Anna Permanasari Jurusan Pendidikan Kimia UPI /

dokumen-dokumen yang mirip
Uji Kinerja Adsorben Amino-Bentonit Terhadap Polutan Pestisida Dalam Air Minum ABSTRAK

Anna Permanasari *) Kata-kata kunci: adsorpsi, bentonit, alanin, fenilalanin, triptofan, histidin, karbaril, diazinon, kimia material

ABSTRACT Kinetics, mechanism and capacity of pesticides adsorption Onto histidine-bentonite Adsorbent. Anna Permanasari, Zackiyah, Wiwi Siswaningsih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun memerlukan bahan pangan yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun memerlukan bahan pangan yang semakin meningkat pula.

UJI KINERJA ADSORBEN KITOSAN-BENTONIT TERHADAP LOGAM BERAT DAN DIAZINON SECARA SIMULTAN

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI SIMULTAN KITOSAN-BENTONIT TERHADAP ION LOGAM DAN RESIDU PESTISIDA DALAM AIR MINUM DENGAN TEKNIK BATCH

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pestisida selama aktifitas pertanian umumnya digunakan

4 Hasil dan Pembahasan

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia

Kajian adsorpsi linear alkyl benzene sulphonate (Miftah Rifai dan Irwan Nugraha)

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

Della, Anna Permanasari, Zackiyah Program Studi Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia

MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI BENTONIT ALAM JAMBI YANG DIINTERKALASI ALANIN, SERTA APLIKASINYA SEBAGAI ADSORPSI LOGAM CADMIUM DAN TIMBAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

4 Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KINERJA BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN ALAMI LIMBAH CAIR VINASE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

PENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG CURAH MENGGUNAKAN ADSORBEN LEMPUNG DESA GEMA TERAKTIVASI

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x

Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

4. Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Fotodegradasi Senyawa Biru Metilena

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER. Warih Supriadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

4 Hasil dan Pembahasan

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

PEMANFAATAN TANAH GAMBUT SEBAGAI ADSORBEN PENYISIHAN SENYAWA AMMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU ABSTRAK

UJI KAPASITAS DAN ENERGI ADSORPSI KARBON AKTIF, KITOSAN-BENTONIT, DAN KOMBINASINYA TERHADAP RESIDU PESTISIDA ENDOSULFAN DAN ION

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

KARAKTERISASI BENTONIT TERPILAR Fe 2 O 3 SEBAGAI ADSORBEN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI t5 15 t V.4. Kinetika Adsorpsi Diazinon pada Adsorben His-Ben

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentonit merupakan suatu lempung yang terutama terdiri dari monmorilonit.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

ION EXCHANGE DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

KAPASITAS ADSORPSI BENTONIT TEKNIS SEBAGAI ADSORBEN ION Cd 2+ CAPACITY OF ADSORPTION TECHNICAL BENTONITE AS ADSORBENT Cd 2+ IONS

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Pengendapan. Sophi Damayanti

Transkripsi:

1 Kajian Aspek Teoritik dan Aplikatif dari Adsorben organo-bentonit Terhadap Residu Pestisida dalam Air Minum dan Implikasinya dalam Perkuliahan Kimia Material Anna Permanasari Jurusan Pendidikan Kimia UPI anna_permanasari2003@yahoo.com / anna_permanasari@upi.edu ABSTRAK Perkuliahan Kapita Selekta Kimia Material ditujukan bagi mahasiswa semester 7/8 di Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Materi perkuliahan dirancang berbasis hasil-hasil penelitian baik penelitian internal maupun eksternal. Telah dikembangkan penelitian berbasis material bentonit dengan tinjauan dari aspek teoritik dan aplikatif. Salahsatu hasil penelitian yang diaplikasikan dalam perkuliahan adalah pengembangan adsorben berbasis material bentonit. Organobentonit pada beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan untuk mengadsorpsi polutan organik dalam air. Telah berhasil dimodifikasi material bentonit dengan tiga jenis kation organik yang berbeda yaitu alanin, fenilalanin, dan triptofan. Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa amino-bentonit memiliki kinerja yang lebih baik dalam mengadsorpsi diazinon dan karbaril dibandingkan dengan Ca-bentonit. Data mekanisme adsorpsi (melalui chemisorpsi) berkesesuaian dengan data kinetika dan energi adsorpsinya. Implementasi hasil penelitian dalam perkuliahan menunjukkan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap bahan/materi perkuliahan terkait hasil penelitian ini. Kata kunci : adsorpsi, bentonit, alanin, fenilalanin, triptofan, histidin, karbaril, Diazinon, kimia material Latar Belakang Masalah produksi pertanian selalu menuntut adanya peningkatan produksi. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi adanya peningkatan jumlah penduduk. Indonesia sebagai negara agraris memerlukan peningkatan teknologi terutama yang berkaitan dengan produksi pertanian. Petani telah menggunakan pestisida dan herbisida dalam jumlah yang cukup besar. Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama yang bertujuan meracuni hama, tetapi kurang atau tidak meracuni tanaman atau hewan (Tarumingkeng,1992). Pestisida juga dapat memberikan dampak negatif, terutama pestisida sintetik antara lain keracunan dan kematian pada manusia, ternak dan hewan piaraan, satwa liar, ikan dan biota air lainnya, biota tanah, dan tanaman. Selain itu

2 juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, residu pestisida yang berdampak negatif pada konsumen, dan terhambatnya perdagangan hasil pertanian. Akibat dari penggunaan pestisida tercatat bahwa di Amerika Serikat lebih dari 14 juta orang meminum air yang telah terkontaminasi dengan pestisida sebagaimana yang diperkirakan oleh Environmental Protection Agency (EPA) bahwa 10% dari sumur yang ada mengandung pestisida. Sementara di Indonesia telah tercatat bahwa sekitar 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja yang bekerja di sektor pertanian Mengingat dampaknya yang begitu mengerikan para ahli lingkungan senantiasa mencari solusi untuk mengatasi masalah pencemaran air oleh senyawa organik terutama pestisida. Salah satu cara yang dinilai efektif adalah melalui metode adsorpsi menggunakan adsorben berbasis mineral bentonit untuk berbagai macam keperluan. Bentonit termasuk mineral yang terdiri dari senyawa aluminium/atau magnesium silikat berkristal halus dengan kandungan kapur, alkali dan besi yang bervariasi serta sejumlah besar air terhidrasi. Berdasarkan analisis mineral, bentonit mengandung monmorillonit > 75% dan sisanya antara lain kaolinit, illit, feldspar, gipsum, abu vulkanik, kalsium karbonat, kuarsa dan mineral lainnya. Kandungan monmorillonit yang besar dalam bentonit, menyebabkan bentonit sering juga disebut sebagai mineral monmorillonit. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis adsorben amino-bentonit (suatu organobentonit), yaitu bentonit yang dimodifikasi dengan menggunakan asam amino serta pengujian kinerjanya dalam menyerap pestisida yang terkandung di dalam air minum. Asam amino yang digunakan dalam penelitian ini adalah alanin, fenilalanin, dan triptofan. Penggunaan asam amino sebagai kation organik dalam sintesis adsorben ini dinilai sangat tepat karena asam amino tidak akan menimbulkan masalah baru terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan manusia. Diharapkan melalui penelitian akan diperoleh alternatif bahan

3 pengadsorpsi dalam pengolahan air terutama air yang aman dikonsumsi oleh manusia. METODE Secara umum penelitian ini dibagi ke dalam empat tahapan penelitian yang meliputi tahap preparasi, tahap optimasi, tahap sintesis, dan tahap uji adsorpsi terhadap pestisida. Bentonit yang akan digunakan direndam dalam aquades selama ± 24 jam, kemudian dijenuhkan dengan cara direndam dalam larutan CaCl 2. 2H 2 O 1 M dimana tiap 6 jam sekali diaduk. Selanjutnya bentonit disentrifugasi pada kecepatan 750 rpm selama 20 menit. Padatan bentonit dicuci dengan aquades hingga bebas klorida, kemudian dikeringkan pada suhu sekitar 100 0 C. Tahap optimasi amino-bentonit meliputi beberapa variable antara lain : optimasi ph, optimasi waktu kontak, optimasi konsentrasi asam amino, dan optimasi kecepatan pengadukan. Sejumlah tertentu amino-bentonit diekuilibrasi dalam larutan diazinon pada konsentrasi dan kondisi tertentu sesuai variabel yang diteliti. Setelah perlakukan, supernatan yang dihasilkan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV dengan teknik triplo pada panjang gelombang maksimum dari masing-masing asam amino. Sintesis amino-bentonit dilakukan dengan mengikuti prosedur di atas pada kondisi optimum yang diperoleh pada tahap optimasi tersebut. Mekanisme adsorpsi dilakukan dengan menggunakan adsorben histidin-bentonit terhadap diazinon sebagai adsorbat, menggunakan metode desorpsi. Uji adsorpsi dilakukan terhadap larutan pestisida dengan konsentrasi 10 ppm untuk karbaril dan 12 ppm untuk diazinon. Campuran diaduk, disentrifugasi dan supernatannya diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-VIS mini pada maksimum dari karbaril dan diazinon. Hal yang sama dilakukan terhadap Ca-bentonit sebagai perbandingan. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Bentonit mengandung muatan negatif, yang memungkinkan terjadinya reaksi pertukaran kation. Muatan ini berasal karena adanya substitusi isomorfik (Tan, 1995). Sebagian dari silikon dalam lapisan tetrahedral dapat diganti oleh ion yang berukuran sama, yang biasanya adalah Al 3+. Dengan cara yang sama, sebagian dari alumunium dalam lembar oktahedral dapat diganti oleh Mg 2+, tanpa mengganggu struktur kristal. Proses pergantian semacam ini disebut substitusi isomorfik. Adanya muatan negatif pada permukaan bentonit tersebut, kemungkinan menyebabkan kation-kation pada daerah interlayer tertarik oleh partikel clay secara elektrostatik. Kation-kation ini kemungkinan dapat dipertukarkan dengan kation-kation yang berasal dari asam amino, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk beberapa senyawa. Ion Ca 2+ keluar O H 3 N H + 2 N CH C OH R Gambar 1. Mekanisme pertukaran kation Sintesis amino-bentonit dilakukan pada kondisi ph 4 dengan perbandingan komposisi amino terhadap bentonit dalam satuan berat adalah 1:20, waktu kontak dan kecepatan pengadukan berturut-turut yaitu 4 jam dan 180 rpm. Berikut adalah

5 karakter amino-bentonit setelah modifikasi yang diamati dengan teknik SEM. Sebenarnya, perubahan karakter permukaan bentonit dengan amino-bentonit seperti terlihat pada gambar 2A dan 2B. tidak jelas terlihat pada hasil SEM tersebut. Sedikit perubahan ditemukan adalah berkurangnya warna putih pada permukaan yang merupakan karakter Ca-bentonit mengindikasikan adanya perubahan tersebut. Indikasi lainnya adalah bahwa histidin berinteraksi dengan bentonit pada daerah interlayer, kemungkinan melalui pertukaran ion dengan ion kalsium, seperti terlihat pada gambar 2. Perubahan yang mencolok teramati dari Gambar 2.C yang menunjukkan bahwa permukaan bentonit ditutup oleh materi yang diduga merupakan lapisan diazinon. Diprediksikan lebih lanjut bahwa diazinon yang teradsorpsi membentuk satu lapisan molekul yang tebal (monolayer) dan menutup situs permukaan bentonit. 2.A 2.B C 1.C Gambar 2. Foto SEM Permukaan a: Ca-bentonit, b: amino-bentonit c: amino-diazinon-bentonit.

% Terserap % Terserap 6 c Lapisan yang menutup permukaan bentonit nampak padat, tidak tersebar, yang dapat diasumsikan bahwa lapisan melekat dengan kuat pada situs permukaan. Selanjutnya dari hasil pengukuran FTIR diharapkan ada perubahan dalam peak yang muncul dan terjadi pergeseran kedudukan peak yang menandakan adanya interaksi. Puncak-puncak karakteristik histidin muncul pada daerah bilangan gelombang 3100-3700 cm -1 yang menunjukkan adanya uluran O-H dan pada daerah 1600-1700 cm -1 karena adanya vibrasi tekuk H-O-H dari molekul H 2 O yang terikat melalui ikatan hidrogen pada bentonit (gambar 3). Vibrasi Si-O teridentifikasi pada bilangan gelombang 1045,3 cm -1. Pita serapan dengan intensitas kecil pada bilangan gelombang 794,6 cm -1 dapat diakibatkan adanya vibrasi Mg-Al-OH, sedangkan pita serapan pada 524,6 cm -1 menunjukkan adanya vibrasi tekuk Si-O-Al. Adanya pergeseran bilangan gelombang dari 1643,2 cm -1 menjadi 1635,5 cm -1 menunjukkan terjadinya penurunan energi vibrasi (Gambar 4). Optimasi Sintesis Amino-bentonit Tahap optimasi dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum yang selanjutnya digunakan pada tahap sintesis. Hasil dari tahap optimasi untuk masing-masing asam amino ditunjukkan pada Gambar 3. 100 90 80 70 2 3 4 5 6 7 8 9 ph a Alanin Fenilalanin Triptofan 100 98 96 94 92 90 88 86 84 0 1 2 3 4 5 6 Waktu Kontak (Jam) b Alanin Fenilalanin Triptofan

% Terserap % Terserap 7 100 c 100 99 d 90 80 70 Alanin Fenilalanin Triptofan 98 97 96 95 Alanin Fenilalanin Triptofan 60 0 100 200 300 400 500 600 700 Konsentrasi Asam Amino (ppm) 94 100 120 140 160 180 200 220 Kecepatan Pengadukan (rpm) Gambar 3. Kurva Optimasi. (a) Optimasi ph; (b) Optimasi Waktu Kontak; (c) Optimasi Konsentrasi Asam Amino; dan (d) Optimasi Kecepatan Pengadukan Berdasarkan Gambar 3 di atas diperoleh kondisi optimum untuk mensintesis adsorben amino-bentonit yang ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil optimasi sintesis amino-bentonit Parameter Amino-Bentonit Alanin- Fenilalanin- Triptofan- Histidin Bentonit : 100 : 1 125 : 2 750 : 1 700:1 Waktu kontak 2 1,5 4 3 PH 4 4 4 4 Kecepatan Pengadukan 180 140 200 180 Berdasarkan data pada tabel 3 di atas, terdapat beberapa perbedaan pada tahap optimasi perbandingan jumlah bentonit dengan asam amino, waktu kontak, dan kecepatan pengadukan. Perbandingan jumlah bentonit terhadap asam amino untuk alanin, fenilalanin, triptofan, dan histidin berturut-turut adalah 100:1, 125:2,,750:1, dan 700:1 Sedangkan waktu kontak untuk alanin, fenilalanin, dan triptofan masing-masing adalah 2; 1,5; 4; dan 3 jam. Sementara itu kecepatan pengadukan untuk alanin, fenilalanin, triptofan, dan histidin berturut-turut adalah 180, 140, 200, dan 180 rpm. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan struktur dan juga karakteristik diantara ketiga jenis asam amino yang digunakan. Pada kondisi di bawah waktu kontak dan kecepatan pengadukan optimumnya kemungkinan interaksi antara asam amino dengan bentonit sangat lemah. Diduga ikatan yang

8 terjadi antara bentonit dengan asam amino adalah ikatan yang lemah, sehingga dengan terlalu lamanya waktu kontak disertai dengan pengadukan maka kemungkinan terjadinya proses desorpsi akan semakin besar. Pada optimasi ph, keempat jenis asam amino memiliki nilai ph optimum yang sama yaitu berada pada ph 4. Pada kondisi ini ketiga asam amino berada pada spesi kationik, sehingga diharapkan dapat menggantikan posisi ion Ca 2+ yang berada baik pada bagian interlayer maupun bagian permukaan bentonit melalui reaksi pertukaran kation. Proses adsorpsi sangat dipengaruhi oleh ph. Pada ph di bawah pi-nya asam amino akan bermuatan positif sebaliknya jika ph di atas pi-nya asam amino akan bermuatan negatif. Mekanisme Adsorpsi Histidin-bentonit terhadap Diazinon Kajian mekanisme adsorpsi dilakukan dengan proses desorpsi bertahap dalam medium air, larutan kompleks sitrat, larutan garam NaCl dan larutan NaOH. Jumlah diazinon yang terdesorpsi dilakukan secara tidak langsung melalui pengukuran UV dari filtrat. Hasil pengukuran dari setiap tahapan desorpsi ditunjukkan oleh tabel 1. Tabel 4. Kontribusi Mekanisme Interaksi Diazinon pada Adsorben Histidin- Bentonit No. Mekanisme Interaksi Konsentrasi Diazinon yang terdesorpsi (mg/l) % Kontribusi 1 Pemerangkapan 0 0% 2 Pembentukan kompleks (pereaksi: Na-sitrat) 0,41 3,83% 3 Pertukaran ion (pereaksi: NaCl) 1,485 13,88% 4 Ikatan Hidrogen (pereaksi: NaOH) 6,12 57,20% 5 Mekanisme lain 2,684 25,09% Jumlah 10,699 100%

9 Hasil desorpsi dengan air menunjukkan tidak ada diazinon yang terdesorpsi. Hal ini mengindikasikan bahwa adsorpsi diazinon oleh adsorben histidin-bentonit tidak terjadi melalui adsorpsi fisik. Proses desorpsi dengan menggunakan larutan Na-sitrat menunjukkan sekitar 3,83% dari banyaknya diazinon yang terserap oleh histidin-bentonit. Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa adsorpsi diazinon pada adsorben histidin-bentonit terjadi diantaranya melalui pembentukan kompleks. Diduga Pembentukan kompleks terjadi antara ion-ion logam Al atau Ca yang belum terusir pada permukaan oleh histidin. Hasil temuan ini didukung oleh foto SEM pada gambar 1C. Yang menunjukkan adanya perubahan karakter permukaan menjadi lebih smooth. Proses desorpsi kembali dengan menggunakan larutan NaCl menunjukkan porsi interaksi pertukaran ion sebesar 13.88%. Diduga pertukaran terjadi juga dengan ion-ion Ca pada permukaan atau interlayer. Adanya histidin yang memiliki site hidrofobik memperkuat reaksi pertukaran ini karena diazinon juga memiliki site hidrofobik. Hasil kajian ini membuktikan prediksi bahwa interaksi spesi amino dengan bentonit terjadi melalui interaksi pertukaran kation. Dari proses desorpsi dengan larutan NaOH ditunjukkan bahwa mekanisme yang dominan dalam adsorpsi diazinon oleh histidin-bentonit adalah melalui interaksi ikatan hidrogen dengan porsi 57.2%. Diduga interaksi terjadi antara diazinon dengan histidin, atau dengan molekul air yang terperangkap dalam struktur histidin-bentonit. Uji Kinerja Amino-bentonit terhadap Pestisida Diazinon dan Karbaril Sementara itu hasil uji adsorpsi amino-bentonit terhadap pestisida diazinon dan karbaril ditunjukkan pada Gambar 4 berikut ini :

10 Gambar 4. Kinerja adsorben amino-benton it terhadap pestisida diazinon dan karbaril (% teradsorpsi pestisida pada adsorben) Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa amino-bentonit memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan Ca-bentonit. Hal ini dapat ditunjukkan dengan persentase teradsorpsi yang lebih besar pada amino-bentonit dibandingkan Cabentonit. Adanya perbedaan kemampuan serapan amino-bentonit dan Ca-bentonit menunjukkan bahwa modifikasi bentonit oleh asam amino lebih efektif daripada bentonit yang tidak dimodifikasi. Perbedaan ini disebabkan karena permukan Cabentonit masih bersifat hidrofilik sehingga kurang disukai senyawa yang memiliki sifat hidrofobik. Selain itu juga karena adanya molekul-molekul air menyebabkan terjadinya persaingan antara molekul-molekul karbaril dan diazinon dengan molekul air tersebut untuk masuk ke dalam sisi aktif dari permukaan bentonit sehingga karbaril dan diazinon lebih sukar diserap oleh Ca-bentonit. Secara umum keempat jenis amino-bentonit tersebut menunjukkan kinerja yang baik terhadap diazinon, sementara itu uji adsorpsi dari keempat aminobentonit tersebut terhadap karbaril menunjukkan fenomena yang berbeda.triptofan-bentonit memberikan persentase teradsorpsi yang jauh lebih

11 besar dibandingkan dengan alanin-bentonit dan fenilalanin-bentonit. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya gaya van der waals dan ikatan hidrogen. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN DALAM PERKULIAHAN KIMIA MATERIAL Mata kuliah Kapita Selekta Kimia Material di Jurusan Pendidikan Kimia UPI diselenggarakan sebagai mata kuliah pilihan pada bidang kajian kimia material yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang berbagai inovasi/hasil penelitian yang berkaitan dengan pengembangan material dan pemanfaatannya di industri. Oleh karena itu, materi mata kuliah ini bersifat dinamis dan selalu merespon perkembangan yang ada. Beberapa materi perkuliahan yang telah dikembangkan diantaranya berupa hasil penelitian tentang inovasi membran selektif ion berbasis monmorilonit, filler organo-bentonit, dan adsorben Ca-monmorilonit untuk pengolahan minyak bekas. Hasil penelitian tentang adsorben amino-bentonit telah pula diimplementasikan secara terbatas dalam perkuliahan, dengan fokus tinjauan aspek teoritik (saling keterkaitan antara mekanisme, kinetika, energi dan kapasitas adsorpsi). Sesudah perkuliahan dilakukan penyebaran angket kepada mahasiswa yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana materi yang diberikan bermanfaat bagi pengembangan ilmu serta wawasan mahasiswa.

12 Gambar 5. Respon mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan berbasis hasil Penelitian Ket. 1. Perkuliahan meningkatkan daya tarik perkuliahan ;2. Perkuliahan meningkatkan wawasan tentang inovasi penelitian; 3. Materi kuliah meningkatkan pemahaman terhadap materi sebelumnya; 4. Perkuliahan meningkatkan motivasi penelitian Secara umum mahasiswa mengungkapkan pentingnya diseminasi hasil penelitian terkini dalam perkuliahan, diantaranya untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang mata kuliah terdahulu (kimia fisik dan anorganik), meningkatkan motivasi meneliti serta meningkatkan daya tarik perkuliahan. KESIMPULAN Adsorben amino-bentonit terbukti mempunyai kemampuan adsorpsi yang lebih baik dibandingkan dengan adsorben Ca-bentonit. Hasil penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa adsorpsi terjadi melalui mekanisme ikatan hydrogen, yang dibuktikan selain dari data proses desorpsi, juga dari data energy adsorpsinya. Secara umum ditemukan pula bahwa kapasitas adsorpsi amino-bentonit terhadap pestisida yang diteliti tinggi. Data ini didukung oleh tingginya laju/kinetika adsoorpsi. Implementasi hasil penelitian dalam perkuliahan menunjukkan tingkat kepuasan mahasiswa yang tinggi. Umumnya mahasiswa menyatakan bahwa materi kuliah sangat mendukung pemahaman dan wawasan terhadap hasil-hasil penelitian bidang material terkini, memperkuat pemahaman materi sebelumnya yang relevan, serta meningkatkan motivasi meneliti.

13 DAFTAR PUSTAKA Abdelrasool, F. M. (1992). Kinetics of Adsorption. UMI Disertation Services. Anonim. (tanpa tahun). Penggunaan Pesitisida yang Baik dan Benar dengan Residu Minimum. [Online]. Tersedia: http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/makalah/risidu_minimum.html [17 Agustus 2005] Anonim. (1993). Carbaryl. Extoxnet [Online]. Tersedia: http://pmep.cce.cornell.edu/profiles/extoxnet/carbaryldicrotophos/carbaryl-ext.html [5 Agustus 2005] Anonim. (tanpa tahun). What is Bentonite. [Online]. Tersedia: http://www.imaeu.org/en/whatisbentonite.htm [5 Agustus 2005] Benefield, Larry., Judkins, Joseph., Weand, Barron.(1982). Process Chemistry For Water and Wastewater Treatment. Prentice Hall. 202-208 Chun,. Yuan., Sheng, Guangyou., Boyd, Stephen. (2003). Sorptive Characteristics of Tetraalkylammonium-Exchanged Smectite Clay. The Clay Mineral Society. Vol.51, No.4. 415-420. Cruz-Guzmán, Marta., et al. (2004). Adsorption of the Herbicide Simazine by Montmorillonite Modified with Natural Organic Cations. Environmental science technology. 2004, 38, 180-186. Dentel,Steven.(1996). Use of Organoclay Adsorbent Materials for Groundwater Treatment Application. University of Delawer. Johnston, C.T., Sheng, G., Teppen, B.J., Boyd, S.A.(2002). Spectroscopic Study of Dinitrophenol Herbicide Sorption Smectite. Environmental Science Technology. Vol 36. No. 23. 5067-5074 Permanasari Dkk.(2005), Sintesis dan Uji Kinerja amino-bentonit terhadap pestisida organofosfat, Prosiding Seminar Nasional Kimia UPI_HKI Jabar. Young Yu, Jae., Young Shin, Mi., Hwan Noh, Jin., Ju Seo, Jung. (2004). Adsorption of Phenol and Cholophenols on Hexadecyltrimethylammonium-Monmorillonite and Tetramethylammonium-Monmorillonite From Aqueous Solutions. Geoscience Journal : The Association of Korean Geoscience Societies. Vol.8, No. 2. 191-198