BAB I PENDAHULUAN. perempuan sudah lama berlangsung dalam sejarah kehidupan manusia. Perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA

BAB IV PENGAKUAN TERHADAP DEBORA. hakim. Perempuan menjadi nabiah bukan suatu hal yang asing dalam kehidupan bangsa

BAB IV REFLEKSI KRITIS TEOLOGIS TENTANG DENDA ADAT MASYARAKAT MOA. pemikiran kritis teologis tentang kedudukan perempuan secara Kristiani.

BAB 5 PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Teologi feminis dibangun berdasarkan keprihatinan terhadap kaum perempuan.

BAB II LANDASAN TEORI. Patriarkhi berasal dari bahasa Yunani, pater yang artinya bapak dan arche yang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III DEBORA DALAM KEHIDUPAN BANGSA ISRAEL. Penulis tidak dapat menemukan masa hidup Debora secara pasti karena terdapat

Kaum Adam, Jadilah Pria Sejati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV. Refleksi Teologis

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

EKSISTENSI KAUM HAWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

LAMPIRAN. A. Foto-foto. Kedua gambar diatas adalah ketua sinode pertama (gambar paling atas) dan juga

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

BAB I PENDAHULUAN. Barat, sistem Hukum Adat dan sistem Hukum Islam. 1 Sebagai sistem hukum,

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NABI DAN FUNGSINYA Para nabi yang digunakan Allah adalah manusia yang tidak jauh berbeda dengan kita. Di bawah ini kita akan mempelajari sedikit latar

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

BAB III PANDANGAN WANITA MENURUT AL-KITAB

BAB IV. Analisa Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31: Analisa Penulis Tentang Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

Itu? Apakah. Pernikahan

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

UKDW. Bab I Pendahuluan

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 2000, p.11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. pemberian hak pada anak yang tidak mengistimewakan pada jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, dan pola pemikiran yang berbeda. Hal inilah yang secara tidak langsung

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?, Bandung, Penerbit Mizan, 1999, p. 101

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 6 dari 60.

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV. Refleksi Teologis. sekolah adalah perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan. Dimana sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

@UKDW BAB I PENDAHULUAN

APA ITU PERJANJIAN LAMA?

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta

Janji Tuhan untuk Abraham

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

Janji Tuhan untuk Abraham

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yakub si Penipu

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Janji Tuhan untuk Abraham

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Janji Tuhan untuk Abraham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Permasalahan

Janji Tuhan untuk Abraham

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

Pelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yakub si Penipu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jender merupakan salah satu isu yang sampai saat ini masih menjadi

Janji Tuhan untuk Abraham

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah mencatat bahwa hampir semua bangsa di dunia ini mempunyai riwayat yang sama dalam satu hal yakni bertatanan patriarkhal. Marjinalisasi terhadap kaum perempuan sudah lama berlangsung dalam sejarah kehidupan manusia. Perkembangan sejarah kemudian mencatat bahwa marjinalisasi itu tidak berkurang melainkan justru meningkat dan mengakar dalam bentuk budaya dan nilai-nilai estetika yang diyakini kebenaran dan keabsahannya oleh sebagian besar manusia bahkan terkadang oleh kaum perempuan itu sendiri. Situasi ini lalu melahirkan sebuah sistem budaya patriarkhi yang sangat merugikan kaum perempuan. 1 Sistem budaya ini yang banyak terdapat dalam budaya bangsa-bangsa di dunia, termasuk bangsa Israel. Tidak dapat disangkal bahwa Bangsa Israel bertatanan patriarkal. Keputusan yang menentukan hidup masyarakat diambil oleh kaum bapak 2 dengan demikian jelas sekali sistem budaya bangsa Israel merupakan sistem budaya patriarkhi. Patriarkhi sendiri berasal dari kata pater yang artinya bapak dan arche yang artinya kekuasaan. Patriarkhi berarti kekuasaan bapak/laki-laki yang mendominasi, mensubordinasi, dan mendiskriminasikan kaum perempuan dalam segala bidang kehidupan, baik menyangkut badannya, seksualitasnya, pekerjaannya, maupun statusnya entah dalam keluarga, jemaat 1 umaimahwahid, MEDIA MASSA DAN HEGEMONI NEGARA TERHADAP REALITAS POLITIK PEREMPUAN:Analisis Gramscian Atas Proses Perjuangan Affirmative Action Kuota 30 Persen dalam http://budiluhur.academia.edu, diunduh 22 Februari 2012 2 Marie Claire Barth-Frommel, Hati Allah bagaikan Hati Seorang Ibu : Pengantar Teologi Feminis, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2003, 65

atau masyarakat. Segala bidang kehidupan bersifat androsentris, yaitu berpusat pada lakilaki. 3 Melihat dari perjalanan Abram (kemudian disebut Abraham), anaknya Ishak dan cucunya Yakub hingga keturunannya menjadi duabelas suku sebagai bangsa Israel yang besar, nama-nama seperti Musa, Harun dan Yosua yang disebut sebagai pemimpin dan yang menjadi pahlawan bangsa Israel hanyalah nama-nama laki-laki. Dari sini menjadi jelas bahwa bangsa Israel menganut budaya patriarkhi dalam kehidupan komunitas mereka. Meskipun tentu saja ada nama-nama perempuan seperti Sarai (kemudian disebut Sara) sebagai istri Abraham, Ribka sebagai istri Ishak, Lea dan Rahel sebagai istri Yakub, Zipora sebagai istri Musa serta Miryam, saudara perempuan Musa dan Harun. Namun tetap saja nama mereka hanya sekedar hiasan untuk menunjukkan kepemimpinan dan kepahlawanan para laki-laki. Kaum perempuan memegang peranan di latar belakang saja. Para pria selalu merindukan kehadiran perempuan di sisi mereka, untuk dijadikan istri yang ideal yang melahirkan anak-anak dalam keluarga. Setiap ibu di dalam keluarga bangsa Israel dituntut untuk mengajar putrinya supaya mahir mengurusi keperluan rumah tangga, rajin, jujur, setia, suka mengalah, bagaimana mengabdi kepada calon suami dan berbagai keterampilan lainnya. Peran sebagai ibu rumah tangga bukanlah peran yang mudah dan ringan. Seorang ibu yang hendak melahirkan anaknya harus mengalami pengalaman susah payah seperti yang telah diingatkan kepada Hawa, dan itu juga mengandung resiko meninggal dunia pada waktu proses kelahiran itu berlangsung. 4 3 M. Nur Widi, Eklesiologi ardas Keuskupan Agung Semarang, Yogyakarta:Kanisius, 2009, 126 4 Wilson Nadeak, Perempuan-Perempuan Pemberani, Bandung:Lembaga Literatur Baptis, 2005, 10-11

Para penulis Alkitab menempatkan perempuan pada posisi yang sentral dalam keluarga. Perempuan ditempatkan pada pusat keluarga sebagai penjaga keluarga dan menjadi ibu yang melahirkan anak, membesarkan mereka, dan mengurusi segala tetek bengek keperluan hidup sehari-hari. Kaum perempuan melaksanakan keputusankeputusan yang dibuat dan dirancang kaum lelaki, karena pada hakikatnya mereka tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan itu. Begitulah hasil pergulatan hidup dalam sistem kekeluargaan yang patriarkhal, saat kaum pria menjadi dominan dan menentukan garis keturunan, perempuan berperan sebagai penjaga gawang. 5 Namun ada hal menarik dalam sejarah patriarkhi bangsa Israel. Alkitab mencatat nama-nama perempuan Israel yang turut mengukir sejarah bangsa Israel di samping nama-nama istri dari Bapa Leluhur mereka. Beberapa nama yang mungkin familiar bagi kita yang pernah membacanya. Sebut saja Tamar, Debora, Rut, Batsyeba, Ester, Maria, Elizabet, Lidia, Priskila dan masih banyak lagi nama-nama yang lain. Di antara namanama ini, ada yang menonjol dan mengundang rasa ingin tahu yang mendalam, karena namanya muncul di antara nama para hakim yang memimpin bangsa Israel pada saat bangsa itu baru terbentuk. Menariknya ia sebagai pemimpin bukan karena ketenaran nama orang lelaki terdekatnya/suaminya melainkan karena kecakapannya sendiri, ia diakui sebagai satu-satunya hakim perempuan dalam Alkitab dan dalam sejarah bangsa Israel. Hakim perempuan yang menjadi sorotan itu ialah Debora, perempuan yang diakui sehingga dijadikan pemimpin dalam kehidupan patriarkhi bangsa Israel di zamannya. Tak dapat dipungkiri hal ini mengundang suatu rasa penasaran untuk mengungkapkan kenyataan dibalik diakuinya seorang perempuan menjadi pemimpin 5 ibid, 5

suatu bangsa yang menganut budaya patriarkhi yang kental di masa yang lampau. Jika dilihat dari kebudayaan patriarkhi yang telah mengakar dalam bangsa Israel sepertinya mereka tidak mungkin mengakui perempuan sebagai pemimpin namun perlakuan kepada Debora dengan mengakuinya sebagai pemimpin mengisyaratkan bahwa bangsa Israel tidak begitu fanatik dengan budaya patriarkhinya dengan memarjinalisasi perempuan sebagai kelas dua yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Kesediaan bangsa Israel diwakili Barak yang mengakui pentingnya peran Debora untuk turut maju dalam perang melawan pasukan Sisera. Di sisi lain, pengakuan ini dapat dikatakan mempunyai landasan teologis karena bangsa Israel saat itu merupakan Negara Teokrasi sehingga siapapun yang ditunjuk oleh Tuhan sebagai pemimpin mereka akan selalu mendapat pengakuan tanpa memandang latar belakang suku maupun gender. Terbukti hakim Debora dengan statusnya sebagai seorang perempuan, diakui peranannya dalam kehidupan bangsa Israel. Oleh karena itu tulisan ini diberi judul, Hakim Debora (Studi Pustaka terhadap Peran Hakim Debora dalam Kehidupan Patriarkhi Bangsa Israel) 1.2. Perumusan Masalah Dengan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana peranan Hakim perempuan Debora dalam kehidupan patriarkhi bangsa Israel? b. Mengapa Bangsa Israel mengakui seorang perempuan sebagai pemimpinnya meskipun mereka bertatanan patriarkhi?

1.3. Batasan Masalah Dengan rumusan masalah di atas maka tulisan ini diberikan batasan masalah terhadap peranan Hakim Debora yang mencakup tiga hal yaitu peranan sebagai seorang nabiah, seorang hakim dan seorang pemimpin militer. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk a. mendeskripsikan peran Debora di tengah-tengah kehidupan bangsa Israel b. mendeskripsikan alasan Bangsa Israel mengakui Debora sebagai hakim 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yakni : Secara teoritis, tulisan ini sebagai kontribusi dalam ilmu pendidikan Teologi berkaitan dengan mengkaji peranan hakim Debora sebagai satu-satunya hakim perempuan yang diakui dalam kehidupan bangsa Israel yang sangat kental dengan budaya patriarkhi serta sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai peranan-peranan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Secara praktis, tulisan ini ingin menyatakan bahwa perempuan bisa berperan dalam mengambil keputusan bahkan bisa menjadi pemimpin yang baik bagi suatu kelompok sosial yang berbudaya patriakhi dengan tidak mempermasalahkan status gender. 1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang saya gunakan untuk membantu penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dengan studi pustaka yakni membaca dan mempelajari sumber kepustakaan yang ada dan berkaitan dengan masalah penelitian sebagai referensi yang mendukung penganalisisan data. Teori untuk mendeskripsikan budaya patriarkhi dalam

bangsa Israel dengan teori patriarkhi, teori kepemimpinan partnership untuk menjelaskan kepemimpinan yang terjalin antara Debora dan Barak serta teori feminis liberal. Sumber data yang saya pakai dalam penelitian ini ialah sumber kepustakaan dengan menggunakan data sekunder yang meliputi Alkitab, teks/ buku ajar, jurnal dan internet. Sistematika Penulisan : Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang penulisan, perumusan masalah,batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Pembahasan mengenai teori-teori yang dipakai untuk membuat tulisan ini antara lain teori patriarkhi dari sudut pandang antropologis, sosiologis dan teologis; teori kepemimpinan partnership (bermitra); teori feminisme liberal; budaya patriarkhi Israel Bab III Debora dalam Kehidupan Bangsa Israel Pembahasan mengenai peran Debora dalam lingkup sosial dan agama serta dalam perang antara Israel dengan Kanaan Bab IV Pengakuan Terhadap Debora Pembahasan mengenai pengakuan atas peran Debora sebagai perempuan dalam bangsa Israel yang merupakan masyarakat patriarkhal Bab V Penutup Berisi kesimpulan dan saran