KATA PENGANTAR PETUNJUK TEKNIS TATACARA PERMOHONAN IZIN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH/BIBIT/ MIKROBIA DARI DAN KE LUAR NEGERI UNTUK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PERMOHONAN IZIN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN UNTUK PENELITIAN

Lampiran 1. Lampiran 3 Peraturan Menteri Pertanian No. 5/ Permentan/OT. 140/1/2007

DESEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JANUARI, 2015

NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

Lampiran dst

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAMPIRAN 19. ANGGARAN BADAN LITBANG PERTANIAN MENURUT UNIT KERJA, TAHUN Lan (Rp. JENIS PENGELUARAN Belanja Pegawai Belanja Barang Modal

Mengikat Mengikat Tak Mengikat Mengikat Tak Mengikat

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN MARET 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015

LAPORAN BULANAN APRIL 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN JULI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015

MEI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN MEI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JUNI 2015

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

JULI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 1017/Kpts/TP.120/12/98 TENTANG

JUNI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN BULANAN JANUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2015

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN BULANAN JUNI 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JULI 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

9 SEPTEMBER 2017 SEPTEMBER

KATA PENGANTAR. Prof. (R.). Dr. Ir. Erizal Jamal, M.Si

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 38/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 Kepala Pusat, Suharyono

KATA PENGANTAR. Prof. (R.). Dr. Ir. Erizal Jamal, M.Si

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373/KMK.04/2004 TENTANG

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 38/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

AGUSTUS 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

Juni 2017 JUNI JULI 2017

Visi dan Misi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015-

Berdasarkan visi dan misi pembangunan pertanian, tujuan

FORMULIR PERMOHONAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK DAN TERNAK POTONG. No KODE NAMA FORMULIR DITANDATANGANI OLEH

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 38/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 357/Kpts/HK.350/5/2002 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN MENTERI PERTANIAN,

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 02.1/Kpts/OT.160/I/2004 TENTANG PEMBENTUKAN TIM REDAKSI SITUS WEB DEPARTEMEN PERTANIAN MENTERI PERTANIAN,

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG

Perkembangan Ekonomi Makro

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Kpts/OT.210/1/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS TEBU. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

5 Mei 2017 MEI JUNI 2017

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS CENGKEH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

DAFTAR PEMASUKAN JENIS TERNAK POTONG

C. KURIKULUM. SEMESTER 2 NO KODE MATA KULIAH WAJIB SKS AT201 Agama Islam AT202 Agama Katholik 1 AT203 Agama Kristen

AGRIBISNIS BAWANG MERAH

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS BAWANG MERAH. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS SAPI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Tahun Anggaran 2016 TRIWULAN III 387,152, ,930, ,310, ,008, ,058,400,000.00

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2010

2017, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pupuk Anorganik Majemuk secara Wajib; Menging

PETUNJUK TEKNIS PELAPORAN PEMBIBITAN AYAM RAS

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 348/Kpts/TP.240/6/2003 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA HORTIKULTURA MENTERI PERTANIAN,

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JERUK. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

MTH Sri Budiastutik, Pengembangan Sistem Insentif Teknologi Industri Produksi Benih dan Bibit. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO

Juli 2017 AGUSTUS 2017

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

Transkripsi:

PDN No 3 PETUNJUK TEKNIS TATACARA PERMOHONAN IZIN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH/BIBIT/ MIKROBIA DARI DAN KE LUAR NEGERI UNTUK PENELITIAN KATA PENGANTAR Dalam rangka peningkatan hasil pertanian yang memiliki kemampuan daya saing tinggi, perlu didukung dengan inovasi teknologi sistim dan ketersediaan benih/bibit/mikrobia bermutu. Benih tersebut tidak semuanya bisa dipenuhi di dalam negeri, sehingga diperlukan impor/pemasukan dari luar negeri baik oleh lembaga non pemerintah (swasta) maupun instansi pemerintah. Semakin meningkatnya permintaan pemasukan dan pengeluaran benih/ bibit/mikrobia dari luar negeri untuk tujuan penelitian, maka Badan Litbang Pertanian diberi kewenangan oleh Menteri Pertanian untuk memberikan izin tersebut sesuai dengan Kepmentan No.1017/Kpts/TP.210//12/1998. Sebagai acuan pemohon dalam pengajuan izin pemasukan dan pengeluaran benih/bibit/mikrobia, maka disusun Petunjuk Teknis Tatacara Permohonan Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Mikrobia Dari dan Ke Luar Negeri Untuk Penelitian. Petunjuk Teknis Tatacara Permohonan Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Mikrobia masih belum sempurna, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan, sehingga akan didapat petunjuk yang lebih sempurna. Jakarta, Desember 2003 Kepala Badan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan 29, Pasar Minggu Jakarta Selatan 2003 Dr. Joko Budianto NIP. 080019365 i

Lampiran : Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian Nomor : HK.300.94.2003 Tanggal : 31 Desember 2003 Tentang : Petunjuk Teknis Tatacara Permohonan Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Mikrobia Dari dan Ke Luar Negeri Untuk Penelitian. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Dalam rangka peningkatan hasil pertanian yang memiliki kemampuan daya saing tinggi, perlu didukung dengan inovasi teknologi sistim dan ketersediaan benih/bibit bermutu. Ketersediaan benih/bibit yang bermutu serta memiliki sifat unggul sampai saat ini masih dirasakan sangat sulit ditemukan. Hal ini disebabkan keragaman dalam kebutuhan benih/bibit yang sangat tinggi dikalangan petani dan pelaku dalam usaha agribisnis. Kondisi ini menunjukkan bahwa petani pada umumnya telah menyadari akan pentingnya benih/bibit yang berkualitas. Sehubungan dengan pentingnya penyediaan benih/bibit yang berkualitas, ada kecenderungan untuk memenuhi permintaan dengan melalui impor benih/bibit. Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka permintaan impor dari tahun ke tahun. Meningkatnya impor benih/bibit dari luar negeri 1 menunjukkan bahwa varietas/kultivar unggul di dalam negeri masih terbatas, atau keunggulan komparatif varietas/kultivar unggul yang dihasilkan dalam negeri masih belum cukup. Dengan semakin meningkatnya permintaan benih impor untuk tujuan penyediaan benih yang berkualitas di dalam negeri serta guna mendorong dan membangkitkan kembali industri perbenihan nasional, maka izin pemasukan benih yang digunakan khususnya sebagai bahan penelitian, Badan Litbang Pertanian diberikan kewenangan oleh Menteri Pertanian untuk memberikan izin pemasukan dan pengeluaran benih/bibit sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian nomor 1017/Kpts/TP.210 /12/1998. Selain benih/bibit dalam sistem agribisnis sering membutuhkan dan menggunakan mikrobia untuk meningkatkan efisiensi sarana produksi, mutu dan hasil pengolahan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diperlukan tata cara permohonan izin pemasukan dan pengeluaran benih/bibit/ mikrobia untuk penelitian, dalam suatu Petunjuk Teknis Tatacara Permohonan Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Mikrobia Dari dan Ke Luar Negeri Untuk Penelitian. B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Petunjuk Teknis Tatacara Permohonan Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Mikrobia Dari dan ke Luar Negeri Untuk Penelitian dimaksudkan sebagai acuan dalam mempermudah pengusulan permohonan 2

pemasukan dan pengeluaran benih/bibit/mikrobia sebagai bahan penelitian. Tujuan penyusunan petunjuk teknis ini antara lain adalah : 1. Membangun mekanisme pemohon dalam pengajuan izin permohonan pemasukan dan pengeluaran benih/ bibit/mikrobia. 2. Mengontrol benih/bibit/mikrobia yang akan masuk dan keluar wilayah Indonesia agar tidak membahayakan pertanian nasional. 3. Menginventarisasi benih/bibit/mikrobia yang digunakan untuk penelitian. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Petunjuk Teknis Tatacara Permohonan Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Mikrobia Dari dan Ke Luar Negeri Untuk Penelitian ini meliputi : 1. Tatacara permohonan izin pemasukan benih/bibit/ mikrobia. 2. Tatacara permohonan izin pengeluaran benih/bibit/ mikrobia. 3. Penolakan/penundaan permohonan izin pemasukan dan pengeluaran benih/bibit /mikrobia. 4. Jumlah benih/bibit/mikrobia yang dapat diizinkan masuk dan keluar wilayah Indonesia. 5. Pengelolaan koleksi plasma nutfah pertanian nasional. 6. Pelaporan, monitoring dan pengawasan pemasukan benih/bibit/mikrobia untuk penelitian. 7. Pemberkasan permohonan. D. Pengertian 1. Izin adalah surat keterangan tertulis yang diberikan oleh Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan kegiatan sebagaimana yang tercantum didalamnya. 2. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang dapat digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. 3. Benih ternak adalah calon bibit ternak yang mempunyai kemampuan dan memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan, seperti mani (semen), sel telur (oocyt), telur tetas dan embrio. 4. Bibit ternak yang selanjutnya disebut bibit adalah ternak muda yang mempunyai kemampuan dan memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan dan atau digunakan untuk menghasilkan ternak produksi. 3 4

5. Mikrobia adalah jasad renik yang antara lain adalah virus, bakteri, protozoa, khamir, jamur dan mikro alga. Pemohon penelitian Badan Litbang Pertanian Pemohon Badan Karantina Pertanian 6. Pemasukan benih atau bibit atau mikrobia untuk penelitian adalah serangkaian kegiatan untuk memasukkan benih tanaman atau bibit ternak atau mikrobia dari luar negeri kedalam wilayah negara Republik Indonesia yang digunakan untuk tujuan penelitian. Keterangan Pemohon : 1. Perorangan 2. Swasta 3. Instansi Pemerintah Tembusan Ketua Badan Benih N asional Tindak lanjut sesuai dengan ketentuan 7. Pengeluaran benih atau bibit atau mikrobia adalah serangkaian kegiatan untuk mengeluarkan benih tanaman atau bibit ternak atau mikrobia dari wilayah negara Republik Indonesia yang digunakan untuk tujuan penelitian. 8. Pemohon adalah perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang mengajukan permohonan izin pemasukan/pengeluaran benih/bibit/mikrobia yang digunakan untuk tujuan penelitian. II. TATACARA PERMOHONAN IZIN PEMASUKAN BENIH/BIBIT/MIKROBIA Tahapan dan alur permohonan izin pemasukan benih/bibit/mikrobia dari luar negeri untuk penelitian digambarkan seperti pada diagram 1. 5 Diagram 1. Ijin Pemasukan Benih/Bibit/Mikrobia 1. Pemohon mengusulkan permintaan tertulis izin pemasukan benih kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan tembusan Ketua Badan Benih Nasional. Format surat permohonan pemasukan benih/bibit/mikrobia seperti pada lampiran 1. 2. Khusus benih untuk keperluan penelitian, pemohon yang tidak mempunyai kemampuan dan kegiatan penelitian wajib menjalin kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian (Puslitbang/UPT) atau lembaga penelitian yang mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian. 3. Apabila persyaratan di atas dipenuhi, Kepala Badan Litbang Pertanian akan mengeluarkan izin pemasukan benih/bibit/mikrobia disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. (lampiran 2) 6

4. Apabila pemohon pemasukan benih/bibit/mikrobia tidak memiliki kemampuan pengelolaan plasma nutfah sesuai dengan komoditas yang dimohonkan, maka pemohon menyampaikan sejumlah minimum kepada unit kerja terkait seperti pada tabel 1, guna memperkaya koleksi plasma nutfah nasional. III. TATACARA PERMOHONAN IZIN PENGELUARAN BENIH/BIBIT/MIKROBIA 1. Pemohon mengusulkan permintaan tertulis izin pengeluaran benih/bibit/mikrobia kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan tembusan Ketua Badan Benih Nasional. Format surat permohonan pengeluaran benih/bibit/mikrobia seperti pada lampiran 3. 2. Apabila persyaratan dipenuhi, Kepala Badan Litbang Pertanian mengeluarkan surat izin pengeluaran benih/bibit/mikrobia kepada pemohon dengan tembusan kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. (lampiran 4) IV. PENOLAKAN/PENUNDAAN PERMOHONAN IZIN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH/BIBIT/MIKROBIA Penolakan/penundaan permohonan izin pemasukan dan pengeluaran benih/bibit/mikrobia akan dikeluarkan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, apabila dalam pemeriksaan berkas permohonan pemasukan dan pengeluaran benih tidak lengkap atau tidak sesuai dengan 7 persyaratan yang diminta. Penyampaian informasi penolakan/penundaan permohonan izin pemasukan seperti pada Lampiran 5. V. JUMLAH BENIH/BIBIT/MIKROBIA Permohonan izin pemasukan dan pengeluaran benih/bibit/mikrobia yang bertujuan untuk kegiatan penelitian hanya diberikan dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan penelitian. Jumlah dan jenis benih/bibit/mikrobia yang diperkenankan masuk/keluar wilayah Indonesia akan ditetapkan lebih lanjut dalam ketetapan Kepala Badan Litbang Pertanian. Apabila besarnya jumlah kebutuhan benih/bibit/mikrobia yang diusulkan oleh pemohon untuk penelitian dianggap terlalu besar, maka Badan Litbang Pertanian akan mempertimbangkan surat permohonan tersebut. VI. PENGELOLA KOLEKSI PLASMA NUTFAH PERTANIAN Sesuai dengan tugas, fungsi dan mandat komoditasnya, maka Balai Penelitian lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di bawah ini ditunjuk sebagai pengelola koleksi plasma nutfah dibidang penelitian pertanian. 8

Tabel 1. UPT Badan Litbang Pertanian Pengelola Plasma Nutfah Pertanian. No. Unit Kerja Koleksi Plasma Nutfah A. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan 1. Balai Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9, Sukamandi-Subang 41256 2. Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274, Kotak Pos 173, Maros 90514 Makasar/Ujung Pandang 3. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Jl. Raya Kendal Payak Kotak Pos 66, Malang 65101 Jawa Timur B. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 1. Balai Penelitian Tanaman Hias Jl. Raya Ciherang, Segunung Pacet, Cianjur 43252 2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang, Kotak Pos 8413 Bandung 40391 3. Balai Penelitian Tanaman Buah Jl. Raya Solok Aripan Km. 8 PO BOX No. 5 Solok 27301 Sumatera Barat 4. Loka Penelitian Tanaman Jeruk & Hortikultura Subtropik Jl. Raya Tlekung, Junrejo, Batu, Kotak Pos 22 Batu 65301 Jawa Timur Tanaman Padi Tanaman Jagung dan Serealia Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Tanaman Hias Tanaman Sayuran Tanaman Buah Tanaman Jeruk C. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 1. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jl. Tentara Pelajar No. 3A, Cimanggu Bogor 16111 2. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Jl. Raya Karangploso Kotak Pos 199 Malang 65152 Jawa Timur 3. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Mapanget Kotak Pos 1004 Manado 95001 Sulawesi Utara 4. Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan Jl. Raya Parung Kuda Sukabumi Km. 2 Sukabumi 43357 D. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 1. Balai Penelitian Ternak Jl. Raya Tapos Ciawi Po Box 221 Bogor 16002 2. Balai Penelitian Veteriner Jl. RE. Martadinata No. 30, Kotak Pos 151 Bogor 16114 E. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat 1. Balai Penelitian Tanah Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123 F. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) Tanaman Rempah dan Obat Tanaman Tembakau dan Serat Tanaman Kelapa dan Palma Lain Tanaman Kelapa Bibit Ternak Agensia dan Mikrobia Patologi dan Vaksin Mikrobia Tanah 9 10

1. Pusat Penelitian Karet Po. Box 1415 Medan 20001 Sumatera Barat 2. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjen Katamso No. 51 Medan 20158 3. Pusat Penelitian Teh dan Kina Kotak Pos 1013, Gambung 40010 Bandung 4. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jl. PB. Sudirman No. 90 Jember 68118 Jember - Jawa Timur 5. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Jl. Pahlawan No. 25 Pasuruan 67126 Jawa Timur VII. Tanaman Karet Tanaman Kelapa Sawit Tanaman Teh dan Kina Tanaman Kopi dan Kakao Tanaman Tebu PELAPORAN, MONITORING DAN PENGAWASAN 1. Pemohon harus memberikan laporan pelaksanaan pemasukan/pengeluaran benih/bibit/mikrobia tanaman untuk penelitian kepada Kepala Badan Litbang Pertanian paling lambat 7 (tujuh) hari setelah benih/bibit/mikrobia dikeluarkan/diterima sebagai bahan dokumentasi dan monitoring serta evaluasi atau untuk keperluan lain seperti Lampiran 6. 2. Badan Litbang Pertanian atau unit kerja atau UPT yang ditunjuk, dapat melakukan monitoring dan pengawasan pemasukan dan pengeluaran benih/bibit/mikrobia ke dan dari wilayah Indonesia. 3. Monitoring dan pengawasan dilakukan untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan saran tindak 11 lanjut kebenaran pemasukan benih/bibit/mikrobia serta kegiatan pasca pemasukannya dan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak merugikan dari benih/bibit/mikrobia yang dimasukkan ke wilayah Indonesia. IX. PEMBERKASAN PERMOHONAN Permohonan izin perlu dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut: 1. Surat permohonan untuk izin pemasukan benih seperti format lampiran 1, atau untuk pengeluaran benih seperti format lampiran 3. 2. Proposal penelitian (salinan / foto copy) 3. Kerjasama penelitian atau MoU Memorandum of Understanding dengan lembaga penelitian (salinan / foto copy) untuk pemohon yang tidak memiliki kemampuan penelitian. X. PENUTUP 1. Semua ketentuan yang berlaku dan terkait pada Keputusan Menteri Pertanian nomor 1017 /Kpts/OT.120 /12/1998 tentang Izin Produksi Benih Bina, Izin Pemasukan Benih dan Pengeluaran Benih Bina, masih tetap berlaku. 2. Hal-hal yang belum tercakup dalam petunjuk teknis ini akan diatur kemudian. 12