NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
tersedia di lingkungan kita, apakah sumber belajar yang dirancang untuk belajar ataukah yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar.

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

bercerita kurang mendapat perhatian. Padahal, dari kegiatan bercerita itu akan membantu anak didik meningkatkan pengetahuan dan daya pikirnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

MENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Nurhasanah 2

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

Rinendah Sihwinedar 16

sebagai wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan. daya manusia yang handal dan berwawasan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

IMPLEMENTASI TEKNIK JIGSAW INTEGRASI JURNAL AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KONSELING KARIR

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

Arnot Pakpahan Surel :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Oleh Indah Fajrina

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

RENCANA PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

I. PENDAHULUAN. konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan pendidikan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : 08-002-0114 KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP I. Pendahuluan Guru merupakan factor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki perilaku dan kemampuan untuk mengembangkan siswanya secara optimal. Guru juga dituntut mampu menyajikan pembelajaran yang bukan semata-mata menstranfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, tetapi juga memiliki kemampuan meningkatkan kemandirian siswa. Oleh karena itu guru dituntut sanggup menciptakan kondisi proses pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan berpendapat sesuai perkembangan yang dimiliki, untuk itu guru dituntut meningkatkan kompetensi dirinya. Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, peranan guru amat diharapkan, sehingga kegiatan belajar mengajar siswa dapat tercapai. Jadi guru diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara baik sesuai profesinya. Guru sebagai sebuah profesi untuk itu penguasaan berbagai hal sebagai kompetensi dalam melaksanakan tugas harus ditingkatkan. Peningkatan kompentensi itu yaitu dalam proses belajar mengajar antara lain memilih dan memanfaatkan metode belajar mengajar yang tepat. Guru yang dapat memilih dan memanfaatkan metode mengajar dengan baik merupakan salah satu cirri guru yang efektif sehingga mampu mengembangkan siswa secara professional. Pengembangan siswa dengan mengutamakan siswa yang aktif dengan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa tentu sangat diharapkan suasana itu dengan pembelajaran aktif, 1

kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) berarti peranan guru sangatlah besar. Metode yang berfariasi dapatlah kiranya untuk menunjang kegiatan ini. Tidak heran setiap akhir tahun pembelajaran selalu terdengar berita tentang masyarakat yang selalu mempermasalahkan rendahnya mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah. Tuntutan standar kelulusan yang harus dicapai siswa menjadi masalah bagi guru maupun lingkungan pendidikan, bahkan sangat mengkhawatirkan bila pada tahun ini peristiwa pengumuman kelulusan seperti tahun lalu. Siswa yang tidak lulus berjumlah tidak sedikit. Pada umumnya masyarakat kurang menyadari bahwa siswa SMP merupakan siswa yang baru memulai perubahan dari masa kanak-kanak menuju usia remaja. Orang tua menyerahkan pendidikan anaknya sepenuhnya pada sekolah. Mereka hendaknya mendapat pendidikan tidak hanya dari sekolah (guru) saja, tetapi juga masing-masing orang tua berperan besar untuk membentuk potensi diri anak. Hal ini tidak dapat hanya menyalahkan guru, tetapi merupakan kerja sama antara pendidik (guru) dan orang tua. Namun sebagai guru untuk melayani pendidikan sesuai usia remaja, maka diperlukan pelayanan guru dengan merancang suatu program pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi siswanya, misalnya dengan merancang program pembelajaran yang menyenangkan karena belajar yang menyenangkan tidak ada lagi batasan dalam diri siswa. Kecerdasan siswa dapat berkembang sehingga kompetensi yang telah dimiliki dapat meningkatkan nilai-nilai prestasi yang diharapkan. Selain itu juga dapat meningkatkan kehormatan diri dan motivasi mereka. Menciptakan suatu program pembelajaran yang menyenangkan adalah salah satu cara dengan menempatkan peranan guru sebagai fasilitator, motivator, konselor, dan evaluator. Diharapkan peranan itu dapat dimanfaatkan oleh guru agar dapat mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul dan Bermartabat. Agar sumber daya manusia itu dapat diwujudkan maka seorang guru diharapkan dapat sebagai fasilitator, konselor, motivator,dan evaluator, maka perubahan paradigma dalam pembelajar baru harus diciptakan. II. Pembelajaran Paradigma Baru. Belajar itu adalah proses, maka yang paling berharga dalam belajar adalah Bagaimana Cara Belajar. Dalam pembelajaran paradigma baru kegiatan belajar pada minggu pertama, kegiatan menekankan pada upaya menciptakan susasana belajar aman 2

dan penuh kepercayaan di antara siswa. Dengan cara demikian memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan menyerap serta mengingat materi pelajaran. Belajar untuk menambah informasi maka saya tahu, menyimpan informasi maka saya hafal, memperoleh informasi saya bisa menjawab semua pertanyaan, memahami informasi saya mengerti, dan memahami kenyataan yang ada dan saya dapat melihat kejadian itu dari sisi lain. (Bahan Diklat Guru Bahasa Indonesia, 2005). Proses belajar tersebut, merupakan proses belajar dalam arti yang dangkal menuju proses belajar dalam arti yang dalam. Belajar dalam arti yang dalam adalah salah satu proses usaha individu untuk aktif mengkonstruksi/membangun pengetahuan serta senantiasa mengkonstruksinya kembali dengan sejumlah pengetahuan baru. Upaya menciptakan suasana belajar yang aman dan penuh kepercayaan, agar pemelajaran belajar dalam proses aktif sehingga pemelajaran mampu dikembangkan untuk menjadi individu yang mandiri dalam belajar. Untuk mewujudkan suasana itu, maka diperlukan lingkungan sehingga semua siswa merasa penting, aman dan nyaman dengan demikian ketrampilan akademis dan ketrampilan dalam hidup dapat dicapai. III. Pergeseran Paradigma / Perubahan Sikap. Perubahan paradigma / perubahan sikap guru yang harus dipersiapkan adalah konsep belajar, peran guru dan teknik mengajar, teknik belajar serta sikap mengajar. Oleh karena pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajar pokok, maka konsep belajar pun diciptakan sesuai fungsinya yaitu bahasa sebagai alat komunikasi, maka diharapkan ketrampilan berbahasa tetap pada tatanan empat aspek ketrampilan berbahasa. Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, pada pembelajaran bahasa Indonesia kegiatan berbahasa mencakup empat aspek ketrampilan yaitu : mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek itu haruslah diajarkan secara terpadu, bersinergi satu sama lainnya, seimbang dan saling mendukung. Selain keempat aspek penguasaan ketrampilan berbahasa itu, juga harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar, berpikir, memperluas wawasan serta mampu mendukung kegiatan bersastra. Kegiatan ketrampilan berbahasa diharapkan dapat menunjang ketrampilan akademis lainnya. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, belajar adalah mempelajari berbagai hal secara terus menerus dalam pengalaman hidupnya. Siswa adalah peserta yang aktif. Sehingga siswa belajar adalah siswa mempelajari berbagai hal secara terus menerus sedangkan sekolah merupakan tempat untuk belajar. Kegiatan belajar adalah kegiatan 3

sepanjang hayat, kegiatan yang tidak berhenti pada siswa tamat atau selesai sekolah, maka peran guru dan teknik mengajar perlu diperhatikan. Di dalam proses belajar, menurut Bruner (2001) dapat dibedakan menjadi tiga fase/episode, yaitu (1) Informasi, (2) Tranformasi, (3) Evaluasi. Dalam tiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi, baik yang menambah pengetahuan, memperluas, dan memperdalamnya maupun informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya. Setelah informasi diperoleh, maka harus dianalisis, diubah dan ditranspormasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual, agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini peran guru sangat diperlukan. Untuk itu guru perlu memiliki kemampuan yang professional. Perlunya kemampuan guru dalam proses belajar mengajar karena uru merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan pribadi siswa. Teknik mengajar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dapat dirancang dengan memperhatikan materi, cara belajar siswa disesuaikan dengan usia siswa SMP. IV. Peran Guru dan Teknik Mengajar. Peran guru sebagai fasilitator, peranannya adalah sebagai penyedia yang bersifat sebagai pendukung kebutuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan konsep belajar di atas bahwa belajar adalah suatu proses, maka dalam proses keterampilan mendengarkan dipersiapkan terlebih dahulu adalah siswanya, selain itu materi yang sangat penting untuk menjadi suatu proses belajar berlangsung, guru dapat menyiapkan teks / wacana yang dibacakan atau menyediakan rekaman teks dalam kaset maka Tape Recorder dipersiapkan. Teknik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru terlebih dahulu memutar lagu atau bernyanyi bersama. Hal ini dilakukan agar siswa menyiapkan diri dalam pembelajaran sehingga tidak stres. Mendengarkan (menyimak) merupakan ketrampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia untuk mendapatkan suatu informasi. Pada masa sekarang bahwa mendengarkan (menyimak) lebih banyak dilakukan manusia sebagai bentuk penyerapan informasi dari pada ketrampilan berbahasa lainnya. Hal ini disadari karena banyaknya informasi melalui media elektronik maka membutuhkan kecepatan dan kecermatan menyimak. 4

Dalam keterampilan berbicara, guru dapat merancang pembelajaran sesuai kompetensi yang harus dikuasai. Berbicara merupakan ketrampilan berbahasa lisan maka materi pelajaran diarahkan pada pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa, memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang perlukan oleh siswa untuk mengembangkan potensi dirinya baik secara individu maupun kelompok sesuai kebutuhan siswa. Teknik pelaksanaannya dapat dilakukan dengan belajar mengucapkan kata-kata dengan vokal dan intonasi yang benar kemudian kegiatan intinya sesuai indikator yang harus dicapai. Materi disesuaikan dengan tuntutan kecakapan hidup sesuai kurikulum. Keerampilan membaca dan menulis merupakan ketrampilan yang sangat erat hubungannya karena setiap kegiatan membaca dihubungkan dengan kegiatan menulis. Peran guru harus dapat memfasilitasi sesuai dengan kebutuhan. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusip sangat diharapkan. Khusus dalam hal ketrampilan menulis, pembelajaran diarahkan agar mampu menuangkan segala pikiran, pengalaman, pesan perasaan, gagasan, pendapat imajinasi dalam bentuk bahasa tulisan secara benar. Kebenaran itu dapat dilihat dari segi kebahasaan, isi dan makna. Tulisan dapat didokumentasikan dan dapat dilihat dan dibaca ulang. Oleh karena itu pembelajaran menulis bagi siswa harus dianggap penting. Pentingnya pembelajaran menulis, maka guru harus sering melatih siswa dengan berbagai cara. Untuk mengaktifkan kegiatan menulis, berarti mengaktifkan otak kiri dan otak kanan dalam pembelajaran. Hal ini tidaklah mudah, persiapan kegiatan harus dirancang sebaik mungkin. Menurut Sudjana dan Suwariyah (1999) ada beberapa kondisi dan persyaratan yang harus diciptakan guru dalam pembelajaran menulis, antara lain : aspek psikologi anak, lingkungan dan suasana belajar, bantuan atau bimbingan dari guru sangat diperlukan. 1). Aspek Psikologi Anak. Yang dimaksud aspek psikologi anak adalah kondisi mental, sosial dan emosional siswa pada saat ia mengikuti proses pembelajaran (Sudjana dan Suwariyah, 1991). Aspek ini harus dikembangkan dengan baik agar siswa beraktifitas dengan kreatif, dan mengembangkan daya nalar dengan baik. Aspek social dan emosional juga penting, karena hubungan interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan lingkungan belajar lainnya. Kesetiakawanan dan kebersamaan harus ditumbuhkan sehingga menjadi manusia yang kokoh dan harmonis. 2). Lingkungan dan Suasana Belajar. 5

Yang dimaksud dengan suasana dan lingkungan belajar adalah keadaan atau suasana pada saat pembelajaran berlangsung (Sudjana dan Suwariyah, 1991). Akan berlangsung baik bila lingkungan dan suasana belajar nyaman, tidak membosankan dan diharapkan siswa berkeinginan untuk kembali belajar. Dalam hal ini guru dapat mempersiapkan kelas atau ruangan lain yang dapat menunjang pembelajaran, misalnya : halaman (taman sekolah, perpustakaan). 3). Bimbingan dan Bantuan Belajar dari Guru. Peran guru sebagai pembimbing adalah menjadi tempat bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, memberi bantuan dengan menunjukkan jalan untuk memecahkan masalah, memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa, memberi dorongan dan motivasi belajar. Dalam kegiatan tersebut, berarti guru harus berada dalam lingkungan proses pembelajaran. 4.1 Peran Guru Sebagai Motivator. Dari keempat aspek ketrampilan berbahasa di atas yang telah diuraikan, maka peran untuk memotivasi siswa tetaplah diharapkan, misalnya mendorong siswa agar tetap berkonsentrasi pada kegiatan belajar. Selain itu juga mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri, misalnya menyisihkan waktu untuk memikirkan siapa sebenarnya diri siswa, apa yang menyebabkan rasa puas, dll. 4.2 Peran Guru sebagai Konselor. Peran ini seperti yang telah diuraikan pada aspek bimbingan dan bantuan belajar guru. Hal ibi, guru dapat memberi bantuan pada setiap pembelajaran sewaktu-waktu siswa membutuhkan maka bantuan nasehat untuk siswa dapat diberikan. Jadi, selain guru memegang mata pelajaran sebagai guru, juga bertugas melayani konseling. 4.3 Peran Guru sebagai Evaluator. Peran sebagai evaluator, bahwa setiap pembelajaran melakukan evaluasi sesuai indikator yang harus dicapai. Dalam mengevaluasi guru hendaknya kreatif dengan berbagai cara mengevaluasi dan memberikan penguatan agar keberhasilan belajar siswa dapat dirasakan. Dalam memberikan penilaian, guru dapat berkreatifitas membuat nilai dengan memberikan tanda bintang yang dibuat atau ditempal pada sebuah karton yang 6

berbentuk buah atau bunga, lalu ditutup. Pada sisi luar digambar raut wajah sesuai isi bintang, misalnya bintang satu wajah sedih, bintang dua wajah tersenyum, bintang tiga senyum agak lebar, dan bintang empat senyum lebar, sedangkan gambar bintang lima tertawa sambil mengangkat tangan. Cara menyampaikan penilaiannya yaitu setelah para siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan telah ditanggapi oleh kelompok lain. Selanjutnya guru akan menguji keberhasilan anggota kelompok dengan pertanyaan sehubungan dengan materi. Apabila siswa dapat menjawab benar, maka siswa tersebut berhak membuka nilai yang telah ditempel atau digantung pada papan tulis. V. Teknik Belajar Dalam teknik belajar terbagi menjadi enam tipe utama, yaitu (1) Visual Internal,(2) Visual Eksternal, (3) Auditory Internal, (4) Auditory Eksternal, (5) Kinestetik Internal, (6) Kinestetik Eksternal. (Ramly, 2004). 1). Teknik belajar Visual Internal yaitu proses belajar dengan mengoptimalkan penglihatan dan mengeksplorasikan imajinasinya. Cara yang praktis adalah dengan menghidupkan imjinasi tentang hal yang akan dipelajari (Ramly, 2004). 2). Teknik belajar Visual Eksternal yaitu proses belajar dengan mengoptimalkan penglihatan dengan mengeksplorasikan dunia luar dirinya. Cara yang praktis adalah membaca buku dengan tampilan yang menarik, menggunakan grafik dan gambar, pemanfaatan computer, poster, pembubuhan warna-warna yang menarik (Ramly, 2004). 3). Teknik belajar Auditory Internal adalah cara belajar dengan menyukai lingkungan yang tenang. Dalam proses belajar, mengoptimalkan pendengaran dan mengekspolrasikan dunia dalam dirinya. Cara praktis dalam proses belajar ini adalah meluangkan waktu yang tenang untuk memulai belajar dan merenungkan apa yang sudah diketahui (Ramly, 2004). 4). Teknik belajar Auditory Eksternal adalah cara belajar dengan mengoptimalkan pendengarannya dengan mengeksplorasikan dunia luar dirinya. Cara yang praktis dalam proses pembelajarannya adalah membaca dengan suara keras, menggunakan sesi Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok (Ramly, 2004). 5). Teknik Kinestetik Internal adalah cara belajar dengan menyentuh rasa. Agar belajar efektif proses belajar dengan pemahaman terlebih dahulu, temukan faedah dari aktivitas siswa, gunakan alat Bantu atau dalam bentuk demo. Proses belajar seperti ini cenderung bergantung pada lingkungan (Ramly, 2004). 7

6). Teknik Kinestetik Eksternal adalah proses belajar dengan mengoptimalkan emosi yaitu dengan beradabtasi terlebih dahulu dengan dunia luar dirinya. Proses belajar yang efektif yaitu dengan kemampuan panca indra, misalnya dengan menggunakan model, memainkan peran dengan membuat peta pikiran. Berdasarkan teknik atau cara belajar yang bermacam-macam, maka guru dituntut merancang program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan talenta siswa. Guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya untuk bersikap mengajar dengan baik. Sikap mengajar tersebut antara lain bersikap demokratis, kreatif, dan inovatif. Guru bersikap demokratis adalah sikap guru yang memberikan persamaan hak dan kewajiban yang sama bagi siswa. Guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengembangkan kreatifitas dalam program pembelajaran misalnya menciptakan program pembelajaran baru dengan media yang mutakhir sesuai dengan perkembangan jaman, sedangkan guru yang bersifat inovatif adalah guru yang mampu melakukan pembaharuan dengan kreasi baru, mencoba memecahkan masalah pendidikan dengan cara-cara baru. Apabila sikap guru dapat terwujud, maka akan berimbas pada keberhasilan siswa dalam belajar, siswa aktif, mandiri, kritis dan kompetitif. VI. Simpulan dan Saran. Guru merupakan faktor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki perilaku dan kemampuan mengembangkan dirinya. Pengembangan itu melalui paradigma baru yaitu melakukan perubahan sikap dan peran sebagai guru yaitu berperan sebagai fasilitator, motivator, konselor, dan evaluator. Selain itu juga memiliki perubahan sikap, agar siswa aktif, mandiri, kritis dan kompetitif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya mampu merancang program pembelajaran yang menyenangkan dengan menerapakan empat aspek ketrampilan secara terpadu. Karena guru harus memiliki kemampuan yang optimal untuk mengembangkan potensi siswa, maka perlu Pemantapan Profesi Guru Untuk mewujudkan Sumber Daya manusia Unggul dan Bermartabat, hal ini dapat dicapai melalui pelatihan-pelatihan guru atau pendidikan untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuannya. 8

Daftar Pustaka Athdias, Subarti, 1996. Pembinaan Kemampuan menulis Bahasa Indonesia, Jakarta : IKPI De Parter, Bobbi dkk, 2005. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa. De Parter, Bobbi dan Mike Hernacki, 2005. Quantum Learning. Bandung : Kaifa Depdiknas, 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta : Depdiknas. Guntur, Hendri Tarigan, 1985. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan. Bandung : Angkasa. Nasution, S. 1995. Berbabagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Ramli, Amir Tengku, 2005. Pumping Talent. Jakarta : Pustaka Inti. Sudjana dan Suwariyah, 1991. Model-Model Mengajar CBSA, Bandung : Sinar Baru. 9