Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

PENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KORUPSI

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

Modul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 1. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.

ETIK UMB. Pengembangan Wawasan (Mengenali Tindakan Korupsi) Modul ke: 09Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundangundangan. di Indonesia. Bab. Kompetensi Dasar. Pokok Bahasan. Sub Pokok Bahasan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Good Governance is Commitment and Integrity

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya. Oleh : Dewi Asri Yustia. Abstrak

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BAB IV PENUTUP. Tinjauan hukum..., Benny Swastika, FH UI, 2011.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

Nomor : 995/BAN-PT/AK/2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Lampiran : 1(satu) berkas : Kode Etik Asesor

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

6/11/2014. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

NILAI DAN PRINSIP ANTI- KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Lead the people to the path of uncorrupted 12/11/2013.

2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

DAMPAK MASIF KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. unless we destroy corruption, corruption will destroy us 3/8/2013.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

PENGERTIAN KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap.

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah yang sering dipakai dalam bidang filsafat dan psikologi.(ensiklopedia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keuangan negara sebagai bagian terpenting dalam pelaksanaan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Reda Manthovani, SH,.LLM. (Dosen atau Tenaga Pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Pancasila)

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA.

BAB II. A. Bentuk-Bentuk Perbuatan Yang Digolongkan Dalam Perbuatan Tindak. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa

KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian.

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

PERKEMBANGAN PERATURAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA Oleh : Barda Nawawi Arief

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Tindak Pidana Korupsi

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG LARANGAN MENERIMA/MEMBERI ATAU GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1980 TENTANG TINDAK PIDANA SUAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 050/119 /SK/SET-1/DLH

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

ANALISIS YURIDIS TERHADAP GRATIFIKASI DAN SUAP SEBAGAI TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau corruptus yang mempunyai arti kerusakan atau kebobrokan. sebagainya. Selain itu korupsi juga diartikan sebagai:

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. tindakan mengambil uang Negara agar memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG


FAKTOR PENYEBAB KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab. Fight Corruption: be the one who helps build a better society.

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Bab XII : Pemalsuan Surat

Transkripsi:

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 1 1

Bab 07 Never let corruptors unpunished DELIK KORUPSI DALAM RUMUSAN UNDANG-UNDANG Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 2 2

Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa memahami sejarah pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 2. Mahasiswa memahami alasan dan latar belakang perubahan peraturan perundang-undangan Tindak Pidana Korupsi dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait; 3. Mahasiswa mengetahui Tindak Pidana Korupsi dalam peraturan perundang-undangan; 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk perbuatan korupsi yang dilarang. POKOK BAHASAN Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia SUB POKOK BAHASAN 1. Sejarah Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 2. Latar Belakang Lahirnya Delik Korupsi dalam Perundang-undangan Korupsi; 3. Delik Korupsi menurut Undangundang Nomor 31 tahun 1999 juncto Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 4. Gratifikasi. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 3 3

Mari Kita Simak Film ini Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 4 4

Sejarah Perundang-undangan Korupsi di Indonesia Sejarah Perundang-undangan Korupsi: 1. Delik korupsi dalam KUHP 2. Peraturan Pemberantasan Korupsi Penguasa Perang Pusat Nomor Prt/ Peperpu/013/1950 3. Undang-Undang No.24 (PRP) tahun 1960 tentang Tindak Pidana Korupsi 4. Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 5. TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 5 5

6. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 7. Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 8. Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 9. Undang-undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 6 6

10. Undang-undang No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation Convention Against Corruption (UNCAC) 2003 11. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Peranserta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 12. Instruksi Presiden No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 7 7

Mari Kita Simak Film ini Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 8 8

B. UU No. 31 tahun 1999 Setiap Orang (Pasal 1 angka 3) a. Orang perseorangan: siapa saja, setiap orang, pribadi kodrati; b. Korporasi (Pasal 1 angka 1): kumpulan orang atau kekayaan yang berorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum; c. Pegawai Negeri: - pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam UU tentang kepegawaian - pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam KUHP, - orang yang menerima gaji/upah dari keuangan negara/daerah, - orang yang menerima gaji/upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara/daerah - orang yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara/masyarakat Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 9 9

Undang-undang No. 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 10 10

Pengertian Pegawai Negeri menurut KUHP Pasal 92 ayat (1) Yang disebut pejabat, termasuk juga orangorang yang dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum, begitu juga orang-orang yang, bukan karena pemilihan, menjadi anggota badan pembentuk undang-undang badan pemerintahan, atau badan perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh Pemerintah atau atas nama Pemerintah; begitu juga semua anggota dewan waterschap, dan semua kepala rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 11 11

Pengertian Pegawai Negeri menurut KUHP Pasal 92 ayat (2) Yang disebut pejabat dan Hakim termasuk juga Hakim wasit; yang disebut Hakim termasuk juga orang-orang yang menjalankan peradilan administratif, serta ketua-ketua dan anggotaanggota pengadilan agama. Pasal 92 ayat (3) Semua anggota angkatan perang juga dianggap sebagai pejabat Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 12 12

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang 1. Rumusan delik yang berasal dari pembuat undang-undang 2. Rumusan delik yang berasal dari KUHP; a) Delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP, yaitu menyangkut delik korupsi dalam arti materil dan keuangan. Contoh: Pasal 209, 210, dan 387 KUHP. b) Delik korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari KUHP, yaitu yang menjadi delik korupsi dalam kaitan dengan pemeriksaan tindak pidana korupsi. Contoh: Pasal 220, 231, dan 421 KUHP. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 13 13

Delik Korupsi yang Dirumuskan oleh Pembuat Undang-undang 1. Pasal 2 2. Pasal 3 3. Pasal 13 4. Pasal 15 UU No. 31 tahun 1999 Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 14 14

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang Pasal 2 ayat (1): Setiap orang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri/orang lain/suatu korporasi dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara Ayat (2): Dilakukan dalam keadaan tertentu Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 15 15

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang UU No. 20/2001 Pasal 1 angka 1: Pasal 2 ayat (2) substansi tetap, penjelasan pasal diubah sehingga Penjelasan Pasal 1 angka 1: Pasal 2 ayat (2) adalah keadaan yang dapat dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu apabila tindak pidana tersebut dilakukan, terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi penanggulangan: keadaan bahaya, bencana alam nasional, akibat kerusuhan sosial yang meluas, krisis ekonomi/moneter; dan pengulangan tindak pidana korupsi Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 16 16

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang Pasal 3: Setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri/orang lain/korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan.kedudukan Dapat merugikan keuangan/ perekonomian negara Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 17 17

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang Pasal 13: Setiap orang Memberi hadiah/janji Kepada pegawai negeri Dengan mengingat kekuasaan/ wewenang yang melekat pada jabatan/kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah/janji dianggap melekat pada jabatan/kedudukan tersebut Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 18 18

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang Pasal 15: Setiap orang Yang mencoba/ membantu/ bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 19 19

Mari Kita Simak Film Ini Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 20 20

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Ditarik secara mutlak: UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 Ps. 209 (1) ke-1 = Ps. 5 (1) a Ps. 209 (1) ke-2 = Ps. 5 (1) b Ps. 210 (1) ke-1 = Ps. 6 (1) a Ps. 210 (1) ke-2 = Ps. 6 (1) b Ps. 387 (1) = Ps. 7 (1) a Ps. 387 (2) = Ps. 7 (1) b Ps. 388 (1) = Ps. 7 (1) c Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 21 21

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Ps. 388 (2) = Ps. 7 (1) d Ps. 415 = Ps. 8 Ps. 416 = Ps. 9 Ps. 417 = Ps. 10 Ps. 418 = Ps. 11 Ps. 419 ke-1 = Ps. 12 a Ps. 419 ke-2 = Ps. 12 b Ps. 420 (1) ke-1 = Ps. 12 c Ps. 420 (1) ke-2 = Ps. 12 d Ps. 423 = Ps. 12 e Ps. 425 ke-1 = Ps. 12 f Ps. 425 ke-2 = Ps. 12 g Ps. 425 ke-3 = Ps. 12 h Ps. 435 = Ps. 12 i Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 22 22

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Ditarik tidak secara mutlak: UU No. 31/1999 jo UU. No. 20/2001 Ditarik melalui Pasal 23, yaitu: Pasal 220, 231, 421, 422, 429, dan 430 KUHP Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 23 23

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Ps. 5 UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Ps. 209 KUHP) ayat (1) huruf a Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat dengan maksud supaya digerakkan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya ayat (1) huruf b Barangsiapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau berhubung dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 24 24

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Yurisprudensi yang berkaitan dengan Pasal 209 KUHP: 1. H.R. 24 Nov. 1890, W.5969 Pasal ini dapat juga diperlakukan seandainya hadiah itu tidak diterima 2. H.R. 25 April 1916. N.J. 1916, 300, W. 9896. memberi hadiah di sini mempunyai arti yang lain daripada menghadiahkan sesuatu semata-mata karena kemurahan hati. Ia meliputi setiap penyerahan dari sesuatu yang bagi orang lain mempunyai nilai. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 25 25

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP 3. M.A. 22 Juni 1955 No. 145 K/Kr/1955. Pasal 209 KUHP tidak mensyaratkan bahwa pemberian itu diterima dan maksud daripada Pasal 209 KUHP ialah untuk menetapkan sebagai suatu kejahatan tersendiri, suatu percobaan yang dapat dihukum menyuap. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 26 26

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 5 ayat (2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 27 27

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Ps. 6 UU No. 31/1999 jo UU. No. 20/2001 (Ps. 210 KUHP) ayat (1) huruf a Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim, dengan maksud untuk mempengaruhi putusan tentang perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili ayat (1) huruf b Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang, yang menurut ketentuan undang-undang ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri suatu sidang pengadilan, dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 28 28

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 8 UU No. 31/1999 jo 20/2001 (Ps. 415 KUHP)... pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 29 29

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP 1. H.R. 27 Juli 1938, 1939 No. 123 Bagi seorang pegawai kantor pos, benda-benda pos seperti perangko, materai, kartu pos dan sebagainya itu merupakan surat-surat berharga. Berdasarkan undang-undang Pos, benda-benda tersebut diperuntukkan guna membayar beberapa hak dan kewajiban tertentu, sehingga di dalam peredarannya benda-benda tersebut mempunyai suatu fungsi, yang disebut sebagai kertas berharga. 2. M.A. 23 Maret 1957 No. 73 K/Kr/1956 Dipergunakannya sejumlah uang oleh pegawai negeri untuk pos lain daripada yang telah ditentukan, merupakan kejahatan penggelapan termaksud Pasal 415 KUHP. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 30 30

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Ps. 11 UU. No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Ps. 418 KUHP) Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 31 31

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Yurisprudensi yang berkaitan dengan Pasal 418 KUHP: 1. H.R. 10 April 1893, W. 6333. Adalah tidak perlu bahwa pemberian itu diterima oleh si pegawai negeri di dalam sifatnya sebagai pegawai negeri. 2. M.A. 13 Desember 1960 No. 50 K/Kr/1960. Undang-undang atau hukum tidak mengenal ketentuan, bahwa apabila seorang pegawai negeri dituduh melakukan kejahatan yang dimaksud oleh Pasal 418 KUHP, maka orang yang memberi kepada pegawai negeri itu harus dituntut lebih dahulu atas kejahatan tersebut di dalam Pasal 209 KUHP Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 32 32

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP 3. M.A. 19 November 1974 No. 77 K/Kr/1973 Terdakwa dipersalahkan melakukan korupsi c.q. menerima hadiah, walaupun menurut anggapannya uang yang diterima itu dalam hubungannya dengan kematian keluarganya, lagipula penerima barang-barang itu bukan terdakwa melainkan istri/atau anak-anak terdakwa. 4. M.A. 23 Desember 1955 No. 1/1955/M.A.Pid. Seorang menteri adalah pegawai negeri dalam arti yang dimaksudkan di dalam pasal-pasal 418 dan 419 KUHP. Dalam hal dua orang atau lebih dituduh bersama-sama dan bersekutu melakukan kejahatan menurut pasal-pasal 418 dan 419 KUHP, tidaklah perlu masing-masing dari mereka, memenuhi segala unsur yang oleh pasal itu dirumuskan untuk tindak pidana tersebut. In casu tidak perlu mereka semua melakukan tindakan menerima uang. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 33 33

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Ps. 12 a UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Ps. 419 ke-1 KUHP) Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya Ps. 12 b UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Ps. 419 ke-2 KUHP) Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 34 34

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP H.R. 4 Februari 1947, 1947 No. 170 Untuk pengetahuan seperti yang dimaksudkan dalam angka 1 hanyalah apakah pegawai negeri itu menyadari bahwa pemberian itu dimaksudkan untuk menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya di dalam pelaksanaan tugasnya; tidak menjadi soal apakah yang memberikan itu mempunyai maksud bahwa perbuatan itu akan dilakukan atau tidak. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 35 35

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 12 huruf c UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Pasal 420 ayat (1) ke-1 KUHP) Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 36 36

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 12 huruf d UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Pasal 420 ayat (1) ke-2 KUHP) seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 37 37

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 12 huruf e UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Pasal 423 KUHP) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 38 38

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 12 huruf f UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 (Pasal 425 ke-1 KUHP) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 39 39

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 220 KUHP Barangsiapa memberitahukan atau mengadukan bahwa dilakukan suatu perbuatan pidana, padahal mengetahui bahwa tidak dilakukan itu Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 40 40

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 421 KUHP seorang pejabat yang dengan menyalahgunakan kekuasaan memaksa seseorang untuk melakukan, tidak melakukan, atau membiarkan sesuatu, Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 41 41

Perumusan Delik yang Berasal dari KUHP Pasal 422 KUHP seorang pejabat yang dalam suatu perkara pidana, menggunakan sarana paksaan baik untuk memeras pengakuan, maupun untuk mendapatkan keterangan, Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 42 42

Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 43 43

Gratifikasi Dasar Pemikiran: Tidak sepantasnya pegawai negeri/pejabat publik menerima pemberian atas pelayanan yang mereka berikan Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat sesuatu melebihi haknya sekedar ia melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab dan kewajibannya Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 44 44

Gratifikasi Gagasan Plato (427 SM 347 SM) Para pelayan bangsa harus memberikan pelayanan mereka tanpa menerima hadiah-hadiah. Mereka yang membangkang, kalau terbukti bersalah, harus dibunuh tanpa upacara Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 45 45

Gratifikasi Dasar hukum: Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Pengertian: adalah pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian uang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. (Penjelasan Pasal 12B) Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 46 46

Gratifikasi Gratifikasi merupakan setiap penerimaan seseorang dari orang lain yang bukan tergolong ke dalam tindak pidana suap. Gratifikasi kepada pegawai negeri/penyelenggara negara yang berhubungan dengan jabatan atau kedudukannya dianggap suap. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 47 47

Gratifikasi Rumus: Suap = Gratifikasi + Jabatan Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 48 48

Gratifikasi Pembuktian Gratifikasi 1. oleh penerima gratifikasi, apabila nilainya Rp. 10,000,000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih. 2. oleh penuntut umum, apabila nilainya kurang dari Rp. 10,000,000,00 (sepuluh juta rupiah) Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 49 49

Gratifikasi Gratifikasi tidak dianggap sebagai suap apabila penerima menyampaikan laporan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, selambat-lambatnya 30 hari sejak menerima gratifikasi tersebut Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 50 50

Tatacara Pelaporan dan Penentuan Status Gratifikasi (Pasal 16 UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001 1. Laporan ditujukan kepada KPK, dibuat secara tertulis dengan mengisi formulir dan melampirkan dokumen terkait (bila ada). 2. Laporan setidaknya memuat nama serta alamat pemberi dan penerima gratifikasi, jabatan, tempat/waktu/nilai gratifikasi. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 51 51

Tatacara Pelaporan dan Penentuan Status Gratifikasi (Pasal 16 UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001 3. Dalam kurun waktu 30 hari sejak laporan diterima, KPK akan menetapkan status gratifikasi tersebut menjadi milik penerima atau milik negara. Gratifikasi yang menjadi milik negara wajib diserahkan kepada Menteri Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan. Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 52 52

mari kita simak film ini Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 53 53

Selamat datang generasi muda anti-korupsi Indonesia akan lebih baik jika tanpa korupsi Lomba poster KPK, Karya : Christian Tumpak Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 54 54

Terimakasih kepada: Institut Teknologi Bandung, Universitas Paramadina, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Semarang, UNIKA Soegijapranata, dan KPK, TIRI, ICW Produksi: Bagian Hukum dan Kepegawaian Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI copyrights dikti 2012