BAB 1 PENDAHULUAN. meluasnya krisis dan terimbasnya negara-negara yang saat ini masih dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimilikinya, Keinginan manusia terkait dengan pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan internasional merupakan faktor utama keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua

1. PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia perdagangan di Indonesia sangat ketat, karena seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat pada dunia bisnis hampir terjadi di semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

ANALISIS PENGARUH SELEBRITI ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK PADA IKLAN PRODUK SABUN MANDI NUVO DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin hebat sekarang ini, membuat persaingan bisnis di tiaptiap

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut memproduksi kebutuhan pembersih badan sehari-hari seperti sabun,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri pada saat ini semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow. Aktualisasi Diri. Penghargaan. Kasih Sayang. Rasa Aman. Kebutuhan Fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran dan rumah makan tumbuh subur. Perkembangan bisnis kuliner di. tajam, Indonesia menjadi pasar yang potensial.

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik lokal maupun perusahaan global, bersaing memikat hati konsumen. Pasar

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

RINGKASAN EKSEKUTIF INDRIANA INDRA, KIRBRANDOKO ARIEF DARYANTO

BAB I PENDAHULUAN. menjadi demikian kompleks dan kompetitif. Perkembangan yang serta merta

Sebelum melakukan pembelian terhadap barang atau jasa, secara umum konsumen sebagai individu akan melalui beberapa tahapan seperti mencari informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Website sangat membantu pekerjaan Public Relations menjadi lebih

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok adalah penggunaan gadget dalam melakukan aktivitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi semakin penting dalam mobilisasi kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pemasaran yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang harus terpenuhi seperti sandang, pangan dan papan. Sama halnya akan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembahasan tesis ini akan di fokuskan ke dalam kategori Personal Care, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu dengan meluasnya krisis dan terimbasnya negara-negara yang saat ini masih dalam kondisi perekonomian yang relatif belum terpengaruh krisis Eropa, menyebabkan otoritas yang bertanggung jawab terhadap perekonomian suatu negara mengembangkan berbagai perangkat untuk menganalisa dan mengantisipasi timbulnya krisis. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo (dalam www.liputan6.com tanggal 26 agustus 2013) menyatakan pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan menangani dampak pelemahan rupiah. Sehingga nantinya daya beli masyarakat tidak terpengaruh dan transaksi perdagangan tetap berjalan normal. Sehingga ini tidak akan membawa dampak mimpi buruk bagi makro fundamental ekonomi Indonesia, karena dapat berdampak terhadap pelemahan daya saing Indonesia terhadap persaingan antar negara dalam satu kawasan ASEAN atau di tingkat Asia. Hal tersebut agar berupaya meningkatkan stabilitas perekonomian Indonesia. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Gambar 1.1 :

2 7 6.5 6 5.5 5 2011 2012 2013 2014 Sumber: Modifikasi laporan tahunan perekonomian Indonesia oleh Bank Indonesia/www.bi.go.id GAMBAR 1.1 PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2014 Berdasarkan gambar 1.1, Tingkat pertumbuhan Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun tahun sebelumnya dari tahun 2011 sampai 2014 mengalami penurunan menjadi 5,5. Hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi global yang berdampak terhadap Indonesia. Di tengah menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu, kuatnya permintaan domestik di tengah melemahnya kinerja ekspor menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan.namun hal tersebut menunjukan bahwa pemerintah berusaha agar perekonomian Indonesia agar membaik dan diperkirakan akan meningkatkan investor agar mau berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut akan meningkatkan persaingan di sektor industri sebagai dampak meningkatnya permintaan barang. Salah satu sektor industri yang

3 potensial di Indonesia dengan jumlah penduduk hampir 250 juta jiwa adalah industri toiletries. TABEL 1.1 INDUSTRI TOILETRIES YANG ADA DI INDONESIA No Industri Toiletries 1 Shampo 2 Sabun Padat 3 Sabun Cair 4 Pasta Gigi 5 Sabun Pembersih Muka 6 Pembalut Wanita 7 Obat Kumur Sumber: modifikasi dari berbagai sumber Tabel 1.1 menunjukan list industri toiletries di Indonesia. Perusahaan yang berkecimpung dalam industri toiletries diharapkan dapat melakukan terobosan agar mampu bersaing dengan para kompetitor, dengan produk yang dapat diterima oleh konsumen. Keadaan ini tentu saja memaksa industri untuk menggunakan berbagai cara dalam membantu pemasaran mereka. Banyak cara yang mereka lakukan agar usahanya tidak kalah bersaing dengan industri lainnya, sehingga masih bisa bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan pasar yang semakin ramai. Hal ini dapat dilihat dalam indeks brand 2010-2013 menunjukan adanya kenaikan di tiap tahunnya yang berarti industri ini mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan konsumen. Berikut tabel 1.2 menunjukan indeks rata-rata industri toiletries. TABEL 1.2 INDEKS RATA-RATA BEST BRAND 2010-2013 INDUSTRI TOILETRIES Tahun industri toiletries

4 shampo sabun padat sabun cair pasta gigi sabun pembersih muka pembalut wanita obat kumur total ratarata 2010 32,3 33,6 33,3 35,8 34,1 37,6 37,9 35,2 2011 45,7 43,5 46,0 57,1 40,8 48,9 46,9 47,1 2012 45,1 43,1 46,1 55,9 42,5 49,8 45,1 47,2 2013 44,4 43,9 44,3 46,0 43,3 49,6 45,6 45.3 Sumber: (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013) Tabel 1.2 menunjukan best brand di sektor industri toiletries terus mengalami kenaikan, namun pada tahun 2013 produk toiletries mengalami penurunan menjadi 45,3. Walau hal tersebut terjadi akan tetapi karena produk toiletries menjadi kebutuhan primer bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga permintaan konsumen terhadap produk terus bertambah, hal ini disebabkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh, sehingga permintaan dan pemakaian produk kebersihan tumbuh lebih tinggi seiring naiknya daya beli masyarakat. Industri toiletries yang terus mengalami perkembangan salah satunya adalah produk sabun. Sabun terbagi menjadi dua yaitu sabun padat dan cair. Kinerja sabun cair telihat indeks rata-rata best brand mengalami peningkatan di tiap tahunnya dari 2010 sampai 2012 sesuai dengan tabel 1.2. Sabun cair menjadi industri yang terus naik dari tahun ke tahun. Adapun market share kategori sabun di Indonesia pada Tabel 1.3 sebagai berikut. RANK 1 2 TABEL 1.3 MARKET SHARE SABUN di INDONESIA TAHUN 2010-2013 TAHUN 2010 2011 2012 2013 SABUN PADAT SABUN CAIR SABUN CAIR SABUN CAIR (50,3%) (51,9%) (51,3%) (50,3%) SABUN CAIR SABUN PADAT SABUN PADAT SABUN PADAT (49,7%) (48,1%) (48,7%) (49,7%)

5 Sumber: Modifikasi Majalah (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013) Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa tahun 2010 sabun padat lebih unggul dari sabun cair namun dari tahun 2011 sabun cair lebih unggul. Hal tersebut membuktikan meningkatnya kinerja perolehan market share sabun cair di Indonesia pada tahun 2013. Dalam hal ini juga memicu perusahaan-perusahaan sabun cair untuk berkompetisi agar dapat meraih pangsa pasar dengan menawarkan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini yang menyebabkan konsumen harus dihadapkan oleh beberapa jenis produk sabun cair dengan berbagai merek serta kualitas yang ditawarkan. Terdapat berbagai merek sabun cair yang ada di Indonesia sesuai dngan tabel 1.4 sebagai berikut. TABEL 1.4 MEREK SABUN CAIR YANG ADA DI INDONESIA No Merek No Merek 1 Lifebuoy 6 Shinzui 2 Lux 7 Gatsby 3 Dettol 8 Nuvo 4 Biore 9 Dove 5 Citra 10 Cusson Sumber: modifikasi dari berbagai sumber Tabel 1.4 terlihat banyaknya pengguna sabun cair membuat semakin banyak pula merek yang ada dan saling bersaing memperebutkan konsumen. Lux merupakan produk sabun cair dari PT. Unilever, Lux berada satu perusahaan dengan produk sabun lainnya yaitu Lifebuoy. Adapula pemain pasar sabun cair

6 selain Unilever, ada PT. Kao dengan produk Biore, PT. Wings Surya dengan produk Nuvo dan PT. Mitra Niaga Jaya Manggala dengan produk Dettol. Persaingan diantara pelaku industri sabun cair dapat diidentifikasi market share. Market share menunjukan besarnya jumlah bagian penjualan suatu perusahaan dibandingkan dengan keseluruhan penjualan pada kategori tertentu. Terdapat berbagai merek sabun cair yang ada di Indonesia sesuai dengan tabel 1.5 sebagai berikut. TABEL 1.5 MARKET SHARE INDUSTRI SABUN CAIR di INDONESIA 2010-2013 RANK 1 2 3 4 5 TAHUN 2010 2011 2012 2013 LUX LIFEBUOY LIFEBUOY LIFEBUOY (39.9) (34,9) (31,1) (38,8) LIFEBUOY LUX LUX LUX (28,1) (34,6) (30,6) (23,3) BIORE BIORE BIORE BIORE (11,9) (12,0) (15,9) (14,8) CITRA DETTOL DETTOL SHINZUI (4,0) (7.2) (7,4) (6,0) NUVO CITRA NUVO DETTOL (3,8) (1,6) (5,5) (5,5) Sumber: (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013) Berdasarkan Tabel 1.5 menujukan bahwa secara keseluruhan merek Lifebuoy dan Lux masih unggul dibanding dengan Biore, Citra, dan Dettol, dimana sabun cair Lifebuoy dan Lux masih menguasai market share industri sabun cair. Pada tahun 2010-2013 Market share sabun cair Lux mengalami penurunan dari 39,9% menjadi 23,3%, data tersebut mengindikasi bahwa kinerja pemasaran sabun Lux bermasalah.

7 Tahun 2012 Lifebuoy masih menjadi leader pada kategori sabun cair yang menguasai lebih unggul dari pada sabun cair Lux, walaupun setiap tahunnya mengalami penurunan sampai 10% penurunan dari tahun 2010 sampai 2013. Penurunan pangsa pasar dari tahun 2010 sampai 2013 ini diindikasi karena banyaknya pesaing pada industri sabun cair. Kemampuan industri sabun cair untuk diterima oleh pasar, berkaitan dengan kinerja merek (brand value). Sabun cair Lux berdasarkan kinerja merek mengalami penurunan dari tahun 2012 menuju tahun 2013, seperti yang ditunjukan pada Tabel 1.6 berikut. TABEL 1.6 BRAND VALUE SABUN CAIR di INDONESIA TAHUN 2010-2013 RANK 1 2 3 4 5 TAHUN 2010 2011 2012 2013 LUX LUX LUX LIFEBUOY (60,6) (60,7) (58,9) (59,2) LIFEBUOY LIFEBUOY LIFEBUOY LUX (54,2) (56,9) (56,0) (54,3) BIORE BIORE BIORE BIORE (42,3) (43,8) (45,4) (44,8) CITRA DETTOL DETTOL SHINZUI (40,9) (43,0) (43,2) (43,7) NUVO CITRA NUVO DETTOL (40,2) (42,6) (43,2) (41,5) Sumber : Swa No.20 /Xxvii/20 September 3 Oktober 2012,Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013 Tabel 1.6 menunjukkan bahwa sabun cair Lux mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan 2011, namun mengalami penurunan di tahun 2012 sampai dengan 2013 dikalahkan oleh Lifebouy yang naik pada tahun 2013. Namun naik turunnya kinerja merek (brand value) sabun Lux akan berdampak terhadap Brand Engagement. Salah satu analisis yang sangat penting

8 dalam strategi pemasaran adalah keterlibatan merek. Menurut Brodie R (2011:5) Strategi ini adalah bentuk upaya untuk menciptakan hubungan yang kuat antara customer dan merek dengan meng-engage mereka ke dalam dialog dan komunikasi dua arah serta interaksi yang kooperatif, yang juga menjadi ranah kegiatan humas. keterlibatan merek meliputi tiga komponen, yaitu: Behavioral, Emotional,dan Cognitive. Suatu produk dengan Brand engagement yang kuat dapat membentuk keterikatan merek yang kuat dan dapat mengembangkan ikatan suatu merek dengan konsumen dengan jangka waktu yang lama. Sebuah merek bisa memiliki posisi yang kuat dan menjadi modal bagi suatu perusahaan sehingga bisa menjadi ukuran kesuksesan sebuah merek yang dapat diukur dengan mempertimbangkan aspek TOM (Top Of Mind) brand dan popularitas merek (advertising awareness). Menurut Bowden (2009:65) Brand Engagement adalah menyajikan keterlibatan pelanggan sebagai proses psikologis berurutan bahwa pelanggan bergerak melalui menjadi setia terhadap suatu merek Selain melalui brand value, menurut riset yang dilakukan majalah SWA melalui Indonesia Best Brand kekuatan popularitas merek (brand awareness) dalam TOM (Top Of Mind). Tabel 1.7 Berikut adalah TOM(Top Of Mind) dari sabun cair di Indonesia. RANK 1 2 3 4 TABEL 1.7 TOM (Top Of Mind) SABUN CAIR di INDONESIA TAHUN 2010-2013 TOM BRAND TOM AD AWARENESS 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 Lux Lux Lux Lifebuoy Lux Lux Lux Lux (36,0) (37,0) (39,8) (30,9) (48,6) (48,2) (46,4) (36,2) Lifebuoy Lifebuoy Lifebuoy Lux Lifebuoy Lifebuoy Lifebuoy Lifebuoy (23,6) (27,7) (27,0) (30,7) (29,6) (30,4) (29,3) (34,1) Biore Biore Biore Biore Biore Biore Biore Biore (5,3) (6,4) (7,4) (8,4) (6,4) (6,5) (7,6) (9.7) Nuvo Dettol Dettol Dettol Nuvo Dettol Nuvo Dettol (3,8) (2,6) (3,7) (3,9) (4,2) (2,8) (4,3) (4,6)

9 5 Citra (2,0) Citra (1,6) Nuvo (3,7) Shinzui (1,9) Citra (2,2) Citra (1,5) Dettol (3,7) Shinzui (2,4) Sumber: (Swa No.15/Xxvi/15-28 Juli 2010,Swa No.15/Xxvii/18-27 Juli 2011,Swa No.20/Xxviii/20-3 Oktober 2012, Swa No.19/Xxix/12-25 September 2013) Pada Tabel 1.7 pada kategori TOM Brand Lux pada tahun 2010 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan yang menunjukkan menurunnya popularitas dari merek sabun Lux. Menurunnya TOM brand mengindikasi bahwa popularitas merek konsumen terhadap sabun Lux mengalami penurunan. Pada Tabel 1.7 yang menunjukkan bahwa TOM Ad awareness sabun Lux pada tahun 2010-2013 Lux mengalami penurunan. Walaupun sabun Lux melakukan berbagai kegiatan periklanan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ingatan merek konsumen terhadap sabun Lux mengalami penurunan. Namun Penurunan pengguna produk sabun cair Lux di Indonesia dapat dilihat melalui Top Brand yang disajikan dalam Tabel 1.8 TABEL 1.8 INDEKS TOP BRAND PADA PRODUK SABUN CAIR di INDONESIA TAHUN 2011-2013 SABUN 2011 2012 2013 LIFEBUOY 45,9% 34,8% 34,6% LUX 20,5% 31,3% 26,6% BIORE 9,0% 9,7% 12,7% DETTOL 3,6% 6,1% 9,0% NUVO 4,7% 5,2% 5,0% CITRA 1,3% 4,6% 3,5% DOVE 1,3% - 2,5% GATSBY - 1,0% 1,1% diakses www.topbrand-award.com diakses 16 agustus 2013 Pada Tabel 1.8 menunjukan bahwa di Indonesia, Lux masih di bawah Lifebuoy dalam produk sabun umum dengan top brand indeks pada 2012-2013 pengalami penurunan. Dengan menurunnya market share, brand value, TOM

10 brand, TOM ad awareness, dan TOP brand mengindikasikan brand engagement sabun cair Lux bermasalah. Penurunan kekuatan merek Lux dalam brand engagement menunjukan adanya dampak WOM (word-of-mouth) dan peralihan pengguna sabun Lux. Menurut Brodie (2011) di dalam jurnal yang berjudul Consumer Engagement in a Virtual Brand Community : An Exploratory Analysis, diperoleh bahwa dalam konteks customer engagement terdiri dari 3 variabel utama yaitu variabel kognitif, sikap dan perilaku (cognitife attachment, attitudinal attachment dan behavioral attachment) menjadi dasar untuk melakukan penelitian empiris yang menentukan costumer engagement di dalam komunitas online di dalam fase psikologikal, menjadi penentuan proses dari customer engagement itu sendiri dan menjelaskan komponen sub-proses dari engagement. proses customer engagement dimulai dari sebuah kebutuhan customer akan informasi mengenai suatu produk/jasa/perusahaan yang mengharuskan adanya hubungan eksperiental yang interaktif dan termasuk di dalamnya proses sharing, learning, co-developing, advocating dan socializing di dalam komunitas online sebuah merek tersebut. Dan konsekuensi utama dari strategi ini dirasakan dapat meningkatkan nilai co-created secara virtual disamping konsekuensi-konsekuensi lainnya yaitu kesetiaan konsumen, kepuasan konsumen, consumer empowerement, kepercayaan dan komitmen customer. Hal ini menunjukkan bahwa market share, brand value, TOM brand, TOM ad awareness, dan TOP brand yang berpengaruh pada brand engagement mengalami masalah. Hal ini menunjukan bahwa sabun Lux mengalami penurunan dalam hal membentuk keterikatan merek yang kuat hal ini sangat berpengeraruh

11 sehingga dapat berpengaruh dalam mengembangkan ikatan suatu merek dengan konsumen dalam jangka waktu yang lama. Perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan strategi guna menghadapi persaingan yang ketat, ikatan merek yang kuat merupakan suatu pembeda terhadap konsumen Lux yang jelas, bernilai, dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu dalam strategi pemasaran sehingga keterikatan pada suatu produk dikenal oleh pelanggan yang loyal dan diasosiasikan dengan tepat terhadap jenis kategori produk sabun cair dinyatakan dalam bentuk presentase dari target pasar. Setelah menganalisis permasalahan tersebut diatas, PT. Unilever Indonesia melakukan berbagai promosi produk sabun Lux dengan memperhatikan berbagai aspek dan mengembangkan strategi pemasaran melalui beberapa cara. Berikut Tabel 1.9 strategi-strategi yang dilakukan sabun cair Lux. Strategi Segmenting Targeting Positioning TABEL 1. 9 STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN SABUN LUX 2014 Keterangan Sabun wanita kalangan menengah ke atas,dewasa,dengan gaya hidup modern dan elegan Perempuan 20-40 tahun yang memiliki masalah kulit kering setelah mandi Diposisikan sebagai merek sabun kecantikan

12 Product and Price 1. Peluncuran produk Lux sesuai permintaan pasar yaitu : a. soft tauch b. velvet tauch c. fresh splash d. aqua sparkle e. white glamour f. secret bliss g. magical spell 2. Harga mulai dari Rp. 4900 untuk kemasan botol 100ml sampai dengan harga 10000 untuk ukuran 250 ml 3. Perubahan kemasan total pada Lux dengan mengganti tutup yang lebih praktis dan tidak mudah patah Place and Promotion 1. Penjualan sabun Lux di tempat yang mudah terjangkau oleh konsumen seperti supermarket, toko-toko kecil, kelontongan, supermarket mini hingga supermarket besar. 2. Lux memperkenalkan dua anggota baru Lux Brand Ambassadors Bunga Citra Lestari dan Ashraf Sinclair. 3. Peluncuran Lux terbaru ini juga menghadirkan kampanye "Bangkitkan Getaran Cinta" menggandeng Bunga Citra Lestari dan Ashraf Sinclair untuk menginspirasi perempuan Indonesia agar berani mengambil langkah pertama dan bangkitkan getaran cinta. 4. Media Sosial Marketing:dengan menggunakan web Lux membuat aplikasi foto dan video yang dapat di unggah dan di save sebagai file pribadi,lalu dari media social fanpage facebook dan twitter Lux menggandeng artis Marcel dalam memberikan pesan,tweet sebagai duta sabun mengajak mereka (para pengguna Lux) mengirim komen dan yang menjadi pemenang diundang untuk dinner bareng Marcell 5. Lux membuat rumah Lux agar konsumen dapat merasakan mandi ala bintang Sumber : diolah dari beberapa sumber di internet dan majalah Berdasarkan tabel 1.9 strategi yang dilakukan sabun cair lux, social media merupakan salah satu yang dilakukan oleh sabun cair lux. Bentuk-bentuk media sosial online yang terdiri dari mulai forum (kaskus), situs jejaring social (Facebook), dunia virtual (kaneva), games,situs berbagi (youtube) hingga mikro blogging (twitter) dengan bentuk-bentuk media tersebut memungkinkan penerima pesan untuk berinteraksi secara real waktu dengan tidak hanya penulis, tetapi juga

13 dengan komunitas individu. Begitu pula dengan Lux, Lux memafaatkan media social dari facebook, twitter, youtube, dan aplikasi web untuk sarana promosi agar lebih mendekatkan kepada konsumen. Dapat dilihat dari fanpage Lux yang aktif dalam memberikan informasi, tips-tips, informasi produk, event, dan lain-lain. Ini seolah-olah perusahaan Lux terlibat dalam pikiran, kegembiraan, dan bahkan keluhan tentang suatu informasi kepada konsumen. Menurut Tuten 2008:96 satu bentuk periklanan yang menggunakan media social community dimana pengiklan (produsen atau pemilik brand) dapat langsung berinteraksi dan membangun dialog dengan para konsumennya. Menurut Miller, 2011:362 Sosial media marketing dapat dilakukan menggunakan berbagai media pemasaran, diantaranya social network, blog, microblogging services,social bookmarking, news services,media sharing sites, dan virtual community. Saat ini pengguna internet di Indonesia sangat banyak. Menurut situs www.marketeers.com yang diakses tanggal 30 Oktober 2013 bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 74 juta pengguna. Menurut situs jogja.tribunnews.com yang di akses pada tanggal 2 September 2013 bahwa Indonesia menempati urutan ke lima terbesar negara pengguna media sosial facebook yaitu sebanyak 64 juta pengguna aktif. Lalu menurut data PeerReach pada bulan Oktober 2013, Indonesia menempati urutan ketiga pengguna twitter di dunia sebanyak 58,7 juta pengguna. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa peminat facebook pada tahun 2013 masih cukup banyak dibanding twitter. Hal ini menjadi moment dimana brand-brand di Indonesia memanfaatkan media sosial

14 khususnya facebook sebagai sarana promosi, termasuk sabun Lux, Lux sendiri baru membuka fanpage pada bulan Januari 2013. Berikut tabel 1.10 yang menggambarkan pengguna aktif fanpage sabun cair di Indonesia. TABEL 1.10 PERINGKAT FANPAGE PADA SABUN CAIR DI INDONESIA RANK MEDIA SOSIAL JUMLAH FACEBOOK 1 LUX 4.314.320 2 LIFEBUOY 3.871.008 3 CITRA 1.057.228 4 DETTOL 153.583 5 BIORE 89.544 6 SHINZUI 59.926 Sumber:Modifikasi dari facebook diakses 12 Desember 2013 Pada tabel 1.10 membuktikan bahwa fanpage facebook Lux menempati urutan pertama, lalu diikuti oleh Lifebuoy, Citra, Dettol, Biore, dan Shinzui. Hal ini membuktikan bahwa Lux sangat berperan aktif dalam media social Facebook. Media social Facebook Lux sendiri dibuat paling akhir dibandingkan kompetitornya fanpage Lux dibuat 24 Januari 2013. Dalam kurun waktu satu tahun fanpage facebook dapat menghasilkan 4,3 juta anggota. Dari bulan Januari sampai November Lux memberikan sebanyak 707 posting yang di share kepada anggota fanpage nya. Sabun Lux sendiri mempunyai fanpage yang lebih menarik dibanding kompetitornya. Karena sabun Lux bukan hanya memberikan info tentang produk tetapi segala informasi baru mengenai kehidupan fashion sehari-hari serta eventevent berhadiah.

15 Berdasarkan data permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Social Media Marketing Facebook Terhadap Brand Eengagement Pada Sabun Lux 1.2 Identifikasi Masalah Produk sabun Lux mengalami penurunan pangsa pasar dan keterikatan mereknya menunjukan adanya penurunan selama empat tahun terakhir pada produk sabun Lux, hal tersebut terjadi akibat dari ketatnya persaingan dalam produk sabun cair.berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut: Meningkatnya market size pada Industri toiletries khususnya sabun menunjukan bahwa industri ini akan semakin berkembang dengan dinamis dalam beberapa tahun kedepan dan memberikan peluang yang cukup menjanjikan. Adanya persaing yang ketat mengakibatkan konsumen dihadapkan pada beberapa jenis sabun dengan berbagai variasi merek, kemasan, harga serta kualitas. Hal ini berdampak pada penurunan Brand Engagement pada sabun Lux sehingga diperlukan beberapa upaya demi meningkatkan keterikatan merek dengan menggunakan social media marketing dalam mengkomunikasikan produknya pada konsumen. Dengan mempercepat penyampaian brand message dan brand value melalui social media marketing diharapkan dapat meningkatkan Brand Engagement serta didukung dengan kegiatan pemasaran yang

16 terintegrasi sehingga mampu menjaga dan mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada Brand Engagement. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran social media marketing sabun Lux pada anggota fanpage facebook? 2. Bagaimana gambaran Brand engagement sabun Lux pada anggota fanpage facebook? 3. Seberapa besar pengaruh kinerja social media marketing terhadap Brand engagement sabun Lux pada anggota fanpage facebook? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai : 1. Untuk memperoleh gambaran social media marketing yang dilakukan sabun Lux pada anggota fanpage facebook. 2. Untuk memperoleh Gambaran Brand engagement terhadap produk sabun cair pada anggota fanpage facebook. 3. Untuk memperoleh seberapa besar Pengaruh social media marketing terhadap Brand engagement sabun Lux pada anggota fanpage facebook. 1.5 Kegunaan Penelitian

17 Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis, diantaranya: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran, khususnya mengenai social media marketing terhadap Brand engagement sabun cair Lux pada anggota fanpage facebook. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen PT Unilever Indonesia mengenai social media marketing terhadap Brand engagement sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan bagi PT Unilever Indonesia dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan social media marketing terhadap Brand engagement