BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa: rendah, kecuali PT. Aneka Tambang Tbk. Current Rasio tahun 2013 di bawah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan siklus ekonomi menyebabkan dunia usaha terus mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat

BAB I PENDAHULUAN. modal mengalami suatu fenomena dimana pasar modal mulai menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberhasilan didalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perorangan atau lembaga dengan tujuan utamanya memaksimalkan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbisnis (unethical business practices) yang mengkibatkan timbulnya

2015 PENGARUH PROFITABILITAS DAN NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PT.TIMAH (PERSERO) DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Dengan berkembangnya dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Perkembangan pasar modal Indonesia Perusahaan Kapitalisasi Pasar

BAB I PENDAHULUAN. utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran. memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993:4).

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu. aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa.

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. dividen dan menambah capital gain dari investasi yang di tanamkan.

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum melakukan penilaian yang baik terhadap emiten. Pada umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan persaingan yang begitu ketat dan kompeten, hal ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

: Firah Dite Oktavianty NPM :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian indonesia artinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Krisis perekonomian global yang terjadi memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh hingga 13,4 persen. Aktivitas investasi diperkirakan akan terus naik meski

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, para pimpinan perusahaan menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyajikan informasi akuntasi mengenai kegiatan operasi perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. investor. Sebagai institusi pencipta kekayaan (wealth creating institution), perusahaan mampu beroperasi dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. industri mempunyai tujuan yang utama yaitu untuk mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Arisyi F.Raz, Tamarind, Dea Artikasih, Syalinda Citra 2012)

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

BAB I PENDAHULUAN. tembaga, dan emas) (Devi & Prayogo, 2013). Selain itu, Indonesia dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Perusahaan mempunyai tujuan yang telah ditetapkan, karena dengan tujuan itulah akan mengarahkan seluruh aktivitas dan dapat dijadikan tolok ukur efektivitas kegiatan tersebut dan pencapaiannya dengan memaksimalkan faktor produksi yang antara lain man, material, machines, method, money, market dan morale. Menurut UU no.3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Pengertian dari terus-menerus berarti kegiatan usaha dilakukan sebagai mata pencaharian, tidak insidental dan bukan pekerjaan sambilan, sedangkan yang dimaksudkan dengan bersifat tetap ialah kegiatan usaha yang dilaksanakan tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, 1

2 tetapi untuk jangka waktu yang lama. Tujuan ekonomis, berkenaan dengan upaya perusahaan mempertahankan eksistensinya, antara lain adalah dengan menciptakan laba. Ada 2 (dua) jenis perusahaan ditinjau dari sudut kepemilikannya, yaitu: (1) perusahaan yang dimiliki oleh pihak swasta, yang bertujuan murni mencari keuntungan, dan perusahaan yang dimiliki negara yang disebut Badan usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003, Pasal 1 dijelaskan bahwa Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Demikian pula dengan Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima pulu satu persen) sahamnya dimilik oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Untuk memperluas pemilikan saham dapat dilakukan Privatisasi yaitu penjualan saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. Pemerintah sangat berkepentingan mendirikan BUMN, sesuai UURI No.19 Tahun 2003 pasal 2, dijelaskan bahwa maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah:

3 (a) memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khusunya; (b) mengejar keuntungan; (c) menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barangdan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; (d) menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; dan (e) turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat, dan kegiatan BUMN ini harus sesuai dengan maksud dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Demikian pula halnya dengan perusahaan-perusahaan milik negara, di sektor pertambangan, sub sektor Pertambangan Logam dan Mineral, khususnya antara lain perusahaan PT. Aneka Tambang Indonesia Tbk., dan PT. Timah (Persero) Tbk., begitu pula dengan perusahaan yang dimiliki pihak swasta,seperti PT.Cita Mineral Investindo Tbk., PT.Central Omega Resources Tbk, PT.Vale Indonesia Tbk., dan PT. SMR UtamaTbk. PT.Aneka Tambang Tbk., bergerak di sektor pertambangan, sub sektor Pertambangan Logam dan Mineral, merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah go public (terdaftar di Bursa Efek Indonesia Jakarta).

4 Tujuan PT.Aneka Tambang Tbk., saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha pertumbuhan guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Dari Koran Tempo yang terbit pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2013, dengan head line yang berbunyi bursa Indonesia goyang, menjelaskan bahwa kemarin ( Selasa, 20 Agustus 2013) indeks harga saham gabungan kembali turun, 3,21 persen ke level 4.174, pelemahan ini juga menimpa saham-saham badan usaha milik negara. Dari 17 perusahaan pelat merah (BUMN) yang tercatat di pasar saham, hanya bank Mandiri yang kemarin memiliki rapor biru. Dari data yang diolah Tempo, transaksi perusahaan-perusahaan tersebut turun mulai 0,7 hingga 6,4 persen. Akibatnya, nilai kapitalisasi pasarnya menyusut hingga Rp 31,7 triliun dibanding perdagangan se hari sebelumnya. PT. Perusahaan Gas Negara adalah emiten yang nilai kapitalisasinya menurun paling besar, hingga Rp 8,484 triliun. Ketika pembukaan, saham perusahaan itu dibuka dengan harga Rp 5.450 per lembar. Angka ini menurun menjadi Rp 5.100 pada saat penutupan bursa.. Perusahaan-perusahaan negara lainnya yang pelemahannya cukup tinggi adalah PT Bank Rakyat Indonesia, dan PT. Jasa Marga. Nilai pasar badan-badan usaha negara ini turun lebih dari Rp 3 triliun. Sedangkan pelemahan yang paling kecil dalam PT. Perusahaan senilai Rp 48,4 miliar.

5 Waktu berkurang cukup besar, penurunan kapitalisasi pasar saham dalam perdagangan kemarin tidak lebih buruk dari pada hari sebelumnya. Senin lalu tidak ada satupun gerak perusahaan negara yang menanjak, tak terkecuali PT Bank Mandiri. Penurunan semua perusahaan BUMN mencapai Rp 205,34 triliun. Berikut ini peneliti sajikan tabel yang menggambarkan saham-saham badan usaha milik negara yang memperlihatkan turun tajam seiring dengan pelemahan indeks harga saham gabungan, kemarin Selasa 20 Agustus 2013, hanya bank Mandiri yang menguat. Tabel 1.1 Sepuluh Perusahaan BUMN yang nilai kapitalisasinya paling buruk Perusahaan PT.Telekom u - n i k a s i Indonesia P T. B a n k R a k y a t Indonesia P T. Perusahaan Gas Negara PT. Semen Indonesia PT Bank N e g a r a Indonesia Harga (Rp/Saham ) Penurun -an Persentase (penuruna n) Saham Terdaftar (Juta lembar) Penurunan kapitalisas ipasar (RpM) 10.400 200 1,89 20,159 4,032 6.850 300 4,2 24,422 7.326 5.100 350 6,42 24,241 8,484 12.450 650 4,96 5,931 3.855 3,70 175 4,52 18,462 3,231

6 PT. Jasa 5,750 150 2,54 6.800 1.020 Marga P T. B u k i t 10.50 650 6,07 2.304 1.498 Asam P T. A n e ka 1.210 60 4,72 9.538 572 Tambang PT.Wijaya 1.870 50 2,6 6.139 307 Karya PT.Waskita Karya 640 30 4,48 9.632 288 Sumber: Koran Tempo, Rabu, 21 Agustus 2013 Dari tabel tersebut di atas, yang menjelaskan perusahaan BUMN yang nilai kapitalisasinya paling buruk ini terdapat pula PT. Aneka Tambang, yang nilai kaptalisasinya menurun sebesar Rp 572 miliar. Data tersebut memperlihatkan kondisi PT Aneka Tambang Tbk., dalam tahun 2013, dimana perusahaan tersebut termasuk pula pada penurunan Sepuluh Perusahaan BUMN yang nilai kapitalisasinya paling buruk. Pada tahun 2014, seperti kebanyakan perusahaan tambang lainnya yang mencatatkan lambatnya pertumbuhan kinerja keuangan akibat harga komoditas dunia yang masih tertekan, juga dialami PT. Aneka Tambang Tbk.. Tercatat perusahaan tambang plat merah ini membukukan rugi sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 775,28 miliar, dibandingkan posisi untung di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp410,13 miliar ( www.neraca.co.id/article/52186/payah-antm-bukukan-rugi-rp77528-miliar ). Akibat

7 meruginya perusahaan maka pada hari Selasa, tanggal 31 Maret 2015, Direktur Utama PT.Aneka Tambang menyatakan perseroan menunda membagikan dividen kepada pemegang saham. Dengan adanya penundaan dalam pembagian deviden, ini memberikan sinyal bahwa perusahaan mulai menampakkan kesulitan keuangan (financial distress), dan apabila tidak segera diatasi secara serius akan mengakibatkan pada kebangkrutan. Selain PT.Aneka Tambang Tbk., perlu pula kiranya dengan perusahaan penghasil bahan baku yang berusaha di bidang sub sektor Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya, khususnya perusahaan milik Negara (BUMN) seperti PT. Timah (Persero) Tbk, karena perusahaan BUMN akan membantu menambah pendapatan pemerintah. Kebangkrutan atau kerpailitan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba sesuai tujuan utamanya yaitu meningkatkan laba. Sesuai Undang-Undang RI No.4 tahun 1998 tidak secara jelas apa yang dimaksudkan dengan kepailitan, tetapi hanya menyebutkan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengandilan baik atas permohonannya sendiri maupun atas permintaan seseorang atau lebih krediturnya. Untuk dapat mengetahui tanda-tanda kebangkrutan dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya atau

8 dengan suatu model perumusan yang dapat memprediksi, atau sinyal-sinyal yang menandakan bahwa kemungkinan pada kemudian hari perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan keuangan yang mungkin juga kebangkrutan. Pada suatu perusahaan go-publik laporan keuangan sangat penting. Laporan keuangan tersebut yang nantinya akan bermanfaat untuk pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. Informasi akuntansi ditujukan khusus bagi pemakai eksternal, umumnya adalah pihak investor dan kreditor (Hanafi: 2012, 6). Analisis laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk mengetahui kesehatan atau kondisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah dilaksanakan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis tersebut adalah model analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, salah satu sumber utamanya adalah melihat laporan keuangan perusahaan yaitu neraca dan laporan laba rugi. Secara umum kinerja suatu perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. Analisis laporan keuangan hanya menekankan pada satu aspek keuangan saja. Hal tersebut menjadikan kelemahan dari analisis laporan keuangan, maka dari itu memerlukan suatu alat analisis lain. Untuk mengatasi kekurangan dari analisis rasio, dapat dipergunakan alat analisis yang menghubungkan beberapa rasio sekaligus untuk menilai kondisi keuangan perusahaan, khususnya yang menyangkut prediksi kondisi

9 akan kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis kebangkrutan penting dilakukan dengan pertimbangan, kebangkrutan suatu perusahaan terbuka (go public), karena apabila perusahaan tersebut benar-benar menjadi bangkrut akan merugikan banyak pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah, investor yang berinvestasi dalam bentuk saham maupun obilgasi, kreditur yang dirugikan karena terjadinya gagal bayar (default), karyawan perusahaannya, karena akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, serta manajemen perusahaan sendiri. Analisis kebangkrutan yang sering digunakan, selain Analisis Z-Score model Altman, juga model Springate dan model Zmijewski. Analisis kebangkrutan tersebut dikenal karena selain caranya mudah keakuratan dalam memprediksi kebangkrutannya-pun cukup akurat. Analisis kebangkrutan tersebut dilakukan untuk meprediksi suatu perusahaan sebagai penilaian dan pertimbangan akan suatu kondisi perusahaan. Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak yang berkepentingan tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan atau tidak pada waktu yang akan datang. Bagi pemilik perusahaan dan dapat digunakan untuk memutuskan apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya diperusahaan tersebut atau menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya di tempat yang lain. Sedangkan bagi pihak yang berada di luar perusahaan khususnya para kreditor untuk menilai kondisi keuangan dan hasil operasi

10 perusahaan saat dimasa lalu saat ini dan sebagai pedoman mengenai kinerja perusahaan di masa akan datang, dimana perusahaan tersebut apakah akan berpotensi bangkrut atau tidak, sehingga kreditor tersebut dapat memutuskan dalam menempatkan uangnya. Potensi kebangkrutan diprediksi dengan melakukan perhitungan dengan skor yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan, tetapi kebangkrutan tersebut belum terjadi, karena perusahaan masih berdiri dan beroperasi sehingga pimpinan perusahaan masih dapat melakukan kebijakan untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan.. Dari fenomena yang telah diuraikan di atas, menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian pada Sub Sektor Pertambangan Logam & Mineral Lainnya. dengan judul penelitian Kinerja Keuangan dan Prediksi Risiko Kebangkrutan pada Perusahaan di Sub Sektor Pertambangan Logam dan Mineral lainnya di Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan Terpilih yang terdaftar di BEI periode 2009-2013) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah: 1) Bagaimana kinerja perusahaaan PT Aneka Tambang Tbk, PT. Central Omega Resources Tbk., PT.Vale Indonesia Tbk., PT. SMR Utama Tbk, dan

11 PT.Timah (Persero) Tbk. periode tahun 2009-2013, dari sudut Likuiditas, Efisiensi Modal Kerja Bersih, Solvabilitas, dan Profitabilitas. 2) Bagaimana hasil analisis kebangkrutan dengan menggunakan model Springate dan Zmijewski pada PT Aneka Tambang Tbk., Central Omega Resources Tbk., PT. Vale Indonesia Tbk., PT. SMR Utama Tbk, dan PT.Timah (Persero) Tbk., selama periode tahun 2009-2013. 3) Apakah terdapat hubungan antara rasio kinerja keuangan dengan prediksi kebangkrutan model Springate begitu pula dengan prediksi kebangkrutan model Zmijewski. 3).2 Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini memiliki maksud dan tujuan: 3).2.1 Maksud Maksud dari penelitian ini adalah:

12 1) Mengukur sampai sejauh mana kinerja perusahaan yang diteliti, serta tingkat efisiensi aktivitas dari investasi modal kerja perusahaan yang diteliti selama periode tahun 2009-2013. 2) Mengukur prediksi risiko kebangkrutan pada perusahaan yang diteliti selama periode tahun 2009-2013. 3) Mengukur besarnya hubungan antara rasio-rasio kinerja keuangan perusahaan dengan prediksi kemungkinan kebangkrutan model Springate dan juga model Zmijewski. 3).2.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui posisi likuiditas, solvabiitas, profitabilitas, dan efisiensi investasi modal kerja (aktivitas), perusahaaan PT Aneka Tambang PT. Central Omega Resources Tbk., PT. Vale Indonesia Tbk., PT. SMR UtamaTbk, dan PT.Timah (Persero) dalam periode tahun 2009-2013. 2) Untuk mengetahui hasil prediksi risiko kebangkrutan dari model Skor-S Springate dan Skor-X Zmijewski, pada perusahaan yang diteliti. 3) Untuk mengetahui hubungan antara rasio-rasio kinerja keuangan perusahaan dengan prediksi kesulitan keuangan (atau kebangkrutan) model Springate dan

13 juga dengan model Zmijewski pada perusahaan PT Aneka Tambang Tbk., PT. Central Omega Resources Tbk., PT. Vale Indonesia Tbk., PT. SMR UtamaTbk, dan PT.Timah Tbk.,(Persero) periode tahun 2009-2013. 1.4. Kegunaan Penlitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1) Dunia penelitian dan akademis Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan atau literatur dan referensi untuk karya ilmiiah ataupun penelitian selanjutnya. 2) Peneliti Menambah pengetahuan dan pemahaman dalam penggunaan analisis rasio keuangan dalam memprediksi tingkat kesehatan perusahaan, serta Model Prediksi Kebangkrutan dari Springate, dan Zmijewski 3) Pihak Perusahaan Dapat digunakan sebagai acuan, bahan pertimbangan dan penilaian tingkat kesehatan atau prediksi kemungkinan kebangkrutan perusahaan, serta dapat dijadikan bahan eveluasi perusahaan untuk penentuan kebijakan perusahaan pada masa yang akan datang.

14 4) Pihak Lainnya Pihak lainnya seperti investor hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi.