PENGENALAN KARAKTER PADA SURAT MASUK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

BAB 2 LANDASAN TEORI. memungkinkan sistem komputer membaca secara otomatis nomor kendaraan dari gambar digital

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

Presentasi Tugas Akhir

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

JURNAL INFORMATIKA PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengembangan Aplikasi Pengenalan Karaketer Alfanumerik Dengan Menggunakan Algoritma Neural Network Three-Layer Backpropagation

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Analisis Jaringan Saraf Tiruan Model Perceptron Pada Pengenalan Pola Pulau di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

Realisasi Pengenalan Tulisan Tangan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Metode Kohonen

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

IDENTIFIKASI VARIETAS UNGGUL BENIH KEDELAI BERDASARKAN WARNA DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

PENGENALAN TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERCEPTRON DAN BACKPROPAGATION

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma Propagasi Balik untuk Pengenalan Pola Angka

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

TINJAUAN PUSTAKA ,...(1)

PERBANDINGAN ANALISIS PENGENALAN HURUF ARAB MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN K-NEAREST NEIGHBOR

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENALAN TULISAN TANGAN AKSARA BATAK TOBA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BERBASIS MULTILAYER PERCEPTRON

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN. Evelyn Evangelista ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PENJEJAKAN BALIK UNTUK PENGENALAN HURUF CETAK PADA CITRA DIGITAL

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK DALAM PREDIKSI PERSEDIAAN TERNAK SAPI POTONG ( STUDI KASUS DI WILAYAH SUMATERA BARAT )

PERANCANGAN APLIKASI PENGOLAHAN CITRA TEKS ARAB DAN PENERJEMAHANNYA KE DALAM BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA NOTASI

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Mohammad Akram Ardi 1, Angga Rusdinar 2, Nur Andini 3

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

Transkripsi:

PENGENALAN KARAKTER PADA SURAT MASUK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION Rizqia Lestika Atimi Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura rizqia.lestika@yahoo.com Abstract-- A letter is a means of communication to convey information in writing by one party to the other party. It functions include five things: means notices, requests, thoughts and ideas. A formal letter is a letter that contain the official or a particular business problem. Along with the increasing demand for the current document digitalization, OCR (Optical Character Recognition) application is often used to identify the image of characters then will be converted into text files. Furthermore, Artificial Neural Network is one kind of technology approach that promising can increase the computer's ability to recognize and represent pattern. Meanwhile, Backpropagation is one kind of neural network algorithm which common used. Therefore, a character recognition application using neural network backpropagation will be designed. Application need a data image of document letter as an input, it s obtained from scanning, then continued by pre-processing, segmentation, normalization size process. After all, it s ready to be processed in network and will get characters text as an output. Result of the test had been showed that, the best recognition accuracy rate on the characters trained, font Arial, with learning rate (α) 0.2, momentum (µ) 0.5 and 15 epoch is 71.95% and for the characters without trained, font Times New Roman and Courier New, the recognition accuracy rate is 40.24%. Overall, the result of percentage success the recognition of 790 characters in 15 document letter is 84.56%. Keywords-- character recognition, neural network, backpropagation, pattern recognition, optical character recognition 1. Pendahuluan Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak ke pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran dan gagasan. Sedangkan menurut Jatiningsih (2003), surat merupakan bentuk tulisan untuk menjelaskan pikiran dan perasaan seseorang. [1] Surat merupakan bentuk percakapan tertulis. Oleh karena itu, melalui surat orang bisa saling berdialog dan berkomunikasi. Melalui surat, isi atau percakapan atau pesan yang dimaksud dapat sampai kepada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Hal ini berbeda dengan komunikasi yang terjadi secara lisan. Penyampaian pesan sebagaimana yang dimaksud ini sangat penting dalam urusan bisnis. Menurut Jatiningsih (2003), adapun yang dimaksud dengan surat resmi adalah surat yang berisi masalah kedinasan atau bisnis tertentu. Contoh surat resmi adalah surat undangan, surat edaran, surat keputusan, surat tugas, nota dinas, pengumuman. Perkembangan alat komunikasi yang sudah modern, canggih dan mutakhir saat ini tidak mengurangi kebutuhan akan surat-menyurat masih yang tetap diperlukan untuk keperluan dokumentasi setiap kegiatan. Surat, terutama surat-surat resmi, juga bisa menjadi alat bukti tertulis yang mempunyai kekuatan hukum. Dalam suatu perusahaan, surat-surat yang diarsipkan juga dapat menjadi alat bukti historis dan alat pengingat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dokumen surat masuk resmi merupakan salah satu dari dokumen teks digital. Saat ini, kemampuan untuk mengidentifikasi karakter teks digital pada mesin cetak otomatis maupun semi otomatis memiliki aplikasi nyata dalam berbagai bidang (Brown, 1992). Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan digitalisasi dokumen saat ini, diperlukan suatu tools yang dapat membantu mengolah dokumen surat dinas resmi menjadi informasi dalam bentuk digital. Pengenalan objek (object recognition) adalah salah satu aplikasi yang saat ini banyak berkembang dan merupakan aplikasi yang penting dalam dunia pengolahan citra. Aplikasi yang paling banyak dijumpai adalah OCR (Optical Character Recognition). Aplikasi OCR sering digunakan untuk mengidentifikasi citra huruf untuk kemudian diubah kedalam bentuk file tulisan (teks). Aplikasi OCR juga digunakan dunia industri seperti industri elektronik untuk mengenali label-label yang ada pada circuit board. OCR (Optical Character Recognition) dapat dipandang sebagai bagian dari pengenal otomatis yang lebih luas yakni pengenal pola otomatis

(automatic pattern recognition). Dalam pengenal pola otomatis, sistem pengenal pola mencoba mengenali apakah citra masukan yang diterima cocok dengan salah satu citra yang telah ditentukan. Sistem ini misalnya dipakai untuk mendeteksi sidik jari, tandatangan, bahkan wajah seseorang. Perkembangan teknologi baru akan didominasi oleh sistem dan mesin mesin dengan kecerdasan buatan (machine intelligence). Teknik pengenalan pola merupakan salah satu komponen penting dari mesin atau sistem cerdas tersebut yang digunakan baik untuk mengolah data maupun mengambil keputusan. Jaringan saraf tiruan merupakan salah satu pendekatan yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan kemampuan komputer dalam mengenali dan merepresentasikan pola. Salah satu jaringan yang digunakan adalah neural network backpropagation. Implementasi jaringan saraf tiruan backpropagation dalam pengenalan karakter dapat menghasilkan aplikasi pengenalan karakter yang cerdas yang memiliki kemampuan untuk mengenali pola yang digunakan selama pelatihan serta kemampuan jaringan untuk memberikan respon yang benar terhadap pola masukan yang serupa dengan pola yang dipakai selama pelatihan (Siang, 2009). Hal ini akan sangat membantu optimalisasi kemampuan pengenalan karakter. 2. Teori Dasar 2.1 Pengertian Citra Digital [2] Secara umum, pengolahan citra digital menunjuk pada pemrosesan gambar dua dimensi menggunakan komputer. Citra digital merupakan sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai real maupun komplek yang direpresentasikan dengan deretan bit tertentu. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi f(x,y) berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial, dan amplitudo f di titik koordinat (x,y) dinamakan intensitas aau tingkat keabuan dari citra pada titik tersebut. Apabila nilai x, y, dan nilai amplitudo f secara keseluruhan berhingga (finite) dan bernilai diskrit maka dapat dikatakan bahwa citra tersebut adalah citra digital. Gambar 1. Matrik citra digital 2.2 Pengenalan Pola (Pattern Recognition/Image Interpretation) Secara umum pengenalan pola (pattern recognition) adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu objek (Putra, 2010:303). Pola sendiri adalah suatu entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasikan melalui ciri-cirinya (features). [3] Ciri-ciri tersebut digunakan untuk membedakan suatu pola dengan pola lainnya. Sidik jari adalah suatu contoh pola. Pola bisa merupakan hasil pengukuran atau pemantauan dan bisa dinyatakan dalam notasi vektor atau matriks. 2.3 OCR (Optical Character Recognition) Aplikasi OCR sering digunakan untuk mengidentifikasi citra huruf untuk kemudian diubah ke dalam bentuk file tulisan. Aplikasi OCR juga digunakan di dunia industri seperti industri elektronik untuk mengenali label-label yang ada pada circuit board. OCR dapat dipandang sebagai bagian dari pengenal otomatis yang lebih luas yakni pengenal pola otomatis (automatic pattern recognition). Sistem OCR secara umum bekerja melalui 3 tahapan, yaitu pra-proses, klasifikasi, dan pascaproses. Pra-proses sendiri meliputi normalisasi bentuk dan ekstraksi bentuk sehingga diperoleh representasi karakter yang siap dikenali oleh sistem. Tahap klasifikasi melibatkan metode yang dipilih untuk menghasilkan klasifikasi karakter yang dicari. Sehingga pada tahap ini diperoleh representasi dari karakter yang sudah dikenali oleh sistem dan diperoleh suatu nilai yang menyatakan tingkat pengenalan sistem. Sedangkan tahap pascaproses pada umumnya merupakan tahapan untuk meningkatkan keluaran sistem, seperti penambahan informasi mengenai struktur dan tata bahasa. 2.4 Jaringan Saraf Tiruan [4] Jaringan saraf tiruan adalah paradigma pemrosesan suatu informasi yang terinspirasi oleh sistem sel saraf biologi, sama seperti otak yang memproses suatu informasi. Jaringan saraf tiruan atau Artificial Neural Netwok yang sering disingkat dengan ANN atau JST merupakan model jaringan neural yang meniru prinsip kerja dari neuron otak manusia (neural biologis). Jaringan saraf tiruan memiliki beberapa kemampuan seperti yang dimiliki otak manusia, yaitu: 1. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman. 2. Kemampuan melakukan perumpamaan (generalization) terhadap input baru dari pengalaman yang dimilikinya. 3. Kemampuan memisahkan (abstraction) karakteristik penting dari input yang mengandung data yang tidak penting. 2.5 Backpropagation Istilah backpropagation (penyiaran kembali) diambil dari cara kerja jaringan ini, yaitu bahwa gradien error unit-unit tersembunyi diturunkan dari penyiaran kembali error-error yang diasosiasikan

dengan unit-unit ouput (Puspitaningrum, 2006:125). Backpropagation melatih jaringan untuk mendapatkan keseimbangan antara kemampuan jaringan untuk mengenali pola yang digunakan selama pelatihan serta kemampuan jaringan untuk memberikan respon yang benar terhadap pola masukan yang serupa (tapi tidak sama) dengan pola yang dipakai selama pelatihan (Siang, 2005:97). [5] 2.5.1 Arsitektur Backpropagation Backpropagation memiliki beberapa unit yang ada dalam satu atau lebih layar tersembunyi sehingga backpropagation merupakan jaringan multilapis (Puspitaningrum, 2006:125). Gambar 2. Arsitektur backpropagation Vij merupakan bobot garis dari unit masukan Xi ke unit layar tersembunyi Zj. V 0j merupakan bobot garis yang menghubungkan bias di unit masukan ke unit layar tersembunyi Zj. Wjk merupakan bobot dari unit layar tersembunyi Zj ke unit keluaran Yk. W 0k merupakan bobot dari bias di layar tersembunyi Zj ke unit keluaran Yk. 2.5.2 Fungsi Aktivasi Backpropagation Dalam backpropagation, fungsi aktivasi yang dipakai harus memenuhi beberapa syarat yaitu: kontinu, terdeferensial dengan mudah dan merupakan fungsi yang tidak turun (Siang, 2005:99). Salah satu fungsi yang memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga sering dipakai adalah fungsi sigmoid biner yang memiliki range (0,1). 1 f x = 1+ e x (2.1) Dengan turunan, f x = f x 1 f x (2.2) 2.5.3 Pelatihan Standar Backpropagation Pelatihan backpropagation meliputi 3 fase (Siang, 2005:100). Fase pertama adalah fase maju. Pola masukan dihitung maju mulai dari layar masukan hingga layar keluaran menggunakan fungsi aktivasi yang ditentukan. Fase kedua adalah fase mundur. Selisih antara keluaran jaringan dengan target yang diinginkan merupakan kesalahan yang terjadi. Kesalahan tersebut dipropagasikan mundur, dimulai dari garis yang berhubungan langsung dengan unit-unit di layar keluaran. Fase ketiga adalah modifikasi bobot untuk menurunkan kesalahan yang terjadi. 1. Fase I: Neural Feedforward / Propagasi Maju Selama propagasi maju, sinyal masukan (=Xi) dipropagasikan ke layar tersembunyi menggunakan fungsi aktivasi yang ditentukan. Keluaran dari setiap unit layar tersembunyi (= Zj) tersebut selanjutnya dipropagasikan maju lagi ke layar tersembunyi di atasnya menggunakan fungsi aktivasi yang ditentukan. Demikian seterusnya hingga menghasilkan keluaran jaringan (= Yk). Berikutnya, keluaran jaringan (=Yk) dibandingkan dengan target yang harus dicapai (= tk). Selisih tk - Yk adalah kesalahan yang terjadi. Jika kesalahan ini lebih kecil dari batas toleransi yang ditentukan, maka iterasi dihentikan. Akan tetapi apabila kesalahan masih lebih besar dari batas toleransinya, maka bobot setiap garis dalam jaringan akan dimodifikasi untuk mengurangi kesalahan yang terjadi. 2. Fase II: Neural Backward / Propagasi Mundur Berdasarkan kesalahan tk - Yk, dihitung faktor δk (k = 1,2,..., m) yang dipakai untuk mendistribusikan kesalahan di unit Yk ke semua unit tersembunyi yang terhubung langsung dengan Yk. δk juga dipakai untuk mengubah bobot garis yang berhubungan langsung dengan unit keluaran. Dengan cara yang sama, dihitung faktor δ- di setiap unit di layar tersembunyi sebagai dasar perubahan bobot semua garis yang berasal dari unit tersembunyi di layar di bawahnya. Demikian seterusnya hingga semua faktor δ di unit tersembunyi yang berhubungan langsung dengan unit masukan dihitung. 3. Fase III: Perubahan Bobot Setelah semua faktor δ dihitung, bobot semua garis dimodifikasi bersamaan. Perubahan bobot suatu garis didasarkan atas faktor δ neuron di layar atasnya. Sebagai contoh, perubahan bobot garis yang menuju ke layar keluaran didasarkan atas δk yang ada di unit keluaran. Ketiga fase tersebut diulang-ulang terus hingga kondisi penghentian dipenuhi. Umumnya kondisi penghentian yang sering dipakai adalah jumlah iterasi atau kesalahan. Iterasi akan dihentikan jika jumlah iterasi yang dilakukan sudah melebihi jumlah maksimum iterasi yang ditetapkan, atau jika kesalahan yang terjadi sudah lebih kecil dari batas toleransi yang diijinkan. 2.5.4 Algoritma Backpropagation Algoritma pelatihan untuk jaringan dengan satu layar tersembunyi (dengan fungsi aktivasi sigmoid biner) seperti yang dipaparkan oleh Siang (2005: 102-104) adalah sebagai berikut: 1. Inisialisasi semua bobot dengan bilangan acak kecil 2. Jika kondisi penghentian belum terpenuhi, lakukan langkah 3-10

3. Untuk setiap pasangan data pelatihan, lakukan langkah 4-9 Fase I : Propagasi maju 4. Tiap unit masukan menerima sinyal dan meneruskannya ke unit tersembunyi di atasnya 5. Hitung semua keluaran di unit tersembunyi z j = j = 1, 2,, p n z_net j = v j0 + i=1 x i v ji (2.3) 1 z j = f z_net j = 1+e z_net (2.4) j 6. Hitung semua keluaran jaringan di unit y k k = 1, 2,, m p y_net k = w k0 + j =1 z j w kj (2.5) y k = f y_net k = 1 (2.6) 1+e y net k Fase II : Propagasi mundur 7. Hitung faktor unit keluaran berdasarkan kesalahan di setiap keluaran y k k = 1, 2,, m δ k = t k y k f y_net k = t k y k y k 1 y k (2.7) δ k merupakan unit kesalahan yang akan dipakai dalam perubahan bobot layar di bawahnya (langkah 8) Hitung suku perubahan bobot w kj (yang akan dipakai nanti untuk merubah bobot w kj ) dengan laju percepatan α w kj = α δ k z j ; k = 1, 2,, m ; j = 1, 2,, p (2.8) 8. Hitung faktor unit keluaran berdasarkan kesalahan di setiap unit tersembunyi z j = j = 1, 2,, p m δ_net j = k=1 δ k w kj (2.9) Faktor δ unit tersembunyi: δ j = δ_net j f z_net j = δ_net j z j 1 z j (2.10) Hitung suku perubahan bobot v ji (yang akan dipakai nanti untuk merubah bobot v ji ) v ji = α δ j x i ; j = 1, 2,, p ; i = 1, 2,, n (2.11) Fase III : Perubahan bobot 9. Hitung semua perubahan bobot Perubahan bobot garis yang menuju ke unit keluaran: w kj baru = w kj lama + w kj (k = 1, 2,, m ; j = 1, 2,, p) (2.12) Perubahan bobot garis menuju ke unit tersembunyi: v ji baru = v ji lama + v ji (j = 1, 2,, p ; i = 1, 2,, n) (2.13) Setelah pelatihan selesai dilakukan, jaringan dapat dipakai untuk pengenalan pola. Dalam hal ini, hanya propagasi maju (langkah 5 dan 6) saja yang dipakai untuk menentukan keluaran jaringan. Apabila fungsi aktivasi yang dipakai bukan sigmoid biner, maka langkah 5 dan 6 harus disesuaikan. Demikian juga turunannya pada langkah 7 dan 8. 3. Hasil Eksperimen Secara garis besar, alur kerja aplikasi pengenalan karakter yang akan dirancang seperti yang digambarkan pada flowchart Gambar 3. START Image dokumen surat Pre-processing Image Segmentation Normalization Neural Network Backpropagation Character Recognition Text END Gambar 3. Flowchart alur kerja aplikasi 3.1 Pre-processing Pada tahap ini akan dilakukan penyederhanaan citra sehingga citra siap untuk dianalisis. Proses ini terbagi ke dalam empat proses, yaitu grayscaling, median, histogram equalization dan thresholding. 3.2 Image Segementation Tahap segmentasi adalah tahapan memotong citra yang kemudian diproses menjadi beberapa bagian. Proses segmentasi dilakukan pada setiap huruf per huruf sebuah citra scan dokumen yang telah melewati proses pra-processing dan kemudian dipetakan kedalam koordinat sumbu-y dan koordinat sumbu-x. 3.3 Normalization Hasil dari proses segmentasi yang dilakukan sebelumnya adalah posisi, lebar dan tinggi untuk masing-masing huruf. Setiap huruf hasil segmentasi akan dibaca oleh jaringan sebagai nilai input awal jaringan. Agar huruf tersebut dapat dibaca oleh

jaringan maka huruf dinormalisasi ukurannya menjadi gambar berukuran 10x12 pixel. 3.4 Neural Network Backpropagation Neural network backpropagation akan terdiri dari 5 lapisan, yaitu sebuah lapisan input (input layer), tiga buah lapisan tersembunyi (hidden layer) dan sebuah lapisan output (output layer). Jaringan backpropagation hanya akan menerima input biner sehingga data harus diatur sebagai sekumpulan angka (array). Rancangan jumlah node pada neural network untuk pegenalan karakter: 1. Input layer sebanyak 120 node 2. Hidden layer sebanyak 100, 60, dan 30 node 3. Output layer sebanyak 120 node Pengenalan karakter dengan neural backpropagation dilakukan dengan melewati tahap pelatihan (training) terlebih dahulu kemudian dilanjutkan ke tahap pengenalan. Sebelum masuk ke dalam proses jaringan, input karakter masukan harus dalam bentuk binary image. Binary image karakter tersebut telah melewati proses normalisasi ukuran agar input ke dalam jaringan sama. Tahap pelatihan dilakukan pertama kali sampai tercapai target error yang diinginkan. Setelah itu, tahap pengenalan dapat dilakukan. 3.5 Character Recognition Pada proses ini, dilakukan ekstraksi terhadap bagian-bagian yang ada dalam surat resmi. Setelah citra dokumen surat resmi dikenali karakternya, aplikasi akan mengekstraksi beberapa atribut dari surat tersebut, atribut yang akan diektraksi adalah tanggal surat, nomor surat, lampiran, hal/perihal surat dan tertanda. pada 15 image dokumen surat dengan nilai threshold yang beragam serta pengenalan karakter tulisan yang kurang jelas pada kertas berwarna. Sebelum melakukan pengenalan karakter, pola karakter masukan akan dilatih terlebih dahulu dengan nilai learning rate 0.2, nilai momentum 0.5 dan nilai epoch 15. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pengenalan karakter dengan metode neural backpropagation lebih baik hasilnya pada saat mengenali karakter yang polanya telah dilatih terlebih dahulu dibandingkan dengan yang tidak dilatih. Persentase tingkat keberhasilan pengenalan karakter untuk pola yang dilatih (Arial) adalah 71,95%, persentase tingkat keberhasilan pengenalan karakter pada pola yang tidak dilatih (Times New Roman dan Courier New) adalah 40,24% dan persentase tingkat keberhasilan pengenalan karakter pada 15 dokumen surat masuk adalah 84,56%. Tabel 1. Hasil Pengujian Pengenalan Karakter Pada Citra Surat Masuk N o Komponen Surat 1. Tanggal 2. No. Surat 3. Lampiran - 4. Hal Citra Surat Karakter Dikenali 27Juni2012 7181/H22R U/2012 Undan9anA PmsiasiKear sipan Total Karakter 52 Total Karakter Dikenali Persentase Keberhasilan 45 86.54% 4. Kesimpulan Gambar 4. Tampilan pengenalan karakter 3.6 Analisis Hasil Pengujian Pengujian dilakukan terhadap masing-masing karakter alfanumerik dan tandabaca terhadap karakter yang telah dilatih (jenis font Arial) dan tidak dilatih (jenis font Times New Roman dan Courier New) dan pengujian pengenalan karakter 1. Aplikasi pengenalan karakter pada dokumen surat masuk menggunakan metode neural backpropagation sudah dapat mengenali karakter dengan persentase keberhasilan aplikasi sebesar 84,56% dari 790 karakter pada 15 data image dokumen surat masuk resmi. Aplikasi pengenalan karakter masih perlu mengalami perbaikan sehingga untuk kedepannya tingkat persentase keberhasilan dapat lebih maksimal. 2. Tingkat keberhasilan pengenalan karakter dengan metode neural backpropagation lebih baik hasilnya pada saat mengenali karakter

yang polanya telah dilatih terlebih dahulu dibandingkan dengan yang tidak dilatih. Persentase tingkat keberhasilan pengenalan karakter untuk pola yang dilatih (Arial) adalah 71,95%, persentase tingkat keberhasilan pengenalan karakter pada pola yang tidak dilatih (Times New Roman dan Courier New) adalah 40,24%. 3. Karakter yang dilatih dengan nilai learning rate (α) 0.2 dan 0.5 untuk nilai momentumnya (µ) serta epoch 15 dapat mengenali karakter uji ketika proses pengenalan dilakukan. 4. Berdasarkan hasil pengujian, pengolahan persiapan citra (pre-processing) perlu diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap keakuratan pengenalan karakter sebagai proses tahap awal sebelum akhirnya sebuah citra dikatakan siap sebagai input untuk dikenali ke tahapan berikutnya. Referensi [1] Jatiningsih, Oksiana. (2003). Menulis Surat Dinas. Retrieved January 15, 2012, fromhttp://www.smkn1bandung.com/modul/produ ktip/administrasi_perkantoran/menulis_surat_dinas.pdf [2] Putra, Darma. (2010). Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Penerbit ANDI [3] Munir, Rinaldi. (2004). Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung: Penerbit Informatika [4] Puspitaningrum, Diyah. (2006). Pengantar Jaringan Saraf Tiruan. Yogyakarta: Penerbit ANDI [5] Siang, J.J. (2005). Jaringan Saraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab. Yogyakarta: Penerbit ANDI Biography Rizqia lestika Atimi, lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, tanggal 9 November 1989. Memperoleh gelar Sarjana dari Teknik Informatika dari Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia, 2012.