BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun pengelolaannya, tetapi juga karena sebab-sebab bukan maternal kelahiran hidup pada SDKI 2012 (BKKBN, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium

BAB I PENDAHULUAN. berkembang memperlihatkan perbedaan yang mencolok bila dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

146 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DESA DI KABUPATEN JEMBER TERHADAP PROGRAM JAMPERSAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

suplemen Informasi Jampersal

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deklarasi millenium menegaskan kepedulian utama masyarakat dunia untuk bersinergi dalam mencapai tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Deklarasi tersebut menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan mencakup semua komponen kegiatan untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam pembangunan berlandaskan strategi pro growth, pro job, pro poor, dan pro environment. Salah satu yang menjadi perhatian adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai indikatornya (Bappenas, 2010). Pencapaian MDGs di Indonesia diharapkan dapat diturunkan 3/4 dengan rentang waktu 25 tahun sejak 1990-2015. Kenyataan belum memperlihatkan hasil yang memuaskan, diantaranya adalah MDGs 5. Data SDKI 2007 AKI di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lain, diharapkan turun menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Bappenas, 2010). Upaya menurunkan AKI seharusnya difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu yang terjadi 90% saat persalinan dan segera setelah persalinan, yaitu perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetri 5%, emboli 3%, penyebab lain-lain 11% (SKRT, 2001 dan Permenkes RI). Tingginya Angka Kematian Ibu antara lain disebabkan persalinan ditolong oleh dukun dan persalinan berlangsung dirumah. Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan yaitu 55,4% dan 43,2% melahirkan di rumah. Ibu hamil yang melahirkan di rumah 51,9% ditolong oleh bidan, 40,2% ditolong oleh dukun bersalin (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 66% tahun 2002, 73% pada tahun 2007, dan pada tahun 2012 meningkat cukup pesat yaitu 83%, namu 1

2 pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk melahirkan oleh masyarakat masih rendah, yaitu 40% pada tahun 2002, 46% pada tahun 2007, dan 63% pada tahun 2012 (BPS et al., 2012). Salah satu upaya pencegahan kematian ibu adalah mengatasi komplikasi pada saat persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di fasilitas kesehatan. Keberhasilan tindakan medis banyak ditentukan oleh kecepatan pengambilan keputusan untuk mencari dan mendapatkan pertolongan pelayanan. Pada umumnya akibat buruk dari berbagai gangguan kehamilan dan persalinan dapat diatasi jika ibu hamil dan ibu bersalin tidak mengalami 3 faktor keterlambatan (3T), yaitu: terlambat dalam mengambil keputusan terutama pengambilan keputusan dalam keluarga, terlambat transportasi terutama kesiapan masyarakat dan geografis, dan terlambat dalam memperolah pelayanan kesehatan terutama kesiapan petugas dalam melayani (Thaddeus and Maine, 1994). Kementerian Kesehatan dalam rencana strategi (Renstra) tahun 2010-2014 tentang program gizi dan KIA menyebutkan indikator tercapainya sasaran tahun 2014 yaitu persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%. Dewasa ini akses ke pelayanan kesehatan terutama pedesaan masih sangat memprihatinkan, ketersediaan fasilitas persalinan yang aman, jarak antara tempat pelayanan dan tempat tinggal ibu masih cukup jauh dan sulit terjangkau serta kendala keuangan keluarga. Kurangnya petugas terlatih dan kesiapan akses pelayanan kesehatan yang minim mengakibatkan tingginya kematian maternal di negara-negara berkembang (McCarthy and Maine, 1992). Dalam kurun waktu sepuluh tahun sebelum krisis ekonomi biaya kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan hampir empat kali lipat, pada krisis ekonomi biaya kesehatan di Indonesia meningkat lebih tinggi lagi (Mukti, 2000). Peningkatan biaya kesehatan mengakibatkan terjadi penekanan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Hambatan utama pelayanan kesehatan masyarakat miskin adalah masalah pembiayaan kesehatan dan transportasi dalam mencapai akses pelayanan kesehatan. Perubahan pola penyakit yang menimbulkan beban ganda, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan yang berbasis pembayaran out of pocket, 2

3 dan subsidi pemerintah untuk semua lini pelayanan, membawa ketimpangan dalam pelayanan kesehatan dan mendorong peningkatan biaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Dua tahun terakhir ini pemerintah berupaya untuk menjamin akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dalam mencapai komitmen global MDGs, melalui keputusan Menteri Kesehatan nomor 515/Menkes/SK/III/2011, tanggal 3 Maret 2011 tentang penerimaan dan penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat dan Jampersal di pelayanan dasar. Program ini dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, bertujuan meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompoten dan berwewenang di fasilitas kesehatan dalam rangka menurunkan AKI (Depkes RI, 2011). Program Jampersal di Kabupaten Bone Bolango telah dilaksanakan pada tahun 2011, namun pemanfaatan Jampersal belum maksimal. Tabel 1. Pelaksanaan Program di Kabupaten Bone Bolango No Cakupan Program 2011 2012 Target Jumlah % Jumlah % % 1 K1 3332 92 3216 85,7 100 2 K4 2915 81 2912 77,6 95 3 Persalinan dengan Tenaga 2535 73 2732 76,3 90 Kesehatan 4 Persalinan oleh Dukun 194 6,9 114 3,2 0 5 Persalinan di Fasilitas 1915 55,4 2732 76,3 100 Kesehatan 6 Kematian ibu 4 12 - Sumber: (Dinkes Kabupaten Bone Bolango, 2012, Dinkes Kabupaten Bone Bolango, 2011, Departemen Kesehatan RI Setjen Biro Hukum, 2008) Data di atas menggambarkan semua cakupan program belum mencapai target nasional. Pelayanan kehamilan (K1 dan K4) justru menurun yaitu K1 92% tahun 2011 menjadi 85,7% tahun 2012, K4 81% tahun 2011 menjadi 77,6% tahun 2012. Persalinan di fasilitas kesehatan terjadi peningkatan namun jumlah persalinan non fasilitas kesehatan masih cukup tinggi yaitu 23,7%. Kematian Ibu meningkat tiga kali lipat. Hal ini menggambarkan adanya permasalahan dalam 3

4 penerapan Jampersal yang menyebabkan masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan Jampersal. Program Jampersal adalah salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dengan mendorong masyarakat untuk bersalin di fasilitas kesehatan. Cakupan program KIA Dinas Kesehatan Bone Bolango di atas menggambarkan masih banyak yang belum memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Hal ini menggambarkan masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan Jampersal. B. Rumusan Masalah Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan dengan adanya program Jampersal diharapkan 100% sehingga dapat menekan angka kematian Ibu. Kabupaten Bone Bolango cakupan persalinan di fasilitas kesehatan adalah 76,3% dan kematian ibu meningkat tiga kali lipat. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Faktor apa saja yang berhubungan dengan hambatan pemanfaatan Jampersal. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hambatan pemanfaatan Jampersal di pelayanan dasar wilayah Kabupaten Bone Bolango. 2. Tujuan Khusus a. Mengkaji secara mendalam pengetahuan ibu yang tidak memanfaatkan Jampersal tentang program Jampersal di Kabupaten Bone Bolango. b. Mengkaji secara mendalam dukungan keluarga pada ibu bersalin yang tidak memanfaatkan Jampersal di Kabupaten Bone Bolango. c. Mengkaji secara mendalam akses keluarga dalam pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan. d. Mengkaji secara mendalam mutu pelayanan persalinan yang di berikan petugas di fasilitas kesehatan. 4

5 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango Menjadi bahan pertimbangan yang berharga bagi para pengambil kebijakan untuk penyusunan program khususnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sesuai dengan kondisi dan situasi setempat. 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango Menjadi bahan evaluasi pelaksanaan program Jampersal (Jampersal) bagi perbaikan penyusunan program selanjutnya yang berhubungan dengan masalah kesehatan ibu dan anak terutama dalam mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bone Bolango. 3. Bagi peneliti Memberikan pengetahuan dan melakukan penerapan ilmu kesehatan masyarakat dan manajemen kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak khususnya adalah pemerataan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal, diantaranya adalah persalinan di fasilitas kesehatan dan penanganan komplikasi persalinan. E. Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu yang pernah dilaksanakan dan berkaitan dengan persalinan di fasilitas kesehatan maupun program pelayanan kesehatan gratis sudah pernah ada antara lain: 1. Panu (2010), meneliti tentang Perilaku pencarian pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas di kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran secara mendalam perilaku pencarian pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas di kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan pendekatan 5

6 kualitatif dengan rancangan fenomenologi. Hasil penelitian ini adalah perilaku pencarian pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas dipengaruhi oleh kepercayaan dalam praktek pengobatan, pesepsi tentang keparahan penyakit, pengetahuan tentang Jamkesmas dan akses ke pelayanan kesehatan. Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti peneliti adalah pada sasaran peneliti adalah Jampersal yang aturan dan penggunaanya berbeda, dimana Jamkesmas berlaku untuk semua pelayanan termasuk pengobatan umum sementara Jampersal lebih ditujukan pada sasaran ibu hamil, bersalin, dan nifas. 2. Celik and Hotchkiss (2000) dengan judul penelitian The socio-economic determinants of maternal health care utilization in Turkey. Tujuan penelitian ini untuk meneliti individu ibu rumah tangga yang sedang hamil dan kehidupan sosialnya dalam menggunakan pemanfaatan jaminan persalinan. Penelitian ini menggunakan TDHS (Turkey Demographic and Health Survey) yang melibatkan 11.877 subjek dari usia 15 tahun sampai 49 tahun. Hasil penelitian menunjukkan agar ibu hamil dapat menikmati pelayanan kesehatan seperti jaminan persalinan setidaknya ada dua hal yang sangat penting yaitu adanya tenaga kesehatan yang terlatih dan peralatan yang memadai. Persamaan penelitian ini adalah: faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jaminan persalinan. Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah metode penelitian. 3. Noorhidayah (2013), meneliti tentang Motivasi keterlibatan Bidan praktek swasta terhadap program Jampersal di Kota Banjarmasin provisi kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi motivasi bidan praktek swasta dalam keikut sertaannya melakukan perjanjian kerja sama (PKS). Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif dengan pendekatan waktu cross sectional dan pengumpulan data dilakukan secara wawancara mendalam. Hasil penelitian ini adalah Bidan Praktek Swasta belum termotivasi untuk melakukan PKS karena tidak diwajibkan, tarif Jampersal rendah dibandingkan dengan harga di tempat praktek, klaim pembayaran lama, dan tidak ada penghargaan. Perbedaan dengan penelitian yang akan ditelit peneliti adalah tujuan dan sasaran pada penelitian ini adalah 6

7 Bidan praktek swasta, sedangkan sasaran yang akan diteliti adalah masyarakat yang tidak memanfaatkan Jampersal. 4. Sari and Pudjiraharjo (2013), meneliti tentang Ekuitas dalam pemberian pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekuitasi, baik secara vertikal maupun horisontal pemberian, pelayanan KIA berdasarkan karakteristik pengguna Jampersal dan non Jampersal di wilayah kerja Puskesmas Dupak. Hasil penelitian ini adalah pengguna Jampersal dapat meningkatkan ekuitas pelayanan kesehatan. Pengguna Jampersal mendapat pelayanan yang lebih lengkap dari pada non Jampersal. Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti adalah tujuan dan sasaran penelitian, pada penelitian ini adalah pengguna Jampersal dan non Jampersal, sedangkan yang akan diteliti adalah terbatas pada masyarakat yang tidak memanfaatkan Jampersal. 5. Mekonnen and Mekonnen (2003), melakukan penelitian berjudul Factors influencing the use of maternal healthcare services in Ethiopia. Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan ibu di Ethiopia. Menggunakan pendekatan analisis regresi logistik multivariat untuk mengeksplorasi variabel demografi dan sosial budaya dalam penggunaan pelayanan maternal. Hasil penelitian ini menunjukkan cakupan pelayanan persalinan sangat rendah di Ethiopia. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa faktor demografi dan sosial budaya merupakan aspek yang paling penting yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan ibu. Perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti peneliti adalah sasaran penelitian, pada penelitian ini adalah semua pengguna pelayanan maternal sedangkan yang akan diteliti adalah sasaran yang tidak memanfaatkan pelayanana persalinan yang telah tersedia (Jampersal). 7