Pengantar. NAROTAMA Keberadaan, Perjuangan & Kesejarahannya

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

PENDIDIKAN PANCASILA

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

PENDIDIKAN PANCASILA

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

TELISIK Peran Prof. Notonagoro dalam Pengembangan Pancasila Isti Maryatun

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk

Prasasti ini dimaksudkan untuk memperingati perintah Rakryan Juru Pangambat pada tahun Saka 854 untuk mengembalikan kekuasaan kepada raja

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

KAHURIPAN - JANGGALA& PANJALU

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEDUDUKAN HUKUM ADAT DALAM TATA HUKUM NASIONAL INDONESIA MARIA, SH. Fakultas Hukum Bagian Hukum Keperdataan Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tgl 5 Feb. 2014, di Pekalongan Rabu, 05 Pebruari 2014

Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

Sekilas Sejarah Kerajaan Medang

BAB I PENDAHULUAN. Prabu Siliwangi adalah seorang sosok raja Sunda dengan pusat. pemerintahan berada pada Pakuan Pajajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

2017, No Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3432); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun

SILABUS PEMBELAJARAN

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

5. Distribusi Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 02/PED/I.0/B/2012 TENTANG PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2006 Seri : E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

ETIKA PROFESI SATPAM

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH. A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

Web site SETNEG RI, Kamis, 26 Februari 2009

3. Shefer Sejarah adalah peristiwa yang telah lepas dan benar-benar berlaku pada masa itu.

Materi Penugasan RAJA BRAWIJAYA 2016

BAB IV ANALISIS DATA. Pengetahuan tentang peran wanita. Oleh karena perbedaan fisik dan psikis, maka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM DALAM PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015

RUKUN NEGARA. B.006(B.M) Januari 2013 (100.)

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1959 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

Transkripsi:

1 Pengantar Pada awal tahun 1981 beberapa orang dosen UNAIR dan ITS serta beberapa tokoh masyarakat tergabung dalam Yayasan Pawiyatan Gita Patria ingin mengabdikan diri di bidang pendidikan dengan mendirikan suatu Universitas. Ketika sampai pada saat memilih nama universitas di pilih nama NAROTAMA. Pilihan ini didasarkan pada latar belakang ketokohan sejarah NAROTAMA dikaitkan dengan jiwa pengabdian kepada Negara maupun jiwanya sebagai tokoh yang mendukung membina dan membesarkan AIRLANGGA. Tersirat dalam pemilihan nama tersebut adalah keinginan universitas yang baru didirikan tersebut yaitu UNIVERSITAS NAROTAMA dapat mendampingi dan menerapkan cita-cita dan harapan Universitas Airlangga yang sudah ada. Tulisan NAROTAMA keberadaan, perjuangan dan kesejarahan, ini adalah hasil kajian Prof. Dr. Amiruddin Kasdi dalam rangka Dies Natalis / Lustrum IV Universitas Narotama, semoga menjadi berkah bagi masyarakat memahami tokoh Narotama dan menjadi inspirasi dan pendorong bagi seluruh Civitas Akademika dan Alumni Universitas Narotama Surabaya. Semoga, Surabaya, 20 Mei 2004 Universitas Narotama Rektor (H.R. Djoko Soemadijo) NAROTAMA Keberadaan, Perjuangan & Kesejarahannya

2 I. Latar Belakang Narotama adalah seorang tokoh, yang berhasil naik tangga sosial (social climbing) menjadi seorang pejabat tinggi. Hidup pada abad ke-11, yaitu zaman pemerintahan Airlangga kerajaan Kahuripan. Narotama adalah seorang besar di Indonesia dari zaman kuna yang tidak jelas asalnya dan setelah meninggal tidak diketahui tempat pemakamannya (pendarmaannya). Sebagai penghormatan kepada orang yang diduga berasal dari kalangan kebanyakan dan berhasil menjadi pejabat tinggi dan pembantu setia Prabu Airlangga itu, sejak awal tahun 1980-an di Surabaya namanya diangkat dan diabadikan sebagai nama sebuah perguruan tinggi : Universitas Narotama. II. Sumber-Sumber Sejarah Sumber sejarah yang berhubungan dengan tokoh Narotama yaitu bersumber tulisan kuna (epigrafis), dalam bentuk prasasti Pucangan atau prasasti Calcutta (karena disimpan di muesum Calcutta), bertarikh 963 Saka (1042 M). Prasasti ini terdiri dan dua bagian yaitu : bagian pertama ditulis dengan bahasa Jawa Kuna, dan bagian kedua dengan bahasa Sansekerta. Pada bagian Jawa Kuna Narotama tercantum sebanyak 3 kali, sedang pada bagian berbahasa Sansekerta disebutkan sekali. Bagian teks berbahasa Jawa Kuna sebagai berikut (terjemahan) : 1. Turunlah titah baginda Maharaja Rakai Halu Lokeswara Darmawangsa Airlangga, diterima oleh Rakryan Kanurunan pu

3 Darmamurti Narotama Janasura yang memerintahkan supaya daerah pucangan, wilayah Berahem, di Capuri tanah milik keluarga orang putiham. 2. Beliau hidup dalam hutan rimba di lereng gunung. Dia berteman dan berkata-kata dengan para petapa, yang suci tingkah lakunya. Dia diiringkan hamba sahayanya yang bertujuan dan berkeyakinan sama. Hamba-hamba itu bersedia membuktikan bukti setianya kepada Sri Baginda Maharaja tanpa diperlakukan baik-baik. Tuan Narotama namanya. 3. Sri Baginda Maharaja bertindak sebagai seorang pahlawan, Sri Baginda Maharaja dengan rakryan kanuruhan tuan Narotama. Bagian teks berbahasa Sansekerta (terjemahan) : Tiada berapa lama sesudah itu ibukota habis terbakar menjadi abu. Tanpa ditemani oleh hamba pesuruh, namun ditemani hanya oleh Narotama, pergilah beliau masuk ke hutan rimba. Dari pemberitaan prasasti Pucangan di atas terdapat struktur jabatan kerajaan, yaitu maharaja, sebagai pejabat tertinagi. Perintahperintahnya diterima oleh rakryan mahamantri I hino, dan dilaksanakan oleh rakryan kanuruhan yang diduduki oleh Narotama. Dari pemberitaan tahun 1042 M. Narotama menjahat sebagai rakryan kanuruhan. Jabatan kanuruhan dalam birokrasi Kerajaan Airlangg berada pada peringkat ke 3, setelah maharaja dan mahamantri katrini. III. Jabatan Kanuruhan dan Tugas-Tugas Narotama Setelah tahun 947 M. kondisi sejarah dan pemerintahan di Jawa timur gelap, karena tidak ada atau belum ditemukannya sumber-sumber

4 sejarah dari zaman itu, sampai munculnya peristiwa penyerbuan Wurawari terhadap ibukota kerajaan Darmawangsa. Saat itu tengah dilakukan upacara perkawinan antara putri Darmawangsa dan Airlangga. Rakryan kanuruhan yang pada masa Airlangga dijabat oleh Narotama, merupakan pelaksana perintah raja. Jadi apa sebenarnya tugas Narotama? Berdasarkan kajian tersebut di atas dapat dipastikan bahwa tugas Narotama yang utama ialah melaksanakan roda pemerintahan, alias titah raja. Selain itu juga melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Airlangga, sesuai dengan kebutuhan dan situasi zaman itu, yaitj selama masa pemerintahan Airlangga (1019 M 1042 M). Masa itu di bagi dalam babakan atau periode sebagai berikut : 1. Babak persiapan berupa penggemblengan diri lahir batin (1016 1019). Dalam periode ini Airlangga ditemani beberapa pengikutnya dan dipimpin oleh Narotama hidup sebagai petapa di lereng gunung (ri himbanging wanagiri). Karena usianya masih muda (16 tahun), is mendapat didikan terutarna dari pengikut, teman, Narotama dan tidak diragukan lagi juga oleh para petapa dalam hal keagamaan, filsafat dan tata tertib kehidupan. 2. Babak konsolidasi, dari 1019-1028. Pada tahun 1019 Airlangga dinobatkan menjadi raja. Usaha Airlangga untuk mempersatukan kembali kerajaan mertuanya: Darmawangsa, ialah melakukan konsolidasi kekuasaan di bawah pimpinan Narotama. Politik yang dijalankan ialah stabilisasi di pusat kekuasaan Airlangga, yang terletak di Halu. Lokasi halu diperkirakan di daerah antara Porong dan

5 Pasuruan. Langkah kedua, melakukan politik perimbanaan kekuasaan (balance power politic) dengan Sriwijaya di Sumatra. Menurut J.G. de Casparis politik itu dijalankan dengan melaksanakan perkawinan politik antara Airlangga dan putri Sriwijayu Sanggramawijaya. Sudah tentu seandainva teori Casparis itu benar, pelaksanaan tugas pribadi juga berada di pundak narotama. 3. Babak perjuangan pisik atau militer (1028-1035). Pada tahun 1028 M. Airlangga melancarkan berbagai peperangan untuk mempersatukan kembali kerajaan yang diwarisinya dengan menunciukkan para penguasa lokal yang melakukan aksi-aksi separatisme sepeninggal Darmawangsa. Kiranya dapat dipastikan Narotama bersama tuannva mcnaambil baaian secara aktif dalam persiapan, penyusunan strategi, bahkan sampai memimpin operasional di medan peperangan. 4. Babak stabilisasi atau Pembangunan (1035-1042). Pada masa ini Airlangga dengan bantuan Narotama, sebagai pelaksana pemerintahan melaksanakan pembangunan meliputi : a. Di bidang ekonomi, pertanian dan perdagangan. Yaitu membuat bendungan Wringin Pitu untuk kepentingan pengairan dan pelayaran. Jun menetapkan Tuban sebagai pelabuhan internasional. b. Di bidang kebudayaan dan kesenian. Pada masa ini disusunlah kakawin Arjunawiwaha oleh Pu Kanwa, dan melanjutkan penerjemahan Mahabarata yang telah dimulai pada zaman Darmawangsa.

6 c. Di bidang keagamaan dan kerokhanian, yaitu dengan membangun tempat-tempat suci, pertapan, asrama, patirtan, dan fasilitas lainnya untuk menunjang kehidupan beragama. Pada masa akhir pemerintahannya, ia memerintahkan Narotama sebagai kanuruhan untuk mendirikan pertapaan di Pucangan, tempat raja itu mengungsi, bertapa, menempa, dan menobatkan diri sebagai raja, jejak Narotama tampaknya hanya dapat diikuti sampai tahun 1042. 5. Babak kependetaan (1042-1049). Bagian akhir tugas-tugas Narotama dalam pemerintahan Airlangga, terekam pada prasasti Pucangan yang menjadi sumber utama kita. Prasasti ini dikeluarkan oleh Airlangga untuk memperingati 2 kejadian penting dalam hidupnya, yaitu : a. Airlangga, merasa bahwa tugasnya untuk menyelamatkan dunia (kerajaannya negara) dari kehancuran telah selesai. b. Pembangunan sebuah pctapaan di Pucangan, di lereng Gunung Penanggungan, perwujudan rasa syukur kepada Dewa serta para pendukung-pendukummya tatkala mengungsi di tempat itu. Monumen Pucangan itu sekaligus juta menandai berakhirnya tugas Airlangga mengatur Negara. Selanjutnya Airlangga meninggalkan kemegahan dan kemewahan istana menjadi petapa dengan nama Resi Genthayu. Apabila menelaah perjalanan hidup Airlangga dan peranan Narotama sebagai pelaksana perintahnya sampai cita-cita itu terwujud, maka peranan Narotama dapat disebandingkan dengan peranan Gajah Mada pada masa

7 Majapahit. Oleh karena itu tidak berlebihan bila pada masa akhir pemerintahannya, Airlangga secara obyektif mengakui kelebihan Narotama, serta memberikan penghargaan kepada pembantunya itu, selain jabatan kanuruhan is juga disebutnya sebagai dharinamurti yang berarti orang yang mampu menegakkan/ mewujudkan hukum, undang-undang negara, hak dan keadilan, kebenaran, kewajiban, ibadah dan agama, kebajikan dan adat istiadat. Sebutan lainnya yaitu jam sure, yang berarti manusia dewa. IV. Penutup Sebagai akhir dari pembahasan tokoh kita ini ada kesimpulankesimpulan yang perlu dicatat. Pertama, dengan adanya bukti-bukti yang berasal dari sumber yang kredibel (sahih) tidak diragukan lagi kesejarahan tokoh Narotama. Kedua, dari namanya nara utama (manusia utama), seperti telah dibuktikan dalam jabatan dan perjalanan hidupnya dengan perlindungan Airlangga, is telah berjuang menyelamatkan keutuhan Jawa, yang sejak pemindahan kekuasaan pada awal abad X, Jawa Timur terpecah belah, dalam berbagai kekuasaan kecil di tingkat lokal. Keutuhan yang dengan susah payah diperjuangkan, selanjutnya perjalanan sejarah Indonesia menapaki zaman Kediri yang utuh, stabil, makmur, dan berkembang. Disinilah sumbangan Narotama teibesar dan terpenting terhadap perjalanan sejarah Indonesia. Tepat dan pantaslah kiranya tokoh kita ini menerima kehormatan sebagai guru dan teladan Airlangga, karena ialah sebenarnya yang

8 bertindak sebagai pelindung, pendidik, dan pembentuk pribadi anak muda yang terpaksa mengungs: ke hutan itu, hingga berhasil menjadi pemuda tangguh, berpribadi luhur, panglima yang ulung, dan raja besar nan bijak, yang taat serta konsisten mengamalkan ajaran agama. Semua yang telah disebutkan, tidak dapat dipisahkan dari peranan Narotama selama pengabdiannya kepada murid sekaligus juga tuannya disadari sepenuhnya oleh raja perkasa itu dengan menempatkannya pada jabatan sebagai penegak keadilan, hukum, pemerintahan dan adat dengan sebutan dharmanzurti. Akhirnva semoga keteguhan jiwa, semangat, kesetiaan, perjuangan dan sikap tegas yang telah ditunjukkan oleh tokoh kita Narotama dalam mengabdi terhadap negara, rakyat dan juga kepada pemerintah (waktu ita : raja) dapat menjadi tauladan bagi kita semua. Surabaya, 30 agustus 2001 Ttd. Aminuddin Kasdi