1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melakukan upaya-upaya agar pengelolaan penerimaan pajak semakin baik. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan kebijakan perpajakan maupun administrasi perpajakan. Melalui kebijakan perpajakan DJP berupaya memperbaharui kebijakan-kebijakan perpajakan yang ada dalam undang-undang perpajakan. Sedangkan melalui administrasi perpajakan, DJP berupaya memperbaharui sistem internal DJP agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi Wajib Pajak (WP). Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah menjalankan program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut Modernisasi. Berjalan atau tidaknya program modernisasi ini bergantung pada pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal. Pelaksanaan dari good governance di dasari konsep pelayanan prima dan pengawasan intensif. Modernisasi dilakukan di KPP Wajib Pajak Besar, KPP Madia, dan KPP Pratama. KPP Wajib Pajak Besar mengelola Wajib Pajak skala besar secara nasional dengan jenis badan dan terbatas jumlahnya. KPP Madia mengelola WP besar jenis badan dalam skala regional (lingkup Kantor Wilayah) dan 1
2 juga terbatas jumlahnya. Sedangkan KPP Pratama mengelola WP menengah ke bawah yakni jenis badan di luar yang telah dikelola di KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madia serta orang pribadi. Konsep umum modernisasi administrasi perpajakan meliputi 3 hal, yaitu: (i) modernisasi restrukturisasi organisasi; (ii) modernisasi penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi; dan (iii) modernisasi penyempurnaan manajemen sumber daya manusia. Tujuan modernisasi antara lain, meningkatkan kepatuhan pajak, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan dan memacu produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Keberhasilan modernisasi perpajakan membutuhkan kerja sama dan keterbukaan hati dari kedua belah pihak, baik dari Direktorat Jenderal Pajak maupun wajib pajak. Pelaksanaan modernisasi restrukturisasi organisasi diawali dengan (i) adanya pemisahan antara fungsi pemeriksaan dan fungsi keberatan. KPP tidak lagi melakukan penyelesaian upaya hukum bagi WP. Hal tersebut didasarkan pertimbangan bahwa keberatan, banding dan gugatan oleh WP diajukan atas hasil pemeriksaan oleh tim pemeriksa pajak di KPP itu sendiri. Untuk menjamin rasa keadilan dan keamanan bagi WP maka penanganan proses penyelesaian keberatan sepenuhnya dilakukan oleh Kantor Wilayah DJP dan Kantor Pusat DJP. (ii) Untuk ke depannya Kantor Pusat DJP hanya menjalankan tugas dan pekerjaan non operasional, dan dirancang sebagai pusat analisis, serta perumusan kebijakan. (iii) Unit vertikal DJP dibedakan menjadi 3 berdasarkan segmentasi para WP, yaitu KPP Wajib Pajak Besar,
3 KPP Madia, dan KPP Pratama yang dibedakan berdasarkan level dan jenis WP, jenis pajak yang dikelola, kegiatan dan organisasinya, dan wilayah kerja, serta kontribusinya bagi penerimaan di tingkat Kantor Wilayah dan Nasional. (iv) Adanya posisi baru Account Representative yang bertugas untuk memberikan bantuan konsultansi perpajakan bagi WP, memberitahukan peraturan perpajakan yang baru, dan mengawasi kepatuhan WP. Modernisasi penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi diawali (i) dengan adanya penerapan e- system yaitu; fasilitas e-filling (pengiriman SPT secara online melalui internet); e-spt (penyerahan SPT dalam media digital); e-payment (fasilitas pembayaran online untuk PBB), dan e-registration (pendaftaran NPWP secara online melalui internet). (ii) Adanya fasilitas pembayaran PBB yang dapat dilakukan di ATM/teller atau biasa disebut TP-Elektronik. Dengan fasilitas ini WP dapat melakukan pembayaran PBB selama 24 jam dan 7 hari seminggu termasuk hari libur. (iii) Penyederhanaan formulir SPT tahunan pajak penghasilan dan penerbitan template SPT bagi WP yang berbahasa inggris untuk memudahkan pengisian dan pencetakan SPT, serta mempermudah persyaratan pendaftaran WP dan Pengusaha Kena Pajak terutama bagi warga asing dengan tidak mewajibkan Surat Keterangan Domisili diganti hanya dengan menyampaikan Surat Pernyataan. (iv) Fungsi pengawasan internal akan lebih efektif dengan adanya built-in control system karena siapapun dapat mengawasi berjalannya proses administrasi melalui sistem yang ada.
4 Modernisasi penyempurnaan manajemen sumber daya manusia diawali dengan (i) analisis kebutuhan pegawai, rekruitmen pegawai DJP, mutasi pegawai, dan pensiun pegawai. (ii) Adanya Sistem Informasi Kepegawaian (SIPEG) yang berfungsi untuk mengetahui perkembangan atau historis dari masing-masing pegawai secara elektronik, cepat, dan akurat. (iii) Adanya kegiatan pelatihan dan pengembangan pegawai melalui berbagai macam diklat, training, short course, seminar, pengiriman pegawai tugas belajar baik dalam mapun luar negeri. Hal tersebut dilakukan untuk menyiapkan SDM DJP yang akan menduduki fungsi-fungsi tertentu, di samping itu dalam rangka penerapan kode etik bagi pegawai DJP, dan juga dilakukan internalisasi kode etik. (iv) Adanya Job Grading, Assessment Center, kompetensi pegawai, dan sistem pengukuran kinerja. Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan tidak akan berjalan tanpa adanya pihak-pihak yang terkait. Salah satu pihak terkait adalah Wajib Pajak. Kepatuhan Wajib Pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan sangat mempengaruhi berjalannya sistem itu sendiri. Adanya persepsi Wajib Pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan akan membantu DJP untuk mengetahui kekurangan sistem yang sedang berjalan. Dan hal tersebut akan memaksa DJP untuk terus melakukan pembaharuan dikarenakan modernisasi adalah salah satu cara DJP untuk meningkatkan penerimaan pajak. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
5 Kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan akan menimbulkan upaya menghindarkan pajak, seperti tax evasion dan tax avoidance, yang mengakibatkan berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara. Perbaikan administrasi perpajakan sendiri diharapkan dapat mendorong kepatuhan Wajib Pajak. Peranan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaksanaan modernisasi administrasi merupakan kunci utama berjalan atau tidaknya hal tersebut. Persepsi Wajib Pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan merupakan salah satu cara untuk melihat kekurangan sistem yang sedang berjalan. Maka disini perlu dilakukan penelitian terkait kepatuhan Wajib Pajak dengan adanya persepsi modernisasi tersebut untuk mengetahui seberapa optimal modernisasi pajak yang telah dilakukan dan pembaharuan apa saja yang akan dilakukan untuk ke depannya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Singosari B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Apakah persepsi modernisasi
6 administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Singosari? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dipaparkan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menerangkan apakah persepsi modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Singosari. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengangkat permasalahan yang sama dan memberikan gambaran tentang modenisasi administrasi perpajakan. Disamping itu, berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam penelitian. 2. Bagi KPP Pratama Singosari Malang Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi bagi KPP Pratama Singosari tentang penerapan modernisasi administrasi perpajakan yang sudah dilakukan.