MELANJUTKAN PENDIDIKAN GURU KITA. Kata Kunci: pembelajaran, guru, profesional, peak performer

dokumen-dokumen yang mirip
INOVASI MODEL PARTISIPASI SOLUSI (PARTISOL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV. Rineka Cipta : Jakarta

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

( Word Converter - Unregistered )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar meliputi empat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di MTs Daruttauhid Malang) Oleh: Aldi Al Bani, M. Pd.I

PROFESIONALISME GURU BAHASA. oleh Andoyo Sastromiharjo. Penegakan profesionalisme bagi guru bahasa bukan hanya berkaitan

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) ISSN X Volume 4 Februari Abstrak

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan

II. PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN. A. Identitas Program Studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 1 Untuk

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru sebagaimana profesi lainya, tidak lepas dari. kehidupan sosial, ekonomi, dan kehidupan profesinya.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

*Hj. Sri Ratnawati, M.Pd. *

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dalam Mata Pelajaran IPS di. SMP Negeri Wilayah Eks. Kotip Kabupaten Cilacap.

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

DAFTAR PUSTAKA. Abdillah Muhammad Bin Ismail, Imam Abi, Hadist Shokhih Bukhori juz 1, Semarang : Toha Putra, tt

MENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Nurhasanah 2

PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri OLEH:

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Endang Sudarsih* PENDAHULUAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

SIKAP DAN PANDANGAN GURU MATEMATIKA TERHADAP EFEKTIVITAS PENINGKATAN KOMPETENSINYA MELALUI PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GUR U (PLPG)

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

Transkripsi:

MELANJUTKAN PENDIDIKAN GURU KITA Oleh Agus Wartiningsih (Bahasa Indonesia, PBS, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak: Guru profesional adalah guru yang memilki kemapuan atau keahlian khusus dalam bidan keguruan (pembelajaran) sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang pembelajar dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain pembelajar profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik dan memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya, artinya seorang pembelajar telah memperoleh pendidikan formal serta menguasai berbagai strategi dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu pembelajar yang profesional juga harus menguasai landasan-landasan pendidikan yang tercantu dalam kompetensi. Kata profesional itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian atau orang yang mempunyai keahlian. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan untuk pekerjaan tersebut. Kata Kunci: pembelajaran, guru, profesional, peak performer A. Pendahuluan Hal yang paling menarik mengenai pembelajaran adalah bahwa Kita tidak akan pernah berhenti untuk belajar. Skninner (1973) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sutikno (2008:3) mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Morgan (1962) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Itu artinya, bahwa sebagai masyarakat pebelajar setiap individu tidak akan terlepas dari kegiatan Belajar, baik siswa itu sendiri yang memang menghendaki pembelajaran, maupun para pengajarnya atau guru. Menjadi seorang guru berarti sudah harus sadar dan siap untuk selalu belajar dan melengkapi pengetahuannya guna memenuhi kebutuhan terhadap ilmu dan teknologi dalam lingkup pendidikan. Dengan demikian, belajar akan selalu terjadi dan berlangsung bagi setiap individu yang berada dalam lingkungan pendidikan untuk menjadi guru yang profesional. Profesionalisme guru diartikan sebagai mutu, kualitas, atau tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional (KBBI, 2002:897). Berkaitan dengan keprofesionalan

tersebut, seorang guru juga dituntut untuk bersikap dan bertindak secara profesional. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang guru harus benarbenar menguasai bidangnya secara mutlak, mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, dan senantiasa berusaha menuju ke arah perbaikan dan kemajuan dalam dunia pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian, syarat menjadi guru yang profesional dan mampu menjadi peak permormer akan dapat dipenuhi oleh seorang guru. Syarat untuk menjadi peak performer yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Membuat tujuan-tujuan yang realistis Seorang peak performer harus mengetahui keterbatasan dan keunggulan siswa, perasaan dan kebutuhan siswa, kemudian membuat tujuan-tujuan yang yang akan menjadi realistis dalam kerangka kerjanya. 2. Membuat prioritas Seorang peak performer dapat memahami apakah yang paling penting dan apa yang paling tidak penting dan segala sesuatu di antara keduanya di dalam tugas dan tujuan profesionalnya. 3. Berani mengambil resiko Seorang peak performer tidak merasa takut untuk mencobakan hal-hal baru dan merasakan kesenangan terhadap hal-hal baru. Hal-hal baru yang dimaksud adalah metode pembelajaran yang baru dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan, media yang selalu inovatif dan kreatif. 4. Mempraktikkan prinsip-prinsip manajemen stress Seorang peak performer harus memikirkan beberapa sumber stress dalam kelasnya, misalnya harapan-harapan siswa yang tinggi, kebutuhan professional di luar kelas, hubungan emosional dengan kehidupan siswa, birokrasi, tekanan untuk tetap mengikuti bidang yang sedang berubah, dan beban informasi. Mengatasi faktor-faktor stress potensial tersebut adalah kunci utama untuk membuat diri kita bebas, kreatif, dan bahagia. Salah satu aturan cardinal dari manajemen stress tersebut adalah dengan membuat prioritas yang telah dihadapi. B. Tingkat Kualifikasi Guru Profesional Menjadi guru yang profesional berarti guru yang mampu memenuhi untuk menjadi peak performer, yaitu guru yang handal, baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun terhadap dirinya sendiri. Guru yang paham terhadap kemampuan dan kelemahan dirinya sendiri akan mampu membuat perencanaan yang matang, melaksanakan proses secara benar dan tepat, serta mampu mengevaluasi proses pembelajaran secara realistis. Adapun ciri-ciri guru yang profesional adalah sebagai berikut: 1. Guru sebagai capability personal Artinya, guru diharapkan memeliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif.

2. Guru sebagai inovator Sebagai tenaga kependidikan, guru harus memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Artinya guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan penyebar ide pembaharuan yang efaktif. 3. Guru sebgai developer Seorang guru juga dituntut memiliki visi keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. Dengan demikian, seorang guru yang profesional akan mampu dan mau melihat jauh ke depan dalam menjawab tantangantantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan sebagai suatu sistem. 4. Guru memiliki komitmen Guru harus berkomitmen tinggi terhadap kepentingan siswa, dan tentang bagaimana keberhasilan dari proses pembelajaran siswa. 5. Guru menguasai materi Guru yang profesional selain harus menguasai materi secara mendalam dan bisa menyampaikan informasi yang terdapat dalam materi kepada siswa dengan cara yang tepat dan menarik. 6. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa Guru bertanggung jawab terhadap hasil belajar siswa yang dapat dilakukan melalui berbagai teknik evaluasi, baik melalui pengamatan terhadap perilaku siswa maupun melalui tes hasil belajar. 7. Guru mampu berpikir kritis Guru professional mampu berpikir kritis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamnnya. Artinya, setelah mengetahui hasil evaluasi terhadap hasil belajar siswa guru dapat membuat sebuah perencanaan yang sistematis untuk pembelajaran selanjutnya dengan selalu memperbaiki diri. 8. Guru merupakan bagian dari masyarakat pebelajar Guru professional hendaknya memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar siswa senang berada dalam lingkungan belajar, sehingga terbangun kondisi psikis kemampuan diri yang membawa kepuasan belajar dan mengacu pada percaya diri untuk menjadi mandiri dan secara bertanggung jawab dalam mengambil keputusannya sendiri (Conny Semiawan dalam Sutikno, 2008). C. Kolaborator dengan Guru Lain Menjadi guru professional tidak bisa dicapai tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Proses belajar secara terus menerus untuk mengembangkan keahlian professional, dan menghadapi tantangan-tantangan kependidikan akan dapat ditangani dengan cara berkolaborasi. Kolaborasi yang dapat dilakukan di antaranya adalah: 1. Pelatihan sesama teman Pelatihan sesama teman merupakan sebuah proses terstruktur dan sistematis kolaborasi untuk saling memperbaiki, membantu, dan memberikan umpan balik kepada guru lainnya yang dapat dilakukan dengan beberapa bentuk hubungan

timbal balik guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Pengajaran tim Pengajaran tim yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) dua orang guru secara terang-terangan hadir sepanjang periode kelas dan membagi tanggung jawab di antara keduanya, 2) dua orang guru mengambil setengah periode kelas yang berbeda dengan seorang guru berdiam diri dan satu guru lainnya mengajar, dan 3) dua orang guru atau lebih mengajar periode satu kelompok siswa dan harus berkolaborasi dalam melakukan dan memodifikasi rencana-rencana kurikulum. 3. Penelitian tindakan Penilitian tindakan berbasis kelas dapat memberikan kesempatan lain bagi guru untuk melakukan kolaborasi dengan guru lainnya dengan menggunakan cara-cara yang kreatif. 4. Pengembangan dan revisi kurikulum kolaboratif Proses pengembangan kurikulum dan revisi dapat memberikan usaha kolaborasi yang sama bagi para guru. 5. Kelompok-kelompok pendukung guru Kolaborasi dapat mengambil bentuk kumpulan guru pada sejumlah level berbeda. Jika agenda-agenda bersifat informal, dukungan empatis akan ditemukan bahkan dalam agendaagenda formal sekalipun. D. Pedagogis Kritis Beberapa prinsip dan contoh untuk dapat terlibat dalam pedagogis kritis sementara secara penuh dengan tetap menghormati nilai dan keyakinan siswa adalah dengan cara: 1. Memungkinkan siswa untuk mengekspresikan diri mereka secara terbuka (peka terhadap hubunganhubungan kekuatan, mendorong ekspresi tersembunyi). 2. Secara tulus mengormati dan menghargai titik pandang siswa (berusaha memahami keyakinan dan tradisi siswa). 3. Mendorong banyak sisi isu (menyambut baik secara serius pernyataan, opini, dan keyakinan yang ditawarkan siswa). 4. Tidak memaksa siswa untuk berpikir seperti guru (kita). Artinya guru harus mampu menahan opini sendiri dan menghargai opini siswa. E. Menjadi Agen-Agen untuk Perubahan 1. Peran guru sebagai Pedagogik kritis Guru sebagai Pedagogik kritis berfungsi untuk menyoroti fakta bahwa guru bukanlah sekadar seorang pengajar. Guru adalah sebagai agen untuk menuju perubahan di dunia pendidikan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari kompetensi untuk bekerja sama, dari ketidakberdayaan ke pemberdayaan, dari konflik ke arah resolusi, dan dari prasangka ke pemahaman. 2. Guru memiliki pengetahuan teknis Pengetahuan teknis yang dimaksud adalah: 1) memahami sistem-sistem linguistik fonologi, tata bahasa, dan wacana, 2) secara komprehensif memahami prinsip-prinsip dasar pembelajaran dan pengajaran, 3)

memiliki kompetensi berbicara, menulis, menyimak dan membaca, 4) mengetahui melalui pengalaman tentang mempelajari sesuatu, 5) memahami hubungan erat antara bahasa dan budaya, dan 6) tetap berada dalam bidang pendidikan dan aktif mengikuti konferensi atau seminar-seminar. 3. Memiliki skill-skill pedagogik Memiliki skill-skill pedagogik artinya, seorang guru harus: 1) memiliki pendekatan yang terinformasi untuk pengajaran, 2) memahami dan menggunakan berbagai variasi teknik, 3) secara efisien mendesain dan melaksanakan rencana pembelajaran, 4) memantau pelajaran ketika dijelaskan dan membuat perubahan efektif di pertengahan pelajaran, 5) secara efektif menanggapi berbagai kebutuhan pembelajaran, 6) memberikan umpan balik optimal kepada siswa, 7) menstimulasi reaksi, kerja sama, dan kerja tim dalam kelas, 8) menggunakan beberapa prinsip manajemen dalam kelas yang tepat, 9) menggunakan skill-skill penyajian yang efektif dan jelas, dan 10) secara kreatif mengadaptasikan materi tex book dan alat-alat bantu audio, visual dan mekanis. 4. Memiliki skill-skill interpersonal Guru profesional juga harus memiliki skill-skill interpersonal, yaitu: 1) menyadari perbedaan-perbedaan silang budaya dan peka terhadap tradisi budaya siswa, 2) memperlihatkan keantusiasan, kehangatan, hubungan baik dan humor yang tepat, 3) menghargai opini dan kemampuan siswa, 4) sabar ketika menghadapi siswa yang memiliki kemampuan kurang, 5) memberikan tantangan kepada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 6) bekerja secara harmonis dengan rekan guru lain, 7) mencari kesempatan untuk berbagai pemikiran, gagasan, dan teknikteknik dengan kolega. 5. Memiliki kualitas-kualitas personal Kualitas personal seorang guru yang professional meliputi: 1) dapat dipercaya, 2) bersifat fleksibel ketika hal-hal berjalan tidak semestinya, 3) memelihara pikiran ingin tahu ketika mencobakan cara-cara baru mengajar, 4) membuat tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk perkembangan profesionalisme yang berlanjut, 5) memelihara dan mencotohkan standar-standar etika dan moral yang tinggi. E. Penutup Untuk dapat menjadi guru yang profesional, handal, dan berkarakteristik banyak faktor yang harus diperhatikan, dipahami, dan dipenuhi serta selalu berusaha untuk senantiasa ke arah perbaikan dan pengembangan diri. Faktor-faktor yang dimaksud adalah: 1. Seorang guru harus mampu menjadi peak performer 2. Mau melakukan observasi baik di kelas maupun pribadi 3. Melakukan penelitian tindakan kelas 4. Mau berkolaborasi dengan guruguru lainnya 5. Mampu menjadi sumber pedagogik kritis bagi siswa 6. Mampu memjadi agen-agen pembaharu dalam pembelajaran

yang sedang berlangsung dan yang akan datang 7. Mampu mengobservasi hasil belajar siswa 8. Memiliki karakteristik personal yang menarik dan menyenangkan 9. Mampu berinteraksi dengan sesama guru dan juga siswa secara baik dan menyenangkan. Sutikno, M. Sobriy. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect. Daftar Pustaka Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa. A.M. Sardiman. 2008. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Brown, H. Douglas. 2000. Teaching by Principles An Interactive Appoach to Language Pedagogi. San Francisco State University: Logman. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.