BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

dokumen-dokumen yang mirip
mensintesis lemak. Ini berakibat pada menumpuknya glukosa dalam darah dan amat haus, berat badan menurun, dan merasa lelah. Penderita diabetes melitus

اغتنم خمسا قبل خمس شبابل قبل ھرمل وصحتل قبل سقمل وغناك قبل فقرك وحياتل قبل موتل وفراغل قبل شغلل

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

PENGARUH PEMBERIAN PATI JAGUNG DAN UBI KAYU HASIL MODIFIKASI DENGAN ENZIM PULLULANASE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus)

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya populasi penduduk usia lanjut, perubahan gaya hidup terutama

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

I. PENDAHULUAN. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

I. PENDAHULUAN. hidup manusia. Dewasa ini telah banyak dikembangkan produk pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

I. PENDAHULUAN. Pada abad modern ini, filosofi makan telah banyak mengalami pergeseran. Makan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

DISERTASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor di Program Doktor Ilmu Pertanian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah Palangka Raya, yaitu laboratorium Balai POM (Balai Pengawas

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa pola konsumsi

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissima,pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

BAB I PENDAHULUAN. Segala penciptaan Allah SWT dan fenomena alam yang terjadi pasti terdapat

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati

Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis

TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 200 kuintal per hektar luas pertanaman kuintal per hektar luas pertanaman.

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak ramah lingkungan dalam bidang industri (Falch, 1991).

LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM

I. PENDAHULUAN. Singkong ( Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas yang memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Sumber utama karbohidrat, diantaranya adalah serealia (contoh gandum, jagung,

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

KEUNGGULAN KOMPETITIF GULA CAIR KIMPUL

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

BAB I PANDAHULUAN. Adanya cahaya, akan mempengaruhi suhu di bumi. Suhu banyak diaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. juga non-pangan. Enzim yang penting dan sering dimanfaatkan di dalam

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS DALAM PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG MENGGUNAKAN ENZIM α-amilase

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai alternatif makanan pokok memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

PENGARUH KONSENTRASI ENZIM α- AMILASE DAN WAKTU PADA PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG DALAM UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perdarahan merupakan keadaan yang disebabkan oleh. kemampuan pembuluh darah, platelet, dan faktor koagulasi pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanam di Amerika yang beriklim tropis, misalnya Mexico, Amerika

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

Ini Penyebab Mengapa Daun Yakon Digunakan Sebagai Obat Anti Diabetes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji Padi pada Malai Terhadap Kematangan dan Viabilitas

KARBOHIDRAT DALAM PAKAN KUCING

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak hanya menginginkan makanan yang enak dengan mouthfeel yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

I. PENDAHULUAN. Permintaan tapioka di Indonesia cenderung terus meningkat. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan sumber karbohidrat, salah satu diantaranya adalah umbiumbian.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagian wilayah Asia. Khusus wilayah Asia, penghasil singkong terbesar adalah

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

PENENTUAN DAYA CERNA PROTEIN IN VITRO DAN PENGUKURAN DAYA CERNA PATI SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

BAB I PENDAHULUAN. komersial dilakukan secara setahap dengan hasil samping berupa dedak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.

GAPLEK KETELA POHON (Manihot utillisima pohl) DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

NILAI NUTRISI DAN SIFAT FUNGSIONAL KESEHATAN PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO KRATOK (Phaseolus lunatus L.) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam mengajarkan kita untuk merenungkan ciptaan Allah yang ada di bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa bertambah. Salah satu tanda adanya keimanan dalam diri seorang muslim adalah adanya kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan, dan rasa takut kepada-nya. Al-Qur an telah menjelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 190-191 : Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran : 190-191). 1

2 Oleh karena itu, kita sebagai orang muslim hendaknya selalu memikirkan ciptaan-ciptaan Allah untuk meningkatkan keimanan kita. Lebih dari itu, ciptaan Allah yang ada di sekitar kita merupakan nikmat yang berhak kita manfaatkan sebaik-baiknya. Terutama hewan dan tumbuhan yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pati merupakan suatu bahan alamiah yang banyak diketemukan di alam. Pati banyak terdapat dalam tanaman terutama dalam biji-bijian, batang, akar, umbi, rizoma dan buah-buahan dari tanaman yang berhijau daun (Muljohardjo, 1987). Allah SWT menciptakan umbi-umbian dan biji-bijian yang mengandung pati sebagai sumber kalori utama bagi manusia merupakan suatu nikmat yang besar. Seluruh ciptaan Allah adalah semata-mata untuk dimanfaatkan oleh manusia. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Yasin ayat 33 : Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya bijibijian, maka daripadanya mereka makan (QS. Yasin : 33) Akan tetapi, pati yang diciptakan Allah dalam biji-bijian memiliki efek fisiologis yang berbeda saat dikonsumsi. Hal ini dikarenakan perbedaan perbandingan komponen amilosa dan amilopektin yang menyusunnya. Pati yang terdapat di alam kebanyakan mengandung amilopektin yang lebih tinggi dari pada amilosa. Pada saat dikonsumsi, pati dengan amilopektin yang lebih tinggi dari amilosa ini menimbulkan respon glikemik yang tinggi pada tubuh. Sebaliknya,

3 pati yang mempunyai kadar amilosa tinggi cenderung menyebabkan respon glikemik yang rendah (Widowati et al., 2007). Pada penelitian sebelumnya oleh Widowati (2009), telah digunakan beberapa varietas padi yang memiliki kadar amilosa tinggi. Akan tetapi, varietas padi yang memiliki kadar amilosa tinggi sulit diperoleh dan kurang disukai oleh masyarakat Indonesia. Sehingga diperlukan adanya upaya pemanfaatan bahan makanan sumber pati yang banyak tersedia di alam untuk mendapatkan sumber karbohidrat rendah glikemik. Di antaranya adalah pati dari jagung dan ubi kayu. Kedua bahan tersebut merupakan sumber pati yang tingkat konsumsinya masih lebih rendah dibandingkan beras, sehingga modifikasi yang dilakukan pada kedua bahan tersebut dapat berpotensi untuk menaikkan nilai ekonomisnya karena berpotensi menjadi bahan pangan fungsional. Pangan fungsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut. Widowati (2007) juga telah meneliti efek pangan fungsional dari beras rendah glikemik yang mampu mengendalikan kadar glukosa darah pada tikus diabetes serta menghambat kerusakan pankreas yang ditimbulkannya. Hal ini membuktikan bahwa pangan yang rendah glikemik dapat dijadikan makanan alternatif bagi penderita diabetes mellitus. Upaya meningkatkan kadar amilosa pati jagung dan ubi kayu untuk menurunkan respon glikemik yang ditimbulkannya pada tubuh dapat dilakukan dengan enzim pullulanase. Pullulanase termasuk dalam kelompok enzim pemotong percabangan (Debranching Enzyme) yaitu enzim yang mampu

4 menghidrolisis ikatan α-1,6 glikosidik pada pati dan glikogen (Hizukuri, 1996). Berdasarkan reaksinya, debranching enzyme dibedakan menjadi 2 macam yaitu debranching enzym langsung dan tidak langsung. Pemecahan secara langsung berarti tanpa bantuan perlakuan pendahuluan atau pemecahan oleh enzim lain, sedangkan pemecahan secara tidak langsung, sebelum terjadi hidrolisis harus dilakukan pengubahan substrat (Kuswanto, 1994). Pullulanase merupakan salah satu dari kelompok enzim percabangan yang stabil terhadap panas serta mampu menghidrolisis pati secara lambat namun sempurna (Hizukuri, 1996). Pullulanase dapat mereduksi ukuran amilopektin dengan signifikan sedangkan amilosa yang ada tidak mengalami perubahan (Zobel, et.al., 1995). Pada titik percabangan pati yaitu ikatan α-1,6 glikosidik dapat dihidrolisis menggunakan enzim pullulanase dan isoamilase dan menghasilkan rantai molekul dengan ikatan α-1,4 glikosidik dengan panjang yang bervariasi (Stephen, 1995). Berdasarkan penelitian sebelumnya, Wong et al. (2007) telah berhasil memproduksi pati yang mempunyai rantai linier panjang dari pati sagu (Metroxylon sagu) dengan konsentrasi pati 5 %, menggunakan 2% (v/b) enzim pullulanase selama 24 jam dan konsentrasi amilosa dari pati sagu mengalami kenaikan dari 24,9% menjadi 33,2%. Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan tentang hidrolisis pati pada ikatan α-1,6 glikosida dengan menggunakan enzim pullulanase. Krzyzaniak et al. (2003), telah melakukan penelitian tentang karakteristik dari oligosakarida yang dihasilkan melalui hidrolisis pati kentang secara enzimatis dengan menggunakan campuran enzim pullulanase dan α-amilase. Kujawski et al. (2003) juga telah

5 menggunakan pullulanase untuk mendegradasi pati alami. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wong et al. (2007) telah berhasil memproduksi dekstrin yang mempunyai rantai linier panjang dari pati sagu (Metroxylon sagu) dengan menghidrolisis amilopektin pada pati menggunakan pullulanase. Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas, pemotongan rantai cabang α-1,6 glikosidik pada amilopektin akan meningkatkan kadar amilosa pada pati. Kadar amilosa yang tinggi pada pati diduga akan membuat pati lebih lambat dicerna oleh tubuh. Diungkapkan oleh Almatsier (2009), setelah makan kadar glukosa darah naik hingga kurang lebih tiga puluh menit dan perlahan kembali ke kadar gula puasa (70-100 mg/100 ml) setelah 90-180 menit. Kadar maksimal gula darah dan kecepatan untuk kembali pada kadar normal bergantung pada jenis makanan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Pati Jagung Dan Ubi Kayu Hasil Modifikasi Dengan Enzim Pullulanase Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar (Rattus novergicus). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian tersebut, permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh pemberian pati jagung dan ubi kayu hasil modifikasi dengan enzim pullulanase terhadap kadar glukosa darah tikus wistar (Rattus novergicus)?

6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Mengetahu adanya pengaruh pemberian pati jagung dan ubi kayu hasil modifikasi dengan enzim pullulanase terhadap kadar glukosa darah tikus wistar (Rattus novergicus). 1.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh pemberian pati jagung dan ubi kayu hasil modifikasi dengan enzim pullulanase terhadap kadar glukosa darah tikus wistar (Rattus novergicus). 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini, antara lain: 1. Untuk mendapatkan pati rendah glikemik dari bahan pati yang tersedia di alam. 2. Dapat meningkatkan nilai ekonomis jagung dan ubi kayu yang masih kalah tingkat konsumsinya dari beras. 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan rendah glikemik. 4. Memberikan solusi untuk mengendalikan glukosa darah pada penderita diabetes serta masyarakat pada umumnya.

7 1.6 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pati jagung yang digunakan adalah merk Maizena dan pati ubi kayu adalah merk Pak Tani. 2. Parameter yang diamati adalah peningkatan kadar glukosa darah tikus pada menit 30, 60, 90, dan 120 setelah pemberian pati hasil modifikasi. 3. Modifikasi pati secara enzimatis dilakukan dengan menggunakan enzim pullulanase.