GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 52 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2011

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR : 901/04 - B/HK/2016 TENTANG HASIL EVALUASI LOMBA KEBERSIHAN KANTOR-KANTOR

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

KEPUTUSAN GUBERNUR BANTEN NOMOR : /Kep.673-Huk/2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BULELENG PROPINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR 042/384/HK/2017

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008


BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI LOMBOK BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

2008, No.99 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Lombok Utara bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakat

B U P A T I S R A G E N

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

GUBERNUR BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur perlu diprogramkan dan ditata sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat; b. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan peningkatan kualitas penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur perlu disusun Program Legislasi Daerah secara terarah, terkoordinasi dan terpadu; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Program Legislasi Daerah Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2009; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Tahun 2004 tentang Program Legislasi Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 6. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 2); 7. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2008 Nomor 7); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009. Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Bali. 2. Gubernur adalah Gubernur Bali. 3. Program Legislasi Daerah Pemerintah Provinsi Bali yang selanjutnya disebut Prolegda adalah instrumen perencanaan program pembentukan produk hukum daerah dan peraturan gubernur yang disusun secara berencana, terpadu dan sistematis. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi yang terdiri dari Sekretariat Daerah Provinsi, Sekretariat DPRD Provinsi, Inspektorat Provinsi, Bappeda Provinsi, Dinas Daerah Provinsi, Lembaga Teknis Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi, Rumah Sakit Provinsi, Kantor Provinsi dan Lembaga Lain Provinsi. Pasal 2 Prolegda Tahun 2009 disusun dengan sistematika sebagai berikut : I. Pendahuluan; II. Pokok-pokok Prolegda; III. Pelaksanaan kegiatan; IV. Penutup. Pasal 3 Prolegda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai fungsi sebagai pedoman seluruh SKPD untuk menyusun Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah Tahun 2009.

Pasal 4 Dalam keadaan tertentu Gubernur atau DPRD dapat mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Gubernur di luar Prolegda. Pasal 5 Susunan dan sistematika Prolegda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 6 Pembiayaan penyusunan Prolegda dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009. Pasal 7 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali. Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 6 Januari 2009 GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA Diundangkan di Denpasar pada tanggal 6 Januari 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI, I NYOMAN YASA BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2009 NOMOR 1

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 6 JANUARI 2009 NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009 I. PENDAHULUAN Dalam era reformasi hukum ini, dituntut adanya suatu aturan yang dari segi filosofis, sosiologis, dan yuridis layak untuk dipertanggungjawabkan dan keberadaannya dapat dilaksanakan serta diterima oleh masyarakat. Untuk hal tersebut Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Tahun 2004 tentang Program Legislasi Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia harus mengikuti peraturan yang telah ditetapkan tersebut. Penyusunan Prolegda Pemerintah Provinsi Bali juga berpedoman pada peraturan tersebut. Maksud dan tujuan diterbitkannya Prolegda Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2009 ini adalah untuk dapat dijadikan pedoman bagi semua SKPD dalam menyusun Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur sebagai dasar kewenagan masing-masing dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah Tahun 2009. Dengan demikian maka setiap penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur secara sistematis dimulai dengan menyusun program, persiapan dan penyusunan draf rancangan, pembahasan, penetapan, pengesahan serta pengundangannya. II. POKOK-POKOK PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009. Pokok-pokok Prolegda Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2009 berisikan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur yang diusulkan/digagas oleh SKPD Pemerintah Provinsi Bali, yang akan disusun dalam Tahun 2009. Pokok-pokok Prolegda ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sesuai arah kebijakan Pemerintah Provinsi. Arah kebijakan penyusunan program produk hukum daerah dalam Prolegda Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2009 sebagai berikut : 1. Menyusun Peraturan Daerah mengenai urusan wajib dalam skala provinsi yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi meliputi : a. perencanaan dan pengendalian pembangunan; b. perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang; c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial; g. penanggulangan masalah sosial; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota; i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota; j. pengendalian lingkungan hidup; k. pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota; l. pelayanan kependudukan dan catatan sipil; m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota; o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota; p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. 2. Menyusun Peraturan Daerah mengenai urusan Pemerintahan Provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan Provinsi. 3. Menyusun Peraturan Gubernur untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturan perundang-undangan. 4. Menyempurnakan dan memperbaharui Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur agar sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait. III. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Jumlah Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Gubernur. Pelaksanaan kegiatan Prolegda Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2009, diwujudkan dalam bentuk penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur berdasarkan usulan instansi penggagas dalam Tahun 2009 sesuai dengan Daftar Usulan Prolegda. Jumlah usulan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah adalah 18 (delapan belas) buah, dan Rancangan Peraturan Gubernur adalah 25 (dua puluh lima) buah,dengan rincian sebagai berikut :

No Dinas/Lembaga/unit Kerja/Biro Raperda Rapergub Jumlah Ket 1 2 3 4 5 6 1 Biro Pemerintahan 1-1 2 Biro Hukum dan HAM - 2 2 3 Biro Organisasi 1 3 4 4 Biro Perekonomian dan Pembangunan 1 1 2 5 Biro Kesejahteraan Rakyat - - - Nihil 6 Biro Keuangan 3 3 6 7 Biro Umum - - - Nihil 8 Biro Humas dan Protokol - - - Nihil 9 Biro Pengelolaan Aset - - - Nihil 10 Sekretariat DPRD - - - Nihil 11 Inspektorat - - - Nihil 12 Bappeda 2 1 3 13 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga - - - Nihil 14 Dinas Kesehatan - - - Nihil 15 Dinas Pekerjaan Umum 1-1 16 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah - - - Nihil 17 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan - 2 2 18 Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi - - - Nihil 19 Dinas Sosial 1-1 20 Dinas Kebudayaan - - - Nihil 21 Dinas Pendapatan 1-1 22 Dinas Kelautan dan Perikanan - - - Nihil 23 Dinas Pertanian dan Tananam Pangan - 1 1 24 Dinas Kehutanan - - - Nihil 25 Dinas Perkebunan - - - Nihil 26 Dinas Peternakan 1 2 3 27 Dinas Pariwisata 2 1 3 28 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 1-1 29 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 1 4 5 30 Badan Lingkungan Hidup 1-1 31 Badan Pendidikan dan Pelatihan - - - Nihil 32 Badan Penanaman Modal - - - Nihil 33 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa - - - Nihil 34 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1 3 4 35 Badan Kepegawaian Daerah - 1 1 36 Badan Perpustakaan dan Arsip - - - Nihil 37 Satuan Polisi Pamong Praja - - - Nihil 38 Rumah Sakit Jiwa - - - Nihil 39 Rumah Sakit Indera - - - Nihil 40 Kantor Perwakilan - - - Nihil 41 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu - 2 2 42 Pelaksana Harian Badan Narkotika - - - Nihil 43 Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah - - - Nihil J u m l a h 18 25 43

2. Persiapan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Gubernur. a. Persiapan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah. Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau Gubernur. 1) Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari DPRD sebagai prakarsa, dapat disampaikan oleh Anggota, Komisi, Gabungan Komisi, atau alat kelengkapan DPRD, yang khusus menangani bidang legislasi. 2) Rancangan Peraturan Daerah yang telah disampaikan oleh DPRD, disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Gubernur. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari Gubernur diatur dengan Peraturan Presiden dan Peraturan Gubernur. 4) Rancangan Peraturan Daerah yang telah disiapkan oleh Gubernur, disampaikan dengan Surat Pengantar Gubernur kepada DPRD. b. Persiapan penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur. Rancangan Peraturan Gubernur disiapkan oleh instansi penggagas, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Dalam menyiapkan Peraturan Gubernur ini, instansi penggagas harus menyampaikan secara jelas, mengenai alasan-alasan, pertimbangan, maksud dan tujuan, materi muatan, dan peraturan perundangundangan yang secara formal dan substansial menjadi landasan penyusunan serta keterkaitan dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Setiap Rancangan Peraturan Gubernur wajib dikonsultasikan dengan Biro Hukum dan HAM dalam rangka harmonisasi dan pembulatan konsep rancangan. 3. Pembahasan. a. Rancangan Peraturan Daerah. 1) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah dilakukan oleh DPRD bersama Gubernur, melalui tingkat-tingkat pembicaraan. 2) Tingkat-tingkat pembicaraan sebagimana dimaksud angka (1), dilakukan dalam rapat-rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPRD, yang khusus menangani bidang legislasi dan dalam rapat paripurna. b. Rancangan Peraturan Gubernur. 1) Setiap Rancangan Peraturan Gubernur yang diajukan oleh instansi penggagas, dibahas dan dikonsultasikan dengan Biro Hukum dan HAM untuk dikaji dari aspek teknis yuridis, prosedur, keharmonisan, dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan peraturan perundang-undangan lainnya serta tidak bertentangan dengan kepentingan umum. 2) Setiap Rancangan Peraturan Gubernur yang diajukan oleh instansi penggagas, oleh Biro Hukum dan HAM dan instansi terkait, dikaji tentang ketepatan alasan-alasan, pertimbangan serta maksud dan tujuan Peraturan Gubernur tersebut diterbitkan, serta efektifitas materi muatan yang diatur, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. 4. Penetapan a. Rancangan Peraturan Daerah 1) Rancangan Peraturan Daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Gubernur disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Gubernur, dalam jangka waktu paling lama 7(tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

2) Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud angka (1) ditetapkan oleh Gubernur menjadi Peraturan Daerah dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak Rancangan Peraturan Daerah tersebut disetujui bersama oleh DPRD dan Gubernur. 3) Sebelum Peraturan Daerah tersebut ditetapkan oleh Gubernur sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, wajib disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri paling lama 3(tiga) hari setelah mendapatkan persetujuan bersama antara DPRD dan Gubernur, untuk dilakukan evaluasi agar selaras dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan lainnya. Rancangan Peraturan Daerah yang dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri adalah yang menyangkut Rancangan APBD, RUTR, Retribusi dan Pajak. 4) Peraturan Daerah harus disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri, paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan oleh Gubernur, untuk diadakan klarifikasi, agar selaras dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan Peraturan Perundang-undangan lainnya. 5) Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud angka (2), tidak ditanda tangani oleh Gubernur dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak Rancangan Peraturan Daerah tersebut disetujui bersama, maka Rancangan Peraturan Daerah tersebut sah menjadi Peraturan Daerah dan wajib diundangkan. b. Rancangan Peraturan Gubernur Setiap Rancangan Peraturan Gubernur, dibahas dan dikonsultasikan dengan Biro Hukum dan HAM, untuk memenuhi persyaratan teknis yuridis dan prosedur, ketepatan alasan-alasan, maksud dan tujuan diterbitkannya Peraturan Gubernur tersebut, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk selanjutnya dapat ditetapkan sebagai Peraturan Gubernur. Penetapan oleh Gubernur, melalui Biro Hukum dan HAM setelah pemberian nomor dan tanggal penetapan. 5. Pengundangan a. Peraturan Daerah 1) Peraturan Daerah diundangkan dalam Lembaran Daerah. 2) Pengundangan Peraturan Daerah dalam Lembaran Daerah dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah. b. Peraturan Gubernur 1) Peraturan Gubernur diundangkan dalam Berita Daerah. 2) Pengundangan Peraturan Gubernur dalam Berita Daerah dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah. IV. PENUTUP Prolegda ini merupakan pedoman bagi semua SKPD dalam menyusun Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Gubernur. GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA