DIAGRAM FILOGENIK HASIL SEKUENS BASA DNA MENGGUNAKAN PROGRAM MEGA-7 (MOLECULAR EVOLUTIONARY GENETICS ANALYSIS)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENGENALAN NATIONAL CENTRE FOR BIOTECHNOLOGY INFORMATION (NCBI)

BAB IV MEMBANGUN POHON FILOGENETIK. 4.1 Membangun Pohon Filogenetik Menggunakan Aljabar Hipergraf

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

BAB II LANDASAN TEORI

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

ANALISIS JARAK GENETIK DAN FILOGENETIK KAMBING JAWA RANDU MELALUI SEKUEN DAERAH DISPLACEMENT LOOP (D-LOOP) DNA MITOKONDRIA.

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI PAPUMA JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh. Ratno Dwinanto NIM

METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA)

Identifikasi mikroba secara molekuler dengan metode NCBI (National Center for Biotechnology Information)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Daerah D-loop M B1 B2 B3 M1 M2 P1 P2 (-)

ssssssss 753 Ulin Nuha 1, Mohamad Amin 2, Umie Lestari Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Malang

DYNAMMIC PROGRAMMING DALAM MENENTUKAN ARTI URUTAN UNTAIAN GEN

Bioteknologi Tanaman KULIAH V. PCR, Sekuensing. Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA

III. METODE PENELITIAN

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

3. Persempit pencarian anda hanya untuk gen terkait MDR pada M.tuberculosis dengan cara:

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

Gambar 1. Visualisasi elektroforesis hasil PCR (kiri) dan Sekuen Gen Hf1-exon 1 Petunia x hybrida cv. Picotee Rose yang berhasil diisolasi.

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB 1 Membuat dan Menyimpan Dokumen Sederhana Pada Bab ini anda akan mempelajari cara : Memulai Open Office Writer 1.

PENGENALAN INTERFACE MACROMEDIA DITECTOR MX

MEMBUAT TEMPLATE POWERPOINT UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN

Hubungan Sub Etnik Pada Suku Minahasa Menggunakan Pendekatan Studi Molekuler

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN Growth Hormone PADA DOMBA EKOR TIPIS SUMATERA

BAB IV SIMULASI PEMBENTUKAN PHYLOGENETIC TREE PADA BEBERAPA DATA KOLEKSI DAN MELIHAT HUBUNGAN KEKERABATANNYA

Microsoft Words. Oleh : ANNISA RATNA SARI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TESTING Perkiraan Kebutuhan Piranti Keras (Hardware) b. Memory DDR 512MB

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

SISTEMATIKA DAN FILOGENETIKA MOLEKULER

HOT POTATOES oleh : Wahyu Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang

A. CARA MEMBUAT POSTINGAN DENGAN 1 GAMBAR 1. Pilih menu Post Add New, isikan judul & konten

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... 1

PENGGUNAAN ALJABAR HIPERGRAF UNTUK MEMBANGUN POHON FILOGENETIK

BAB I PENDAHULUAN. secara luas. Selain memiliki peran yang sangat penting dalam bidang ekologi,

FOODHALL.CO.ID CONTENT MANAGEMENT SYSTEM

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN

2. What s the name of picture or symbol in desktop which has fuction to open Program? a. toolbar b. icon c. shortcut d. menu

Representasi Himpunan Barisan Kodon ke dalam Struktur Modul

MEMBUAT WEBSITE PERSONAL

Belajar Dasar Microsoft Word 2003

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI BANDEALIT JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh Dina Fitriyah NIM

PENDAHULUAN. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 4B (27 32), 2011

oleh : idrus, A.Md

MAIL MERGE DI MICROSOFT 2003

ANALISIS VARIASI NUKLEOTIDA DAERAH D-LOOP DNA MITOKONDRIA PADA SATU INDIVIDU SUKU BALI NORMAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

File Scavenger Data Recovery

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 ANALISIS

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

Membuat Long dan Cross Section

a. Menyiapkan database

PEMROGRAMAN DELPHI 7.0

MENGENALI LAYAR KERJA MICROSOFT WORD 2007

Gambar 3.1. Diagram alir apikasi image to text

PANDUAN PENGGUNAAN SUBDOMAIN STAINKUDUS.AC.ID

Membuka file prjenkripsi.vbp kemudian tekan tombol Run.

Bab 16 Mengekspor Data, Mengambil Data dari Luar dan Menggunakan Password

- Setelah aplikasi terbuka, klik kanan kemudian pilih run

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL 1 SWISHMAX ANIMASI TEKS & ANIMASI GAMBAR

DESAIN PRIMER. LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Molekuler. oleh : Riani Ulfah

MODUL I METODE JALUR KRITIS (1)

2.2. Fitur Produk Perangkat Lunak Fitur Pengolahan Data Fakultas Fitur Pengolahan Data Jurusan

Ketika jendela Microsoft Word dibuka, maka secara otomatis akan disediakan 1 buah dokumen baru. Untuk menambahkan dokumen baru, caranya :

MODUL V MENGAWALI KEGIATAN PROYEK

Pengembangan Aplikasi Encode dan Decode Tree Menggunakan Blob Code

MANAJEMEN REFERENSI PUSTAKA DENGAN MENDELEY DESKTOP

PEMBENTUKAN PHYLOGENETIC TREE BERDASARKAN METODE JARAK MELALUI APLIKASI BERBASIS WEB

III. Bahan dan Metode

Modul ke: Aplikasi komputer. Microsoft Word 2010 bagian 2. 05Fakultas FASILKOM. Wardhana., S.Kom., S.T., MM. Program Studi MKCU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi: Ukuran: 14x21 cm Tebal: 68 hlm Harga: Rp Terbit pertama: Februari 2005 Sinopsis singkat:

KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN:

KISI-KISI SOAL TEORI UJIAN SEKOLAH

BAB XI BEKERJA DENGAN QUERY

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis

menggunakan program MEGA versi

Nomor Case Penunjuk Sel Heading Variable Kotak-kotak Variabel

Langkah Praktis : Mengolah Video dengan Windows Movie Maker 2.0

Gambar 10.1 Contoh Tabel Paradox

MANUAL QW3.5 Liliek Soepriatmadji

BAB III METODE PENELITIAN

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

III. MATERI DAN METODE A.

Spesifikasi: Ukuran: 11x18 cm Tebal: 144 hlm Harga: Rp Terbit pertama: Juni 2005 Sinopsis singkat:

Bab 15 Menggunakan Menu Navigasi Berupa Switchboard dan Form

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

DEPARTEMEN AGAMA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI NGABLAK Jalan Ngablak-Mangli Km. 0 Ngablak Telepon KABUPATEN MAGELANG 56194

BAB III METODE PENELITIAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK MEDIA DIGITAL

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Transkripsi:

DIAGRAM FILOGENIK HASIL SEKUENS BASA DNA MENGGUNAKAN PROGRAM MEGA-7 (MOLECULAR EVOLUTIONARY GENETICS ANALYSIS) Harumi Yuniarti* ), Bambang Cholis S* ), Astri Rinanti** ) *) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, UniversitasTrisakti **) Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap & Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti astririnanti@trisakti.ac.id Abstract Sequencing techniques Deoxyribonucleic Acid (DNA) at this time is a method to identify the genetic basis of living beings, including to determine the accurate genetic relationship of several DNA sequence data. Kinship clearly and easily can be expressed in the form of a phylogenetic tree diagram (Phylogenetic Tree). This diagram represents kinship obtained from the elektroferogram process of electrophoresis sequencing of DNA bases. From some sequences experimental results using sequence analysis application program gradually, starting from installing, editing, and alignment so as to obtain the analysis and phylogenetic branching diagram view. This study uses a sequence analysis program Mega-7 (Molecular Evolutionary Genetics Analysis) to obtain a phylogenetic diagram for high accuracy and relatively easy to operate. This program can translate image data into nucleotide bases that shows the kinship of the distance the nearest branch with a standard sequence. The major advantage of this program is that it can do some analysis in a single program. Key words : Sequencing DNA, elektroferogram, sequence analysis program Mega-7, phylogenetic tree. 1. PENDAHULUAN Diagram filogenik (phylogenetic tree) adalah diagram berbentuk hubungan pencabangan yang menunjukkan hubungan evolusi antara berbagai sekuen makhluk hidup berdasarkan kemiripan dan perbedaan karakteristik fisik serta genetik yang diturunkan dari induknya sebagai pendekatan logis untuk menunjukkan hubungan evolusi antara organisme (Smith et al., 2010). Hasil yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk membuat sistematika biologi, mencari fungsi dari suatu gen atau protein, riset medis, epidemologi hingga studi evolusi. Untuk menentukan pohon filogenetik diperlukan sekuen data-data hasil sekuensing DNA hasil eksperimen menggunakan sekuenser ABI Prism 310. Program Mega7 dapat digunakan mengetahui tingkat kemiripan antara sekuen satu dengan sekuen pembanding (standart). Beberapa tahapan umumnya perlu dilakukan, yaitu dimulai dari installing program, editing data sekuen dilanjutkan alignment. Dari hasil analisis akan diketahui diagram filogeniknya. Hal ini menunjukkan sekuen yang mempunyai hubungan kekerabatan dapat diidentifikasi dengan menempati cabang yang terdekat. Liu et al., (2008) menyebutkan bahwa program Mega7 dapat digunakan untuk dua tujuan sekaligus yaitu pengambilan kesimpulan hubungan evolusi dari sekuensekuen yang homolog dan memperkirakan keragaman evolusi netral dan selektif diantara sekuen. Di samping itu Mega7 ini juga dilengkapi dengan hasil berupa diagram pohon filogenetik serta matrik jarak evolusi. 109

2. METODA PENELITIAN Sekuen-sekuen DNA yang digunakan dalam pencarian diagram filogenetik berasal dari data hasil elektroferogram menggunakan sekuenser ABI Prism 310 (Yuniarti, 2016). Pengambilan data ini melalui proses replikasi menggunakan mesin PCR. Hasil sekuensing untuk 1 µl sampai dengan 8 µl untuk suhu anneling 49 o C, 50 o C dan 51 o C dengan masing-masing cycle cycling 20 kali, 25 kali dan 30 kali, volume total pereaksi 20 µl. Dimulai dengan mengatur suhu 96 C selama 1 menit agar terjadi denaturasi awal (Yuniarti, et al., 2016). Selanjutnya, durasi cycling pada mesin PCR secara berturut-turut diatur sebagai berikut : - proses denaturasi pada suhu 96 C selama 10 detik, - proses annealing pada suhu 50 C pada selama 5 detik, - proses ekstensi pada suhu 60 C selama 4 menit, kemudian disimpan pada suhu 4 C disiapkan untuk proses purifikasi. Purifikasi produk cycle sekuensing dilakukan menggunakan Ethanol EDTA presipitasion (Yuniarti, et al., 2016), seperti tampak pada Gambar 1. Gambar 1. Hasil sekuensing untuk 1 µl sd 8 µl untuk suhu anneling 49 o C, 50 o C dan 51 o C dengan masing-masing cycle cycling 20 kali, 25 kali dan 30 kali (Yuniarti et al., 2016) 2.1. Installing Program dan Editing Data Sekuen dengan Program Mega-7 Setelah dilakukan install program Mega-7 diperoleh tampilan awal seperti Gambar 2, dilanjutkan tahap editing (Gambar 3) dan menyimpan sekuens hasil editing dengan penulisan format sebagai berikut :*.ab1 dan disimpan dalam file *.txt. 110

Gambar 2. Tampilan awal aplikasi MEGA 7 Gambar 3. Tampilan tahap Editing 2.2. Alignment dan Phylogenetic tree Langkah selanjutnya adalah memilih menu align dilanjutkan dengan edit/ build alignment, pilih halaman baru dan memasukkan sekuen yang akan dianalisis, seperti tampak pada Gambar 4. Gambar 4. Edit dan alignmemt 111

Muncul kotak dialog Select an options akan muncul. Selanjutnya pilih Create a new untuk mulai membuat halaman baru, seperti tampak pada Gambar 5. Gambar 5. Membuat halaman baru Gambar 6. Memilih menu DNA yang akan dianalisis Gambar 7. Data sekuen yang akan dianalisis 112

Kemudian muncul pilihan DNA atau protein sebagai data type yang akan dianalisis keragaman filogeniknya,karena yang akan dianalisis adalah DNA maka pilih DNA, seperti Gambar 6. Data akan dianalisis dengan cara Edit-Insert sequence from file, dengan memilih file dari komputer, seperti Gambar 7 dan Gambar 8, untuk semua sekuen yang dianalisis. Gambar 8. Data semua sekuen yang dianalisis Pada tahapan alignment dimasukkan 10 sekuen yang akan dianalisis (termasuk standart), namun sekuen yang terbaca dengan baik hanya 5 sekuen, yaitu : sekuen sampel-4 (pgem-bdt2), sampel-1 (pgem- BDT4), sampel-5 (pgem-bdt50) untuk cycle cycling, 25 kali pada suhu annealing 50 0 C dan sampel-2 (pgem-bdt8), sebagai pembanding (standart) yaitu sampel-3 (pgem-std). Kemudian dimasukkan dengan cara copy paste ke dalam kotak yang tersedia, dengan ketentuan format penulisan FASTA sbb : >NamaSpecies dan tidak lebih dari 30 karakter (angka tanpa spasi), seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Langkah berikutnya adalah menekan tombol Open, sehingga akan muncul basa DNA dari masingmasing sekuen, seperti tampak pada Gambar 9. Gambar 9. Tampilan 5 sekuen DNA Kemudian disimpan dalam format MEGA dengan cara Klik Data-Export-MEGA format, ditunjukkan pada Gambar 10. 113

Gambar 10. Simpan dalam format Mega Gambar 11. Menyimpan : Save as file name Untuk menyimpan file, digunakan Save as dengan mengetikkan nama file, seperti tampak pada Gambar 11. Langkah terakhir adalah membuat diagram filogeniknya dan melakukan analisis (Gambar 12 dan 13). Gambar 12. Membuat diagram filogenik 114

Gambar 13. Hasil analisis Akhirnya, diperoleh tampilan pohon filogenik, seperti ditunjukkan pada Gambar 14 : Gambar 14. Tampilan hasil diagram filogenik Dari uraian tersebut di atas maka tampak hasil sekuensing dengan hasil paling konsisten yang ditandai dengan kemiripan tinggi dibanding dengan pgem- standart, yaitu terlihat pada jarak paling dekat menunjukkan kemiripan /tingkat kekerabatan paling tinggi. Dengan demikian diagram filogenik menggunakan program analisis Mega 7 tersebut dapat menunjukkan: Masing-masing titik dalam pencabangan direpresentasikan sebuah pemisahan garis evolusi (kekerabatan) ke dalam dua sekuen yang berbeda. Panjang masing-masing cabang pada titik berikutnya menunjukkan jumlah sekuen yang berubah yang terjadi sebelum level pemisahannya. Panjang yang sama menunjukkan sekuen mempunyai rata-rata evolusi yang sama, hal ini ditunjukkan bahwa panjang garis yang ada berpangkal dari pangkal pohon utama. 115

4. PEMBAHASAN Tampilan hasil diagram filogenetik menunjukkan sekuen yang dianalisis mempunyai kedekatan atau kekerabatan dapat diidentifikasi dengan menempati cabang yang terdekat dengan sekuens standart (pembanding). Ditunjukkan pula pada pemanfaatan program Mega-7 untuk dua tujuan sekaligus yaitu pengambilan kesimpulan hubungan evolusi dari sekuen-sekuen yang homolog dan memperkirakan keragaman evolusi netral dan selektif diantara sekuen. Hasil analisis diketahui dari tampilan diagram pohon filogenetik (Gambar 14) serta hubungan kekerabatan yang ditunjukkan oleh jarak terdekat terhadap sekuen standart. Dari uraian tersebut di atas maka tampak data sekuensing dengan hasil paling konsisten yang ditandai dengan kemiripan tinggi dibanding dengan pgem standart, yaitu terlihat pada jarak paling dekat, hal tersebut menunjukkan hubungan kekerabatan paling dekat. Dengan demikian dari hasil tampilan diagram pohon filogenik (phylogenetic tree) menggunakan program analisis Mega 7 dapat ditunjukkan sebagai berikut : - Masing-masing titik dalam pencabangan direpresentasikan sebuah pemisahan garis evolusi (kekerabatan) ke dalam dua sekuen yang berbeda. - Panjang masing-masing cabang pada titik berikutnya menunjukkan jumlah sekuen yang berubah yang terjadi sebelum level pemisahannya. - Panjang yang sama menunjukkan sekuen mempunyai rata-rata evolusi yang sama, hal ini ditunjukkan bahwa panjang garis yang ada berpangkal dari pangkal pohon utama. 5. KESIMPULAN Hasil analisis diagram filogenik ditinjau dari tingkat kekerabatan memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampel-3 (pgembdt-standart) dan sampel-5 pgem-50 0 C) direpresentasikan dua sekuen dengan tingkat kekerabatan yang sama, berarti sampel 5 pgem-50 0 C mempunyai tingkat kekerabatan tertinggi, sedang sampel 1 (pgem-4) mempunyai tingkat kekerabatan sedikit lebih rendah. 2. Sampel-2 (pgem-bdt8) mempunyai tingkat kekerabatan relatif tinggi dibanding sampel-4. 3. Sampel-4 (pgembdt2) mempunyai tingkat kekerabatan terendah. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kemenristekdikti yang telah memberikan dana untuk penelitian ini melalui Hibah Penelitian Produk Terapan 2016. 116

7. DAFTAR PUSTAKA Jumailatus, S,. Teknik Sekuensing DNA, Pelatihan Teknik Sekuensing DNA, Lab. Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijogo, Yogyakarta, 2015. Liu, H., Wang, Z., Wu, Ya., Wu, Yb., Sun, C., Zheng, D., Xu, T., and Li, J., 2008. Molecular characterization an phylogenetic analysis of virus isolated from the mainland China. Veterinary Science. 85: 612-616. Maryamah, I. Biochemical : Analisis Filogeni Menggunakan Software Mega. 31 Mei 2015 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Inovasi Teknologi Pertanian 481 Sabighoh, Aplikasi Mega 5, pada 31 Mei 2015, http://zanjabilasabighoh.files.word-press.com. Smith LM, Sanders JZ, Kaiser RJ. 2010. Fluorescence detection in automated DNA sequence analysis. Nature 321: 674 9. Yuniarti, H., Cholis B., Rinanti, A. 2016. Optimization of Cycle Sequencing DNA Base With Reagents BigDye pgem Using DNA sequencer Genetic Analysis Auotomatis ABI Prism 310. Asian Journal of Microbiology, Biotechnology and Environmental Science. ISSN 0972 3005. Vol 18(1) : 25-30. 117