REGISTER JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL FLAMBOYAN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DAN PEMBELI DI PASAR PEMANGKAT KABUPATEN SAMBAS

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

ETNOGRAFI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah: 1) rancangan atau buram surat, dsb; 2) ide atau pengertian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tindak Tutur Komisif di Pasar Tradisional Pasir Gintung Tanjungkarang dan Implikasinya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Peristiwa Tutur Peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

TINDAK TUTUR PEMBELI DENGAN PENJUAL SAYURAN DI PASAR SRENGAT KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REGISTER KEAGAMAAN DI LINGKUNGAN DAARUT TAUHIID BANDUNG

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Peristiwa tutur adalah sebuah aktivitas berlangsungnya interaksi linguistik

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Proceeding IICLLTLC

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA SKRIPSI

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

TINDAK TUTUR TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR TRADISIONAL CENTRAL KOTABUMI DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF DALAM DIALOG FILM PUNK IN LOVE KARYA ODY C HARAHAP NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

Ragam Bahasa Jawa dalam Komunitas Pecinta Musik Reggae di Alun-alun Kebumen

Transkripsi:

REGISTER JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL FLAMBOYAN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) Dita Alfianata, Ahadi Sulissusiawan, Amriani Amir Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Untan Email : dita.alfianata@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peristiwa tutur, pemakai bahasa dan pemakaian bahasa penjual dan pembeli di pasar tradisional flamboyan Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel penelitian adalah penjual ikan, sayur, sembako, daging ayam dan daging sapi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya peristiwa tutur di pasar tradisional flamboyan. Variasi bahasa berdasarkan pemakai ialah adanya percampuran bahasa indonesia, melayu, madura dan cina. Variasi berdasarkan pemakaian bahasa ialah adanya aktifitas jual beli di pasar tradisional flamboyan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli berupa bahasa lisan. Kata Kunci: Register, Pasar Tradisional Flamboyan, Sosiolinguistik. Abstrac: This research was aimed to know the speech aet, users and the usage of indonesia language in Flamboyan, the traditional market on jalan Gajah Mada Pontianak west Kalimantan it was descriptive reseach methwal. The samples taken wer the sellers of fish, vegetables, staple foods, chicken and beef. The result of data awadysi s therwed that speech act has occured in flamboyan traditional market. The variety of language produced by the specdeers was mixiure of indonesia language. It was intheneed by the aculturation of malayan, maduranese and chinese ethnies. The varieties of language produced was commeenicated in business activities in flamboyan traditional market. The speakers of the buyers/consumers. Keywords: Register, Flamboyan Traditional market, Socialinguistic B ahasa merupakan alat bagi manusia untuk menjalankan Sosiolinguistik merupakan duadisiplin ilmu yakni sosio (logi) dan linguistik. Fishman (dalam Paul Oholwutun, 1970: 8) Sosiolinguistik adalah ilmu yang meneliti interaksi interaksi antara dua aspek tingkah laku manusia. Sosiolinguistik berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi. Sosiolinguistik mempunyai kegunaan bagi kehidupan praktis karena bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia mempunyai aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa. Chaer dan Leoni Agustina, (2004: 61) mengemukakan variasi atau ragam bahasa merupakan bahasa pokok dalam studi sosiolinguistik, sedangkan variasi itu adanya bentuk yang lebih dari satu. Sumarsono dan Paina Partana, (2002: 31) menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi 1

bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variasi atau ragam bahasa merupakan bagian dari kajian sosiolinguistik sebagai perwujudan interaksi masyarakat bahasa yang pemakaiannya disesuaikan berdasarkan fungsi, situasi dan perasaan sosial pemakaian bahasa itu sendiri. Bahasa dapat dipandang secara diakronis dan sinkronis. Suharsono, (2003: 5-7) menyatakan bahwa faktor-faktor yang bersifat sosial, misalnya yang berhubungan dengan diferensiasi kerja, tujuan interaksi, dan hubungan peranan di antara penjual dan pembeli, mempengaruhi pola interaksi jual beli, yang pada akhirnya mempengaruhi pula wujud dan bentuk tuturan. Mengenai Menurut (Abdul Chaer dan Leonia Agustina, 2003: 47) Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tepat, dan situasi tertentu. Interaksi yang berlangsung antara penjual seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya merupakan peristiwa tutur. Chaer dan Leonie Agustina, (2004: 17) menyebutkan komunikasi dalam tawar menawar adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol, tanda, atau tingkah laku yang umum. Pengertian komunikasi itu paling tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara komunikasi yang dilakukan oleh seseorang. Secara formal, Putu Wijana dan Rohmadi (2009:28) menjelaskan bahwa kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat deklaratif, interogatif dan imperatif. Dilihat dari sudut pandang konvensional, kalimat deklaratif berfungsi memberikan informasi, kalimat interogatif untuk menanyakan sesuatu dalam kalimat imperatif berguna untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan atau permohonan. Ketika semua jenis kalimat atau ujaran tersebut menjalankan fungsi sebagaimana fungsinya secara konvensional, maka itu disebut dengan tindak tutur langsung. Register dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya. Dengan kata lain, register adalah bahasa yang digunakan saat ini, tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register merupakan bentuk makna yang khususnya dihubungkan dengan konteks sosial tertentu, dijelaskan dengan istilah medan, pelibat, dan saran (Halliday dan Hasan, 1992: 53). Dengan demikian, penulis sangat tertarik dengan interaksi yang terjadi di Pasar Tradisional Flamboyan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahasa yang digunakan dalam berinteraksi. Tidak hanya peristiwa tutur saja, peneliti juga ingin mengetahui register yang ada di pasar tersebut, berkenaan dengan digunakan untuk kegiatan apa. Berlatar belakang hal tersebut, penulis melaksanakan penelitian dengan judul Register Jual Beli di Pasar Tradisional Flamboyan (Kajian Sosiolinguistik). Alasan peneliti memilih pasar tradisional sebagai tempat penelitian karena 2

pasar Flamboyan merupakan sentral jual beli masyarakat kota pontianak. Pasar Tradisional Flamboyan terletak di kawasan jalan Gajahmada, kecamatan Pontianak Selatan. Pasar Flamboyan selain merupakan pusat jual beli tradisional di Pontianak Kalimantan Barat, pasar ini juga memiliki keunggulan dibandingkan pasar lain. Keunggulan pasar ini antara lain terletak di pusat Kota Pontianak Gajah Mada. Pasar flamboyan ini luas, bersih serta tertata rapi, karena disediakannya kios-kios penjualan sehingga memudahkan pembeli mencari barang yang diinginkan. Selain itu keunggulan lain pasar tradisional flamboyan ini dibandingkan dengan pasar modern, seperti swalayan yaitu di pasar tradisional ini dapat terjadi proses tawar menawar sedangakan di pasar swalayan tidak ada proses tawar menawar, harga sepenuhnya ditentukan oeh penjual. Hal lain yang juga bisa ditemui di pasar Flamboyan ini ialah adanya daftar harga barang di depan pintu masuk pasar. Pedagang di pasar ini terdiri dari pedagang los yakni pedagang basah pedagang sembako, pedagang rempah, bahan makanan kering, buah, ayam potong, pedagang daging sapi, pedangang eceran, dan pedagang sayur-mayur. Dalam melakukan aktivitas jual beli, pasar senantiasa akan melakukan bentuk interaksi sosial. Bentuk interaksi sosial membutuhkan bahasa sebagai sarananya, untuk itu setiap bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret pada saat melakukan aktivitas jual beli tersebut sering diistilahkan dengan bentuk pemakaian bahasa. Bahasa yang digunakan dalam jual beli di pasar adalah bahasa yang khas dan banyak perbedaannya dengan bentuk tuturan pada bidang lain. Interaksi yang terjadi dalam jual beli di pasar tidak semua orang dapat mengetahui. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa memiliki karakteristik tersendiri disebabkan oleh fungsi bahasa sebagai alat interaksi. METODE Metode yang digunakan adalah deskriptif karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan, memaparkan atau menggambarkan tuturan penjual dan pembeli. Moleong (2010:11) Metode penelitian deskriptif merupakan bentuk penelitian yang berusaha menggambarkan atau memaparkan secara rinci suatu masalah berdasarkan fakta. Populasi penelitian ini ialah semua penjual dan pembeli di pasar tradisional flamboyan. Sampel penelitian ialah penjual daging, penjual ayam, penjual sayur-sayuran, penjual ikan dan penjual sembako. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik deskriptif, yaitu mengumpulkan data rekaman yang telah direkam dan dicatat, mentranskripsikan data rekaman ke dalam tulisan, data yang dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan masalah, data yang telah dikelompokkan kemudian dianalisis dan hasil analisis data disimpulkan. Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik rekam. Teknik ini digunakan untuk merekam semua ujaran dari informan. Alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri sebagai pengamat dan pendengar. 3

Hasil analisis peristiwa tutur, pemakai bahasa dan pemakaian bahasa di pasar tradisional flamboyan. HASIL DAN PEMBASAN Penelitian ini dilaksanakan di pasar tradisional flamboyan, Pontianak. Melalui teknik sampel yang digunakan, maka sampel yang digunakan ialah penjual daging sapi, penjual ayam, penjual sayur-sayuran, penjual ikan dan penjual sembako. Pada tiap sampel kios penjualan dilakukan perekaman tuturan antara penjual dan pembeli. Analisis data membahas register antara penjual dan calon pembeli. Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan peristiwa tutur, pemakai bahasa, dan pemakaian bahasa. Peristiwa tutur Tempat Topik : Pasar Tradisional Flamboyan di kios penjualan daging sapi : Jual beli daging sapi : Ape die : Berape daging sapi ni, Bang? : Satos sepoloh ebuh : Kurang lah : Berape kilo? : Setengah jak, Bang : Lemak poloh, daging ni yang becek : Iye lah : Terimakasih Analisis Analisis percakapan di atas merupakan wujud dari peristiwa tutur karena adanya interaksi linguistik dalam ujarannya. Menurut Dell Hymes (dalam Abdul Chaer dan Leonia Gustina 1972: 48) adanya peristiwa tutur apabila memiliki delapan komponen yaitu SPEAKING S: Setting dan scene (berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan) tempat dalam tuturan di atas adalah di pasar tradisional flamboyan di kios penjualan daging sapi, pukul 10.00, situasi psikologis pada tuturan jual beli di atas ialah transaksi jual beli di lakukan dalam situasi pasar yang ramai, maka penjual dan pembeli berbicara secara keras. P: Participants (pihak-pihak yang terlibat dalam penuturan, bisa pembicara dan pendengar, penyapa dan yang disapa, atau pengirim atau penerima pesan) pihak yang terlibat dalam penuturan yaitu penjual dan pembeli. berperan sebagai pendengar atau pembicara, sebaliknya calon pembeli juga dapat berperan sebagai pendengar atau pembicara. sebagai pendengar terlihat pada tuturan ketika penjual menjawab pertanyaan calon pembeli berape daging sapi ni, Bang? penjual menjawab 4

Satos sepoloh ebuh, penjual mendengarkan pertanyaan calon pembeli. sebagai pembicara terlihat pada tuturan Satos sepoloh ebuh tuturan tersebut menggambarkan penjual sebagai pembicara atau penjual yang memberitahukan harga daging sapi. E: Ends (merujuk pada maksud dan tujuan penuturan) Peristiwa yang terjadi di kios penjualan daging sapi di atas bermaksud untuk bertransaksi jual beli daging sapi. Si penjual ingin menjual daging sapi seharga seratus sepuluh ribu rupiah, Calon pembeli ingin membeli daging sapi sebanyak setengah kilogram dan calon pembeli menawar harga daging sapi sehingga harga pun disepakati. A: Act squences (mengacu pada bentuk tujuan dan isi ujaran) Bentuk ujaran pada percakapan di atas adalah jual beli, kata-kata yang mewakili isi ujaran berupa jual beli ialah : Berape daging sapi ni, Bang? dan penjual menjawab Satos sepoloh ebuh, kemudian terdapat tawar menawar pada tuturan pembeli: kurang lah. K: key (mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana atau pesan yang disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat dan sebagainya) nada yang digunakan pada percakapan di atas cenderung nada santai dan akrab. Cara yang digunakan penjual untuk menarik pelanggan ialah dengan menyapa calon pembeli yang singgah ke kios nya dengan tuturan ape die? maksud dari tuturan tersebut ialah penjual bertanya kepada calon pembeli apa yang ingin dibeli oleh calon pembeli, kemudian calon pembeli bertanya harga daging sapi, tuturan berlanjut pada tawar menawar antara penjual dan pembeli dan kemudian penjual tetap mempertahankan harga dan memberitahukan bahwa daging nya berkualitas bagus dan jual beli pun disepakati.yang menghampiri kios dagangannya kemudian merespon pertanyaan calon pembeli dan meyakinkan calon pembeli bahwa daging sapi nya berkualitas bagus. Calon pembeli juga terlihat menggunakan gerak tubuh dengan memegang daging sapi : Berape daging sapi ni, Bang? pada percakapan di atas nada penjual dan pembeli menggunakan nada pelan dan santai, cara penjual dan pembeli dalam berkomunikasi ialah pertama penjual. Jadi bentuk dari komunikasi antara penjual dan pembeli ialah sapaan, tawar menawar harga barang dan harga disepakati. I: Instrumentalities (mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tulisan, melalui telegraf atau telepon) pada tuturan di atas jaur bahasa yang digunakan adalah jalur lisan, dialek yang digunakan pada percakapan di atas ialah dialek madura. N: Norm of interaction and interpretation (mengacu pada norma atau tuturan dalam berinteraksi) Pada tuturan di atas cara yang dilakukan pembeli ialah dengan bertanya, : Berape daging sapi ni, Bang?, : Berape kilo?, Bentuk penafsiran terlihat pada tuturan : Satos sepoloh ebuh dan pembeli merespon dengan mengatakan kurang lah. G: Genres (mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa dan sebagainya) padaa percakapan diatas mengacu pada bentuk dialog. Analisis pemakai bahasa pada tuturan jual jual beli di atas dilihat dari penjual dan pembeli sebagai penutur. dan pembeli pada tuturan diatas menggunakan dialek bahasa melayu pontianak. Dialek bahasa melayu pontianak dapat dilihat dari 5

huruf r dalam dialek yang diucapkan seperti R sengau kemudian terdapat tambahan partikel bah sebagai penegas kata yang diucapkan sebelumnya. Pada percakapan di atas: Bahasa yang digunakan pada percakapan di sebabkan oleh asal usul geografis dan sosial daerah. Pada tuturan di atas penjual dan pembeli menggunakan dialek bahasa madura, dialek tersebut digunakan karena latar belakang sosial masyarakat tersebut ialah madura. Tuturan yang menggambarkan adanya logat bahasa madura ialah : Satos sepoloh ebuh, : Lemak poloh, daging ni yang becek tuturan tersebut di tuturkan oleh penjual di kios penjualan daging sapi, satos sepoloh ebuh artinya harga sejumlah seratus sepuluh ribu, dan Lemak poloh artinya harga sejumlah lima puluh ribu rupiah. Analisis pemakaian bahasa atau register pada percakapan di atas menggunakan teori Halliday (1992) yaitu membagi variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya, analisis pemakaian bahasa ini mengacu pada konsep semantik sebagai susunan makna yang dihubungkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu dari (Field), pelibat (tenor), sarana (mode). Susunan tersebut memiliki penanda secara khusus yang menyatakan makna-makna tersebut. Situasinya Medan Pelibat Sarana : Pada tuturan di atas tidak tergambar bahwa calon pembeli sebelumnya pernah bertransaksi di kios tersebut dengan tidak adanya kejadian lampau yang terulang terjadi. : dan calon pembeli berinteraksi: pembeli menginginkan daging sapi sebanyak setengah, (1) menyatakan maksudnya; (2) merespon permintaan pembeli dengan mengatakan bahwa harga daging sapi seratus sepuluh ribu rupiah. : Lisan dan dialogue secara bergantian tidak terdapat proses dan benda dalam situasi tersebut. Pada percakapan di atas tidak terdapat ciri semantik yang ditimbulkan yakni memegang benda diungkapkan dengan jelas dalam bahasa melalui macam-macam proses yang sedang dibicarakan. Kedua ditemukan struktur gramatis tertentu yang berkaitan dengan macam-macam proses yang melibatkan dua pelaku yakni penjual dan pembeli. Ketiga nama-nama benda yang terlibat dalam konteks situasi. Benda tersebut misalnya barang-barang seperti gula pasir dan beras jenis pandan wanagi. Keempat tidak terdapat kejadian lampau yang dituturkan oleh penjual maupun pembeli. Akhirnya calon pembeli membeli daging sapi sebanyak setengah kilogram. Pelibat wacana yaitu hubungan pribadi yang terlibat, Pertama interaksi antara penjual dan calon pembeli secara langsung diungkapkan melalui pemilihan persona dalam tatabahasa, dalam interaksi di atas terlihat adanya hubungan pribadi dengan adanya sapaan yang digunakan antara penjual dan pembeli. memulai percakapan dengan menyapa calon pembeli yang 6

mendatangi kiosnya dengan sapaan ape die?. Kedua pembeli menentukan tindakan diungkapkan lewat pemilihan modus dengan sebuah pertanyaan kepada penjual. Unsur sarana terlihat pada bukti bahwa ini adalah dialog tercermin dengan jelas dalam bentuk elips, rentetan tanya jawab, seperti cari apa buk?, minyak goreng. Ketiga yakni ketersambungan monolog yakni kata ganti yang mengacu ke belakang, pada percakapan di atas tidak terlihat ketersambungan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 19 Maret 2014. Data yang didapat dianalisis berdasarkan pemakai dan pemakaian bahasa. Analisis pemakai bahasa dikaji berdasarkan dialek yang digunakan penjual dan pembeli. Sedangkan pemakaian bahasa di kaji berdasarkan medan, pelibat, dan wacana. Tempat : Pasar Tradisional Flamboyan di kios penjualan daging sapi Topik : Jual beli daging sapi Penutur : (laki-laki) dan calon pembeli (perempuan) Hari/pukul : Minggu 19 Maret 2014 /10.30 WIB : O, Pak : Iye : Daging berape pak sekilo? : Seratus lima belas buk, mau berape kilo : Setengah jak lah : Setengah, lima puluh mau? : iye Analisis Analisis percakapan peristiwa tutur di atas memenuhi delapan komponen membentuk SPEAKING yaitu S: Setting dan scene (berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan) Percakapan di atas terjadi pukul 10.00 di kios penjualan daging sapi, situasi pada percakapan di ataas ialah santai. P: Participants (pihak-pihak yang terlibat dalam penuturan, bisa pembicara dan pendengar, penyapa dan yang disapa, atau pengirim atau penerima pesan) dan pembeli pada percakapan di atas berganti ganti peran sebagai pendengar atau pembicara, sebagai pendengar terlihat pada tuturan penjual yang merespon si pembicara yaitu calon pembeli tentang harga daging sapi : Daging sapi berape pak sekilo?, : Seratus lima belas ribu buk, mau berape kilo? E: Ends (merujuk pada maksud dan tujuan penuturan) Tujuan percakapan antara penjual dan pembeli ialah untuk jual beli daging sapi. ingin membeli daging sapi sebanyak setengah kilogram dan penjual menjual daging sapi seharga seratus lima belas ribu rupiah. Harga 7

disepakati ketika penjual menurunkan harga daging sapi menjadi sebesar lima puluh ribu rupiah sebanyak setengah kilogram tanpa calon pembeli melakukan penawaran harga. A: Act squences (mengacu pada bentuk tujuan dan isi ujaran) Percakapan di atas merupakan bentuk dari jual beli yang terlihat pada tuturan : Daging berape sekilo, Pak? dan penjual merespon : seratus lima belas buk, mau berape kilo? K: key (mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana atau pesan yang disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat dan sebagainya) pada percakapan di atas nada penjual dan pembeli menggunakan nada santai. I: Instrumentalities (mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tulisan, melalui telegraf atau telepon) Jalur bahasa yang digunakan adalah jalur lisan, kode ujaran yang digunakan ialah dialek melayu. N: Norm of interaction and interpretation (mengacu pada norma atau tuturan dalam berinteraksi) pada tuturan di atas penjual bertanya harga daging sapi Dging berape sekilo?, dan penjual merespon dengan menjawab seratus lima belas buk, mau berape kilo?. G: Genres (mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa dan sebagainya) bentuk penyampaian pada percakapan di atas ialah dialog. Percakapan di atas merupakan wujud peristiwa tutur antara penjual dan pembeli. Alasan pertama percakapan di atas merupakan sebuah peristiwa tutur adalah karena adanya bahasa yang digunakan dalam interaksi sebagai bentuk ujaran. Kedua, percakapan terjadi pada waktu dan tempat tertentu yaitu di pasar flamboyan di kios penjualan daging sapi, pukul 10.00 pagi. Ketiga, adanya pelibat yaitu penjual dan pembeli yang jumlahnya relatif, akan tetapi pada percakapan di atas hanya terdapat dua orang pelibat yaitu penjual dan pembeli. Bentuk percakapan pada jual beli diatast nonformal. Topik pembicaraan antara penjual dan pembeli adalah jual beli daging sapi. Dalam komunikasi tersebut tampak interaksi tawar menawar. Harga langsung ditentukan oleh penjual dengan potongan dari harga awal. Daging sapi semula seharga seratus lima belas, kemudian pembeli membeli setengah kilogram daging sebesar lima puluh ribu rupiah. Harga jual beli disepakati dari harga udang tiga puluh dua, empat puluh dua, empat puluh lima dan enam puluh lima. menawar harga tiga puluh ribu dari jenis udang yang harga nya tiga puluh dua ribu. menyetujui harga karena terhitung penawaran nya sebesar dua ribu rupiah. Analisis pemakai bahasa pada tuturan jual jual beli di atas dilihat dari penjual dan pembeli sebagai penutur. dan pembeli pada tuturan diatas menggunakan dialek bahasa melayu pontianak. Dialek bahasa melayu pontianak dapat dilihat dari huruf r dalam dialek yang diucapkan seperti R sengau kemudian terdapat tambahan partikel bah sebagai penegas kata yang diucapkan sebelumnya. Pada percakapan di atas: : O, Pak Pak merupakan sapaan untuk laki-laki yang terlihat lebih tua : Iye 8

iya ungkapan menyetujui : Daging berape pak sekilo? berape menanyakan harga barang : Seratus lima belas buk, mau berape kilo buk merupakan sapaan untuk perempuan yang lebih tua : Setengah jak lah setengah jumlah setengah kilogram jak lah saja : Setengah, lima puluh mau? : iye iya ungkapan menyetujui Dari percakapan di atas terdapat beberapa dialek melayu pontianak yaitu pada kata pak, (kata ganti orang) iye, (huruf e) berape, (huruf e) jak, (tambahan partikel jak). Analisis variasi bahasa berdasarkan penggunaannya merupakan kajian mengenai bahasa itu digunakan untuk apa. Pada percakapan jual beli di atas menggunakan ragam santai pada bidang jual beli. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi jual beli. Analisis pemakaian bahasa berdasarkan situasinya dibagi menjadi tiga yaitu Medan, pelibat dan wacana. Situasinya Medan Pelibat Sarana : Pada tuturan di atas tidak tergambar bahwa calon pembeli sebelumnya pernah bertransaksi di kios tersebut dengan tidak adanya kejadian lampau yang terulang terjadi. : dan calon pembeli berinteraksi: pembeli menginginkan daging sapi sebanyak satu kilogram, (1) menyatakan maksudnya; (2) merespon dengan mengatakan harga daging sapi seratus lima belas ribu rupiah. : Lisan dan dialogue secara bergantian terdapat proses dan benda dalam situasi tersebut. Ciri semantik tidak terlihat pada percakapan jual beli di atas karena tidak adanya kegiatan memegang benda diungkapkan dengan jelas dalam bahasa melalui macam-macam proses yang sedang dibicarakan. Kedua ditemukan struktur gramatis tertentu yang berkaitan dengan macam-macam proses yang melibatkan dua pelaku yakni penjual dan pembeli. Proses yang pertama pembeli menyapa penjual kemudian bertanya harga daging sapi. Proses kedua penjual menjawab harga daging dan pembeli merespon serta melakukan penawaran. Benda yang terdapat di kios memiliki nama-nama seperti daging sapi. Keempat tidak terdapat kejadian lampau yang dituturkan oleh penjual maupun pembeli. Akhirnya calon pembeli membeli daging sapi sebanyak setengah kilogram. 9

Pelibat wacana yaitu hubungan pribadi yang terlibat, Pertama interaksi antara penjual dan calon pembeli secara langsung diungkapkan melalui pemilihan persona dalam tatabahasa, dalam percakapan di atas terlihat adanya penjual dan pembeli dalam interaksi di atas terlihat adanya hubungan pribadi dengan adanya sapaan yang digunakan antara penjual dan pembeli. memulai percakapan dengan menyapa calon pembeli yang mendatangi kiosnya dengan sapaan ape die?. Kedua pembeli menentukan tindakan diungkapkan lewat pemilihan modus dengan sebuah pertanyaan kepada penjual. Unsur sarana terlihat pada bukti bahwa percakapan di atas berbentuk dialog terlihat dengan adanya tanya jawab antara penjual dan pembeli. Ketiga yakni ketersambungan monolog yakni kata ganti yang mengacu ke belakang, pada percakapan di atas tidak terlihat ketersambungan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa unsur bahasa yang terdapat di lingkungan pasar tradisional flamboyan berbentuk kalimat disertai penanda konteksnya. Unsur bahasa yang terdapat di lingkungan pasar berdasarkan hasil penelitian adalah adanya percampuran pemakaian bahasa yaitu bahasa indonesia dan bahasa melayu. Penggunaan bahasa melayu biasanya oleh penutur di pasar flamboyan ketika sedang melakukan kegiatan transaksi jual beli. Berdasarkan konteks situasi tempat bahasa yang digunakan, diperoleh hasil penggunaan unsur bahasa di lingkungan pasar tradisional flamboyan. Saran Berdasakan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahankelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Peneliti mengharapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian bahasa daerah khususnya penelitian bahasa di kalimantan barat, agar dapat meneruskan penelitian terhadap variasi bahasa yaitu register jual beli di pasar tradisional flamboyan dalam segala aspek kebahasaan pada masa yang akan datang, (2) peneliti mengharapkan pada peneliti selanjutnya agar dapat memanfaatkan penelitian register jual beli di pasar tradisional falamboyan ini sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut pada aspek kebahasaan yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie agustina. 2010. Sosiolinguistik perkenalan awal. Jakarta: Rineka Cipta. 10

M.A.K Halliday dan Ruqaiyya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wijaya, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian, Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. 11