BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Pajak. terutang berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatannya. Menekankan pendapatan yang dimaksud adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dasar 1945 Amandemen III yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Kebanyakan wajib

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan-tujuan pribadi yang bersaing atau berlawanan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pajak secara umum terdiri atas dua fungsi, yaitu fungsi budgetair

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pendapatan Negara negara yang diaturkan pada undang-undang dengan tidak mendapatkan timbal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 usaha (Tempo.co, Jakarta, 2015). Para pemilik usaha senantiasa berupaya untuk mengurangi beban pajak. Ketidaksenangan membayar pajak ini dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban membayar pajak diatur dalam Undang-undang Dasar bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (Surya : 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. agency theory (teori keagenan) sebagai kontrak kerja antara principal dan agent,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini adalah data perbandingan target dan realisasi penerimaan pajak tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti kesehatan rakyat, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. sumber migas dan non migas. Pelaksanaan perpajakan diatur oleh pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ini membuat perusahaan - perusahaan berusaha meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system,

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan negara dan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diatur dalam Undang -Undang. Pemerintah menggunakan hasil pajak yang diterima untuk

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) muncul sebagai respons terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah pajak.

penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak menjadi aktivitas yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita.hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari iuran wajib rakyat, dimana ketentuan pungutannya diatur dalam undangundang seperti yang dinyatakan dalam pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen III. Pasal 23A UUD 1945 berbunyi pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak digunakan oleh pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawab negara di berbagai sektor kehidupan untuk mencapai kesejahteraan umum.bagi rakyat sebagai wajib pajak sendiri, pajak merupakan perwujudan pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk ikut berkontribusi dalam peningkatan pembangunan nasional. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan sebagai wajib pajak dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung, bersifat memaksa, dan pemungutannya dilakukan berdasarkan undang-undang (Fatharani, 2012).Pemerintah menggunakan pajak untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka mencapai kesejahteraan umum di berbagai sektor kehidupan.wajib pajak di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan.bagi wajib pajak, pajak merupakan perwujudan pengabdian dan peran untuk berkontribusi dalam peningkatan pembangunan nasional.fenomena mengenai pemungutan 1

2 pajak menjadi fenomena penting yang menjadi fokus pemerintah dan harus dikelola dengan baik. Pelaksanaan pemungutan pajak oleh pemerintah, tidaklah selalu mendapat sambutan baik dari perusahaan.suatu perusahaan didirikan dengan maksud dan tujuan utama untuk memaksimumkan laba atau keuntungan.tujuan perusahaan bisa diwujudkan dengan suatu pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). GCG yaitu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Pedoman GCG diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006 di Indonesia.Pedoman ini diterbitkan karena adanya dorongan dari kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders, dan menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Pada tanggal 17 Oktober 2013, 7 (tujuh) instansi yang bekerja sama yaitu Bapepam dan LK, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT. Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia menyelenggarakan acara Malam Penganugerahan Annual Report Award (ARA) 2012 kepada perusahaan Indonesia. ARA bertujuan untuk melakukan penilaian atas kualitas keterbukaan informasi dan penerapan GCG dalam laporan tahunan dengan mengacu pada ketentuan dan pedoman yang berlaku secara nasional maupun internasional.prinsip-prinsip dalam GCG yaitu kewajaran, akuntabilitas, transparansi, kemandirian dan responsibility menjadi

3 penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan (Annisa dan Kurniasih, 2012). Perusahaan berusaha untuk membayar pajak serendah mungkin karena pajak akan mengurangi pendapatan atau laba bersih, sedangkan bagi pemerintah menginginkan pajak setinggi mungkin guna untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan. Perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan wajib pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak, baik secara legal maupun illegal (Darmawan dan Sukartha, 2014).Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak negara. Perusahaan akan berusaha mengelola beban pajaknya seminimum mungkin agar memperoleh laba yang maksimal. Usaha pengurangan pembayaran pajak secara legal disebut penghindaran pajak (tax avoidance), sedangkan usaha pengurangan pembayaran pajak secara ilegal disebut (tax evasion). Pajak penghasilan yang disetorkan perusahaan kepada negara merupakan proses transfer kekayaan dari pihak perusahaan (khususnya pemilik) kepada negara, sehingga dapat dikatakan pembayaran pajak penghasilan ini merupakan biaya bagi perusahaan dan pemilik perusahaan. Oleh karenanya pemilik perusahaan diduga akan cenderung lebih suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif (Sari dan Martani, 2010). Tindakan pajak agresif adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion (Sari dan Martani, 2010).

4 Perusahaan sebagai salah satu wajib pajak mempunyai kewajiban untuk membayar pajak yang besarnya dihitung dari laba bersih yang diperolehnya.semakin besar pajak yang dibayarkan perusahaan, maka pendapatan negara semakin banyak. Namun sebaliknya bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Tujuan pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak bertentangan dengan tujuan dari perusahaan sebagai wajib pajak, dimana perusahaan berusaha untuk mengefisiensikan beban pajaknya sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam rangka mensejahterakan pemilik dan melanjutkan kelangsungan hidup perusahaannya (Yoehana, 2013). Adanya argumen yang menyatakan bahwa pajak merupakan biaya bagi perusahaan dan pemilik perusahaan, tidak serta merta membuat perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.hal ini dikarenakan tindakan pajak agresif dapat menimbulkan konsekuensi biaya lain, yaitu biaya akibat dari masalah yang timbul akibat adanya masalah keagenan (agency problem) (Hidayanti, 2013).Pajak dipandang sebagai salah satu faktor yang membentuk keputusan ini.hlaing (dalam Winarsih dan Prasetyono, 2014) mendefinisikan agresivitas pajak sebagai kegiatan perencanaan pajak semua perusahaan yang terlibat dalam usaha mengurangi tingkat pajak yang efektif. Bukti empiris baru-baru ini menunjukkan bahwa agresivitas pajak lebih merasuk dalam tata kelola perusahaan yang lemah (Jimenez, 2008) Realita yang dapat mendukung sudah merambahnya tindakan pajak agresif yang dilakukan perusahaan adalah adanya pernyataan yang disampaikan oleh

5 Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Fuad Rahmany, menyatakan beliau mengatakan bahwa penerimaan pajak seharusnya bisa mencapai kisaran Rp2.000 triliun apabila seluruh Wajib Pajak memiliki kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan. Sementara penerimaan pajak saat ini sekitar Rp1.148 triliun. Masih ada sekitar 40 juta Wajib Pajak Orang Pribadi dan lima juta Wajib Pajak Badan yang belum membayar pajak kepada negara. Realitas ini menunjukkan bahwa masih banyaknya Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan yang belum memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan, dimungkinkan mereka melakukan tindakan pajak agresif untuk meminimalkan beban pajak terhutangnya. Penelitian yang mengkaji hubungan GCG terhadap aspek perpajakan terbilang masih sedikit seperti penelitian yang mengkaji tentang pengaruh dari karakteristik kepemilikan perusahaan, praktik corporate governance di Indonesia terhadap tindakan pajak agresif (Martani dan Sari, 2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan keluarga cenderung bertindak lebih agresif dalam perpajakan daripada perusahaan non-keluarga, dan praktik corporate governance berpengaruh negatif terhadap tindakan pajak agresif tersebut. Walau nilai koefisien regresi tidak signifikan, namun arah dari variabel corporate governance memberi gambaran variabel tersebut dapat memperlemah hubungan tindakan pajak agresif dengan kepemilikan keluarga. Kemudian penelitian yang mengkaji pengaruh GCG dan CSR terhadap tindakan pajak agresif (Winarsih dan Prasetyono, 2014) yang menyatakan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran komite audit dan CSR tidak berpengaruh terhadap

6 tindakan pajak agresif. Sedangkan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif. Selanjutnya penelitian yang berjudul Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: An Empirical Analysis (Lanis dan Richardson, 2012) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, semakin rendah tingkat agresivitas pajak yang dilakukan. Adapun penelitian yang berjudul pengaruh karakteristik kepemilikan, reformasi perpajakan, dan hubungan politik terhadap tindakan pajak agresif pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 (Fatharani, 2012) menyatakan bahwa kepemilikan keluarga dan hubungan politik dengan pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan pajak agresif yang dilakukan perusahaan serta reformasi perpajakan juga membuat aktivitas perencanaan pajak perusahaan menjadi lebih agresif. Maka berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mengkaji pengaruh GCG terhadap tindakan pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena dalam penelitian ini akan menambahkan variabel komisaris independen serta menambahkan jangka waktu penelitian yang menjadi keterbatasan pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya. Sehingga peneliti tertarik untuk menganggkat judul: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

7 1.1 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh dari ukuran dewan komisaris terhadap tindakan pajak agresif? 2. Apakah terdapat pengaruh dari ukuran dewan direksi terhadap tindakan pajak agresif? 3. Apakah terdapat pengaruh dari ukuran komite audit terhadap tindakan pajak agresif? 4. Apakah terdapat pengaruh dari komisaris independen terhadap tindakan pajak agresif? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh dari ukuran dewan komisaris terhadap tindakan pajak agresif. 2. Untuk menguji pengaruh dari dewan direksi terhadap tindakan pajak agresif. 3. Untuk menguji pengaruh dari ukuran komite audit terhadap tindakan pajak agresif. 4. Untuk menguji pengaruh dari ukuran komisaris independen terhadap tindakan pajak agresif.

8 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini, antara lain : a. Kontribusi Praktis 1. Bagi calon investor, Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai dan mengevaluasi corporate governance dalamsuatu perusahaan ketika akan melakukan penanaman modal dalam perusahaan tersebut. 2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian diharapkan dapat menunjukkan bahwa sikap perusahaan terhadap corporate governance akan memberikan dampak secara luas tidak hanya pada kinerja saja, tetapi juga sikapnya terhadap pajak. b. Kontribusi Teoretis Penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian teori dan referensi untuk penelitian selanjutnya, serta menambah wawasan bagi mahasiwa. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, ukuran komisaris independen terhadap tindakan pajak agresif perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak pernah mengalami kerugian selama tahun 2009-2013.