PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

dokumen-dokumen yang mirip
1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

Tingkat Kelangsungan Hidup

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN. BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii)

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

III. BAHAN DAN METODE

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN BEBERAPA STRAIN IKAN MAS YANG DIPELIHARA PADA TAMBAK BERSALINITAS RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

Effect of Rearing Density on Growth and Survival Rate of Balashark (Balantiocheilus melanopterus Blkr.) Fry at Recirculation Culture System

KINERJA PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa striata) DAN DINAMIKA KUALITAS AIR PADA BERBAGAI WADAH PEMELIHARAAN Heriansah 1) dan Dian Nisa Fitri Aspari 2)

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENDEDERAN IKAN PATIN DI KOLAM OUTDOOR UNTUK MENGHASILKAN BENIH SIAP TEBAR DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

II. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Transkripsi:

825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad Nurdin *), Ani Widiyati *), Kusdiarti *), dan Irsyaphiani Insan **) *) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Sempur No. 1, Bogor 16154 E-mail: mochamadnurdin38@yahoo.co.id **) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya ABSTRAK Frekuensi pemberian pakan ikan dengan jumlah pakan yang tepat akan memaksimalkan pemanfaatan pakan oleh ikan sehingga diharapkan pertumbuhan ikan akan maksimal, efisiensi biaya produksi dan mengurangi pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pemberian pakan ikan yang optimal terhadap pertumbuhan, sintasan, dan konversi pakan pada pembesaran ikan mas (Cyprinus carpio) di keramba jaring apung. Jaring yang digunakan berukuran 7 m x 7 m x 3 m. Padat tebar ikan adalah 50 ekor/m 3 berukuran 11,2±0,9 g/ekor. Pakan yang diberikan adalah pakan tenggelam komersial dengan kandungan protein 26%-28% sebanyak 3%-5% dari bobot biomassa per hari. Lama penelitian 3 bulan, rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan frekuensi pemberian pakan berbeda, yaitu: 2 kali/hari, 3 kali/hari, dan 4 kali/hari. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam dengan uji lanjutan Tuckey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberian pakan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan sintasan ikan, tetapi tidak tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan. Pemeliharaan ikan mas terbaik bila dipelihara di keramba jaring apung dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali/hari dengan nilai pertumbuhan bobot mutlak, sintasan, dan konversi pakan yaitu berturut-turut 132,0±9,6 g; 73,9±1,8%; dan 1,54±0,04. KATA KUNCI: frekuensi pemberian pakan, pertumbuhan, sintasan, konversi pakan, keramba jaring apung PENDAHULUAN Budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) merupakan sistem budidaya secara intensif dengan padat tebar tinggi dan keharusan pemberian pakan sebagai energi untuk pertumbuhan. Usaha budidaya ikan di KJA yang berkembang pesat adalah budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) yang dilakukan di waduk/danau, dan salah satunya adalah Waduk Cirata, Jawa Barat. Pada umumnya sistem pemeliharaan ikan yang dilakukan pada KJA di Waduk Cirata adalah sistem polikultur, ikan mas dipelihara di jaring tunggal dan ikan nila dipelihara di jaring ganda. Pakan merupakan salah satu komponen dalam budidaya ikan yang sangat besar peranannya sebagai penentu pertumbuhan dan profit. Pakan berfungsi sebagai sumber energi dan materi bagi kehidupan, pertumbuhan, dan reproduksi ikan. Kenyataan menunjukkan bahwa cara pemberian pakan yang dilakukan pembudidaya ikan di KJA Waduk Cirata kebanyakan menggunakan sistem pompa, yakni ikan akan terus diberikan pakan hingga kenyang dan sering (berlebihan). Pemberian pakan sampai kenyang merupakan suatu pemborosan, apalagi dengan frekuensi yang relatif dekat karena sifat sistem pencernaan ikan yang mampu mengeluarkan pakan yang sudah dimakan jika pemberian pakan berlebihan. Pemberian pakan dalam jumlah berlebih akan meningkatkan biaya produksi bila ditinjau dari segi ekonomi, dan dari segi lingkungan akan menyebabkan turunnya kualitas air akibat pencemaran. Pencemaran lingkungan budidaya dapat disebabkan oleh pakan yang termakan dan tidak termakan oleh ikan. Tidak semua makanan yang dimakan oleh ikan digunakan untuk pertumbuhan, sebagian besar energi dari makanan digunakan untuk metabolisme basal (pemeliharaan), sisanya digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi (Fujaya, 2004). Pakan yang termakan namun tidak tercerna oleh ikan, dikeluarkan dari tubuh ikan berupa feses.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 826 Pakan yang tidak termakan oleh ikan akan langsung jatuh ke perairan dan mengalami proses pembusukan. Frekuensi pemberian pakan adalah kekerapan waktu pemberian pakan dalam sehari. Frekuensi pemberian pakan antara lain tergantung pada ukuran badan ikan (Siregar, 1999). Frekuensi pemberian pakan ikan dengan jumlah pakan yang tepat akan memaksimalkan pemanfaatan pakan oleh ikan sehingga diharapkan pertumbuhan ikan akan maksimal, efisiensi biaya produksi dan mengurangi pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil pada produksi pembesaran ikan mas di KJA maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi pemberian pakan ikan yang optimal terhadap pertumbuhan, sintasan, dan konversi pakan pada pembesaran ikan mas (Cyprinus carpio). BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan selama 3 bulan di keramba jaring apung (KJA) Waduk Cirata (Jawa Barat). Jaring yang digunakan berukuran 7 m x 7 m x 3 m dengan diameter mata jaring satu inci. Hewan uji yang digunakan untuk penelitian adalah ikan mas (Cyprinus carpio) dengan rata-rata bobot awal 11,2±0,9 g/ekor. Padat tebar ikan setiap jaring adalah 50 ekor/m 3. Persiapan wadah pemeliharaan dilakukan dengan memeriksa jaring yang dipakai tidak robek, memperbaiki simpul-simpul yang lepas, dan membersihkan jaring sehingga kotoran berupa tanaman, hewan, atau sisa pakan terlepas. Penebaran benih ikan dilakukan pada saat pagi hari. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri atas dua ulangan. Perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini adalah perbedaan frekuensi pemberian pakan, yaitu: (A) Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, yaitu pukul 09.00 dan 15.00 WIB. (B) Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB. (C) Frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari, yaitu pukul 07.00, 10.00, 13.00, dan 16.00 WIB. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan tenggelam komersial yang berukuran 3 mm dengan kandungan protein 26%-28%. Penghitungan jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3%-5% dari total biomassa yang disesuaikan dengan umur ikan. Persentase jumlah pakan yang dikonsumsi semakin menurun dengan semakin meningkatnya umur ikan. Penimbangan ikan dilakukan secara rutin setiap 2 minggu sekali untuk penghitungan total biomassa dan jumlah pakan yang diperlukan. Parameter yang diamati adalah pertambahan bobot mutlak, sintasan, dan konversi pakan (Effendie, 1997). Data dukung dilakukan analisis kualitas air terhadap suhu, ph, DO, dan amonia. Sintasan dihitung menggunakan rumus berikut: SR Nt/No x 100% di mana: SR = Sintasan Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor) No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor) Pertambahan bobot mutlak dihitung dengan menggunakan rumus berikut: di mana: BM = Bobot pertumbuhan mutlak (g) Wt BM Wt - Wo = Bobot akhir rata-rata ikan pada akhir penelitian (g)

827 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) Wo = Bobot awal rata-rata ikan pada awal penelitian (g) Konversi pakan dihitung menggunakan rumus berikut: di mana: FCR = Konversi pakan F = Jumlah total pakan (kg) Wt = Bobot total ikan akhir penelitian (kg) Wo = Bobot total ikan awal penelitian (kg) Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95%, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjutan Tuckey untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan. HASIL DAN BAHASAN F FCR Wt - Wt Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian 3%-5% dari bobot biomassa ikan. Diduga jumlah pakan yang diberikan sesuai dengan kapasitas lambung ikan dan efisien karena jumlah pakan yang diberikan tersebut habis dimakan ikan dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Menurut Insan et al. (2005), pada budidaya intensif di KJA dengan kepadatan tinggi dan ransum harian rendah (3%) adalah efektif dengan diperolehnya jumlah pakan yang tidak termakan paling rendah (15,08%), sedangkan cara pemeliharaan petani dengan pemberian pakan sistem pompa tidak efisien yang menghasilkan jumlah pakan yang tidak termakan paling tinggi (37,80%). Pertumbuhan adalah perubahan ikan, baik bobot badan maupun panjang dalam jangka waktu tertentu (Effendie, 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi pemberian pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan mas (Gambar 1). Peningkatan frekuensi pemberian dengan pemberian jumlah sedikit akan mengurangi terbuangnya pakan saat pemberian, meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan dan dapat mengoptimalkan pertumbuhan (Azwar et al., 2004). Pada awal pemeliharaan, pertumbuhan ikan berjalan lambat kemudian cepat seiring dengan penambahan jumlah pakan yang diberikan. Bobot badan ikan (g) 160 140 120 100 80 60 40 20 0 FF 2 FF 3 FF 4 1 15 30 45 60 75 Hari ke- Gambar 1. Grafik pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio) selama penelitian dengan frekuensi pemberian pakan berbeda.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 828 Tabel 1. Nilai rata-rata pertambahan bobot mutlak individu, sintasan, dan konversi pakan ikan mas (Cyprinus carpio) selama penelitian dengan frekuensi pemberian pakan berbeda Perlakuan Pertambahan bobot mutlak (g) Sintasan (%) Konversi pakan A (FF2) 114,3±10,2 ab 71,1±1,8 a 1,56±0,10 a B (FF3) 132,0±9,6 b 73,9±1,8 ab 1,54±0,04 a C (FF4) 100,0±2,3 ab 80,0±3,2 ab 1,53±0,07 a Keterangan: Huruf superskrip yang beda dalam kolom sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) Dari hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh perbedaan frekuensi pemberian pakan terhadap pertambahan bobot badan ikan mas. Pertambahan bobot mutlak tertinggi pada perlakuan B dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu sebesar 132,0±9,6 g. Hal ini sejalan dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Ditjen Perikanan (1994), pakan ikan mas diberikan sebanyak 3% dari biomassa per hari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali per hari, yaitu pagi, siang, dan sore. Namun, pertumbuhan bobot mutlak perlakuan B tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 (A) dan 4 (C) kali sehari. Kelompok Cyprinidae (ikan mas) tidak memiliki lambung sehingga perlu lebih sering diberi pakan dalam seharinya, namun jumlahnya tidak terlalu banyak. Sintasan ikan merupakan jumlah ikan yang mampu bertahan hidup hingga akhir pemeliharaan. Perbedaan frekuensi pemberian pakan mempengaruhi sintasan ikan. Sintasan ikan mas tertinggi pada perlakuan C dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari, yaitu sebesar 80,0±3,2%. Sedangkan nilai sintasan terendah pada perlakuan A dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, yaitu sebesar 71,1±1,8%. Persaingan dalam memperoleh pakan akan menguntungkan bagi individu ikan yang gesit dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan. Dalam keadaan lapar, ikan cenderung untuk segera untuk memenuhi kebutuhannya dengan berusaha mengkonsumsi pakan yang tersedia. Oleh karena itu, akan ada ikan yang tidak mendapatkan pakan dari kebutuhan semestisnya. Hal ini mempengaruhi rendahnya sintasan karena salah satu fungsi pakan juga meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Indikator untuk menentukan efektivitas pakan adalah besar kecilnya nilai konversi pakan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi pemberian pakan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap nilai konversi pakan. Rata-rata konversi pakan tertinggi pada perlakuan A dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, yaitu sebesar 1,56±0,10. Hal ini diduga pada frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, jumlah pakan yang diberikan berlebih sehingga pakan tidak seluruhnya dikonsumsi oleh ikan, akibat keterbatasan kemampuan lambung Tabel 2. Kualitas air pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio) selama penelitian Parameter Nilai pengukuran Suhu ( C) 26-30 ph 7,34-7,65 DO (mg/l) 4,24-4,98 Amonia (mg/l) 0,007-0,010

829 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) untuk menampung pakan. Ikan yang diberi pakan sebanyak 2 kali sehari akan mengalami lapar yang terlalu lama sehingga pada saat pakan diberikan, lambung ikan telah kosong dan nafsu makan tinggi. Dalam kondisi ini, ikan akan makan sebanyak-banyaknya sehingga isi lambung mencapai maksimum dan proses pencernaan tidak akan berjalan sempurna. Pakan yang bercampur dengan enzim dapat dicerna dengan baik, sedangkan yang lain tidak dicerna dan dikeluarkan oleh tubuh sebagai kotoran (Hickling, 1971). Nilai konversi pakan yang rendah merupakan indikator efektivitas ikan dalam memanfaatkan pakan. Nilai konversi pakan terendah pada perlakuan C dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari, yaitu sebesar 1,53±0,07. Perlakuan C (4 kali sehari) lebih baik daripada perlakuan A (2 kali sehari) dan perlakuan B (3 kali sehari). Selisih nilai konversi pakan sedikit saja akan mempengaruhi biaya produksi yang cukup besar karena pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar terutama pada budidaya ikan intensif. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari menunjukkan pemberian pakan lebih efesien dan efektif karena banyak pakan yang dimanfaatkan oleh ikan. Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa kualitas air media pemeliharaan selama penelitian ini masih layak untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan. Suhu yang baik untuk ikan berkisar antara 27 C-30 C. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan ph dan menyukai nilai ph sekitar 7,0-8,5. Di perairan danau, oksigen lebih banyak dihasilkan oleh fotosintesis alga yang banyak terdapat pada mintakan epilimnion, kadar oksigen perairan alami biasanya kurang dari 10 mg/l. Kadar oksigen terlarut untuk pemeliharaan ikan disyaratkan lebih dari 3 mg/l. Kadar amonia bebas melebihi 0,2 mg/l bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan (Effendi, 2000). Boyd (1982) mengemukakan bahwa kandungan amonia dalam air sebaiknya kurang dari 1,2 mg/l. KESIMPULAN Frekuensi pemberian pakan terbaik pada produksi pembesaran ikan mas (Cyprinus carpio) di keramba jaring apung Waduk Cirata sebanyak 3 kali/hari dengan nilai pertambahan bobot mutlak (132,0±9,6 g), sintasan (73,9±1,8%), dan konversi pakan (1,54±0,04). DAFTAR ACUAN Azwar, Z.I., Suhenda, N., & Praseno, O. 2004. Manajemen pakan pada usaha budidaya ikan di keramba jaring apung. Lokakarya Pengembangan Budidaya Perikanan di Perairan Waduk. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta, hlm. 37 44. Boyd, E.C. 1982. Water quality management for pond fish culture. Elsevier Scientific Publishing Company. Auburn University. Auburn, Alabama, 318 pp. Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian. 1994. Petunjuk teknis paket teknologi budidaya ikan mas di jaring apung mini. Ditjen Perikanan Deptan. Jakarta. Effendi, H. 2000. Telaahan kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 258 hlm. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta, 179 hlm. Hickling, C.F. 1971. Fish Culture. Faber and Faber. London, 317 hlm. Insan, I., Suhenda, N., & Rusmedi. 2005. Aspek manajemen pemberian pakan pada budidaya ikan mas dalam keramba jaring apung. J. Pen. Per. Indonesia, 11(1): 25-32. Siregar, A. 1999. Membuat Pelet Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011 830