Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

ET 355 Transmisi Daya dan Gardu Induk: S-1, 2 SKS, semester 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

SILABUS. 5. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

PENGUJIAN TAN δ PADA KABEL TEGANGAN MENENGAH

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI

PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Pada saat sistem isolasi menahan electrical stresses, isolasi

BAB III PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH 20KV

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK

Terpaan Tegangan Listrik Dan Temperatur terhadap Kualitas Isolasi Kabel Bawah Tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisa Kemampuan Hantar Arus Dengan Menggunakan Metode Penggabungan Silang Selubung Kabel Antar Fasa Pada Kabel Bawah Tanah 150 kv

STUDI ANALISA PERHITUNGAN BIAYA TOTAL TAHUNAN PENYULANG (FEEDER) DISTRIBUSI 20 KV TAHUN 2013 (Aplikasi GI PIP ke Feeder II Air Pacah)

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK SHELL DIALA B PADA SUHU 30 0 C C

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Jenis Minyak RBD FAME FAME + aditif

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

PERHITUNGAN LOAD FORECAST PADA KAPASITAS FEEDER 20 KV (APLIKASI PT. PLN RAYON BELANTI PADANG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR DAN UMUR MINYAK TRANSFORMATOR TERHADAP DEGRADASI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR

Studi Analisa Keandalan Isolator Pada Saluran Transmisi 150 kv Sirkit Ganda Waru-Bangil TUGAS AKHIR. oleh : Nama : Nifta Faturochman NIM :

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH. G. Suprijono. D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283)

ANALISIS SUSUT ENERGI NON TEKNIS PADA JARINGAN DISTRIBUSI PLN RAYON KOBA

ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DAN NILAI HARAPAN HIDUP ISOLASIPADAT DAN CAIR TRANSFORMATOR

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 6 No. 2 Februari 2014

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

SILABUS. 3. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 2 Kv Erhaneli*,Musnadi** *Dosen Jurusan Teknik Elektro **Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang ABSTRAK Isolasi adalah satu faktor yang penting sekali dalam disain kabel bawah tanah. Awal dari kerusakan ini adalah kurang sempurnanya dalam pembuatan isolasi kabel tersebut. Kerusakan pada isolasi kabel akibat yang besar dari muatan listrik. Menyebabkan terbentuknya rongga, apabila isolasi tersebut melebihi tegangan dari kemampuannya maka akan terjadi kenaikan temperatur, kenaikan temperatur yang melebihi kemampuan isolasi akan memperbesar rongga udara pada kabel. Tekanan yang tinggi menyebabkan muatan listrik akan terdesak ketempat rongga udara sehingga terjadi lompatan-lompatan pada permukaan isolasi akibatnya akan terjadi arus bocor dan kekuatan isolasi akan menurun sehinga umur isolasi akan berkurang. Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimana pengaruh arus bocor akibat kenaikan temperatur kabel bawah tanah 2 kv pada SKTM. Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa pada saat temperatur semakin besar dari temperatur normal maka arus bocor semakin besar, dan pada saat temperatur semakin kecil dari temperatur normal maka arus bocorpun semakin semakin besar. Kata Kunci : Arus bocor,temperatur, Kabel Tanah 2 kv 1. PENDAHULUAN ` Penyaluran energi litsrik dari pusat pembangkit ke konsumen dalam kapasitas yang besar pada umumnya di lakukan dengan mempergunakan saluran menengah, saluran tinggi atau ekstra tinggi. Namun untuk daerah perkotaan yang tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi, maka untuk penyaluran daya tegangan menengah 2 kv hantaran udara kadang kala sulit untuk di terapkan karena mengurangi estetika ruang, yang memerlukan jarak yang aman dan juga harga tanah yang tinggi. Alternatif untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan kabel bawah tanah untuk penyaluran daya tegangan menengah 2 kv. Untuk itu maka faktor yang penting dilakukan dalam desain kabel bawah tanah adalah isolasi, karena salah satu kendala dari penggunaan kabel bawah tanah ini adalah kegagalan dalam menjalankan fungsinya sebagai isolasi tegangan menengah, di karenakan dalam pembuatan kabel kadangkadang tidak sempurna sehingga terdapat rongga dalam isolasi tersebut. Jika kecepatan pembangkitan panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju pembuangan panas keluar, maka akan terjadi keadaan tidak stabil dan pada suatu saat bahan akan mengalami kegagalan, kegagalan inilah yang di sebut kegagalan thermal. Dan jika hal ini berlangsung lama akan mengurangi keandalan dari kabel yang akan menyebabakan terjadinya kegagalan isolasi, dan kerusakan pada kabel. Fenomena ini dilihat dari kondisi normal ke kondisi terjadinya kegagalan thermal pada kabel tegangan menengah 2 kv. Dalam penelitian ini akan melihat seberapa besar pengaruh arus bocor yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur pada kabel yang digunakan pada saluran tegangan menengah yang menggunakan kabel tegangan menengah 2 kv. Sebagai aplikasi penelitian 28

ini adalah SKTM ( GH GOR Agus Salim- Jembatan Alai Padang). 2. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh arus bocor yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur pada kabel tanah 2 kv, dengan cara menghitung arus bocor pada kabel berinti satu dengan jenis isolasi XLPE akibat kenaikan temperatur dan memperkirakan umur isolasi akibat dari arus bocor pada kabel tegangan menengah 2 kv akibat kenaikan temperatur. 3. TINJAUAN PUSTAKA Pada umumnya banyak isolasi yang tidak menjalankan fungsinya dengan dengan baik pada waktu beroperasi. Hal ini disebabkan karena kabel mengalami kegagalan isolasi. Salah satu penyebab kegagalan isolasi tersebut adalah penambahan beban yang begitu besar pada waktu kabel beroperasi. Akibat dari arus yang meningkat maka temperatur di sekitar kabeljuga akan meningkat, yang kemudian mengakibatkan ketidakstabilan thermal. Turan, Gonen Electric Power Transmission System Engineering, yang menjelaskan tentang karakteristik listrik isolasi kabel bawah tanah (underground cable) Arismunandar. A, dalam buku Tekhnik Tegangan Tinggi Suplemen, menjelaskan tentang apabila laju panas yang masuk jauh melebihi panas yang keluar, maka akan terjadi akummulasi panas dalam bahan tersebut. Selanjutnya akumulasi panas yang berlebihan dalam zat padat tersebut akan kenaikan temperatur pada kabel bawah tanah 2 kv, serta dapat memaksimalkan dalam penggunaan kabel dan mempermudah dalam memprediksi umur kabel, khususnya pada saluran kabel bawah tanah 2 kv yang jenisnya kabel XLPE. Proses Terjadinya Arus Bocor menyebabakan timbulnya keadaan stabil, yang merupakan awal dari kegagalan thermal. Void Isolasi Timbulnya Rongga Pada Kabel Di dalam kabel sering kali terdapat rongga-rongga yang berisi gas atau udara. Rongga gas atau udara ini terbentuk pada waktu pembuatan kabel atau pada waktu pemakaian kabel. Seperti yang diketahui bahwa suatu kabel terdiri dari beberapa macam lapisan yang terbuat dari bahan yang berlainan dan mempunyai koefesien muai yang berlainan pula.jika terjadi pemanasan dan pendinginan, baik pada waktu pembuatan atau pada waktu pembebanan dengan arus maka pemuaian dan penyusutan dari masing-masing bahan akan berbeda. Akibatnya akan terbentuklah ronggarongga berisi gas atau udara diantara lapisanlapisan itu dan rongga-rongga gas atau udara ini mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih kecil dari bahan-bahan-bahan isolasinya yang padat.rongga- rongga pada pada bahan isolasi dapat juga timbul pada waktu pembuatan kabel. Rongga udara yang merupakan lubang dengan udara bertekanan rendah dan mempunyai kekuatan dielektrik isolasi, merupakan titik lemah isolasi karena permitivitas yang lebih rendah, maka akan terjadi peningkatan medan listrik di dalam rongga udara melebihi kekuatan tembus udara. Proses terjadinya kerusakan pada kabel ditunjukkan pada gambar-1 Sheat A.S Pabla Sistem Distribusi Daya Listrik menjelaskan tentang konstanta dielektrik bahan isolasi. N.H. Malik Electrical Insulation In Power Systems menjelaskan faktor rugi-rugi dielektrik bahan isolasi XLPE. Mengacu pada referensi diatas yang digunakan, penulis melakukan penelitian, yang mana konstribusi penelitian ini adalah agar kita dapat melihat pengaruh arus bocor akibat Konduktor Kegagalan Isolasi Gambar -1 : Proses terjadinya kerusakan pada kabel Kegagalan isolasi pada kabel adalah suatu keadaan dimana isolasi tidak dapat 29

mengantisipasi atau membendung suatu keadaan di luar batas kemampuan isolasi tersebut. Mekanisme kegagalan isolasi ini di sebabkan oleh beberapa hal, seperti : jenis bahan elektroda, konfigurasi medan listrik, suhu, tekanan, besar tegangan, dan umur bahan dari bahan isolasi yang digunakan. Kegagalan Thermal Kegagalan thermal adalah kegagalan kegagalan yang terjadi jika kecepatan pembangkitan panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju kecepatan pembuangan panas keluar. Akibatnya terjadi kegagalan tidak stabil sehingga pada suatu saat bahan mengalami kegagalan. Mekanisme kegagalan thermal mengikuti hukum konversi energi, yaitu panas yang dibangkitkan sama dengan panas yang di salurkan keluar melalui elektroda medium sekelilingnya di tambah dengan panas yang di gunakan untuk menaikkan suhu bahan dari T1 ke T2, atau dalam bentuk persamaan : U = U1 + U2 U = panas yang dibangkitkan ( C) U1 = panas yang disalurkan keluar ( C) U2 = panas yang di gunakan untuk menaikkan suhu badan ( C) Menurut Whitehead, tegangan gagal thermal minimum adalah : T 8k dt Tm T = suhu pada permukaan bahan (atau dalam hal ini sama dengan suhu keliling)(c) Tm = suhu kritis dimana bahan gagal (C) σ = konduktivitas listrik (mho/m) Untuk harga d yang kecil, tegangan gagal menjadi : Arus Bocor Pada Kabel Tenaga Arus bocor merupakan arus yang mengalir menembus atau melalui permukaan isolasi. Isolasi berfungsi untuk memisahakan secara elektrik dua buah penghantar atau lebih yang saling berdekatan, sehingga tidak terjadi kebocoran arus. Arus bocor juga disebabkan oleh rongga-rongga pada bahan isolasi, yang diebabkan kesalahan pada pembuatan bahan isolasi tersebut. Tahanan isolasi mempengaruhi besarnya arus bocor, tahanan isolasi akan semakin besar jika penghantar semakin panjang. Dimana persamaan dari tahanan isolasi adalah sebagai berikut : Ib = V R p Ib = Arus bocor (A) = Tegangan gagal thermal minimum (V) Rp = Resistansi panas(ω) Kebocoran Isolasi Arus listrik secara normal akan melewati konduktor kabel, sedangkan arus bocor yang tidak diinginkan akan mengalir secara radial dari konduktor melalui dielektrik ke lapisan pelindung. Dalam kabel maka penampang akan menjadi lebih besar bila berawal dari konduktor. Ketahanan Isolasi kabel Kegagalan thermal ini akan mengakibatkan umur dari bahan akan berkurang atau semakin besar penurunan umur isolasi dan tergantung dari tegangan yang diterapkan. Hubungan antara tegangan lucutan dengan umur bahwa dinyatakan oleh persamaan berikut : L = A i L = Penurunan umur isolasi (tahun) Vi = Tegangan dimana mulai terjadi loncatan (V) = + Vs = Tegangan gagal minimum (V) Vs = Tegangan system (V) n = Nilai antara 3 dan 1 A = Konstanta s V n 3

Persamaan ini menunjukkan bahwa makin cepat tegangan lucutan mulai terjadi, semakin pendek umur atau makin besar penurunan umur isolasi, sehingga bahan.kegagalan erosi makin terjadi dalam waktu antara beberapa hari sampai beberap tahun. 4. HASIL PERHITUNGAN Tabel-1 Hasil Perhitungan Arus Bocor Akibat Kenaikan Temperatur. mengakibatkan kerusakan pada isolasi serta akan mengurangi umur isolasi tersebut.. 2. Penurunan temperatur dari kondisi normal (2 C) ke kondisi dibawah normal, pada kabel juga mengalami kegagalan karena timbulnya rongga paada kabel akibat penurunan temperatur, hal ini mempengaruhi kerja dari kabel tersebut juga yang yang mengakibatkan kerusakan isolasi serta juga akan mgalami penurunan isolasi tersebut. No Temperatur ( C) ( C) ( K) Arus Bocor (Ib) 1. 1 283,39 Ampere 2. 12 285,35 Ampere 3. 14 287,3 Ampere 4. 16 289,25 Ampere 5. 18 291,17 Ampere 6. 22 295,17 Ampere 7. 24 297,25 Ampere 8. 26 299,3 Ampere 9. 28 31,35 Ampere 1. 3 33,39 Ampere DAFTAR PUSTAKA 1. Arismunandar, DR, Tekhnik Tenaga Listrik jilid III Pradnia Paramita, Jakarta, 1997 2. Arismunandar, A. dan Kuwahara, S. 1997, Teknik Tenaga Listrik Jilid II, Jakarta, Pradnya Paramita 3. Syamsir Abduh, Tekhnik Tegangan Tinggi, Dasar Pembangkit Dan Pengukuran. 4. Arismunandar, A. dan Kuwahara, S. 1997, Tekhnik Tegangan Tinggi Suplemen, Jakarta, Pradnya Paramita 5. Turan, Gonen Electric Power Transmission System Engineering 6. Pabla, A.S. dan Hadi, Abdul, 1994, Sistem Distribusi Daya Listrik, Jakarta, Erlangga 7. Basri, Hasan 23, Dasar Dasar Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia ( APEI ) 8. Supreme Cable Manufacturing Corp.,.P.T.(PT.SUCACO), POWER CABLE CATALOGUE Dari tabel hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada saat temperatur melebihi dari temperatur normal maka arus bocor yang terjadi semakin besar, dan pada saat temperatur dibawah temperatur normal nilai arus bocorpun semakin besar. Hal ini diakibatkan karena arus bocor pada kabel dipengaruhin oleh tegangan gagal dan resistansi panas. 5. Kesimpulan 1. Kenaikan temperatur dari kondisi normal (2 C) ke kondisi abnormal (3 C), pada kabel telah mengalami kegagalan kenaikan temperatur yang diasumsikan, hal ini sangat mempengaruhi kerja dari kabel tersebut akibat kenaikan temperatur sehingga akan timbul arus bocor ya