BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

Materi. Siswa Mampu :

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. fitur yang sangat kompleks. GX Developer merupakan software buatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

Materi 1. Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Bubut CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan tata nama sumbu koordinat

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

BAB III LANDASAN TEORI. mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Lembar PernyataanKeaslian...

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT

Praktikum 2 Pengenalan Simbol Ladder Diagram. A. Tujuan : 1. Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan berbagai simbol dalam Ladder Diagram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

PLC UNTUK PENGENDALI LIFT

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

GOLDENSUN TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN

BAB 7. PLC = Programmable Logic Controller

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

MODUL CNC- 5. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC

Modul Training PLC untuk Semua

Yudha Bhara P

BAB IV PENGUJIAN ALAT

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

1c. Pengujian ladder diagram memasukkan plat. 1a. Pengujian ladder diagram manual dan otomatis sistem parkir

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III LANDASAN TEORI Penjelasan Umum Tentang Mesin Vertical Boring. yang disebut boring bar. Dalam boring, boring bar

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM.

MODUL BUBUT CNC. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Dasar - Dasar Pemrograman PLC (Bagian 3) Lanjutan dari Bagian 2. B. Example Problem Lighting Control

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. suatu arah perubahan yang lebih baik dan memudahkan dalam manusia

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Teknik Pemrograman PLC

MATERI PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

CNC PCB DRILLING. Manual Book SMK NEGERI 7 (STM PEMBANGUNAN) SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MEKATRONIKA

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

Materi 7: Introduction to PLC Programming Language

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

ABSTRAK. Modular Production System (MPS) merupakan rangkaian simulasi. beberapa mesin produksi, salah satu bagiannya adalah Processing Station

Setelah Selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat membuktikan fungsi-fungsi khusus dalam pemrograman Programmable Logic Controller (PLC)

SISTEM PENYELEKSI DAN PENGELOMPOKAN PRODUK BERDASARKAN WARNA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY. PLC Praktek TOOLBARS CX-PROGRAMMER 4x50 menit

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang silindris dan digunakan untuk proses pembubutan dengan posisi benda kerja vertikal. Mesin Vertical Boring ini menggunakan PLC sebagai pengendali sistem kerja dari mesin Vertical Boring. Gambar 4.1 berikut adalah mesin Vertical Boring yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Gambar 4.1 Mesin Vertical Boring pada pabrik PT. Boma Bisma Indra 4.2 Sistem Kontrol Mesin Vertical Boring Setiap mesin yang mengggunakan PLC membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya dengan PLC pada mesin vertical boring memiliki kebutuhan kontrol yang sesuai dengan fungsi mesin vertical boring. Gambar 4.2 berikut adalah sketsa yang menggambarkan komponen dari sistem kerja vertical boring. 44

45 Input Numerik Input Manual Modul PLC Siemens S7-200 Housting Vertical Slide Vertical Tool Post Work Piece Rail Head Cross Rail Cross Slide Side Tool Head Rotating Table Bed Gambar 4.2 Sistem Kerja Vertical Boring

46 Dari Gambar 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa vertical boring mendapat input dari input manual atau input numerik. Perbedaan antara input manual dan input numerik yaitu input manual dioperasikan sepenuhnya oleh operator. Operator mengoperasikan vertical boring pertahap. Sedangkan input numerik dioperasikan oleh operator yang bertugas menginputkan nilai axis X dan Y sesuai dengan hasil yang diinginkan. Kemudian data Input manual atau Input numerik masuk ke PLC S7-200. Setelah itu data tersebut diolah dan dioutputkan oleh PLC S7-200 yang terhubung oleh vertical boring. Sehingga vertical boring bekerja sesuai dengan input yang diinginkan. 4.3 Alat Pendukung Sistem Kerja Vertical Boring 4.3.1 CNC Controller (bawah) CNC Controller adalah bagian dari sistem kerja mesin vertical boring. Alat ini digunakan untuk kontrol manual dalam mengatur posisi bor sebelum mesin vertical boring bekerja oleh operator. Alat ini juga sebagai kontrol dimulai, menunda atau menghentikan kerja mesin vertical boring secara manual. Pada CNC Controller ini dilengkapi beberapa tombol yang digunakan untuk kontrol mesin vertical boring. Tombol-tombol tersebut antara lain tombol power, reset, emergency, pengaturan posisi bor, pemberian air atau pelumas jika dibutuhkan dan tombol-tombol fungsi untuk mengatur posisi meja kerja yang salah satunya fungsi-fungsi tombol untuk mengatur kecepatan atau rpm meja kerja. Gambar 4.3 berikut merupakan CNC Controller pada pabrik PT Boma Bisma Indra pada bagian bawah mesin vertical boring.

47 Gambar 4.3 CNC Controller pada pabrik PT Boma Bisma Indra(bawah) 4.3.2 CNC Controller (atas) CNC Controller yang ke 2 adalah panel manual yang terletak pada tiang bor dari mesin vertical boring. Fungsi dari CNC Controller ini serupa dengan CNC Controller sebelumnya. Tujuan adanya CNC Controller ini adalah agar posisi bor lebih presisi dalam pengaturannya, biasanya CNC Controller ini digunakan ketika operator kurang jelas pada posisi mana bagian benda yang akan di bor. Fungsi tombol pada CNC Controller ini tidak sebanyak CNC Controller sebelumnya. Tombol pada CNC Controller ini hanya terdapat tombol start dan stop untuk meja kerja, pemberian pelumas, tombol start untuk bor, dan beberapa fungsi tombol untuk mengatur posisi bor dengan CNC Controller ini. Gambar 4.4 berikut merupakan CNC Controller pada pabrik PT Boma Bisma Indra pada bagian atas mesin vertical boring.

48 Gambar 4.4 CNC Controller pada pabrik PT Boma Bisma Indra(atas) 4.3.3 Digital Read Out (DRO) Digital Read Out (DRO) adalah sebuah komputer kecil yang biasanya dilengkapi dengan keyboard terintegrasi dan beberapa sarana representasi numerik. Alat ini membaca sinyal yang dihasilkan oleh encoder linier (atau seringkali oleh encoders rotary) dipasang ke beberapa axis mesin. Alat ini digunakan untuk melacak posisi benda kerja (penggilingan dan sejenisnya) atau posisi alat (mesin bubut dan penggiling). Gambar 4.5 berikut adalah DRO pada pabrik PT Boma Bisma Indra. Gambar 4.5 Digital Read Out pada pabrik PT Boma Bisma Indra

49 4.3.4 PLC Siemens S7-200 PLC ini digunakan sebagai kontrol utama dalam proses kerja mesin vertical boring. Alat ini terhubung dengan panel input, DRO dan mesin vertical boring itu sendiri. Pada alat ini terdapat input yang berasal dari panel input dan DRO yang kemudian akan diolah sesuai dengan program yang terdapat pada alat dan kemudian dioutputkan atau dieksekusi oleh mesin verical boring sesuai dengan perintah program. Gambar 4.6 berikut merupakan bagian dalam Panel PLC Siemens S7-200. Gambar 4.6 Panel PLC Siemens S7-200 4.4 Allocation List (Input/Output) Untuk merancang sistem otomatis dengan PLC, selain menyusun hal-hal yang menjadi kebutuhan control, lalu diagram alir, diperlukan juga allocation list atau daftar input/ouput. Hal ini berguna dalam pembuatan program PLC, sehingga variabel-variabel yang digunakan pada program sesuai dengan input dan output pada PLC. Dengan begitu diharapkan program dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Selain itu, allocation list juga di gunakan sebagai dasar dalam perancangan dan pemasangan diagram listrik pada PLC. Allocation list pada tiap

50 tipe PLC selalu berbeda satu sama lain, terutama alamat input dan output program dan diagram listrik. Pada proyek PLC Siemens S7-200 ini digunakan 4 jenis alamat pada allocation listnya. Alamat yang di gunakan adalah timer (T), input (I), output (Q) dan internal variable (M). Tebel berikut adalah alamat dan jumlah alamat pada PLC Siemens S7-200. Tabel 4.1 Allocation List Range No Name Range 1. Timer T0 T64 2. Input I0.0 I31.7 3. Output Q0.0 Q31.7 4. Interval Variable M0.0 M31.7 Allocation list yang di cantumkan pada laporan ini adalah keseluruhan allocation list untuk menjalankan mesin vertical boring pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Allocation list tersebut akan dijabarkan di halaman lampiran. 4.5 Diagram Alir (Flow Chart) Berdasarkan kebutuhan kontrol yang telah dijelaskan di atas, tentang sistem kerja, alat pendukung dan allocation list dapat disusun diagram alir (flow chart). Diagram alir ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk memulai program pada PLC. Selain itu juga diagram alir dapat memperkecil kesalahan dalam pembuatan program karena dapat menjadi dasar perancangan program. Gambar 4.7, gambar 4.8 dan gambar 4.9 berikut adalah flow chart sistem kontrol manual dari mesin vertical boring yang berasal dari CNC Controller disini hanya akan dijabarkan diagram alir CNC Controller bawah, kerena CNC Controller pada bagia atas sama fungsinya dengan CNC Controller pada bagian bawah hanya miliki fungsi tombol yang lebih sedikit.

START 51 Persiapan variabel dan memory yang dibutuhkan pada program dan proses Inputan Tombol D Jika tombol ON mesin ditekan Mesin bor akan aktif secara keseluruhan Jika tombol emergency ditekan Mesin bor akan menghentikan proses kerja sekarang Jika tombol control ditekan TaidakJika tombol speeed diatur Jika tombol arah putar meja diatur CNC Controller ini akan mengaktifkan CNC Controller yang di atas dan CNC Controller ini nonaktif Speed yang telah diatur akan disimpan dimemori yg nantinya akan dijalankan oleh program Arah yang telah diatur akan disimpan dimemori yg nantinya akan dijalankan oleh program Jika tombol X reset ditekan A Posisi X pada mesin akan ter-reset Gambar 4.7 Flow chart sistem kontrol manual dari mesin vertical boring

A 52 Jika tombol Y reset ditekan Posisi Y pada mesin akan ter-reset Jika tombol ON bor ditekan Jika tombol OFF bor ditekan Jika tombol milimeter/rev diatur Bor pada mesin akan aktif Bor pada mesin akan nonaktif Menentukan ukuran pengeboran yang nantinya tersimpan dimemory dan dijalankan program Jika tombol posisi X diatur Jika tombol air diatur Jika tombol pelumas ditekan Mengatur posisi X nantinya Mengatur dilakukan pengairan atau tidak Pemberian pelumas Jika tombol pengaturan mm/min atau mm/rev diatur Mengatur digunakan mm/min atau mm/rev B Gambar 4.8 Flow chart sistem kontrol manual dari mesin vertical boring(lanjutan)

C 53 Jika tombol Y naik ditekan Jika tombol Y turun ditekan Jika tombol opsi 1 ditekan Jika tombol opsi 2 ditekan Jika tombol opsi 3 ditekan Posisi Y pada mesin akan naik Posisi Y pada mesin akan turun Opsi 1 yang telah di atur akan djalankan Opsi 2 yang telah di atur akan djalankan Opsi 3 yang telah di atur akan djalankan Jika tombol OFF mesin ditekan Mesin bor akan nonaktif secara keseluruhan Jika tombol JOG ditekan Counter start aktif D Menjalankan proses sekuensial program pada mesin PLC Stop Gambar 4.9 Flow chart sistem kontrol manual dari mesin vertical boring (lanjutan2)

54 Flow chart pada gambar 4.7, gambar 4.8 dan gambar 4.9 yang merupakan sistem kontrol manual dari mesin vertical boring dapat dijelaskan sebagi berikut: 1. Jalannya mesin diawali dari persiapan variabel dan memori yang di butuhkan pada program dan proses yang sudah tertanam pada mesin PLC 2. Mula-mula user diminta melakukan input tombol untuk kontrol manual ini. Dapat diberi garis besar bahwa input tombol dilakukan 1 kali per siklus diagram alir dan terus dapat berulang selama tombol JOG tidak di tekan. 3. Jika tombol ON mesin ditekan, maka mesin bor akan aktif cecara keseluruhan atau adanya tegangan yang masuk untuk menyalakan mesin. Jika tidak maka akan di tunggu kembali penekanan tombol ON. Setelah tombol ON ditekan, maka akan di scan tombol yang ditekan oleh user. Dapat digaris bawahi jika tombol awal yg ditekan adalah tombol ON. 4. Jika tombol emergency ditekan, maka bor akan menghentikan proses kerja sekarang. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 5. Jika tombol control ditekan, maka CNC Controller ini kan mengaktifkan CNC Controller yang di atas dan CNC Controller ini nonaktif. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 6. Jika tombol speed diatur, maka speed yang diinginkan user akan disimpan di memori yang nantinya akan dijalankan oleh program. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 7. Jika arah putar meja diatur, maka arah meja akan mengikuti input yang telah diberikan oleh user, nantinya meja akan searah dengan arah jarum jam atau berlawanan sesuai dengan inputan user. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user.

55 8. Jika tombol X reset ditekan, maka mesin vertical boring akan mengembalikan posisi X ke posisi awal. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 9. Jika tombol Y reset ditekan, maka mesin vertical boring akan mengembalikan posisi Y ke posisi awal. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 10. Jika tombol ON bor ditekan, maka pada mesin vertical boring akan aktif. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 11. Jika tombol OFF bor ditekan, maka pada mesin vertical boring akan nonaktif. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 12. Jika tombol milmeter/rev diatur, maka akan mementukan ukuran pengeboran yang nantinya akan disimpan dan dijalankan oleh proses yang ada pada program PLC. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 13. Jika tombol posisi X diatur, maka posisi X akan diatur nantinya atau berubah posisi sesuai dengan posisi yang diinginkan oleh user. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 14. Jika tombol air diatur, maka akan di lakukan pengairan jika user ingin melakukan pengairan, kemudian tidak akan dilakukan pengairan atau dihentikan ketika user tidak ingin melakukan pengairan. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 15. Jika tombol pelumas ditekan, maka akan dilakukan pemberian pelumas pada mesin vertical boring. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user.

56 16. Jika tombol pengaturan mm/min atau mm/rev diatur, maka akan mengatur digunakannya mm/min atau mm/rev oleh user. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 17. Jika tombol Y naik ditekan, maka posisi Y akan berubah naik. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 18. Jika tombol Y turun ditekan, maka posisi Y akan berubah turun. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 19. Jika tombol opsi 1 ditekan, maka proses pada opsi satu yang nantinya akan dijalankan oleh program PLC. Biasanya opsi digunakan jika meliliki rpm yang berbeda dengan opsi 2 dan 3. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 20. Jika tombol opsi 2 ditekan, maka proses pada opsi dua yang nantinya akan dijalankan oleh program PLC. Opsin 2 juga digunakan jika meliliki rpm yang berbeda dengan opsi 1 dan 3. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 21. Jika tombol opsi 3 ditekan, maka proses pada opsi tiga yang nantinya akan dijalankan oleh program PLC. Opsin 3 juga digunakan jika meliliki rpm yang berbeda dengan opsi 1 dan 2. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 22. Jika tombol OFF ditekan, maka mesin vertical boring akan nonaktif secara keseluruhan. Jika tidak, maka dilakukan scan tombol lain yang diinputkan user. 23. Jika tombol JOG ditekan, maka counter start akan akan aktif yang selanjutnya akan menjalankan proses sekuensial program pada mesin PLC

57 hingga proses yang dilakukan mesin vertical boring selesai. Jika tidak proses akan dikembalikan ke proses inputan tombol oleh user yang nantinya terus ada scan tombol inputan user. Selain input secara manual, mesin vertical boring dapat memperoleh inputan secara nomerik atau digital. Pada inputan ini user hanya diminta untuk menginputkan besar nilai X dan nilai Y. User harus menginputkan nilai X dan Y jika ingin melakukan pengeboran, karena pada awalnya posisi X dan Y berada pada posisi awal atau reset. Jika sudah dipastikan X dan Y telah diinputkan, maka akan melakukan proses selanjutnya. Jika tidak maka user di minta sampai X dan Y memiliki nilai. Selanjutnya tekan tombol start pada input nomerik atau Digital Read Out. Proses selanjutnya dari inputan user adalah dijalankannya proses sekuensial pada program PLC hingga proses berakhir. Pada gambar 4.10 berikut akan dijabarkan diagram alir (flow chart) dari control numerik yang telah dijelaskan diatas :

58 Start Persiapan variabel dan memory yang dibutuhkan pada program dan proses Inptkan posisi X dan Y Jika posisi X dan Y telah diketahui Menjalankan proses sekuensial program pada mesin PLC sampai selesai Stop Gambar 4.10 Flow chart sistem kontrol nomerik dari mesin vertical boring 4.6 Konversi Dari Flow Chart Menjadi Program PLC Pada sub bab ini, akan dibahas mengenail program PLC yang diturunkan dari diagram alir (flow chart) yang telah jabarkan sebelumnya. Program adalah bentuk akhir dari instruksi-instruksi yang dimaksudkan untuk menjalankan PLC atau mesin PLC. Pada proyek kali ini PLC yang digunkan adalah PLC dari Siemens dengan tipe Siemens S7-200, sehingga compiler yang digunakan untuk membangun program yang akan dijalankan di PLC Siemens S7-200 adalah MICROWIN. Mengingat etika dari rahasia dagang, terutama pada perusahaan tempat penulis melaksanakan kerja praktek, program- program yang dicantumkan pada

59 laporan ini tidak seluruhnya dari program sebenarnya untuk mejalankan mesin vertical boring pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Program yang akan dijabarkan pada laporan ini adalah program untuk proses awal dari mesin vertical boring tersebut. Program-program itu akan ditampilkan di halaman lampiran. 4.7 Proses Pembuatan Program Sub bab ini akan menjelaskan proses pembuatan program oleh penulis pada proyek pabrik PT. Boma Bisma Indra. Pada proses pembuatan program ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan program. Pembuatan diawali dengan pembuatan allocation list program yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan ladder diagram yang nantinya akan di download pada mesin PLC Siemens S7-200. Pada sub bab ini hanya akan dijelaskan komponenkomponen yang digunakan dalam pembuatan program proyek untuk bagian pembuatan ladder diagramnya. Sebelumnya akan dijabarkan bagian dari aplikasi Microwin sebagai berikut. Gambar 4.11 Bagian Software Microwin 24. Bagian yang bertanda hijau adalah Ladder Network. Bagian ini adalah step dari tiap program.

60 25. Bagian yang bertanda biru adalah Instruction Tree. bagian ini merupakan menu-menu yang ada pada aplikasi Microwin. 26. Bagian yang bertanda hijau adalah Navigator Bar dan menu yang akan digunakan adalah Symbol Table dan Program Block. 4.7.1 Pembuatan Allocation List Pada proses pembuatan allocation list pada Microwin menggunakan menu pada Navigator Bar yaitu Symbol Table. Gambar 4.12 Bagian yang berhubungan dengan pembuatan allocation list Pada gambar 4.12 dapat dijelaskan proses pembuatan allocation list pada Microwin sebagai berikut: 1. Mula-mula klik menu Symbol Table pada Navigator Bar. Makan akan tambil tabel seperti gambar diatas, tapi awalnya kolom dan baris pada isi fild tabel masih kosong. 2. Kemudian isi bagian kolom Symbol, Address dan Comment pada tabel tersebut sesuai dengan kebutuhan atau banyaknya komponen yang akan digunakan pada program. Seperti yang dijelaskan sebelumya Address yang digunakan pada proyek ini hanya timer (T), input (I), output (Q) dan internal variable (M).

61 4.7.2 Pembuatan Ladder Diagram Pada proses pembuatan ladder diagram atau program, menggunakan menu pada Navigator Bar yaitu Program Block dan untuk pembuatan step program digunakan menubar pada bagian atas. Gambar 4.13 Bagian yang berhubungan dengan pembuatan ladder diagram Pada gambar 4.13 dapat dijelaskan proses pembuatan allocation list pada Microwin sebagai berikut: 1. Mula-mula klik menu Program Block pada Navigator Bar. Makan akan tambil network-network seperti gambar diatas, tapi awalnya network pada tiap step masih belum terdapat program atau ladder diagram. 2. Kemudian isi bagian network tersebut sesuai dengan kebutuhan atau banyaknya baris ladder diagram atau step yang akan diperlukan untuk pembuatan program. Untuk lebih mudah untuk memahami proses pembuatannya berikut akan dijelaskan komponen-konponen ladder diagram yang digunakan pada proyek yang telah dikerjakan.

62 1. Line Down. Komponen ini digunakan jika ladder membutuhkan komponen garis ke bawah, yang biasanya digunakan jika terdapat lebih dari 1 output. 2. Line Up. Komponen ini digunakan jika ladder membutuhkan komponen garis ke atas, yang biasanya digunakan jika terdapat lebih dari 1 input. 3. Line Life. Komponen ini digunakan jika ladder membutuhkan komponen garis ke kiri, yang biasanya digunakan untuk menghubungkan output ke input. 4. Line Life. Komponen ini digunakan jika ladder membutuhkan komponen garis ke kanan, yang biasanya digunakan untuk menghubungkan input ke output. 5. Contact. Bagian bar ini adalah menu dari komponen input yang digunakan pada ladder diagram. Pada proyek ini hanya menggunakan 2 buah komponen yang sesuai dengan kebutuhan program. Komponen tersebut adalah Normally Open yang memiliki lambang sebagai berikut memiliki labang sebagai berikut dan Normally Close yang. Setelah menu Normally Open dipilih maka akan keluar komponen ladder diagram berikut langkah selanjutnya isi (???) pada program sesuai dengan step yang dibuat dan allocation list yang ada. Begitu juga ketika Normally Close dipilih maka akan keluar komponen ladder diagram sebagai berikut, langkah selanjutnya isi (???)

63 pada program sesuai dengan step yang dibuat dan allocation list yang ada. 6. Coil. Bagian bar ini adalah menu dari komponen output yang digunakan pada ladder diagram. Pada proyek ini hanya menggunakan 1 buah komponen yang sesuai dengan kebutuhan program. Komponen tersebut adalah coil yang memiliki lambang sebagai berikut. Setelah menu coil itu dipilih maka akan keluar komponen ladder diagram sebagai berikut, langkah selanjutnya isi (???) pada program sesuai dengan step yang dibuat dan allocation list yang ada. 7. Box. Bagian ini adalah menu dari komponen yang digunakan pada ladder diagram. Pada proyek ini hanya menggunakan 1 buah komponen yang sesuai dengan kebutuhan program. Komponen tersebut adalah Timer On yang pada pilihan. Setelah menu TON dipilih maka akan keluar komponen ladder diagram sebagai berikut, langkah selanjutnya isi (???) yang berada di atas komponen sesuai dengan step yang dibuat dan allocation list yang ada lalu isi (???) bagian bawah dengan timer yang sesuai dan dibutukkan pada program dan sesuai kebutuhan aplikasi dari mesin yang dijalankan oleh PLC, pada proyek ini sesuai dengan pengoprasian mesin vertical boring. Setelah program sudah selesai dibuat, untuk men-download program tekan tombol Download pada menu bar.

64 Gambar 4.14 Tombol Download dan Upload pada menu bar Gambar 4.15 Tombol Run dan Stop pada menu bar Terkahir Run program untuk menjalankan program yang telah di download pada mesin PLC. Dengan langkah terakhir tersbut mesin yang dikontrol PLC dapat dijalankan sesuai program yang telah dibuat.