BAB I PENDAHULUAN. biasanya lebih mudah tersalurkan. Baik dalam bentuk diskusi (brainstorming),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan hidup siswa. Karena tanpa

LAMPIRAN 1. dengan adalah hasil penjualan modal. dengan adalah biaya pembelian modal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh faktor internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: 1048.a/BP2MPD-ULP/POKJA/VII/2013. Tanggal: 26 Juli untuk PENGADAAN ALAT KEMETROLOGIAN

BERITA ACARA HASIL LELANG Nomor : 007/PPBJ/Ma /2012

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui pembelajaran membaca

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) KRIMINOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan alat bantu pembersih burry(mesin burry tory) pada hasil

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang perlu berinvestasi karena nilai uang yang dimiliki akan

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV ANALISA. = 10,3 detik. Didapat data pengujian dengan t = 9,5 detik

ANGGARAN RUMAH TANGGA PUTRA BANGSA

Perwakilan BPKP Provinsi Riau

SKRIPSI. Oleh. Umi Saroh NIM

Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan pati pisang HMT, pati kentang HMT dan pati kentang alami terhadap kadar air bihun instan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

Nuria Ulpa Rambe

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal serta Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penelitian ini akan di lakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM LAUT INTERNASIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif

KATA PENGANTAR. menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Rasio Lancar,

TUGAS AKHIR ANALISA DATA UJI KARAKTERISTIK DAN SETTING RELE PROTEKSI ARUS LEBIH TIPE MCGG 52

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) LOGIKA DAN FILSAFAT

Daftar Direktori dan Auto Submit Directory

BAB I PENDAHULUAN. melalui teori namun perlu dipelajari secara konkrit, kimia merupakan salah satu

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERDATA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN TERBATAS MEROKOK

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) SOSIOLOGI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah 19 siswa. Kelas V terdiri dari 2 rombongan belajar. Yang menjadi

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan

UNIT LAYANAN PENGADAAN

P U T U S A N. Nomor../Pdt.G/2012/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor./Pdt.G/2012/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) POLITIK HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) : HUKUM PIDANA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM TATA NEGARA

Nomor./Pdt.G/2012/PA. Pso. antara pihak-pihak : LAWAN

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) POLITIK HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM TATA NEGARA

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) PERANCANGAN KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PERDATA

BAB III METODA SIMULASI

perlengkapan lainnya pasca penyelenggaraan Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD,

BAB I PENDAHULUAN. solidaritas di antara individu maupun kelompok. dengan yang lain atau (give and take) melalui berbicara atau saling menukar tanda

Rahasia Mengahasilkan Uang Dari Internet Dengan Panduan Yang Benar Stet By Step

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. ternyata membawa pengaruh dan perubahan perubahan yang begitu besar

Sistem operasi. Contoh sistem operasi modern adalah Linux, Android, ios, Mac OS X, dan Microsoft Windows

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan.

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERBATASAN

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

TEORI BILANGAN Setelah mempelajari modul ini diharapakan kamu bisa :

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN COLONG SUKU ADAT OSING BANYUWANGI ON THE OSINGER MARRIAGE COMMUNITY ABOUT COLONG IN BANYUWANGI SKRIPSI

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN TINGGI TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk pribadi, juga merupakan makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

02/I-KB-DPRD/ Laporan Evaluasi bulan Pebruari 2011 Dan Rencana Kerja bulan Maret 2011.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan masa peralihan untuk menuju kedewasaan, dimana

PENGADILAN MILITER II - 10 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar, membahas soal bersama-sama, atau bahkan ada yang berbuat

LAMPIRAN : KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN MAJALENGKA Nomor Tanggal Tentang JADWAL KEGIATAN DPRD KABUPATEN MAJALENGKA BULAN FEBRUARI 2011

01/I-KB-DPRD/ Laporan Evaluasi bulan Januari 2011 Dan Rencana Kerja bulan Pebruari 2011.

PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pergaulan sehari-hari adalah sikap rendah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

SEJARAH RRI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional orang lain, perasaan yang sama dengan apa yang dirasakan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya keteraturan, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terbiasa dengan perilaku yang bersifat individual atau lebih

ANALISIS KEADAAN SERANGAN OPT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI WILAYAH KERJA SUMATERA TAHUN Oleh: Muklasin dan Syahnen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja kerapkali mengidentifikasikan diri pada komunitas atau kelompok yang dimilikinya. Baik itu organisasi, klub, teman main atau sahabat. Mereka lebih mudah memperkenalkan diri sebagai anak organisasi yang mereka berada didalamnya. Dalam komunitas, semesta potensi diri yang dimiliki seorang remaja biasanya lebih mudah tersalurkan. Baik dalam bentuk diskusi (brainstorming), berbagi (sharing), ataupun aktualisasi diri lewat berbagai ajang kompetisi. Secara tidak langsung hal tersebut berdampak terhadap kepedulian sesama dan rasa saling memiliki yang semakin kuat antara teman satu komunitas. Bahkan di antaranya ada yang rela berkorban apapun demi temannya. Solidaritas yang terbentuk ini kemudian mempererat tali silaturahmi, pertemanan, dan tolong menolong dalam menghadapi suatu keadaan. Semakin kuat solidaritas yang terbentuk, makin besar pula ketergantungan yang tercipta dalam satu komunitas pertemanan. Sayangnya diantara solidaritas yang terbentuk itu terdapat kelemahan pengawasan nilai-nilai asing yang dapat mencemari kualitas hubungan diantara remaja saat ini. Solidaritas pun disalahartikan. Pergeseran makna dari solidaritas dimana satu untuk semua dan jargon rambate rata hayo dijunjung tinggi, kini menjadi solidaritas pragmatis yang justru menciptakan istilahnya sendiri semua untuk satu yang apatis terhadap kondisi teman lainnya. Remaja menjadi cenderung bersikap solider (kompak) untuk melindungi kepentingannya sendiri dalam komunitas. Peran westernisasi yang mengusung budaya liberal lewat 1

2 berbagi media dan gaya hidup agaknya menyumbang sedikit banyak pengaruh individualisme pada remaja zaman ini. Gaya hidup yang mulai beralih dari prinsip-prinsip gotong royong menjadi gaya hidup individualistis telah merekombinasi pemahaman remaja terhadap arti solidaritas dalam pergaulan dan lingkungan. Berdasarkan observasi awal, peneliti sempat bertanya dengan beberapa orang remaja, seputar pendapat mereka, yang pertama kali terlintas di benak ketika mendengar kata-kata solidaritas di kalangan remaja. Kepekaan antar remaja untuk saling memberi contekan kepada teman yang tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru, membantu teman yang sedang berkelahi, membantu teman yang sedang menghadapi musibah, menghormati teman yang merokok dengan ikut ambil bagian di dalamnya, mengikuti ajakan teman yang membolos baik positif maupun negatif. Itulah tanggapan mereka. Terlebih tanggapan ini akan membuat peneliti heran karena remaja yang menjadi responden ini adalah para aktifis organisasi dan pandai dibidang akademis. Sederet kata-kata tadi kiranya cukup mewakili pergeseran makna yang telah disinggung sebelumnya. Masih hangat isu Ujian Nasional 23-26 April 2012 lalu mengingatkan bukti nyata penyalahgunaan hubungan pertemanan. Banyak siswa yang secara terang-terangan membeli atau menawarkan kunci jawaban kepada teman lain karena takut tidak lulus dalam ujian. Mengatasnamakan solidaritas agar siswa lulus 100% dan menolong anak yang kurang pandai, anak-anak malas yang takut tidak lulus ujian mengorbankan teman lainnya yang sebenarnya tidak butuh kecurangan dengan menjerumuskan mereka pada resiko yang justru dapat membuat mereka tidak lulus dalam ujian. Kejujuran dikesampingkan dan etika

3 lulus ujian secara mandiri dijungkirbalikan menjadi etika lulus ujian bersama dengan bekerjasama, atas nama solidaritas. Contoh lainnya adalah perkelahian antara pelajar atau geng pelajar yang makin marak terjadi seperti di Kota Jakarta, Surabaya, Palembang dan sebagainya. Bagi mereka mengorbankan diri untuk kelompok adalah lazim. Parahnya, hal ini menjadi pembenaran mereka utuk bertindak tanpa norma seperti menjarah, melukai, dan merusak fasilitas publik. Pertemanan disini menjadi identik dengan partner in crime yang mengarah pada kenakalan remaja (juvenile deliquency). Solidaritas yang maknanya persatuan dan rasa saling memiliki biarpun seringkali tidak terlalu dipersoalkan rupanya memiliki pengaruh besar terhadap masa depan bangsa. Maka kewajiban remaja harus mengembalikan makna solidaritas ketempatnya, yaitu pertemanan yang saling menguatkan berlandaskan ketulusan terhadap sesama sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dan bukan sebaliknya. Dampak dari solidaritas seperti rasa empati terhadap sesama teman, saling menolong dan bekerjasama dalam kebaikan, dan menjaga persaudaraan sesama teman seharusnya lebih dioptimalkan semua pihak dalam rangka membangun masa depan bangsa lewat layanan bimbingan konseling seperti layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, layanan mediasi dan layanan bimbingan kelompok. Melalui layanan bimbingan konseling maka kesalahan translasi makna solidaritas diantara remaja dapat direduksi sehingga anarki remaja yang mengatasnamakan solidaritas dapat dihilangkan. Mengingat layanan bimbingan

4 konseling ada beberapa jenis, maka dalam penelitian ini hanya difokuskan pada layanan bimbingan kelompok. Alasan menggunakan layanan bimbingan kelompok karena dalam layanan ini siswa akan dilibatkan dirinya secara aktif dalam mengeluarkan pendapat, pikiran, perasaan, persepsi dan lebih luas dalam membuka wawasan, serta berkembangnya daya pikir siswa tentang sikap solidaritas secara berkelompok. Siswa akan lebih tersentuh, sehingga layanan bimbingan kelompok dapat menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga yang akhirnya siswa akan memperoleh pemahaman tentang makna solidaritas yang sebenarnya. Hal senada sebagaimana dikemukakan Hamdani (2012:116), tentang layanan bimbingan kelompok, yakni layanan yang membantu siswa dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier/jabatan dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui kegiatan kelompok. Dari pendapat di atas jelas diketahui bahwa pengembangan pribadi siswa tentang rasa empati, saling menolong, bekerjasama, menjaga persaudaraan dan kemampuan hubungan sosial siswa khususnya yang berkenaan sikap solidaritas yang sering disalahartikan yang seharusnya solidaritas ini bersifat baik tapi malah menjadi buruk dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Layanannya dapat lebih difokuskan lewat upaya-upaya pengembangan wawasan, pembangunan karakter (caracter building), pelatihan kerja sama tim (team work), dan kemampuan berorganisasi.

5 Berangkat dari asumsi di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Sikap Solidaritas Siswa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara bagaimana pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan harus dilakukan identifikasi masalah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang diteliti maka perlu diidentifikasi masalah terkait dengan judul: 1. Mengapa siswa rela berkorban demi temannya? 2. Apakah sikap solidaritas dapat mempererat tali silaturahmi? 3. Mengapa siswa sering menyalah artikan makna solidaritas? 4. Apakah atas nama solidaritas maka kecurangan dalam ujian boleh dilakukan? 5. Apakah atas nama solidaritas maka boleh ikut teman yang merokok? 6. Apakah atas nama solidaritas maka teman yang berkelahi harus dibantu? C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap sikap solidaritas siswa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013.

6 D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang pokok dalam suatu penelitian. Dalam perumusan masalah penulis membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat masalah yang diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis uraikan ke dalam pertanyaan berikut: Adakah pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap sikap solidaritas siswa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap sikap solidaritas siswa di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis ajukan maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu dalam layanan bimbingan kelompok. b. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

7 1). Peneliti lain Bagi peneliti lain akan bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan sikap solidaritas siswa. 2). Guru Pembimbing Untuk memperbaiki layanan bimbingan kepada siswa melalui layanan bimbingan kelompok. 3). Siswa Siswa lebih memahami makna solidaritas yang sebenarnya.

Filename: 9. BAB 1 Directory: C:\Users\Windows7\Desktop\wawa Template: C:\Users\Windows7\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Nor mal.dotm Title: BAB I Subject: Author: PAK RAHMAN Keywords: Comments: Creation Date: 3/9/2013 2:41:00 AM Change Number: 57 Last Saved On: 8/1/2013 4:33:00 PM Last Saved By: acer Total Editing Time: 162 Minutes Last Printed On: 8/13/2013 12:38:00 AM As of Last Complete Printing Number of Pages: 7 Number of Words: 1.333 (approx.) Number of Characters: 7.602 (approx.)