadarnya sekitar 50% dari kadar semula.

21 Gambar 2. Struktur Vitamin C (Poedjiadi,1994) I. Hipotesis 1. Variasi konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap kualitas permen jelly daun pepaya (sifat fisik, kimia, mikrobiologi, dan organoleptik). 2. Konsentrasi permen jelly daun pepaya yang terbaik yaitu dengan perbandingan konsentrasi sukrosa dan sari daun pepaya 80:20.