BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2010). Saat ini masyarakat mulai melirik pasar modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan portfolio (portfolio management), dapat dibagi menjadi 2 cara,

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan investor ini tinggal memilih perusahaan go-public yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

I. PENDAHULUAN. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI PEMILIHAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya dipasar

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara, karena pasar modal memiliki fungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

BAB I PEDAHULUAN. portofolio agar tetap optimal. Kondisi pasar yang berubah misalnya akan berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzan Arif, 2014 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Ekspektasian Portofolio Saham

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan suatu industri. Sumber dana dapat diperoleh suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Atau dapat dikatakan bahwa investasi adalah komitmen untuk mengorbankan konsumsi masa kini dengan tujuan untuk memperbesar konsumsi di masa mendatang (Tandelilin, 2010). Saat ini masyarakat mulai melirik pasar modal untuk melakukan investasi bukan hanya berinvestasi pada sektor riil seperti tanah, emas namun telah mulai berinvestasi pada surat berharga (saham). Perkembangan bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya indeks pasar modal. Menurut UU No. 8 tahun 1995, pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan perantara antara para investor dengan perusahaan atau institusi pemerintah melalui perdangangan instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan lainnya. Pada umumnya komoditi yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham, obligasi dan derivatif lainnya dengan saham sebagai komoditi utama yang diperdagangkan. Perkembangan perdagangan saham baik secara volume perdagangan maupun jumlah perusahaan yang sahamnya dijual di Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2013, tercatat 31 1

emiten baru yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan pada tahun 2013 BEI mencatat rekor tertinggi dalam hal rekor indeks IHSG yang ditutup pada level 5.214.976 pada tanggal 20 Mei 2013, selain itu terjadi peningkatan likuiditas transaksi sebesar 37,68% (www.idx.com). Kelebihan berinvestasi saham adalah selain pertimbangan akan return and risk, investor juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, para investor dapat memilih saham-saham apa saja dan berapa jumlah lembar saham yang akan mereka beli. Pada umumnya investor akan memilih saham-saham yang akan menjanjikan return tinggi dengan risiko tertentu atau memilih yang berisiko minimal dengan tingkat return tertentu. Penentuan portofolio optimal merupakan langkah penting bagi investor baik investor institusional maupun investor individual. Hal ini karena portofolio yang optimal akan dapat memberikan return yang optimal dengan tingkat risiko tertentu. Pembentukan portofolio didasarkan pada preferensi investor, yaitu sikap investor dalam tingkat pengembalian dan risiko dari investasi. Ada dua macam strategi dalam pembentukan portofolio, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan 2

pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal (Tandelilin, 2010). Investor dapat melakukan strategi diversifikasi maupun strategi secara konsentrasi ketika melakukan pemilihan saham. Manfaat diversifikasi dalam teori portofolio modern diumpamakan seperti tidak menaruh seluruh telur dalam ranjang yang sama, karena apabila keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Pada konteks investasi diartikan sebagai tidak menginvestasikan semua dana yang dimiliki hanya pada satu aset saja, tetapi pada berbagai macam aset karena jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang telah diinvestasikan akan lenyap (Tandelilin,2010). Strategi diversifikasi dilakukan dengan portofolio optimal yang berarti keuntungan diperoleh dengan diversifikasi pada berbagai investasi, dengan jumlah sekuritas tertentu yang memiliki return yang cukup tinggi. Portofolio optimal dicapai dengan melakukan simulasi pada beberapa sekuritas yang dinilai efisien dengan menggunakan prosedur perhitungan tertentu. Pembentukan sebuah maupun beberapa portofolio memerlukan saham-saham pilihan yang akan dikombinasikan ke dalam portofolio tersebut. Adapun jumlah saham yang dipilih untuk membentuk portofolio sangat bervariasi, hal itu tergantung dari preferensi investor terhadap saham-saham tersebut (Agustin Sulistyorini, 2009). Berbeda dengan diversifikasi, dalam portofolio saham juga dikenal istilah konsentrasi portofolio yaitu saham-saham hanya berasal dari satu sektor saja, atau 3

dengan kata lain semua telur diletakkan dalam satu keranjang hingga keranjang itu penuh. Konsentrasi portofolio memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan diverisfikasi hal ini disebabkan karena seluruh dana dialokasikan hanya pada satu sektor saja artinya apabila sektor tersebut mengalami penurunan maka semua nilai portofolio akan turun. Salah satu investor yang menganut sistem konsentrasi portofolio adalah Warren Buffet. Warren Edward Buffett dilahirkan di Omaha pada tanggal 30 Agustus 1930 dijuluki sebagai Si Bijak dari Omaha atau Sang penasihat dari Omaha. Warren Buffet selalu masuk dalam posisi 5 orang terkaya versi majalah Forbes, bahkan di tahun 2010 ia berhasil mengalahkan posisi Bill Gates dengan berada di peringkat pertama orang terkaya di dunia. Walaupun peringkat sebagai orang terkaya terkadang mengalami penurunan, namun ia masih menjadi satu-satunya 5 orang terkaya dimana kolom sumber kekayaan bertuliskan bursa saham. Filosofi Buffet sehubungan dengan paham konsentrasi portofolio adalah too much of a good thing is wonderful, Warren Buffet berpendapat Mengapa harus harus berinvestasi di 20 emiten terbaik, dan tidak pada 5 atau 10 emiten terbaik saja?. Alasan Buffet sederhana, dengan konsentrasi maka jumlah saham yang perlu diperhatikan dan dipantau akan menjadi lebih sedikit sehingga perhatian dan analisis terhadap saham-saham yang dipilih bisa lebih besar dan mendalam dibanding apabila melakukan portofolio dengan jumlah 100 saham di sektor-sektor yang berbeda. 4

Warren Buffet membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan kini telah berhasil membangun perusahaan investasi terkemuka di dunia, tips dan triknya dalam berinvestasi dikenal dengan istilah Buffetology yang menerapkan aspek kualitatif dan kuantitatif dalam prakteknya, seperti yang ditulis oleh John P. Reese dan Jack M. Forehand dalam buku yang berjudul The Guru Investor: How to Beat Market Using History s Best Investment Strategies, dalam buku ini diulas mengenai strategi pemilihan saham oleh Warren Buffet dimana Buffet memperkenalkan 6 kriteria dalam memilih saham yang akan dijadikan portofolio bila ditinjau dari aspek kuantitatifnya yaitu menggunakan earnings predictability, level of debt, Return on Equity (ROE), Return on Total Capital (ROTC),Capital Expenditures, dan Retained Earnings (RORE), keenam kriteria ini menggunakan periode pengamatan selama 10 tahun dengan persentase rata-rata tertentu. Sebagai penganut paham konsentrasi portofolio, Buffet lebih suka menginvestasikan dananya pada sektor tertentu yang benar-benar dipahami olehnya dan ia cenderung menghindari berinvestasi pada perusahaan yang berbau teknologi karena perubahan di bidang teknologi cenderung cepat mengalami perubahan. Strategi Buffet dalam menyusun portofolio menarik untuk dipelajari, beberapa penelitian tentang strategi Buffet dalam memilih sahamnya dilakukan oleh Padron (2006), Padron membuat portofolio berdasarkan share holder letter yang ditulis Warren Buffet setiap tahunnya kepada para investornya di Berkshire Hathaway dan diperoleh hasil bahwa return portofolio yang terbentuk melebihi return pasar (Agus 5

Sadianto,2008). Penelitian lainnya dilakukan oleh Martin (2008) dalam penelitiannya Martin mencoba meniru portofolio Buffet dengan membeli saham yang dibeli Buffet sebulan setelah Buffet mengumumkan membeli saham-saham tersebut, hasilnya disebut mimicking portofolio. Hasil yang diperoleh return tahunan dari mimicking portofolio mengalahkan return tahunan indeks S&P 500 serta memiliki Sharpe s Measure yang lebih tinggi dari Sharpe s Measure indeks S&P 500. Menurut Martin return portofolio Buffet yang selalu mengalahkan pasar bukanlah sebuah keberuntungan tetapi merupakan sebuah keahlian. Berbeda dengan pendapat Martin, Sharpe (1995) dalam buku Lowenstein berpendapat bahwa keberhasilan Warren Buffet hanyalah sebuah penyimpangan statistika yang sangat di luar jalur sehingga tidak perlu untuk diperhatikan. Penelitian tentang penerapan strategi Buffet di pasar modal Indonesia dilakukan oleh Agus Sadianto (2008), Agus melakukan pemilihan portofolio berdasarkan metode Warren Buffet berdasarkan buku The Warren Buffet Way yang ditulis oleh Robert G. Hangstrom, hasil penelitian menghasilkan risk adjusted return lebih tinggi dari risk adjusted return market portofolio (IHSG) namun portofolio yang terbentuk menghasilkan return yang lebih rendah dari return pasar. Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mujur (2009), dari hasil penelitian diperoleh bahwa di pasar saham Indonesia perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria investasi Warren Buffet yang difokuskan pada karakteristik keuangan dari 336 perusahaan yang memenuhi semua kriteria yang disyaratkan berjumlah 6 6

perusahaan yang semuanya berasal dari sektor industri barang konsumsi. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa semakin terkonsentrasi sebuah portofolio pada perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan dan memiliki potensi tingkat pengembalian investasi ( return ) yang tinggi, maka semakin tinggi pula return dari portofolio dan portofolio tersebut mampu mengalahkan return pasar. Penelitian ini akan membentuk portofolio berdasarkan kriteria keuangan yang digunakan oleh Buffet, dengan menggunakan saham-saham dari sektor industri barang konsumsi. Dipilihnya sektor barang konsumsi karena berdasarkan penelitian Mujur (2009), sektor yang memenuhi kriteria yang disyaratkan Buffet adalah perusahaan dari sektor industri barang konsumsi dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudy Chandra (2010) tentang Analisis Pemilihan Saham Oleh Investor Asing di Bursa Efek Indonesia, diperoleh hasil bahwa investor asing lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang berasal dari sektor industri barang konsumsi. Penyebabnya adalah karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, sehingga dengan jumlah penduduk yang besar, maka tingkat konsumsi masyarakat pun ikut meningkat. Besarnya jumlah penduduk dan tingkat konsumsi masyarakat menjadikan Indonesia dikenal dunia sebagai target pasar potensial. Besarnya tingkat konsumsi masyarakat menyebabkan Indonesia bukan hanya menjadi target pasar produk-produk luar negeri yang potensial, tetapi juga sebagai target investasi para investor. 7

Pemilihan sektor barang konsumsi juga dikarenakan beberapa tahun sebelumnya, perusahaan perusahaan sektor konsumsi Indonesia dikenal tahan terhadap krisis yang sempat terjadi. Pada saat krisis, kinerja dan pergerakan sahamnya memang ikut turun, tapi tidak begitu signifikan dan kinerja perusahaan consumer goods ini bisa dapat pulih dengan begitu cepatnya, sebab produk yang diproduksi oleh perusahaan yang bergerak di bidang ini yaitu barang-barang kebutuhan masyarakat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia terbagi menjadi beberapa sub sektor, diantaranya makanan dan minuman (food and beverage), rokok (tobbaco manufacture), farmasi (pharmaceutical), dan juga kosmetik. Efisien tidaknya suatu portofolio yang dibentuk dengan strategi konsentrasi, maka diperlukan adanya suatu portofolio pembanding, karena mengukur kinerja portofolio tidak bisa hanya dilihat dari returnnya saja tetapi juga harus memperhatikan risiko yang akan ditanggung investor, pengukuran yang melibatkan kedua faktor ini disebut dengan return sesuaian risiko (risk-adjusted return). Saat investor dihadapkan pada dua pilihan portofolio, maka investor yang rasional akan memilih portofolio yang memberi keuntungan sama dengan risiko yang lebih rendah atau tingkat risiko sama dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi atau portofolio efisien. Pada penelitian ini portofolio yang dibentuk berdasarkan kriteria Warren Buffet akan dibandingkan dengan indeks LQ45, berbeda dari penelitian sebelumnya yang dibandingkan dengan indeks pasar. 8

Pemilihan Indeks LQ45 sebagai pembanding karena indeks LQ45 merupakan indeks yang sering digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio saham selain IHSG (Jogiyanto, 2009). Saham-saham LQ45 merupakan saham likuid, kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI serta merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain. Fluktuatif harga pada kelompok saham LQ 45 cenderung smooth menjadikan return dari capital gain tidak setinggi pada kelompok saham yang mengalami fluktuasi harga siginifikan. Karakteristik saham LQ 45 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham, dimana penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua (2) sisi yaitu hasil dan risiko ( Agustin Sulistyorini, 2009). Ada 3 parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja portofolio yang dikembangkan oleh William Sharpe, Jack Treynor, dan Michael Jensen. Ketiga pengukuran kinerja ini dinamakan ukuran kinerja Sharpe, kinerja Treynor dan kinerja Jensen. Ketiga pengukuran kinerja tersebut mengasumsikan adanya hubungan linear antara pengembalian (return) portofolio dengan pengembalian dari beberapa indeks pasar. Ketiga model tersebut mendasarkan analisisnya pada return masa lalu untuk memprediksikan return dan risiko masa datang. Tidak ada standar penilaian berdasarkan ketiga indeks ini, hal ini dikarenakan karena fluktuasi yang terjadi di 9

pasar modal. Indeks-indeks ini digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio saham yang telah dibentuk oleh investor, jadi suatu portofolio dikatakan efisien jika memiliki indeks yang lebih tinggi dibandingkan dengan portofolio lainnya, Metode Sharpe, Treynor dan Jensen dapat digunakan dalam pemilihan investasi dengan melihat kondisi pasar yang sedang berlangsung. Ketiga model itu mendasarkan analisisnya pada return masa lalu untuk memprediksi return dan risiko di masa datang. Metode Sharpe menekankan pada risiko total (deviasi standar), Treynor menganggap fluktuasi pasar sangat berperan dalam mempengaruhi return (beta), sedangkan Jensen sendiri menekankan pada alpha. Jadi ketiga metode tersebut mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam penelitian ini digunakan metode Sharpe untuk mengukur kinerja dari portofolio saham yang dipilih berdasarkan kriteria Buffet dan saham-saham yang termasuk dalam indeks custodian LQ45 karena indeks Sharpe memperhitungkan risiko sistematik dan non sistematik dan mempertimbangkan karena saham-saham yang nantinya terpilih belum diyakini terdiversifikasi dengan baik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana kinerja portofolio saham berdasarkan strategi Warren Buffet? 2) Bagaimana kinerja portofolio saham berdasarkan indeks LQ 45? 10

3) Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham berdasarkan strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio berdasarkan indeks LQ45? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham yang dibentuk dengan strategi pemilihan saham dengan strategi Warren Buffet 2) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan indeks LQ45 3) Untuk mengetahui perbedaan kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio saham berdasarkan indeks LQ45 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan : 1) Manfaat Teoritis Dapat menjadi bukti empiris mengenai kinerja portofolio saham berdasarkan strategi pemilihan saham 2) Manfaat Praktis 11

Dapat membantu investor yang ingin melakukan investasi saham di pasar modal. 12