Caroline Paskarina. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI SINTANG TAHUN 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014

DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI

BAB IV HUBUNGAN GOLPUT DALAM PEMILU MENURUT ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU

PETUNJUK PELAKSANAAN RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) RELAWAN PILGUB DKI SI MONAS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

AMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK. LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

KARTELISASI POLITIK PILKADA LANGSUNG

OLEH : DR. SURANTO DOSEN JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UMY

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

SEJUTA RELAWAN GERAKAN PENGAWAS PEMILU POKJANAS GERAKAN SEJUTA RELAWAN PENGAWAS PEMILU BADAN PENGAWAS PEMILU REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH ISLAM. Membangun Kesadaran Politik Umat Menghadapi PEMILU

Dewi Masita Umar, NIM: ,**Jusdin Puluhulawa., SH, M.Si***Dr.Udin Hamim, S.Pd.,SH, M.Si, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor Penyabab Masyarakat Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

BAB I PENDAHULUAN. penguatan, partisipasi dan kemandirian rakyat lewat proses-proses yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah

BAB V KESIMPULA DA SARA

PAKTA INTEGRITAS PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab V, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan terkait dengan fokus

Pemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama.

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

BAB II LANDASAN TEORI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia telah memasuki tahapan baru berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Aktor Dalam Perspektif Demokrasi Lokal. penting untuk dilakukan mengingat dua hal : Pertama, dalam kaitannya

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RELAWAN DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung. Oleh karena itu, dalam pengertian modern, demokrasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan

PILEG 2014 PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

POLITIK LOKAL dan PEMILUKADA ANDHYKA MUTTAQIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

Mewujudkan Pemilu 2014 Sebagai Pemilu Demokratis

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

Solusi Atas Isu Politik Tentang Calon Independen dan Ajakan Golput dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2008

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

Transkripsi:

Caroline Paskarina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Pemilu itu Apa? Secara prosedural, pemilu adalah mekanisme untuk melakukan seleksi dan rotasi kepemimpinan politik Secara substantif, pemilu merupakan manifestasi dari kedaulatan rakyat yang menempatkan rakyat sebagai penentu utama dalam sirkulasi kekuasaan Pemilu menjadi media bagi rakyat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah selama 5 tahun, dan menunjukkan apakah mereka puas atau tidak dengan kinerja tsb Pemilu yang demokratis adalah pemilu yang berhasil mewujudkan nilai kompetisi dan partisipasi secara terbuka, jujur, j dan adil

Apakah Pemilu otomatis Menghasilkan Pemerintahan yang Baik? Tidak ada jaminan bahwa pemilu akan menghasilkan pemerintahan yang lebih baik Namun, melalui pemilu, rakyat punya peluang untuk memilih calon pemimpin yang terbaik di antara berbagai pilihan calon Karena itu, agar pemilu berhasil diperlukan dukungan sistem, prosedur (aturan main), dan kesadaran politik yang otonom, sehingga rakyat sungguhsungguh dapat melakukan proses seleksi kepemimpinan yang baik

Bagaimana cara memilih yang baik? Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang para calon periksa track record Pertimbangkan siapa yang layak dipilih ilih tentukan t kriteria pemimpin yang Kristiani (takut akan Tuhan, setia, bisa dipercaya, dst) Manfaatkan hak suara dengan optimal pilih yang sesuai hati nurani

Kriteria Pemimpin Kristiani Kompetensi seorang individu pemimpin Kristen adalah anugerah Allah (Yoh. 15:16 17: Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama Ku, diberikan Nya kepadamu), di mana semua faktor kapasitas kepemimpinan hanya ada karena dia menemukan dirinya ada karena dan di dalam Tuhan (Ef. 2:6 10; 2Tim. 3:14 17 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini). Di sisi lain, kompetensi adalah tanggung jawab anugerah untuk menghidupi hd anugerah di atas dengan seluruh aspek secara nyata dan ajeg (Ams. 3:1 15; Fil. 2:2 18; 4:8 9). Setelah itu, kompetensi tidak tda perlu dtu dituntut, tut, ia akan a ada dan yang kompeten akan diakui kompeten bila dihidupi serta dibagi secara ajeg dalam upaya memimpin oleh pemimpin itu sendiri.

Bagaimana bila tidak ada pilihan yang sesuai? Tetap Memilih, tapi tidak yakin ATAU Tidak Memilih

Tipologi Golput Golput ideologis Golput yang dilatarbelakangi sikap penolakan atas apapun pp produk kekuasaan khususnya dan sistem sosial politik pada umumnya. Ancaman golput ideologis dimungkinkan lahir dari kalangan masyarakat berpengetahuan wacana sosial politik Golput politik Dilakukan akibat pilihan pilihan politik. Golongan ini adalah masyarakat yang pada umumnya terjebak pada lingkaran alienasi, yaitu perasaan terasingkan dari politik atau pemerintahan. Muncul kelompok ini bisa lahir dari kalangan kaum politisi yang gagal dalam merebut posisi tertentu dalam politik Golput pragmatis Muncul berdasarkan kalkulasi rasional bahwa aktivitas memilih tidak akan berdampak lebih baik pada diri i pemilih Sumber: Agus Riewanto (2008)

Faktor Penyebab Tingginya Golput Faktor administratif Banyak pemilih yang tidak terdaftar Tidak ada basis data kependudukan yang valid dan up to date Tidak ada kewajiban untuk memberikan suara Faktor politis i Golput merupakan pilihan politik untuk menunjukkan ketidakpuasan terhadap parpol/calon p yang diajukan Apatisme bahwa pilgub tidak akan berdampak signifikan terhadap perbaikan kesejahteraan dan praktik pemerintahan yang lebih baik Faktor ekonomi Lebih memilih bekerja dibanding datang ke TPS, terutama di kalangan pekerja yang memperoleh upah secara harian

Golput dan Demokrasi Demokrasi tidak melegalkan seseorang untuk tidak memilih, melainkan membebaskan orang untuk menentukan pilihannya Golput yang dilakukan dengan sengaja sebagai tindakan pembakangan sipil (civil of dissident) mengindikasikan surutnya kepercayaan masyarakat kepada negara, yang berarti bertentangan dengan semangat demokrasi Fenomena ini terjadi sebagai akibat dari democracy error, yakni pertumbuhan demokratisasi yang tidak seimbang dalam berbagai bidang, sehingga mengiring masyarakat bertindak antipati terhadap aktivitas politik dan agenda demokrasi Demokratisasi di bidang politik sangat pesat berkembang, tapi gagal membawa kesejahteraan dalam kehidupan sehari hari masyarakat Demokrasi direduksi menjadi ajang kompetisi perebutan kekuasaan, bukan pencapaian kesejahteraan bersama

Konsekuensi Golput Dengan menjadi golput, artinya melepaskan hak sebagai warga negara untuk menentukan pemimpin dan arah masa depan dalam kehidupan bernegara Orang Kristen dituntut untuk bisa berperan prophetic p dalam bernegara, artinya, kita mesti bersikap kritis terhadap pemerintahan yang berjalan Ketika memilih menjadi golput, mesti ada alasan yang jelas dan bertanggung jawab Skli Sekalipun golput, tetap harus berperan aktif kif selama masa antara 5 tahun untuk tetap mengkritisi pemerintahan agar lebih baik

Fenomena Fatwa Haram Golput Panduan bagi umat Kristen tentang golput: Kisah Para Rasul 11:9 Akan tetapi t untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! I Timotius 4:4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur

Menyikapi Golput Bersikap kritis terhadap eksploitasi wacana golput Siapa yang paling berkepentingan dengan penurunan golput? Elit atau massa? Apakah golput itu sesuatu yang berpotensi merusak stabilitas atau semata ekspresi kekecewaan publik? Apakah golput itu kemunduran dalam berdemokrasi atau kemajuan karena mencerminkan bahwa masyarakat sudah mulai bersikap rasional dan kritis? Meningkatnya golput sebagian besar disebabkan kejenuhan dan kekecewaan karena praktik politik tidak berkorelasi dengan perbaikan kehidupan seharihari Karena itu, yang perlu dilakukan adalah mengatasi kesenjangan ini, bukan dengan menggunakan pendekatan represif untuk memaksa rakyat memberi suara Parpol perlu melakukan pembenahan dalam mekanisme rekrutmen caleg dan kinerja partainya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat

Kesimpulan Praktik demokrasi tak bisa hanya diprosedurkan setiap lima tahun sekali melalui pemilu atau pilkada. Proses demokratisasi terus berlanjut setiap hari, melalui perluasan partisipasi rakyat dan penguatan kapasitas institusi perwakilan (parpol, DPRD, DPD, DPR, LSM). Karena itu, upaya yang harus dilakukan meliputi: Menumbuhkan kultur demokrasi di kalangan elit maupun massa/warga melalui pendidikan politik kewargaan (civic education) ) yang kritis yang dapat menyadarkan akan hak hak dan kewajiban sebagai warga. Rule of law dan penegakan hukum yang tegas dan tidak diskriminatif, sehingga ada kepastian dan ketegasan aturan main serta agar trust (kepercayaan) publik dapat dipulihkan dan legitimasi i i pemerintah dapat diperkuat. Menumbuhkan moral hazard dan etika dalam praktik politik, pemerintahan, dan pembangunan melalui pengawasan yang efektif

Disampaikan pada Diskusi Sosial Politik Persekutuan Mahasiswa Kristen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Diselenggarakan oleh PMK FISIP Unpad, di Jatinangor, 2 Maret 2009