BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat umum (Ritonga, 2012:173). Aset tetap dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

ANALISIS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN ANGGARAN 2013 UNAUDITED ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang tingkat pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

I. PENDAHULUAN.

PEMPROV SULTRA KEMBALI RAIH PENILAIAN KEUANGAN WTP

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas tentang kebijakan mengenai Sistem Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) Dra Hj Sastri Yunizarti Bakry, Akt, Msi, CA, QIA

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. transparansi pada laporan keuangan pemerintah daerah. Munculnya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah. satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan yang baik adalah

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang menyelenggarakanpemerintahan yang baik (good. governance) dan pemerintahan yang bersih (clean goverment), dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BABl PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan atas informasi keuangan yang informatif

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

LAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006, hal 17). Pemerintah harus mampu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang. dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

PENDAHULUAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi manajemen keuangan negara di Indonesia diawali lahirnya

BAB I PENDAHULUAN. Kewajiban dalam menyusun laporan keuangan oleh setiap instansi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK RI diamanatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah di Indonesia kini sedang mengalami masa transisi untuk

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

TUGAS MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. membuat pemerintah daerah dituntut membawa perubahan dalam

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, setiap pengelola keuangan daerah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan, yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Selanjutnya, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyebutkan bahwa Laporan Keuangan dimaksud harus disusun berdasarkan proses akuntansi, yang wajib dilaksanakan oleh setiap Pengguna Anggaran dan kuasa Pengguna Anggaran serta pengelola Bendahara Umum Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap pemerintah daerah perlu menyelenggarakan prosedur akuntansi untuk lingkungan pemerintah daerahnya yang pedomannya ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan dan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyatakan bahwa Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria: (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern. 1

Pada Undang-undang tersebut disebutkan bahwa yang menjadi kriteria pertama untuk pemberian opini oleh pemeriksa adalah kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan maka disusunlah Prosedur akuntansi untuk laporan pertanggungjawaban pemerintah yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Standar Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Selanjutnya, pada kerangka konseptual SAP dijelaskan bahwa terdapat 8 (delapan) prinsip akuntansi yang harus dipahami dan ditaati dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah, yaitu: 1. Basis Akuntansi; 2. Prinsip Nilai Historis; 3. Prinsip Realisasi; 4. Prinsip Substansi mengungguli bentuk formal; 5. Prinsip Periodisitas; 6. Prinsip Konsistensi; 7. Prinsip Pengungkapan Lengkap; 8. Prinsip Penyajian Wajar. Berdasarkan prinsip pertama yaitu basis akuntansi dinyatakan bahwa Pemerintah menyusun laporan keuangan menerapkan SAP berbasis Akrual. Penerapan SAP berbasis Akrual dilaksanakan bertahap dari SAP berbasis Kas Menuju Akrual 2

menjadi SAP berbasis Akrual. Atas hal tersebut maka SAP berbasis kas menuju akrual berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP berbasis Akrual. Waktu yang diberikan untuk masa transisi sesuai dengan peraturan tersebut yaitu paling lama 4 (empat) tahun setelah tahun 2010 atau Basis Kas Menuju Akrual dapat digunakan paling lama sampai dengan Tahun 2014, yang mana untuk penyusunan laporan keuangan Tahun 2015 seluruh pemerintah diwajibkan untuk menggunakan SAP basis Akrual. Atas hal tersebut, untuk Laporan Keuangan tahun 2013 Pemerintah masih dapat menggunakan basis Kas Menuju Akrual, maka penulis akan menjabarkan Standar Akuntansi Pemerintah Basis Kas Menuju Akrual sesuai yang dengan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo. Sebagai salah satu kabupaten yang sudah lama di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Boalemo masih menghadapi berbagai masalah terkait penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah tersebut. Hal ini dapat diindikasikan dengan belum adanya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diberikan oleh BPK RI kepada Kabupaten Boalemo selama 6 (enam) tahun terakhir yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Opini BPK RI atas Laporan Keuangan Kabupaten Boalemo TA Laporan Opini BPK RI Permasalahan/Pengecualian Keuangan 1 2 3 2007 Tidak Memberikan Pendapat Saldo Kas di Kas Daerah 2008 (Disclaimer) Aset Tetap, Dana Bergulir, dan Penyajian Laporan Realisasi Anggaran 3

Lanjutan tabel di atas: 1 2 3 2009 Aset Tetap 2010 Aset Tetap 2011 Aset Tetap dan Persediaan 2012 Aset Tetap Sumber: Arsip Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa pada 6 (enam) tahun terakhir, Kabupaten Boalemo belum pernah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dikarenakan masih terdapat permasalahan pada penyajian akun-akun di Laporan Keuangan. Penjelasan atas permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Laporan Keuangan TA 2007 Pada LHP tersebut BPK menjelaskan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo TA 2007 diberikan opini tidak memberikan pendapat (disclaimer) karena pihak pemerintah daerah tidak dapat memberikan bukti-bukti yang mendukung atas akun kas tunai sebesar Rp3.266.611.836,39. (sumber dari LHP BPK RI Tahun 2008) 2. Laporan Keuangan TA 2008 Pada LHP tersebut BPK menjelaskan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo TA 2008 diberikan opini Wajar Dengan Pengecualian ( Qualified Opinion) karena nilai aset tetap belum didukung 4

rincian yang memadai, belum disajikannya nilai dana bergulir pada neraca, dan terdapat kesalahan penyajian pada LRA TA 2008. (Sumber LHP BPK RI Tahun 2009) 3. Laporan Keuangan TA 2009 Pada LHP tersebut BPK menjelaskan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo TA 2009 diberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) karena penatausahaan aset pemerintah daerah belum tertib sehingga tidak dapat diyakini kewajarannya. (Sumber LHP BPK RI Tahun 2010) 4. Laporan Keuangan TA 2010 Pada LHP tersebut BPK menjelaskan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo TA 2010 diberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) karena catatan dan data tentang aset tetap tidak memadai sehingga tidak dapat diyakini kewajarannya. (Sumber LHP BPK RI Tahun 2011) 5. Laporan Keuangan TA 2011 Pada LHP tersebut BPK menjelaskan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo TA 2011 diberikan opini Wajar Dengan Pengecualian ( Qualified Opinion) karena pencatatan atas mutasi persediaan tidak memadai dan terdapat perbedaan nilai antara aset tetap di bidang aset BPKAD dengan SKPD yang tidak dapat dijelaskan. (Sumber LHP BPK RI Tahun 2012) 5

6. Laporan Keuangan TA 2012 Pada LHP tersebut BPK menjelaskan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo TA 2012 diberikan opini Wajar Dengan Pengecualian ( Qualified Opinion) karena penatausahaan dan pencatatan aset tetap tidak memadai sehingga penyajiannya tidak dapat diyakini kewajarannya. (Sumber LHP BPK RI Tahun 2013) Analisis atas laporan keuangan pemerintah telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya yaitu, Rosadi (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis terhadap proses penyusunan dan pelaporan keuangan Pemerintah Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masih diperlukan perbaikan pada format laporan keuangan, penyajian CaLK, dan rincian/lampiran pendukung laporan keuangan. Selain itu Naru (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Penyajian Pos-Pos Neraca Pada Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kupang Tahun 2008. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa saldo dan pengungkapan pada akun neraca yang belum sesuai dengan SAP. Penelitian Fitri (2011) yang berjudul Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (studi eksploratif pada kabupaten/kota di Sumatera Barat). Hasil penelitian tersebut yaitu masih rendahnya tingkat pengungkapan informasi dalam Laporan Keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2011) yang berjudul Analisis Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2010. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aset tetap 6

pada Neraca tidak disajikan secara rinci dan memadai, namun untuk LRA, LAK, dan CaLK telah disajikan sesuai dengan SAP. Berdasarkan kriteria penyusunan laporan keuangan yang dapat diterima secara wajar menurut SAP, fenomena yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Boalemo, serta hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan analisis laporan keuangan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang akan diajukan dalam sebuah skripsi yang berjudul Analisis Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo Tahun Anggaran 2013 Unaudited untuk membahas dan menganalisis isi dari Laporan Keuangan tersebut, serta sejauh mana penyusunan laporan keuangan tersebut sesuai dengan kriteria dan prinsip pelaporan yang baik sehingga memberikan jaminan yang memadai untuk mencapai keandalan pelaporan, transparansi, akuntabilitas, ketaatan terhadap peraturan, serta efektivitas dan efisiensi. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah; 2. Nilai yang disajikan pada setiap akun belum didukung dengan kelengkapan dokumen yang dapat mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. 7

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo telah disajikan secara andal, transparan, akuntabel, serta efektif dan efisien dengan memperhatikan: 1. Apakah penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo telah sesuai dengan prinsip-prinsip laporan keuangan pada Standar Akuntansi Pemerintah? 2. Apakah nilai pada akun-akun laporan keuangan telah disajikan secara wajar dengan didukung oleh dokumen yang memadai? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boalemo TA 2013 telah sesuai dengan prinsip-prinsip laporan keuangan pada Standar Akuntansi Pemerintah; 2. Nilai pada akun-akun laporan keuangan telah disajikan secara wajar dengan didukung oleh dokumen yang memadai. 8

1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Akuntansi Sektor Publik khususnya Akuntansi Pemerintahan kaitannya dalam pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Selain itu diharapkan pula menjadi referensi untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Boalemo yaitu sebagai masukan untuk melakukan koreksi pada setiap akun yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Kebijakan Akuntansi, dan ketentuan lainnya guna meningkatkan kualitas laporan keuangan untuk saat ini dan masa yang akan datang. 9