KESESATAN TAUHID WAHABI (VERSI DIALOG) Digitized by: Alkhoirot.Com

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Iman Kepada KITAB-KITAB

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS. Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Beriman Kepada Taqdir

Wallahu A lam bisshawab Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi wa shahbihi wa sallam

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

Doa dan Dzikir Seputar Musuh dan Penguasa

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Syarah Istighfar dan Taubat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

1. Saling Cinta Karena Allah 2. Tanda Cinta Allah Penulis: Imam an-nawawi Pentakhrij: Syaikh Muhammad Nashir al-albani

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Mensyukuri Nikmat Al Quran

Al-Ahad dan Al-Wahid*

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Hadits-hadits Shohih Tentang

PENGANTAR EDISI PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

BAB I PENDAHULUAN. ini, tentu memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap segala aspek. bioskop, entah itu film anak, remaja atau dewasa.

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

HUKUM UNGKAPAN ALLAH DENGAN MATA TIDAK KITA LIHAT, TAPI DENGAN AKAL DAPAT KITA KETAHUI.' حل م ع مقولة: (االله بالع ما شفناه و العقل عرفناه)

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua:

Minggu 4 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

FIQIH MUSLIMAH PRAKTIS

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

TAFSIR SURAT AL-QAARI AH

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH-

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Transkripsi:

KESESATAN TAUHID WAHABI (VERSI DIALOG) Digitized by: Alkhoirot.Com WAHABI: Mengapa Anda menilai kami kaum Wahabi termasuk aliran sesat, dan bukan Ahlussunnah Wal-Jama ah. Padahal rujukan kami sama-sama Kutubus-Sittah (Kitab Standard Hadits yang enam).? SUNNI: Sebenarnya kami hanya merespon Anda saja. Justru Anda yang selalu menyesatkan kelompok lain, padahal ajaran Anda sebenarnya yang sesat. WAHABI: Di mana letak kesesatan ajaran kami kaum Wahabi? SUNNI: Kesesatan ajaran Wahabi menurut kami banyak sekali. Antara lain berangkat dari konsep tauhid yang sesat, yaitu pembahagian tauhid menjadi tiga. WAHABI: Bagaimana Anda menilai pembagian tauhid menjagi tiga termasuk konsep yang sesat. Apa dasar Anda? SUNNI: Begini letak kesesatannya. Pembahagian Tauhid menjadi tiga, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid al-asma' wa al-shifat, belum pernah dikatakan oleh seorangpun sebelum Ibn Taimiyah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga tidak pernah berkata kepada seseorang yang masuk Islam, bahwa di sana ada dua macam Tauhid dan kamu tidak akan menjadi Muslim sebelum bertauhid dengan Tauhid Uluhiyyah. Rasul shallallahu alaihi wasallam juga tidak pernah mengisyaratkan hal tersebut meskipun hanya dengan satu kalimat. Bahkan tak seorangpun dari kalangan ulama salaf atau para imam yang menjadi ikutan yang mengisyaratkan terhadap pembahagian Tauhid tersebut. Hingga akhirnya datang Ibn Taimiyah pada abad ketujuh Hijriah yang menetapkan konsep pembahagian Tauhid menjadi tiga. WAHABI: Anda mengerti maksud tauhid dibahagi tiga? SUNNI: Kenapa tidak mengerti? Menurut Ibn Taimiyah Tauhid itu terbaahgi menjadi tiga: Pertama, Tauhid Rububiyyah, yaitu pengakuan bahawa yang menciptakan, memiliki dan mengatur langit dan bumi serta seisinya adalah ALLAH saja. Menurut Ibn Taimiyah, Tauhid Rububiyyah ini telah diyakini oleh semua orang, baik orang-orang Musyrik maupun orang-orang Mukmin. Kedua, Tauhid Uluhiyyah, yaitu pelaksanaan ibadah yang hanya ditujukan kepada ALLAH. Ibn Taimiyah berkata, "Ilah (Tuhan) yang haqq adalah yang berhak untuk disembah. Sedangkan Tauhid adalah beribadah kepada ALLAH semata tanpa mempersekutukan-nya".

Ketiga, Tauhid al-asma' wa al-shifat, yaitu menetapkan hakikat nama-nama dan sifat-sifat ALLAH sesuai dengan arti literal (zhahir)nya yang telah dikenal di kalangan manusia. Pandangan Ibn Taimiyah yang membahagi Tauhid menjadi tiga tersebut kemudian diikuti oleh Muhammad bin Abdul Wahhab, perintis ajaran Wahhabi. Dalam pembahagian tersebut, Ibn Taimiyah MEMBATASI makna rabb atau rububiyyah terhadap sifat Tuhan sebagai pencipta, pemilik dan pengatur langit, bumi dan seisinya. Sedangkan makna ilah atau uluhiyyah DIBATASI pada sifat Tuhan sebagai yang berhak untuk disembah dan menjadi tujuan dalam beribadah. Tentu saja, pembahagian Tauhid menjadi tiga tadi serta PEMBATASAN makna-maknanya TIDAK rasional dan BERTENTANGAN dengan dalil-dalil al-qur'an, hadits dan pendapat seluruh ulama Ahlussunnah Wal- Jama'ah. WAHABI: Maaf, dari mana Anda berkesimpulan, bahwa pembahagian dan pembatasan makna tauhid versi kami kaum Wahabi bertentangan dengan al-qur an, hadits dan aqwal ulama? SUNNI: Ayat-ayat al-qur'an, hadits-hadits dan pernyataan para ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah, TIDAK ADA yang membezakan antara makna Rabb (rububiyah) dan makna Ilah (uluhiyah). Bahkan dalil-dalil al- Qur'an dan hadits mengisyaratkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah. Apabla seseorang telah bertauhid rububiyyah, bererti bertauhid secara uluhiyyah. ALLAH subhanahu wata ala berfirman: و ل ي أ م ر ك م أ ن ت ت خ ذ وا ال م ال ئ ك ة و الن ب ي ي ن أ ر ب اب ا Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai arbab (tuhantuhan). (QS. Ali-Imran : 80). Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang Musyrik mengakui adanya Arbab (tuhan-tuhan rububiyyah) selain Allah seperti Malaikat dan para nabi. Dengan demikian, bererti orang-orang Musyrik tersebut tidak mengakui Tauhid Rububiyyah, dan mematahkan konsep Ibn Taimiyah dan Wahhabi, yang mengatakan bahwa orang-orang Musyrik mengakui Tauhid Rububiyyah. Seandainya orang-orang Musyrik itu bertauhid secara rububiyyah seperti keyakinan kaum Wahabi, tentu redaksi ayat di atas berbunyi: Dengan mengganti kalimat arbaban dengan aalihatan. و ل ي أ م ر ك م أ ن ت ت خ ذ وا ال م ال ئ ك ة و الن ب ي ي ن آ ل ه ة WAHABI: Tapi kan baru satu ayat yang bertentangan dengan tauhid kami kaum Wahabi. SUNNI: Wah, mengapa ada tapinya? Kalau sesat ya sesat, walaupun bertentangan dengan satu ayat. Dengan ayat lain juga bertentangan. Konsep Ibn Taimiyah yang mengatakan bahawa orang-orang kafir sebenarnya mengakui Tauhid Rububiyyah, akan semakin fatal apabila kita memperhatikan pengakuan orang-orang kafir sendiri kelak di hari kiamat seperti yang dijelaskan dalam al-qur'an al-karim: ت الل إ ن ك ن ا ل ف ي ض ال ل م ب ين ) 79 ( إ ذ ن س و يك م ب ر ب ال ع ال م ين ) 79 )

Demi ALLAH: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, kerana kita mempersamakan kamu dengan Tuhan (Rabb) semesta alam. (QS. al-syu'ara' : 97-79). Coba Anda perhatikan. Ayat tersebut menceritakan tentang penyesalan orang-orang kafir di akhirat dan pengakuan mereka yang tidak mengakui Tauhid Rububiyyah, dengan menjadikan berhala-berhala sebagai arbab (tuhan-tuhan rububiyyah). Padahal kata Wahabi, orang-orang Musyrik bertauhid rububiyyah, tetapi kufur terhadap uluhiyyah. Nah, alangkah sesatnya tauhid Wahabi, bertentengan dengan al-qur an. Murni pendapat Ibnu Taimiya yang tidak berdasar, dan ditaklid oleh Wahabi. WAHABI: Maaf, kan baru dua ayat. Mungkin ada ayat lain, agar kami lebih mantap bahwa tauhid Wahabi memang sesat. SUNNI: Pendapat Ibn Taimiyah yang mengkhususkan kata Uluhiyyah terhadap makna ibadah bertentangan pula dengan ayat berikut ini: إ ن د ون ه ل ي ا ص اح ب ي الس ج ن أ أ ر ب اب م ت ف ر ق ون خ ي ر أ م للا ال و اح د ال ق ه ار م ا ت ع ب د ون م أس م اء س م ي ت م وه ا أ ن ت م و آب اؤ ك م Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah ALLAH yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain ALLAH kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. (QS. Yusuf : 39-40). Anda perhatikan, Ayat di atas menjelaskan, bagaimana kedua penghuni penjara itu tidak mengakui Tauhid Rububiyyah dan menyembah tuhan-tuhan (arbab) selain ALLAH. Padahal kata Ibnu Taimiyah dan Wahabi, orang-orang Musyrik pasti beriman dengan tauhid rububiyyah. Disamping itu, ayat berikutnya menghubungkan ibadah dengan Rububiyyah, bukan Uluhiyyah, sehingga menyimpulkan bahwa konotasi makna Rububiyyah itu pada dasarnya sama dengan Uluhiyyah. Orang yang bertauhid rububiyyah pasti bertauhid uluhiyyah. Jadi konsep tauhid Anda bertentangan dengan ayat di atas. WAHABI: Mungkin tauhid kami hanya bertentangan dengan al-qur an. Tapi sejalan dengan hadits. Jangan Anda jangan terburu-buru menyesatkan. SUNNI: Anda ini lucu. Kalau konsep tauhid Anda bertentangan dengan al-qur an, sudah pasti bertentangan dengan hadits. Konsep pembagian Tauhid menjadi tiga kalian akan batal pula, apabila kita mengkaitkannya dengan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Misalnya dengan hadits shahih berikut ini: ع ن ال ب ر اء ب ن ع از ب ع ن الن ب ي صلى للا عليه وسلم ق ال ) ي ث ب ت للا ال ذ ين آم ن وا ب ال ق و ل الث اب ت ( ق ال ن ز ل ت ف ي ع ذ اب ال ق ب ر ف ي ق ال ل ه م ن ر ب ك ف ي ق ول ر ب ي للا و ن ب ي ي م ح م د صلى للا عليه وسلم. )رواه مسلم 7119.( Dari al-barra' bin Azib, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, "ALLAH berfirman, "ALLAH meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu", (QS. Ibrahim : 27). Nabi SAW bersabda, "Ayat ini turun mengenai azab kubur. Orang yang dikubur itu ditanya, "Siapa Rabb

(Tuhan)mu?" Lalu dia menjawab, "ALLAH Rabbku, dan Muhammad shallallahu alaihi wasallam Nabiku." (HR. Muslim, 5117). Coba Anda perhatikan. Hadits di atas memberikan pengertian, bahwa Malaikat Munkar dan Nakir akan bertanya kepada si mayat tentang Rabb (Tuhan Rububiyyah), bukan Ilah (Tuhan Uluhiyyah, kerana kedua Malaikat tersebut tidak membezakan antara Rabb dengan Ilah atau antara Tauhid Uluhiyyah dengan Tauhid Rububiyyah. Seandainya pandangan Ibn Taimiyah dan Wahabi yang membezakan antara Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah itu benar, tentunya kedua Malaikat itu akan bertanya kepada si mayat dengan, "Man Ilahuka (Siapa Tuhan Uluhiyyah-mu)?", bukan "Man Rabbuka (Siapa Tuhan Rububiyyah-mu)?" Atau mungkin keduanya akan menanyakan semua, "Man Rabbuka wa man Ilahuka? Ternyata pertanyaan tersebut tidak terjadi. Jelas ini membuktikan kesesatan Tauhid ala Wahabi." WAHABI: Maaf, seandainya kami hanya salah melakukan pembagian Tauhid di atas, apakah kami Anda fatwakan sebagai aliran sesat? Apa alasannya? SUNNI: Nah, ini rahasianya. Anda harus tahu, apa sebenarnya makna yang tersembunyi (hidden meaning) dibalik pembahagian Tauhid menjadi tiga tersebut? Apabila diteliti dengan saksama, dibalik pembahagian tersebut, maka ada dua tujuan yang menjadi sasaran tembak Ibnu Taimiyah dan Wahabi: Pertama, Ibn Taimiyah berpendapat bahwa amalan-amalan seperti tawassul, tabarruk, ziarah kubur dan lain-lain yang menjadi tradisi dan dianjurkan sejak zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah termasuk bentuk kesyirikan dan kekufuran. Nah, untuk menjustifikasi pendapat ini, Ibn Taimiyah menggagas pembagian Tauhid menjadi tiga, antara lain Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah. Dari sini, Ibn Taimiyah mengatakan bahawa sebenarnya keimanan seseorang itu tidak cukup hanya dengan mengakui Tauhid Rububiyyah, yaitu pengakuan bahwa yang menciptakan, memiliki dan mengatur langit dan bumi serta seisinya adalah ALLAH semata, kerana Tauhid Rububiyyah atau pengakuan semacam ini juga dilakukan oleh orang-orang Musyrik, hanya saja mereka tidak mengakui Tauhid Uluhiyyah, yaitu pelaksanaan ibadah yang hanya ditujukan kepada ALLAH. Oleh kerana itu, keimanan seseorang akan sah apabila disertai Tauhid Uluhiyyah, yaitu pelaksanaan ibadah yang hanya ditujukan kepada ALLAH. Kemudian setelah melalui pembahagian Tauhid tersebut, untuk menjayakan pandangan bahwa amalanamalan seperti tawassul, istighatsah, tabarruk, ziarah kubur dan lain-lain adalah syirik dan kufur, Ibn Taimiyah membuat kesalahan lagi, yaitu mendefinisikan ibadah dalam konteks yang sangat luas, sehingga amalan-amalan seperti tawassul, istighatsah, tabarruk, ziarah kubur dan lain-lain dia kategorikan juga sebagai ibadah secara syar'i. Padahal itu semua bukan ibadah. Tapi bahagian dari ghuluw yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah dan Wahabi. Dari sini Ibn Taimiyah kemudian mengatakan, bahwa orang-orang yang melakukan istighatsah, tawassul dan tabarruk dengan para wali dan nabi itu telah beribadah kepada selain ALLAH dan melanggar Tauhid Uluhiyyah, sehingga dia difatwa syirik. Tentu saja paradigma Ibn Taimiyah tersebut merupakan kesalahan di atas kesalahan. Pertama, dia mengklasifikasi Tauhid menjadi tiga tanpa ada dasar dari dalil-dalil agama. Dan kedua, dia mendefinisikan ibadah dalam skala yang sangat luas sehingga berakibat fatal, yaitu menilai syirik dan

kufur amalan-amalan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM dan para sahabatnya. Dan secara tidak langsung, pembahagian Tauhid menjadi tiga tersebut berpotensi mengkafirkan seluruh umat Islam sejak masa sahabat. Akibatnya yang terjadi sekarang ini, berangkat dari Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah, ISIS, membantai umat Islam di Iraq dan Suriah. [] Sumber: http://as-suhaime.blogspot.co.id/