2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia dan sebagai generasi penerus dalam suatu keluarga maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utamanya dapat dipisahkan satu sama lain. Keluarga. dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar anggota keluarga

2015 POLA ASUH ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA IBU YANG BERPROFESI BURUH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Keluarga yang pendidikannya maju dan sukses, akan maju dan sukses

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masa depan seseorang. Seperti yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terbiasa dengan perilaku yang bersifat individual atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dengan tugas yang dihadapi pada setiap masa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

Pengasuhan Orangtua dan Motif Afiliasi Siswa SMP Negeri Kota Banda Aceh

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk bertahan hidup di tengah zaman yang serba sulit ini. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK DI PONDOK ASIH SESAMI KECAMATAN BATURETNO KAPUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. gambaran pengalaman psikososial remaja yang tinggal di panti asuhan.

BAB I PENDAHULUAN. moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

\Pengertian Lembaga Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan anugerah Tuhan dan juga aset bangsa yang sangat berharga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ahli psikologi. Karena permasalahan remaja merupakan masalah yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja dianggap sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Majid (2014: 1) menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan

2016 PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BROKEN HOME DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN RESPONSIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

prestasi saat ini siswa cenderung dituntut oleh pihak sekolah untuk memenuhi target pencapaian prestasi, sehingga mereka cenderung jenuh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan bersama

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pola asuh pada dasarnya merupakan suatu cara yang digunakan oleh orang dewasa kepada seorang anak dalam upaya mendidik anak tumbuh dan dapat beradaptasi dengan nilai dan norma yang ada di sekitarnya. Sebagaimana menurut Kohn (dalam Sudiapermana, 2012, hlm. 27) bahwa pola asuh menyangkut sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, cara orang tua memberikan peraturan serta disiplin, hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan kekuasaannya dan cara orang memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan-keinginan anak. Penggunaan pola asuh yang tepat dibutuhkan dalam mendukung perkembangan tingkah laku anak. Dalam tumbuh kembang seorang anak pada dasarnya dalam sebuah keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu memiliki peran sangat penting dalam memberikan bimbingan dan pengasuhan terhadap anak, baik terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang bersifat jasmani dan rohani seperti makanan, pakaian, pendidikan dan perlindungan. Pengasuhan merupakan suatu cara terbaik yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Apabila anak tidak mendapat pengasuhan yang baik sejak dalam keluarga, maka perkembanganya akan mendapat hambatan, dan akan cenderung menuju arah yang kurang baik, dikarenakan tidak ada yang memimpin dan mengarahkan perkembangannya. Keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam tumbuh kembang dan tingkah laku seorang anak, karena dalam keluarga seorang anak mendapat pengalaman untuk mengembangkan diri dan naluri sosialnya. Keluarga merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat dimana hubungannya dengan individu sering dikenal dengan sebutan primary group (kelompok primer). Menurut Cooley (dalam Soekanto, 1992 hlm. 125) kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal mengenal. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara 1

2 langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara individu ke dalam masyarakat. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dan yang paling utama tempat anak berinteraksi secara sosial. Keluarga memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi afeksi yaitu fungsi sebagai pemberian kasih sayang dari keluarga, fungsi proteksi yaitu sebagai tempat mendapatkan perlindungan dari keluarga, fungsi ekonomi yaitu sebagai fungsi memenuhi kebutuhan keluarga, fungsi edukasi yaitu fungsi keluarga sebagai tempat mendapatkan ilmu, fungsi sosialisasi yaitu fungsi yang membentuk kepribadian anggota keluarga, fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk melanjutkan keturunan. Keluarga juga merupakan tempat pendidikan yang utama yang diterima oleh seorang anak sejak dilahirkan. Setelah anak dilahirkan pada perkembangan selanjutnya, mengasuh anak menjadi tugas dan tanggung jawab orangtua. Orangtua sebagai pengasuh dan pembimbing anak di dalam keluarga sangat berperan dalam membentuk dan mengembangkan tingkah laku anak terutama pada masa-masa awal sampai masa remaja. Karena orangtua yang pertama kali memperkenalkan nilai dan norma kepada anak. Di sini keutuhan keluarga sangat diperlukan dan penting dalam proses pengasuhan tersebut. Soelaeman (dalam Shocib, 2000, hlm. 12) mengemukakan bahwa: Keluarga dikatakan utuh, apabila di samping lengkap anggotanya, juga dirasakan lengkap oleh anggotanya terutama anak-anaknya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan, perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketidakadaan ayah dan atau ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis. Ini diperlukan agar pengaruh, arahan, bimbingan, dan sistem nilai yang direalisasikan orang tua senantiasa tetap dihormati, mewarnai sikap dan pola perilaku anak-anaknya. Keutuhan keluarga sangat penting dan diperlukan dalam pengasuhan anak guna mengajarkan norma-norma atau aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat serta memberikan pendidikan pada anak namun tidak semua anak bisa beruntung mendapatkan pembinaan dari orang tua. Ada pula dari mereka yang tidak mempunyai orang tua sejak kecil karena disorganisasi keluarga seperti meninggalnya salah satu orang tua atau kedua orang tua dan krisis ekonomi keluarga. Secara otomatis proses pengajaran norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat menjadikan anak kurang mendapat perhatian dalam

3 kehidupannya dan kebutuhan pendidikannya terbengkalai, kebanyakan anak yang tidak mempunyai keluarga yang utuh juga akan cenderung untuk bersikap acuh terhadap kehidupannya. Kehidupan seorang anak dimulai di tengah-tengah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dimiliki oleh seorang anak untuk mendapatkan pengasuhan pelajaran dan pendidikan dari seorang ibu atau bapak dalam keluarga. Pada dasarnya anak juga memperoleh penanaman nilai-nilai sosial pertama kali di dalam sebuah keluarga. Sejak lahir anak telah diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma, dan nilai-nilai budaya yang berlaku melalui pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga. Dengan demikian anak perlu diberikan pembinaan agar anak dapat hidup dan bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Seorang anak memerlukan kasih sayang atau asuhan dari orang tua, karena peran orang tua sangat membantu dalam perkembangan diri seorang anak sehingga seorang anak bisa tumbuh kembang dengan sempurna. Kesalahan pola pengasuhan yang dilakukan oleh kedua orang tua dapat menyebabkan ketidakmandirian dalam diri anak. Salah satu contohnya adalah terlalu memanjakan anak. Erikson (dalam Desmita, 2014, hlm. 185) mengungkapkan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan diri sendiri. Munculnya kemandirian anak dapat dibentuk dari lingkungan yang utama yaitu keluarga dan pola asuh orang tua yang akan mempengaruhi kemandirian anak itu sendiri. Tetapi dengan keadaan anak panti asuhan yang sebagian besar tidak memiliki orang tua maka, peran orang tua digantikan oleh para pengurus panti. Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian anak dapat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan-perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktifitas individu. Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan

4 fisik dan emosional untuk mengatur, mengurus, dan melakukan aktivitas atas tanggung jawab sendiri tanpa banyak mengantungkan diri pada orang lain. Kemandirian bukanlah keterampilan yang dapat muncul secara tiba-tiba, tetapi perlu diajarkan sejak usia dini. Apabila anak tidak belajar mandiri sejak usia dini, maka sangat memungkinkan anak merasa bingung bahkan tidak tahu bagaimana harus membantu dirinya sendiri. Kemandirian harus dilatihkan dan diajarkan kepada anak sejak usia dini agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya. Ketika kemampuan-kemampuan yang seharusnya sudah dapat dilaksanakan atau dikuasai oleh anak pada usia tertentu, pada kenyataanya anak belum mau dan belum mampu melakukannya, maka anak tersebut dapat dikatakan belum bisa mandiri. Kunci pokok kemandirian anak ada pada tangan orang tua. Kemandirian yang timbul dari adanya bimbingan dan arahan dari orang tua akan menghasilkan suatu kemandirian yang utuh. Pola asuh dan lingkungan sekitar anak dapat membantu anak tumbuh mandiri dan dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Melihat pentingnya peranan orang tua dalam penanaman kemandirian anak, maka dibutuhkan pengganti orang tua yang dapat menggantikan peran orang tua tersebut. Salah satu yang dapat menggantikan peran orang tua anak dalam penanaman kemandirian anak disini salah satunya yaitu panti asuhan. Panti asuhan dapat berfungsi sebagai wadah untuk menampung anak-anak guna membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan cara mengasuh anak sebaik-baiknya sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua dalam lingkungan keluarga. Dengan demikian panti asuhan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya seorang anak membutuhkan pengasuh yang mempunyai jiwa sosial tinggi dan mengerti tentang bagaimana pengasuhan dan pendidikan yang seharusya diterapkan terhadap anak asuhnya. Panti asuhan adalah sebuah lembaga sosial yang mengasuh anak-anak yang berlatar belakang kurang sempurna dari segi kekeluargaan maupun ekonomi seperti anak yatim piatu, anak terlantar dan anak yang memiliki keterbatasan. Panti asuhan didirikan oleh pemerintah atau masyarakat yang berupaya untuk membantu keluarga yang membutuhkan bantuan sosial. Selain itu panti asuhan juga didirikan untuk membina, mendidik serta memelihara anak-anak agar

5 mendapatkan kehidupan yang layak baik dari segi ekonomi, sosial, dan pendidikan demi masa depan mereka. Melalui panti asuhan seorang anak dididik dan dibina dengan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan baik dari kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga dapat membentuk kepribadian anak yang baik, mandiri dan kreatif. Penggunaan pola asuh yang tepat oleh panti asuhan dapat membentuk kepercayaan diri dari anak-anak asuh sehingga anak-anak merasa memiliki masa depan yang jelas. Panti Asuhan Al-Fien adalah salah satu panti asuhan yang ada di kota Bandung yang membina anak-anak dengan berbagai latar belakang kehidupan sosial. Panti asuhan ini berperan dalam membina dan mendidik anak-anak seperti menyekolahkan anak di lembaga pendidikan formal yang ada di lingkungan Panti Asuhan, memberikan pendidikan keterampilan dan pembinaan keagamaan. Alasan mengapa peneliti mengambil lokasi penelitian di Panti Asuhan Al-Fien yang berada di Jalan Sariasih 1 No. 2 Sarijadi ini karena peneliti ingin melihat bagaimana peran panti asuhan dalam penggunaan pola asuh terhadap anak. Selain itu anak-anak yang ada di Panti Asuhan Al-Fien ini berkisar mulai dari usia anak Sekolah Dasar sampai usia anak Sekolah Menengah Pertama, hal ini sejalan dengan tujuan peneliti yang bertujuan melakukan penelitian tentang penanaman kemandirian terhadap anak, karena di panti asuhan ini, anak asuh yang sudah lulus dari jenjang Sekolah Menengah Atas akan diberikan kebebasan oleh pihak panti asuhan dalam menentukan masa depannya, apakah akan langsung mencari pekerjaan atau akan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, supaya anak tersebut tidak menjadi ketergantungan terhadap panti asuhan dan anak tersebut bisa menghidupi dirinya sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas, menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK.

6 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Dilihat dari latar belakang masalah di atas maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana bentuk pola asuh Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung dalam penanaman kemandirian anak. Yang secara khusus penulis rumusan masalah dari penelitian ini penulis uraikan lagi sebagai berikut: 1. Bagaimana pola asuh anak yang digunakan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung? 2. Bagaimana kegiatan pengasuhan anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung dalam penanaman kemandirian anak? 3. Bagaimana hambatan dan daya dukung proses pengasuhan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung? 4. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran yang jelas tentang pola asuh Panti Asuhan Al-Fien dalam penanaman kemandirian anak. Secara khusus tujuan dari penelitian ini penulis uraikan sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan pola pengasuhan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung. 2. Untuk mengidentifikasi kegiatan pengasuhan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung proses pengasuhan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung.

7 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Secara Teoretis Secara teoretis diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi bagi pengembangan keilmuan Sosiologi, khususnya yang berkaitan dengan mata kuliah sosiologi keluarga dan gender, dan pemahaman tentang pola asuh anak-anak yang berada di panti asuhan, serta memperkaya kepustakaan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan. 1.4.2. Secara Praktis a. Dapat mengetahui pola pengasuhan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung. b. Dapat mengetahui kegiatan pengasuhan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al-Fien Kota Bandung. c. Dapat mengetahui faktor penghambat dan pendukung proses pengasuhan dalam penanaman kemandirian anak di Panti Asuhan Al- Fien Kota Bandung. d. Dapat mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pengurus Panti Asuhan Al-Fien dalam penanaman kemandirian anak. 1.5. Struktur Organisasi Skripsi Dalam pembahasan skripsi peneliti membagi dalam bagian-bagian, tiap bagian terdiri bab-bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub bab yang saling berhubungan dalam kerangka satu kesatuan yang logis dan sistematis. Adapun sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Bab III berisi metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang

8 digunakan dalam penelitian mengenai peran Panti Asuhan Al-Fien dalam polah asuh anak. Bab IV berisi analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis memaparkan data yang telah di dapatkan dalam penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan. Bab V berisi kesimpulan, implikasi dan rekomendasi. Dalam bab ini penulis berusaha memberikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.