B A B P E N D A H U L U A N

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Emily Pia & Thomas Diez, Conflict and Human Rights: A Theoretical Framework, SHUR Working Paper Series, 1/07, 2007, h. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat yang berada di kawasan non-perbatasan di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

51. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

HARAPAN IBN KHALDUN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I JENIS-JENIS DAN FUNGSI KIMONO DALAM MASYARAKAT JEPANG. Interaksi manusia dengan sesamanya memunculkan suatu peradaban yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

Teori Perubahan Sosial Budaya.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

I. PENDAHULUAN. Apabila kita membicarakan tentang pembangunan daerah maka akan erat

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia.

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HISTORIOGRAFI ASIA TIMUR. Historiografi Pendidikan Sejarah Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Tanah dalam hal

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA-KOTA AWAL DI KABUPATEN REMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: OCTA FITAYANI L2D

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

PENGANTAR ILMU SEJARAH

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan

APLIKASI LANGGAM ARSITEKTUR MELAYU SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN MENUJU KOTA BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MISO JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

SILABUS MATA PELAJARAN ANTROPOLOGI (PEMINATAN ILMU BAHASA DAN BUDAYA)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bila kita lihat fenomena hari ini, hubungan antara kopi dengan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia ini. Dalam Perang Dunia II ini ada sebuah fenomena 1 yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013

Bab 4 PENUTUP. Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada zaman Heian (abad 9 sampai abad12). Pada masa itu, orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia. Kapasitas normal becak

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN

1.1. Bentuk Rancangan Arsitektur Masjid Di Indonesia

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat melimpah, meliputi flora dan fauna beserta sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

Transkripsi:

B A B P E N D A H U L U A N I 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan utama manusia. Dalam perspektif teologis, makanan bahkan merupakan salah satu casus belli (faktor utama) yang menentukan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Disebutkan bahwa Tuhan melarang manusia memakan sesuatu yang dapat mempengaruhi pengetahuannya tentang yang baik dan yang buruk. Namun manusia melanggar ketentuan tersebut sehingga dikotomi ( pembelahan menjadi 2 bagian ) antara subyektivitas Roh dan subyektivitas manusia, antara kebaikan dan kejahatan maupun antara kesucian dan dosa semakin tegas. Manusia juga harus bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan utamanya ini. 1 Kelihatannya memang menjadi mudah ketika manusia, dalam perkembangan peradabannya, mampu mengolah sendiri makanannya dari berbagai unsur alam dan untuk tujuan-tujuan ekonomis. Apapun yang ditemukan manusia di sekitarnya dapat menjadi bagian dari proses pembuatan makanan. Sehingga dengan demikian makanan manusia bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh dan diolah. 2 1 Bdk. Ellen van Wolde, Stories of the Beginning (London: SCM Press, 1996), hl. 21-24 2 Bdk. Peter T Manicas, A History & Philosophy of the Social Sciences (New York: Blackwell Basel, 1987), hl. 79-81. 1

Sedemikian jauh peradaban manusia berjalan, makanan juga menjadi salah satu ikon peradaban dan kenyataan tersebut terkait pula dengan sistem-sistem dan ideologi sosial yang dibentuk oleh manusia. Sebut misalnya nasi dan roti. Kedua jenis makanan ini tidak semata-mata material olahan yang sesuai dengan karakter alam tempat manusia yang mengkonsumsinya, kendati faktor alam memang menentukan. Tetapi bagaimana nasi dan roti dijadikan sebagai menu utama bagi masing-masing masyarakat pemiliknya, sesungguhnya berhubungan dengan cara mereka melihat komunitasnya, menyusun struktur sosialnya, menatap masa depannya serta mencari makna hidup bersama. 3 (bagan 1) Siapa? [Identitas Kelompok Sosial] Apa? [Struktur Kelompok Sosial] M a k a n a n Bagaimana? [Masa Depan Kelompok Sosial] Mengapa? [Mencari Makna Hidup Kelompok Sosial] Bagan 1: Hubungan Makanan dengan Faktor-faktor Pembentuk Karakter Budaya Singkatnya, makanan merupakan salah satu yang turut menentukan karakter budaya setiap komunitas sosial. 3 Bdk. Ibid. 2

ラーメン [ Ramen ] merupakan salah satu makanan yang telah menjadi ikon kebudayaan masyarakat Jepang. Tentu saja, selain Ramen masih ada ikon kebudayaan Jepang lainnya yang dikenal bahkan oleh orang-orang di luar masyarakat jepang. Sebut saja misalnya kekaisaran Jepang, 武士道 [Bushido], 料亭 [Ryotei] dan 着物 [Kimono]. Setelah memasuki fase peradaban modern, ikon-ikon budaya tersebut masih bertambah lagi dengan hadirnya Harazuku, Ikebana, Dragon Ball, Toshiba dan Toyota. Ikon-ikon tersebut kiranya mengisyaratkan suatu karakter identitas yang kuat dalam peta pengalaman hidup manusia Jepang dengan seluruh pasang surutnya. Namun demikian tidak banyak pihak yang mengerti bahwa beberapa di antara ikon budaya Jepang tersebut pernah mengalami apa yang disebut transformasi budaya. Hal ini terjadi karena tidak semua ikon budaya Jepang tersebut lahir dari rahim komunitas masyarakat Jepang. Tentu kenyataan tersebut merupakan hal yang wajar karena seperti dikatakan oleh sejarawan tersohor, Arnold Toynbee ( Pustaka Pelajar, 2002 hal 4-9 ), 4 ikon kebudayaan juga dapat merupakan hasil perjumpaan kebudayaan satu komunitas sosial dengan komunitas sosial lainnya. Perjumpaan tersebut dapat mengambil bentuk peperangan atau pembauran secara perlahan-lahan. Sehingga dalam hal ini beberapa ikon budaya Jepang sesungguhnya muncul akibat perseteruan maupun interaksi normal dengan masyarakat Cina daratan. hl. 4-9. 4 Bdk. Arnold J. Toynbee, Sejarah Umat Manusia (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 3

Begitulah yang terjadi dengan salah satu ikon budaya Jepang yang menjadi obyek studi ini yakni ラーメン [ Ramen ] Tradisi lisan daratan Cina menyebutkan, pengolahan mie bermula dari propinsi Sung (mengikuti peta tradisional Cina) di sebelah Timur Laut sungai Huai. Dari sana pengolahan mie berkembang mula-mula ke daerah Cina selatan hingga ke propinsi Yueh, akhirnya merambat pula ke wilayah Cina utara melampaui batas-batas propinsi Yen. Mengenai waktunya, tidak ada sejarawan yang dapat menentukan dengan pasti sejak kapan mie mulai dikenal dan dijadikan makanan. Namun jika ditinjau dari aspek sosiologis, yakni masa penguatan akarakar tradisional Cina, besar kemungkinan mie sudah ditetapkan sebagai makanan rakyat di Cina sejak pemerintahan Dinasti Chou. Lebih spesifik lagi, pada antara tahun 1050-980 SM. 5 Masih menurut tradisi lisan Cina, jenis mie yang menyeberang ke wilayah Jepang pertama kali dibuat oleh salah satu keluarga anggota marga Liu. Karena itulah dalam annal story (cerita tradisional) Dinasti Chou, sebutan untuk mie yang nantinya berubah nama menjadi Ramen itu sesungguhnya adalah 柳麺 liu mien (mie yang dibuat keluarga Liu). Dalam perkembangannya, sebutan tersebut berubah menjadi 拉麺 la mien ataupun la mian yang berarti mie yang ditarik. Dengan kata lain, terdapat faktor sosio linguistik (bahasa lokal yang mengalami perubahan) dalam perkembangan makanan ini. 6 5 Bdk. Stephen Fitzgerald, China: A Short Cultural History (New York: Preager, 1988), hl. 33-37. 6 Ibid., hl. 39. 4

Hubungan Cina dengan masyarakat Jepang dimulai sejak Dinasti Han (220 160 SM). Tetapi dalam perspektif sejarah Jepang sendiri hubungan tersebut baru berlangsung secara intens pada periode Heian (794 1185). Dengan kata lain, pengaruh Cina terhadap Jepang ~ menurut catatan sejarah Jepang ~ banyak terjadi pada periode tersebut kendati beberapa pengaruh lain yang lebih spesifik muncul kemudian hingga periode pemerintahan keluarga militer Tokugawa (Bakufu Edo), pada permulaan abad ke-17. Catatan sejarah yang singkat ini mengemukakan suatu dasar pemikiran yang logis meski sederhana, yakni bahwa pengaruh Cina terhadap kebudayaan Jepang bukanlah fakta yang dapat ditutup-tutupi kendati akhirnya Jepang sendiri mampu mengubah elemen-elemen budaya tersebut hingga secara otentik menjadi budaya Jepang yang sesungguhnya. Demikian pula halnya dengan obyek studi ini, yakni Ramen. Seperti telah disinggung, Ramen berasal dari daratan Cina yang kemudian menyeberang ke Jepang, berkembang dan dipelihara serta ditransformasikan menjadi salah satu ikon budaya masyarakat Jepang. Muncul sebuah pertanyaan, mengapa di daratan Cina sendiri Ramen tidak mendapatkan perlakuan seperti di Jepang, baik secara sosiologis maupun ekonomis? Pertanyaan inilah yang menarik perhatian penulis,sehingga penulis tertarik untuk mencari informasi lebih dalam untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dengan latar belakang seperti itulah karya tulis ini diberi judul: Dari Cina Ke Jepang: Analisis Terhadap Perkembangan ラーメン [ Ramen ] Jepang 5

Kiranya cukup jelas bahwa uraian karya tulis ini masih merupakan bagian kerangka studi kebudayaan Jepang namun secara spesifik memperhatikan salah satu jenis makanan yang menjadi ikon budayanya. Penelusuran studi ini berangkat dari fakta sejarah bahwa ラーメン [ Ramen ] sesungguhnya berasal dari daratan Cina dan menjadi makanan tradisional setempat, namun tidak berkembang sebagai ikon budaya Cina yang khas. Sebaliknya, setelah menyeberang ke Jepang dan mengalami transformasi, ラーメン [ Ramen ] justru menjadi salah satu ikon dalam budaya Jepang. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan ラーメン [Ramen] yang mengalami transformasi di Jepang? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi transformasiラーメン [ Ramen ] di Jepang? 3. Bagaimanakah perkembanganラーメン [Ramen ] di Jepang dalam kaitan dengan faktor alam dan ekonomi? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan studi ini adalah: 1. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu-ilmu humaniora, khususnya terhadap eksplorasi budaya makanan tradisional Jepang. 6

2. Menjadi sumbangan literatur atau tambahan informasi terhadap berbagai studi di Fakultas Sastra Jepang Bandung. 3. Sebagai bahan refleksi bagi identitas dan karakter kebudayaan Indonesia dalam berhadapan dengan identitas dan karakter kebudayaan Jepang. 7