Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter Size dan Bobot Lahir Keturunannya

dokumen-dokumen yang mirip
Performan Anak Babi Silangan Berdasarkan Paritas Induknya

PARAMETER GENETIK PERFORMANS BABI SILANGAN

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DANKOMPONEN RAGAM SIFAT PERTUMBUHAN PADA BANGSA BABI YORKSHIRE

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Penampilan Reproduksi Induk Babi Landrace yang Dipelihara Secara Intensif di Kabupaten Badung

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM SIFAT PERTUMBUHAN PADA BANGSA BABI LANDRACE

TINJAUAN PUSTAKA. yang cepat, jumlah anak per kelahiran (littersize) yang tinggi dan efisiensi

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

PARAMETER GENETIK: Pengantar heritabilitas dan ripitabilitas

PERFORMAN ANAK BABI SILANGAN BERDASARKAN PEJANTAN DAN PARITAS INDUKNYA. Jurusan/Program Studi Peternakan

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KORELASI SIFAT BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN LITTER SIZE PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE, LOKAL DAN PERSILANGAN

LABORATORIUM PEMULIAAN DAN BIOMETRIKA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADAJARAN JATINANGOR 2009

KEMAJUAN GENETIK SAPI LOKAL BERDASARKAN SELEKSI DAN PERKAWINAN TERPILIH

ESTIMASI NILAI HERITABILITAS BERAT LAHIR, SAPIH, DAN UMUR SATU TAHUN PADA SAPI BALI DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI BALI

ESTIMASI HERITABILITAS SIFAT PERTUMBUHAN DOMBA EKOR GEMUK DI UNIT HERITABILITY ESTIMATION OF GROWTH TRAITS OF FAT TAILED SHEEP AT UNIT

ESTIMATION OF GENETIC PARAMETERS, GENETIC AND PHENOTYPIC CORRELATION ON MADURA CATTLE. Karnaen Faculty of Animal Husbandry University of Padjadjaran

SKRIPSI OLEH : RINALDI

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN SISTEM PEMELIHARAAN TERHADAP KORELASI GENETIK BOBOT LAHIR DENGAN BOBOT DEWASA SAPI BALI

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM KAMBING KACANG

TINJAUAN PUSTAKA. Kelas: Mammalia, Order: Artiodactyla, Genus: Sus,Spesies: Sus scrofa, Sus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

Estimasi Nilai Heritabilitas Sifat Kuantitatif Sapi Aceh

NILAI HERITABILITAS DAN KORELASI GENETIK SIFAT PERTUMBUHAN DARI SILANGAN AYAM LOKAL DENGAN AYAM BANGKOK

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

ESTIMASI PARAMETER GENETIK SIFAT PERTUMBUHAN KAMBING BOERAWA DI KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

SELEKSI PEJANTAN BERDASARKAN NILAI PEMULIAAN PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DI LOKA PENELITIAN SAPI POTONG GRATI PASURUAN

THE EFFECT OF CROSSES HAMSTER CAMPBELL NORMAL WITH HAMSTER CAMPBELL PANDA AND PARENT AGE WHEN MATED TO THE APPEARANCE OF CHILDRENS PRODUCTION

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (tekstil) khusus untuk domba pengahasil bulu (wol) (Cahyono, 1998).

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

PERBANDINGAN KEBERHASILAN PERKAWINAN (IB) ANTARA BABI JANTAN DUROC DAN DUROC PIETRAIN DENGAN BETINA LANDRACE. Jurusan/Program Studi Peternakan

ESTIMASI POTENSI GENETIK SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DI TAURUS DAIRY FARM, CICURUG, SUKABUMI

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

Beberapa Kriteria Analisis Penduga Bobot Tetas dan Bobot Hidup Umur 12 Minggu dalam Seleksi Ayam Kampung

KERAGAMAN JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN BOBOT LAHIR BANGSA BABI GALUR MURNI AUSTRALIA

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK SIFAT-SIFAT PRODUKSI TELUR ITIK ALABIO

Pendugaan heritabilitas rill (realized heritability) dan kemajuan genetik produksi telur itik mojosari

Simulasi Uji Zuriat pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh (Progeny Test Simulation for Growth Traits in Aceh Cattle)

PENGARUH PENAMBAHAN KACANG KEDELAI ( Glycine max ) DALAM PAKAN TERHADAP POTENSI REPRODUKSI KELINCI BETINA NEW ZEALAND WHITE MENJELANG DIKAWINKAN

ESTIMASI NILAI PEMULIAAN DAN MOST PROBABLE PRODUCING ABILITY SIFAT PRODUKSI SAPI ACEH DI KECAMATAN INDRAPURI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN I.1.

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

FERTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR HASIL PERSILANGAN ANTARA PUYUH ASAL BENGKULU, PADANG DAN YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. Rataan sifat-sifat kuantitatif domba Priangan menurut hasil penelitian Heriyadi et al. (2002) terdapat pada Tabel 1.

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Sistem Pemeliharaan Domba di UPTD BPPTD Margawati

EFISIENSI RELATIF SELEKSI CATATAN BERULANG TERHADAP CATATAN TUNGGAL BOBOT BADAN PADA DOMBA PRIANGAN (Kasus di SPTD - Trijaya, Kuningan, Jawa Barat)

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

PENGARUH JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KINERJA ANAK DOMBA SAMPAI SAPIH. U. SURYADI Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Animalia, Famili: Leporidae, Subfamili: Leporine, Ordo:

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak

Pendugaan Nilai Heritabilitas Bobot Lahir dan Bobot Sapih Domba Garut Tipe Laga

Key words: Birth weight, Genetic correlation, Weaning weight.

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

NILAI PEMULIAAN. Bapak. Induk. Anak

Penyusunan Faktor Koreksi Produksi Susu Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

VI. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. Hasil estimasi heritabilitas calving interval dengan menggunakan korelasi

PENDUGAAN HERITABILITAS, KORELASI GENETIK DAN KORELASI FENOTIPIK SIFAT BOBOT BADAN PADA SAPI MADURA

MAKALAH PRODUKSI TERNAK DAN KAMBING. Seleksi dan Manfaat Untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak. Disusun Oleh : Kelompok 3.

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

Gambar 1. Produksi Susu Nasional ( ) Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2011)

Perbandingan Hasil Uji Performans Calon Induk (Heifer) Sapi Aceh dengan Metode Indeks Seleksi (IS) dan Nilai Pemuliaan (NP)

Analisis litter size, bobot lahir dan bobot sapih hasil perkawinan kawin alami dan inseminasi buatan kambing Boer dan Peranakan Etawah (PE)

Gambar 1. Grafik Populasi Sapi Perah Nasional Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011)

HUBUNGAN ANTARA PERIODE BERANAK DENGAN LITTER SIZE DAN BOBOT LAHIR ANAK BABI, DI PERUSAHAN PETERNAKAN BABI, KEDUNGBENDA, KEMANGKON PURBALINGGA

KOMPARASI ESTIMASI PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI BALI BERDASARKAN SELEKSI DIMENSI TUBUHNYA WARMADEWI, D.A DAN IGN BIDURA

SERVICE PER CONCEPTION (S/C) DAN CONCEPTION RATE (CR) SAPI PERANAKAN SIMMENTAL PADA PARITAS YANG BERBEDA DI KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

EFEKTIVITAS ANALISIS PERAGAM UNTUK MENGENDALIKAN GALAT PERCOBAAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN MATERI PERCOBAAN TERNAK BABI

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

SELEKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWA BERDASARKAN NILAI INDEKS PRODUKTIVITAS INDUK DI KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

HERITABILITAS KECEPATAN LARI DAN TINGGI BADAN ANAK KUDA PACU UMUR 2 TAHUN DENGAN METODE KORELASI DALAM KELAS (INTRACLAS CORELATION)

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

E. Kurnianto, S. Johari dan H. Kurniawan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Received July 3, 2007; Accepted November 1, 2007

Model Rekording dan Pengolahan Data untuk Program Seleksi Sapi Bali

KERAGAMAN KUANTITATIF

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN ANTARA PEJANTAN BOER DENGAN INDUK LOKAL (PE) PERIODE PRASAPIH

KETERANDALAN PITA DALTON UNTUK MENDUGA BOBOT HIDUP KERBAU LUMPUR, SAPI BALI DAN BABI PERSILANGAN LANDRACE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki

Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.3. No.2, Oktober 2004 : ( ) 115

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

Korelasi Genetik Pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh di Kecamatan Indrapuri Provinsi Aceh

KEMAJUAN SELEKSI BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH KELINCI (Oryctolagus cuniculus) REX DAN SATIN SKRIPSI DWI VENTRI DAMAYANTI

Prediksi Kemajuan dan Respon Seleksi Bobot Badan dan GenotipGH Induk Sapi PO

Analisis Ragam dan Peragam Bobot Badan Kambing Peranakan Etawa

Transkripsi:

Tropical Animal Husbandry Vol. (1), Januari 013: 8-33 ISSN 301-991 Estimasi Parameter Genetik Induk Babi Landrace Berdasarkan Sifat Litter Size dan Bobot Lahir Keturunannya K. Satriavi, Y. Wulandari, Y.B.P. Subagyo, R. Indreswari, Sunarto, S. Prastowo dan N. Widyas Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta 5716 Email: rysca1103@uns.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melakukan partisi terhadap varians dan mengestimasi nilai heritabilitas berdasarkan sifat litter size dan bobot lahir anak babi. Penelitian dilaksanakan di perusahaan babi CV. Adhi Farm Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan 3 ekor pejantan yang berasal dari bangsa Duroc, Landrace dan Hampshire serta babi betina dari bangsa Landrace. Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai heritabilitas diestimasi menggunakan analisis ragam dengan metode Rancangan Tersarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai varians genetik pejantan dan betina untuk sifat litter size sebesar 0,07 dan 0,95 sedangkan varians genetik pejantan dan betina untuk sifat bobot lahir sebesar 0,0 dan 0,03. Nilai heritabilitas pejantan, betina dan total litter size sebesar 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 dan 0,4 ± 0,06 sedangkan nilai heritabilitas pejantan, betina dan total bobot lahir sebesar 0,85 ± 0,0; 0,58 ± 0,01 dan 0,7 ± 0,0. Simpulan dari penelitian ini yaitu nilai heritabilitas litter size anak babi tergolong rendah karena kurang dari 0,3 sehingga tetua hanya mewariskan sifat sebesar 4% pada keturunannya. Heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi sehingga menunjukkan kemiripan yang besar antara tetua dengan keturunannya karena nilai yang diperoleh lebih dari 0,3. Kata Kunci : babi, litter size, bobot lahir, parameter genetik Estimation of Genetic Parameters in Landrace Sow Based on Litter Size and Birth Weight of the Offsprings ABSTRACT The aim of this study was to partition the variance and estimated heritability value based on litter size and birth weight of the offsprings. The study was done in pig breeding company CV. Adhi Farm in Kebakkramat, Karanganyar. This study used three boars from Duroc, Landrace and Hampshire with Landrace s sows. Estimated variance s value get from Means Square by analysis of variance and heritability estimated by analysis of variance with Nested Design. The results showed that value of sire and dam genetic variance for litter size trait were 0,07 and 0,95 even the value of sire and dam genetic variance for birth weight trait were 0,0 and 0,03. The value of sire, dam and total heritability for litter size trait were 0,05 ± 0,01; 0,43 ± 0,15 and 0,4 ± 0,06 even the value of sire, dam and total heritability for birth weight trait were 0,85 ± 0,0; 0,58 ± 0,01 and 0,7 ± 0,0. The conclusion of the study is the heritability value for litter size trait was include low category because less than 0,3 so it can be said that 4 percent only the litter size trait were inheritance from their parent but the heritability value for birth weight trait was high so it can showed as same as like their parents because the value more than 0,3. Key words: swine, litter size, birth weight, genetic parameters

PENDAHULUAN Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan ternak babi memiliki sifat dan kemampuan yang menguntungkan antara lain pertumbuhan yang cepat, jumlah anak per kelahiran (litter size) yang tinggi dan efisiensi ransum yang baik (75-80%) serta persentase karkas yang tinggi (65-80%). Usaha untuk meningkatkan produktivitas ternak babi tidak terlepas dari adanya program pemuliaan untuk meningkatkan kualitas genetik ternak. Produktivitas ternak ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Selain itu ditentukan oleh adanya interaksi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik dipengaruhi oleh susunan gen dan kromosom yang dimiliki oleh individu (Falconer dan Mackay, 1996). Pengaruh faktor genetik bersifat kasat mata sehingga pengamatan terhadap faktor genetik tidak dapat dilakukan secara langsung melainkan menggunakan sifat fenotip yang dapat diukur melalui parameter genetik. Parameter genetik yang dapat diestimasi diantaranya adalah varians genetik dan heritabilitas (angka pewarisan) dari ternak. Heritabilitas merupakan suatu konsep atau penjelasan yang memprediksi seberapa besar proporsi suatu sifat dalam tetua ternak yang dapat diturunkan pada anaknya. Litter size dan bobot lahir merupakan sifat kuantitatif yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga dapat dijadikan dasar untuk program pemuliaan yang lebih terarah (Sihombing, 1997). Salah satu fakta paling mencolok dalam bidang reproduksi adalah kesanggupan ternak dalam mewariskan sifatsifat khusus. Sekelompok babi dalam bangsa dan umur yang sama memiliki variasi pada sifat tertentu dan keseragaman untuk sifatsifat yang lain di antara individu dalam kelompok tersebut. Tetua sangat berpengaruh terhadap performan anak yang dilahirkan seperti litter size dan bobot lahir. Menurut Putro et al. (010) nilai estimasi heritabilitas bobot lahir babi tergolong tinggi yaitu sebesar 0,36±0,05 sedangkan Ferguson et al. (1985) menyatakan bahwa nilai heritabilitas litter size babi sebesar 0,1±0,14. Penelitian yang dilakukan Siewerdt et al. (1995) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan yang menyebabkan rendahnya nilai heritabilitas pada sifat litter size babi. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melakukan partisi varians serta mengestimasi heritabilitas tetua berdasarkan informasi data litter size dan bobot lahir anak babi. MATERI DAN METODE Materi Materi yang digunakan dalam penelitian adalah babi jantan, babi betina, anak babi serta recording perusahaan sebanyak 7 data induk babi. Babi jantan yang digunakan berjumlah 3 ekor berasal dari bangsa berbeda yaitu Duroc, Landrace dan Hampshire sedangkan babi betina berasal dari bangsa Landrace sebanyak 54 ekor. Penelitian dilaksanakan di perusahaan babi CV. Adhi Farm, Dukuh Sepreh, Desa Kemiri, Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Metode Tahap-tahap yang dilaksanakan pada penelitian adalah tiap ekor babi jantan dikawinkan dengan beberapa ekor babi betina dari bangsa Landrace sedangkan tiap betina hanya kawin dengan satu ekor pejantan. Perkawinan dilakukan dengan menggunakan sistem Inseminasi Buatan. Pada tahapan ini dilakukan pencatatan mengenai informasi betina yang melahirkan meliputi: identitas keturunan dan pejantan, umur serta paritas. Selain itu, dilakukan pencatatan bobot lahir anak babi serta data pejantan yang meliputi: identitas, bangsa, umur dan bobot badan. Data yang digunakan pada penelitian adalah litter size dan bobot lahir anak babi. Litter size berasal dari data recording dan pengamatan sehingga diperoleh data sebanyak 106 anak babi Estimasi Parameter Genetik Induk Babi (Satriavi et al.) 9

Tropical Animal Husbandry Vol. (1), Januari 013: 8-33 ISSN 301-991 sedangkan 168 data bobot babi berasal dari penimbangan anak babi sesaat setelah lahir. Nilai varians diperoleh berdasarkan Kuadrat Tengah dari analisis ragam sedangkan nilai heritabilitas dilakukan menggunakan analisis ragam dengan metode Rancangan Tersarang. Parameter yang diestimasi adalah varians genetik pejantan, varians genetik betina, heritabilitas pejantan, heritabilitas betina serta heritabilitas total. Varians genetik pejantan merupakan ragam genetik pejantan yang dihitung berdasarkan informasi dari litter size dan bobot lahir anak babi keturunannya sedangkan varians genetik betina merupakan estimasi atau pendugaan keragaman genetik pada induk babi berdasarkan informasi dari litter size dan bobot lahir anak babi keturunannya. Menurut Falconer dan Mackay (1996) rumus untuk menghitung varians genetik pejantan adalah σ s = KTs - KTd n KTs = kuadrat tengah pejantan KTd = kuadrat tengah pejantan (betina) n = jumlah paritas tiap pejantan Sedangkan untuk rumus varians genetik betina menurut Falconer dan Mackay (1996) adalah σ KTd KTw d = k σ d = varians genetik betina KTd = kuadrat tengah pejantan (betina) KTw = kuadrat tengah keturunan k = jumlah paritas tiap betina Heritabilitas pejantan yaitu estimasi nilai pewarisan sifat dari pejantan yang diturunkan pada anak-anaknya berdasarkan informasi litter size dan bobot lahir. Sama halnya dengan heritabilitas pejantan, heritabilitas betina merupakan estimasi nilai pewarisan sifat dari induk yang diturunkan pada anak-anaknya berdasarkan sifat litter size dan bobot lahir. Menurut Hardjosubroto (1994) dan Falconer dan Mackay (1996) rumus untuk heritabilitas pejantan dan betina adalah 4σ s s = σ s + σ d + σ w h h s = heritabilitas pejantan σ d = varians genetik betina σ w = varians keturunan 4σ d d = σ s + σ d + σ w h h d = heritabilitas betina σ d = varians genetik betina σ w = varians keturunan Heritabilitas total merupakan estimasi atau pendugaan nilai pewarisan total dari tetua yang diturunkan pada anakanaknya berdasarkan informasi litter size dan bobot lahir yang diakibatkan oleh pengaruh genetik. Rumus untuk heritabilitas total menurut Falconer dan Mackay (1996) yaitu [σ s + σ d] h total = σ s + σ d + σ w h total = heritabilitas total σ d = varians genetik betina σ w = varians keturunan Analisis Data Berdasarkan data litter size dan bobot lahir anak babi diperoleh parameter varians dan heritabilitas. Keseluruhan parameter tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif. 30 Tropical Animal Husbandry Vol. (1) 013

Tabel 1. Parameter genetik litter size dan bobot lahir babi Sumber Litter Size (n = 106) Bobot Lahir (n = 168) σ² σ² (%) h a) h b) σ² σ² (%) h a) h b) Pejantan 0,07 1,35 0,05±0,01 0,05±0,01 0,0 5 0,85±0,0 0,85±0,0 Pejantan 0,95 18,7 0,73±0,15 0,43±0,15 0,03 37,5 1,39±0,01 0,58±0,01 (betina) Keturunan 4,18 80,38 0,03 37,5 Total 5,0 100 0,39±0,06 0,4±0,06 0,08 100 1,1±0,0 0,7±0,0 Keterangan: a) Nilai heritabilitas sebelum pemisahan pengaruh lingkungan bersama (E c ) b) Nilai heritabilitas setelah pemisahan pengaruh lingkungan bersama (E c ) n) Jumlah data yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN Varians Genetik Litter Size Berdasarkan hasil analisis ragam dapat dilakukan pendugaan komponen ragam untuk sifat litter size babi. Perhitungan KT menunjukkan nilai varians litter size pada keturunan sebesar 4,18 (Tabel 1). Nilai varians pejantan dan betina yang tersarang pada pejantan diperoleh melalui perhitungan antara komponen ragam di dalamnya (Tabel 1). Nilai varians genetik litter size pada pejantan sebesar 0,07 yang dapat dikatakan varians pada sifat litter size dipengaruhi oleh varians dari pejantan sebesar 1,35% (Tabel 1) sedangkan varians genetik pada betina sebesar 0,95 sehingga dapat diartikan bahwa sifat fenotip litter size anak babi dipengaruhi oleh variasi dari betina sebesar 18,7% (Tabel 1). Terlihat dari hasil tersebut bahwa nilai varians genetik litter size pada betina lebih besar daripada nilai varians genetik pada pejantan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor betina memiliki proporsi pengaruh yang lebih besar daripada pejantan untuk sifat litter size babi. Krider dan Carrol (1971) menyatakan bahwa induk babi lebih memengaruhi sifat litter size yang diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat individu dari induk satu dengan induk yang lain memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan keturunan. Penelitian yang dilakukan Siewerdt et al. (1995) menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan yang menyebabkan rendahnya nilai heritabilitas pada sifat litter size anak babi sebagian besar disebabkan oleh performan induknya sehingga diperoleh tingginya keragaman induk dengan genetik yang berbeda pula. Varians Genetik Bobot Lahir Nilai varians genetik bobot lahir pada pejantan sebesar 0,0 (Tabel 1). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan varians pada sifat bobot lahir dipengaruhi oleh varians dari pejantan sebesar 5% (Tabel 1) dan varians genetik pada betina sebesar 0,03 sehingga dapat diartikan bahwa sifat fenotip bobot lahir anak babi dipengaruhi oleh variasi dari betina sebesar 37,5% (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa selain sifat litter size, betina juga memiliki proporsi pengaruh yang lebih besar daripada pejantan terhadap sifat bobot lahir babi. Gordon (008) juga menyatakan bahwa sifat performan anak babi banyak dipengaruhi oleh faktor induk seperti banyaknya sel telur yang dilepaskan indung telur, laju hidup embrio selama berkembang, laju pembuahan atau persentase sel telur yang dapat dibuahi dan dapat terus hidup, umur induk, paritas serta manajemen dan kemampuan kapasitas uterus induk. Heritabilitas Litter Size Nilai heritabilitas pada pejantan berdasarkan sifat litter size keturunannya sebesar 0,05±0,01 (Tabel 1). Hal ini menunjukkan angka heritabilitas yang rendah sehingga dapat diartikan bahwa ragam yang terlihat oleh faktor genetik hanya 0,05 yang disebabkan oleh warisan dari pejantan dan 0,95 disebabkan oleh Estimasi Parameter Genetik Induk Babi (Satriavi et al.) 31

Tropical Animal Husbandry Vol. (1), Januari 013: 8-33 ISSN 301-991 lingkungan. Warwick et al. (1984) menyatakan bahwa sifat seperti jumlah anak sekelahiran mempunyai nilai heritabilitas rendah dengan kisaran umum antara 0,05 sampai 0,15 yang menunjukkan bahwa sebagian besar keragaman disebabkan oleh lingkungan. Hardjosubroto (1994) menyatakan angka pewarisan dikatakan rendah apabila nilainya berkisar antara 0 sampai 0,1 dan dikatakan sedang atau intermedia apabila nilainya berkisar antara 0,1 sampai 0,3 sedangkan tergolong tinggi apabila nilai heritabilitas melebihi 0,3. Namun, tidak menuntut kemungkinan apabila nilai heritabilitas yang diperoleh dalam suatu penelitian melebihi kisaran yang telah ada. Hal ini dikarenakan adanya faktor lingkungan yang tidak bisa lepas dari suatu individu. Heritabilitas sifat pada betina dan heritabilitas total berdasarkan informasi dari litter size keturunannya adalah sebesar 0,73±0,15 dan 0,39±0,06 (Tabel 1). Angka heritabilitas ini tergolong tinggi karena lebih dari 0,3. Namun, angka heritabilitas ini tidak nyata karena masih terdapat faktor yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dari betina dan pengaruh dominansi dari genetik pejantan maupun betina. Falconer dan Mackay (1996) berpendapat adanya faktor maternal effect pada saat prenatal sebagai common environmental factor (faktor lingkungan bersama). Babi memiliki jumlah fetus yang banyak dalam satu kali kebuntingan. Fetus-fetus ini berbagi dalam lingkungan uterus yang sama sehingga ikut berkontribusi dalam sifat fenotip anak babi. Faktor genetik bukan satu-satunya alasan untuk menjamin kemiripan di antara saudara tetapi ada juga pengaruh keadaan lingkungan yang cenderung memengaruhinya. Jika sekelompok ternak dipelihara bersama-sama, mereka akan berbagi lingkungan yang sama. Hal ini dapat diartikan perbedaan di antara individu terjadi akibat kondisi lingkungan yang sama (σ Ec). Penelitian Gama dan Johnson (1993) serta Azzam et al. (1984) mengatakan bahwa maternal effect sebagai pengaruh lingkungan negatif pada performan sifat reproduksi seperti litter size. Pada jumlah anak sekelahiran yang tinggi, terdapat pengurangan sumber maternal effect untuk masing-masing anak babi serta pengaruh lingkungan yang sama dapat mengurangi proporsi jumlah anak sekelahiran. Hal ini mengakibatkan adanya korelasi genetik negatif di antara litter size induk dan anakanaknya meskipun korelasi negatif tersebut terjadi pada induk yang memiliki litter size tinggi (Siewerdt et al., 1995). Nilai heritabilitas sifat pada betina berdasarkan informasi dari litter size anak babi setelah dilakukan pemisahan pengaruh lingkungan bersama sebesar 0,43±0,15 (Tabel 1). Hal ini menunjukkan nilai heritabilitas yang lebih rendah daripada sebelumnya ketika belum dilakukan pemisahan pengaruh lingkungan yang sama sehingga dapat diartikan bahwa ragam sifat litter size yang terlihat oleh faktor genetik hanya 0,43 yang disebabkan oleh warisan betina dan sisanya disebabkan oleh pejantan dan lingkungan. Heritabilitas total untuk sifat litter size dari tetuanya sebesar 0,4±0,06 (Tabel 1). Hasil yang diperoleh ini lebih tinggi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferguson et al. (1985) maupun Irvin dan Swiger (1984) yang memperoleh nilai heritabilitas litter size babi masing-masing sebesar 0,1±0,14 dan 0,0±0,11. Menurut Putro et al. (010) nilai estimasi heritabilitas litter size babi sebesar 0,13±0,69. Heritabilitas litter size anak babi tergolong rendah. Hal ini dikarenakan terlalu bervariasinya jumlah anak per pejantan maupun jumlah anak per induk. Jumlah anak sekelahiran tiap induk berkisar antara 3 sampai 15. Heritabilitas Bobot Lahir Nilai heritabilitas pada pejantan berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya sebesar 0,85±0,0 (Tabel 1). Hal ini menunjukkan angka heritabilitas yang tinggi karena nilai tersebut lebih dari 0,3 sehingga dapat diartikan bahwa anak babi yang dilahirkan mempunyai kemiripan yang tinggi dengan tetua pejantannya. Heritabilitas betina dan heritabilitas total 3 Tropical Animal Husbandry Vol. (1) 013

berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya sebesar 1,39±0,01 dan 1,1±0,0 (Tabel 1). Heritabilitas betina dan heritabilitas total berdasarkan sifat bobot lahir keturunannya setelah dilakukan pemisahan pengaruh lingkungan bersama sebesar 0,58±0,01 dan 0,7±0,0 (Tabel 1). Heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi melebihi 0,3 yang dapat diartikan bahwa anak babi yang dilahirkan mempunyai kemiripan yang besar dengan tetua betinanya. Putro et al. (010) menyatakan bahwa estimasi heritabilitas bobot lahir babi tergolong tinggi sebesar 0,36±0,05. Menurut Hardjosubroto (1994) variasi yang terlalu tinggi hingga terbatasnya data yang digunakan dapat mengakibatkan estimasi heritabilitas yang rendah. Penilaian sifat-sifat fenotip yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi menunjukkan semua keragaman disebabkan oleh faktor genetik yang diwariskan dari tetua sedangkan sifatsifat fenotip yang mempunyai nilai heritabilitas rendah menunjukkan keragaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan non genetik (Warwick et al., 1984). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai heritabilitas pada sifat litter size anak babi tergolong rendah sedangkan heritabilitas bobot lahir anak babi tergolong tinggi. Berbeda dengan nilai heritabilitas litter size yang cenderung rendah, nilai heritabilitas bobot lahir menunjukkan kemiripan yang besar antara tetua dengan keturunannya. DAFTAR PUSTAKA Azzam, S.M., M.K. Nielsen dan G.E. Dickerson. 1984. Postnatal littersize effects on growth and reproduction in rats. Journal of Animal Science. 58: 1337-134. Falconer, D.S. dan T.F.C. Mackay. 1996. Introduction to Quantitative Genetics. Longman, England. Ferguson, P.W., W.R. Harvey dan K.M. Irvin. 1985. Genetic phenotypic and environmental relationshhip between sow body weight and sow productivity. Journal of Animal Science. 60: 375-384. Gama, L.T. dan R. K. Johnson. 1993. Changes in ovulation rate, uterine capacity, uterine dimensions and parity effects with selection for littersize in swine. Journal of Animal Science. 71: 608-617. Gordon, I. 008. Controlled Reproduction in Pigs. CAB International, Washington DC. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Grasindo, Jakarta. Irvin, K.M. dan L. A. Swiger. 1984. Genetic and phenotypic parameters for sow productivity. Journal of Animal Science. 58: 1144-1150. Krider, J. L. dan W. E. Carrol. 1971. Swine Production. 4 th Edition. Tata McGraw Hill Ltd, New Delhi. Putro, B. D., V. M. A. Nurgiartiningsih dan Kuswati. 010. Estimasi Nilai Heritabilitas Nilai Pemuliaan dan Korelasi Bobot Lahir dan Littersize pada Babi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang. Siewerdt, F., R. A. Cardelino dan V. C. Rosa. 1995. Genetic parameters of litter traits in three pig breed in southern Brazil. Journal of Brazilian Genetics. 18: 199-05. Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Warwick, E. J., J. M. Astuti dan W. Hardjosubroto. 1984. Pemuliaan Ternak. Cetakan keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Estimasi Parameter Genetik Induk Babi (Satriavi et al.) 33