IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG.

dokumen-dokumen yang mirip
PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di:

ANALISIS PELAYANAN SERVIS DI BENGKEL NASMOCO CABANG SOLO BARU DENGAN METODE ANTRIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN KERETA API DI STASIUN BESAR CIREBON DAN STASIUN CIREBON PRUJAKAN. Sugito 1, Marissa Fauzia 2

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG ABSTRACT

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1 DAN 2 RSUD CENGKARENG, JAKARTA

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI)

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB II LANDASAN TEORI

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL TIRTONADI

ANALISIS ANTRIAN PENGUNJUNG DAN KINERJA SISTEM DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PT. PLN (PERSERO) AREA BALI SELATAN RAYON KUTA

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PEMBAYARAN KASIR INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr KARIADI SEMARANG

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA KASUS TPPRI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

PENENTUAN MODEL ANTRIAN DAN PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PLASA TELKOM PAHLAWAN SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS II SEMARANG ABSTRAK

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM. PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG

ANALISIS MODEL PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARIADI DENGAN PENDEKATAN POISSON-EKSPONENSIAL. Abstract

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN PELABUHAN MERAK

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG

ANALISIS ANTRIAN PENGUNJUNG DAN KINERJA SISTEM DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG

BAB II. Landasan Teori

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODEL ANTREAN NORMAL DAN TRIANGULAR (Studi Kasus : Gerbang Tol Tembalang Semarang) DOI: /medstat.X.X.XX-XX. Abstract

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KOTA TEGAL Ernawati Sya diyah 1, Kris Suryowati 2 1,2

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS II SEMARANG

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Unnes Journal of Mathematics

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1 DAN 2 RSUD CENGKARENG, JAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Riska Puspitasari J. Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri

PENENTUAN MODEL DAN UKURAN KINERJA PROSES ANTRIAN PADA UNIT PELAYANAN TEKNIK DINAS PUSKESMAS LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG BANDARA INTERNASIONAL ADI SUMARMO SURAKARTA

UNNES Journal of Mathematics

ANALISIS SISTEM ANTRIAN BUS DI TERMINAL TERBOYO SEMARANG. Sugito Prodi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)


PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI (SPPBE) PT USAHA GAS ELPINDO PONTIANAK DENGAN NOTASI KENDALL-LEE

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

ANALISIS PELAYANAN SERVIS DI BENGKEL NASMOCO CABANG SOLO BARU DENGAN METODE ANTRIAN SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

SIMULASI ANTRIAN DI BENGKEL RESMI YAMAHA HARPINDO JAYA GOMBONG DAN SUMBER BARU GOMBONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG SKRIPSI. Oleh: LENTI AGUSTINA LIANASARI TAMBUNAN

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ANTRIAN RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1, LANTAI 3 DAN PENDAFTARAN RSUP DR. KARIADI SEMARANG

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

ABSTRAK. Kata Kunci : Proses antrian, TransJogja

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP. Dr. KARIADI BAGIAN POLIKLINIK, LABORATORIUM, DAN APOTEK

ANALISIS SISTEM ANTRIAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) WILAYAH SEMARANG

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Transkripsi:

ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 593-601 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG Niken Nindyaiswari 1, Sugito 2, Yuciana Wilandari 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro 2,3 Staff Pengajar Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro e-mail nikennindyaiswari@ymail.com ABSTRACT The process of a queue is a process related with the attending of customers in a service facility, standing in line waiting for the service while the servers are busy servicing the other customers, the customers will leave the facility after getting the service. This process is usually happened in the public services such as at the operational shelter of Semarang Bus Rapid Transit (BRT) Semarang. BRT Semarang has 4 departure gates and transit bus stop passed by all of the buses. The BRT does not have special track. It has to pass though the same road as the other kinds of buses. As a result there are queues in some crowded BRT shelters especially at the service in the departure and shelters that are passed through by all BRT or tracks. An effective special queue model is needed to make the service in the departure and transit shelter more effective. Based on the result of the analysis the best queue model is at the departure shelter track I, II, III, and IV they use the same models (M/G/1) (GD/ / ) and the queue models at the City Hall Transit Shelter are (G/G/1) (GD/ / ). Key words: queue process, model of queue, Semarang BRT 1. PENDAHULUAN Suatu proses antrian (queuing process) adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris (antrian) jika semua pelayannya sibuk, dan akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut setelah dilayani. Antrian terbentuk jika banyaknya yang akan dilayani melebihi kapasitas yang tersedia (Kakiay, 2004). Proses antrian merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, proses ini lazim dijumpai di tempat-tempat pelayanan umum salah satu contohnya adalah antrian bus di halte atau sering dinamakan busway. Keberadaan busway bertujuan untuk menyelenggarakan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang nyaman, aman, cepat, dan murah. Negara Indonesia bisa dikatakan dengan negara busway karena hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia menggunakan konsep Bus Rapid Transit (BRT). Busway di Kota Semarang atau yang kita sebut Bus Rapid Transit ini sangat berbeda dengan busway yang ada di Jakarta karena busway yang ada di kota Semarang belum memiliki jalur khusus seperti di kota Jakarta. Dengan tidak adanya jalur khusus, maka BRT di Kota Semarang jalurnya masih bersamaan dengan jalur transportasi yang lain. Oleh karena itu di sebagian halte BRT Semarang masih ada yang terjadi antrian bus terutama pada halte keberangkatan dan halte yang dilewati semua koridor. Setiap perusahaan pastinya membutuhkan manajemen operasional dalam menjalankan kegiatan usahanya. Hal ini diperlukan utnuk memperbaiki kinerja produktivitasnya di mata pelanggannya. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti Trans Semarang sangat membutuhkan manajemen opersional untuk membuat sistem yang lebih baik dari sistem sebelumnya. Fenomena antrian tampak ditemukan dalam fasilitas-fasilitas pelayanan umum, salah satunya terlihat pada antrian halte keberangkatan dan halte transit yang dilalui oleh semua koridor.

Salah satu cara mengurangi terjadinya antrian adalah dengan menerapkan teori antrian pada sistem tersebut. Antrian Bus Rapid Transit sangat cocok dilakukan analisis karena terjadinya fenomena antrian yang terjadi dapat mengganggu aktifitas pengguna jasa yang menggunakan BRT. Oleh karena itu, pencarian model antrian sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan serta mampu mengoptimalisasi sistem pelayanan BRT dengan lebih baik. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Halte Operasional BRT Semarang BRT (Bus Rapid Transit) Trans Semarang berdiri berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor 551.2/238 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dan Keputusan Walikota Semarang Nomor 551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang. Bus Rapid Transit merupakan sebuah layanan angkutan massal berbasis BRT (Bus Rapid Transit). BRT adalah sistem angkutan yang sangat murah, nyaman dan aman bagi pengguna transportasi umum di kota Semarang. Murah karena harga tiket 50% disubsidi oleh pemerintah kota Semarang dan rute jauh dekat penumpang hanya cukup bayar 1 (satu) kali tiket. Nyaman karena menggunakan bus AC dengan waktu tunggu penumpang bisa diandalkan. Aman karena pengguna jasa BRT memperoleh rasa aman dari segala gangguan. BRT Semarang mempunyai 4 koridor yaitu koridor I, koridor II, koridor III dan koridor IV serta Halte Transit yang dilalui oleh semua koridor yaitu Halte Transit Balaikota. 2.2. Teori Antrian Menurut Kakiay (2004), antrian adalah suatu garis tunggu dari sejumlah pelanggan yang memerlukan pelayanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Suatu proses antrian (queuing process) adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan sejumlah pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris antrian jika belum dapat dilayani, dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan tersebut sesudah dilayani. Sedangkan sistem antrian adalah suatu himpunan yang terdiri dari pelanggan, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur pelayanan terhadap pelanggan. 2.3. Unsur Dasar Antrian Menurut Kakiay (2004), dalam proses antrian terdapat enam unsur penting yang terkait erat dengan sistem antrian tersebut, yaitu : 1. Distribusi Kedatangan (Pola Kedatangan) 2. Distribusi Waktu Pelayanan (Pola Pelayanan) 3. Fasilitas Pelayanan 4. Disiplin Pelayanan 5. Ukuran Dalam Antrian 6. Sumber Pemanggilan 2.4. Notasi Kendall Notasi Kendall digunakan untuk merinci ciri dari suatu antrian. Menurut Kakiay (2004), notasi yang sesuai untuk meringkaskan karakteristik utama dari antrian paralel telah secara universal dibakukan dalam format berikut : ( a / b / c ) : ( d / e / f ) JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 594

a : Distribusi kedatangan (Arrival Distribution) b : Distribusi waktu pelayanan c : Jumlah fasilitas pelayanan atau banyaknya tempat Shelter (stasiun serial paralel atau jaringan, dengan c = 1, 2, 3, ) d : Disiplin pelayanan (FIFO, LIFO, SIRO, dan prioritas pelayanan) e : Ukuran sistem dalam antrian atau jumlah maksimum yang diizinkan dalam sistem (terhingga atau tak terhingga) f : Jumlah pelanggan yang ingin memasuki sistem sebagai sumber (terhingga atau tak terhingga) 2.4.1. Distribusi Kedatangan dan Distribusi Waktu Pelayanan Distribusi kedatangan bisa diperhitungkan melalui jumlah kedatangan atau waktu antar kedatangan dua pelanggan yang berurutan. Pola kedatangan yang terjadi mungkin konstan ataupun random. Dalam pendekatan analisis sistem antrian, pola kedatangan yang bersifat random sering diasumsikan mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata kedatangan sebesar lambda ( ). Bila jumlah kedatangan tersebut mengikuti suatu distribusi Poisson, maka waktu antar kedatangannya adalah random dan mengikuti distribusi Eksponensial. Waktu yang digunakan untuk melayani sejumlah pelanggan dalam suatu fasilitas pelayanan disebut waktu pelayanan. Dimana pelayanan tersebut dapat dilakukan dengan satu atau lebih jumlah pelayan dengan rata-rata pelayanan sebesar µ. Jika waktu pelayanan mengikuti distribusi Eksponensial, maka tingkat pelayanan (service time) atau 1/µ mengikuti distribusi Poisson. 2.4.2. Fasilitas Pelayanan dan Disiplin Pelayanan Fasilitas pelayanan berkaitan erat dengan baris antrian yang akan dibentuk. Fasilitas pelayanan terbagi dalam tiga bentuk, yaitu: 1. Bentuk series, yaitu suatu pelayanan yang melalui beberapa tahap yang berada dalam satu garis lurus. 2. Bentuk paralel, yaitu pelayanan yang berada dalam beberapa garis lurus di mana antara garis yang satu dengan yang lain berbentuk paralel. 3. Bentuk jaringan stasiun, yaitu pelayanan yang dapat didesain secara series dengan pelayanan lebih dari satu pada setiap stasiun. Disiplin antrian merupakan pedoman keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu atau kelompok yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu. Terdapat empat jenis disiplin antrian yang biasa terjadi dalam sistem antrian, yaitu sebagai berikut: 1. Pertama Masuk Pertama (FIFO) FIFO (First In First Out) merupakan jenis disiplin antrian dimana pelanggan yang datang pertama akan dilayani terlebih dahulu. 2. Terakhir Masuk Pertama (LIFO) LIFO (Last In First Out) merupakan jenis disiplin antrian dengan sistem pelayanan yang datang paling akhir akan dilayani paling awal. 3. Pelayanan dalam Urutan Acak (SIRO) SIRO (Service In Random Order) merupakan jenis disiplin antrian dengan pelayanan secara acak. JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 595

4. Pelayanan Berdasarkan Prioritas (PRI) Merupakan jenis disiplin antrian yang mendasarkan pelayanan pada prioritas khusus. 2.4.3. Ukuran dalam Antrian dan Sumber Pemanggilan Menurut Bronson (1991), banyaknya pelanggan yang akan memasuki fasilitas pelayanan pun perlu diperhatikan. Ada dua desain yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya antrian, yaitu: 1. Ukuran kedatangan secara tidak terbatas 2. Ukuran kedatangan secara terbatas Dalam fasilitas pelayanan, yang berperan sebagai sumber pemanggilan dapat berupa mesin maupun manusia. Bila ada sejumlah mesin yang rusak, maka sumber pemanggilan akan berkurang dan tidak dapat melayani pelanggan sampai mesin tersebut selesai diperbaiki. Sumber pemanggilan ini dapat menghasilkan jumlah yang terbatas maupun tidak terbatas. 2.5. Ukuran Steady-state dari Kinerja Sistem Asumsi steady state akan terpenuhi bila λ < μ sehingga ρ < 1. Dimana λ adalah rata-rata laju kedatangan dan μ adalah rata-rata laju pelayanan. Setelah steady state dapat dihitung ukuran karakteristik kinerja dari suatu antrian yang dapat digunakan untuk menganalisis bentuk antrian tersebut. 2.5.1. Model Antrian (M/G/1) : (GD/ / ) Ciri-ciri model ini ialah distribusi kedatangannya berdistribusi poisson dan distribusi pelayanannya berdistribusi umum (General). Rumus untuk mencari ukuranukuran kinerja pada model (M/G/1) : (GD/ / ) adalah sebagai berikut: dengan: Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian yaitu : Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem : Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian : 2.5.2. Model Antrian (G/G/1) : (GD/ / ) Model antrian (G/G/1):(GD/ / ) merupakan model antrian dengan pola kedatangan berdistribusi umum (General), pola pelayanan berdistribusi umum (General), dengan jumlah fasilitas pelayanan sebanyak 1 pelayan. Ukuran kinerja sistem pada model General ini mengikuti ukuran kinerja pada model M/M/1, terkecuali untuk perhitungan jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian (L q ) adalah sebagai berikut : 2 2 v( t) v( t') Lq L q M / M /1 dengan, 2 v(t) adalah varian dari waktu pelayanan v(t ) adalah varian dari waktu antar kedatangan. (Gross dan Haris, 1998) 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel data selama masing-masing 3 hari pada Halte Keberangkatan Koridor I, II, III, dan IV dari mulai pukul 05:30 hingga pukul 18:00 serta Halte Transit Balaikota selama 4 hari dari mulai pukul 05:30 hingga JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 596

pukul 18:00. Observasi dilakukann untuk mendapatkan data jumlah kedatangan bus, dan waktu pelayanan bus di masing-masing halte. Adapun prosedur penelitiannya disajikan pada Gambar 1 berikut : 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem antrian di Halte Keberangkatan Koridor I, Koridor II, Koridor III, Koridor IV dan Halte Transit Balaikota yaitu menggunakan sistem antrian satu antrian satu pelayanan. Untuk lebih jelasnya sistem antrian di Halte Operasional BRT Semarang tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut : Gambar 2. Sistem Antrian Halte Operasional BRT Semarang JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 597

Datang Halte Koridor I Gambar 3. Sistem Antrian Halte Keberangkatan Koridor I Datang Halte Koridor II Gambar 4. Sistem Antrian Halte Keberangkatan Koridor II Datang Halte Koridor III Gambar 5. Sistem Antrian Halte Keberangkatan Koridor III Datang Halte Koridor IV Gambar 6. Sistem Antrian Halte Keberangkatan Koridor IV Datang Halte Transit Balaikota Gambar 7. Sistem Antrian Halte Transit Balaikota 4.1 Pengukuran Steady State Analisis Data awal akan dimulai dengan menghitung faktor utilisasi ( ) untuk tiap-tiap pelayanan per jenis pelayanan. Ukuran steady-state dari kinerja pelayanan dapat diperoleh dari data jumlah kedatangan per jam dengan waktu pelayanan atau jumlah yang dilayani per jam dengan menghitung probabilitas dari sistem pelayanan. Tabel 1. Steady-State Antrian Halte Pelayanan c µ Halte Koridor I 1 5,1282 6,9987 0,7327 Halte Koridor II 1 6,3077 9,1338 0,69059 Halte Koridor III 1 3,0769 5,0841 0,60521 Halte Koridor IV 1 5,2051 5,9140 0,8801 Halte Transit Balaikota 1 23,6731 84,2558 0,28096 JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 598

Berdasarkan Tabel 1, nilai yang didapat di masing-masing jenis pelayanan < 1. Artinya, rata-rata kedatangan pelanggan tidak melebihi kapasitas kecepatan pelayanan sehingga memenuhi asumsi steady-state. 4.2 Uji Kecocokan Distribusi Pada uji kecocokan distribusi ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk jumlah kedatangan dan uji Chi-Square untuk waktu pelayanan sebagai berikut: Hipotesis: H 0 : ( Data berasal dari distribusi Poisson) H 1 : ( Data tidak berasal dari distribusi Poisson) Taraf Signifikansi: Statistik uji : Tabel 2. Kecocokan Distribusi Pola Kedatangan Jumlah Kedatangan D Sup D tabel Nilai Sig Keputusan Model Halte Koridor I 0,136 0,213 0,464 Ho diterima M Halte Koridor II 0,094 0,213 0,879 Ho diterima M Halte Koridor III 0,201 0,213 0,085 Ho diterima M Halte Koridor IV 0,130 0,213 0,525 Ho diterima M Halte Transit Balaikota 0,230 0,189 0,008 Ho ditolak G Hipotesis: H 0 : Data pelayanan berasal dari distribusi Eksponensial H 1 : Data pelayanan tidak berasal dari distribusi Eksponensial Taraf Signifikansi: Statistik uji Tabel 3. Kecocokan Distribusi Pola Pelayanan Waktu Pelayanan Chi Square Chi Square Keputusan Model Hitung Tabel Halte Koridor I 340,3596 14,07 Ho ditolak G Halte Koridor II 342,8225 14,07 Ho ditolak G Halte Koridor III 72,894 12,59 Ho ditolak G Halte Koridor IV 641,599 14,07 Ho ditolak G Halte Transit Balaikota 864,330 16,92 Ho ditolak G JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 599

4.3 Model Antrian Halte Operasional BRT Semarang Berdasarkan hasil analisis steady state dan uji kecocokan distribusi jumlah kedatangan dan waktu pelayanan pelanggan, model antrian yang diperoleh pada kelima jenis pelayanan adalah: Tabel 4. Model Antrian No Jenis Pelayanan Model Antrian 1 Halte Koridor I (M/G/1):(GD/ / ) 2 Halte Koridor II (M/G/1):(GD/ / ) 3 Halte Koridor III (M/G/1):(GD/ / ) 4 Halte Koridor IV (M/G/1):(GD/ / ) 5 Halte Transit Balaikota (G/G/1):(GD/ / ) 4.4 Analisis Ukuran Kinerja Sistem Antrian Halte Operasional BRT Semarang Setelah dilakukan analisis steady state dan uji kecocokan model, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis kinerja sistem antrian dengan menggunakan program WinQSB akan diperoleh hasil kinerja sistem seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Ukuran Kinerja Pelayanan Halte Operasional BRT Semarang No Halte Pelayanan Ls Lq Ws Wq Po 1 Halte Koridor I 1,8294 1,0967 0,3567 0,2139 0,2673 2 Halte Koridor II 1,7728 1,0822 0,2811 0,1716 0,3094 3 Halte Koridor III 1,1770 0,5718 0,3825 0,1858 0,3948 4 Halte Koridor IV 4,2424 3,3622 0,8150 0,6459 0,1199 5 Halte Transit 0,2937 0,0127 0,0124 0,0005 0,71903 Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem (L s ) Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian (L q ) Waktu keseluruhan yang diperkirakan dalam sistem (W s ) Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian (W q ) 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan untuk sistem antrian di bagian Halte Keberangkatan Koridor I, Koeidor II, Koridor III, Koridor IV dan Halte Transit Balaikota sudah stabil karena memiliki nilai utilitas kurang dari 1. Pada lima pelayanan di Halte Operasional BRT Semarang, model antrian yang yang sesuai di Halte Keberangkatan Koridor I (Penggaron), Halte Keberangkatan Koridor II (Sisemut), Halte Keberangkatan Koridor III (Pelabuhan A), Halte Keberangkatan JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 600

Koridor IV (Tawang) adalah sama yaitu model (M/G/1):(GD/ / ). Model antrian yang sesuai di Halte Transit Balaikota adalah model (G/G/1):(GD/ / ). DAFTAR PUSTAKA Bronson, R. 1991. Teori dan Soal-Soal Operation Reserch. PT Gelora Aksara Pratama. Gross, D., Harris, C. M. 1998. Fundamental of Queueing Theory Third Edition. John Wiley and Sons, INC. New York. Kakiay, T. J. 2004. Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata. Andi. Yogyakarta. Taha, H. A. 1996. Riset Operasi : Jilid 2. Binarupa Aksara. Jakarta., http://semarangkota.go.id (diakses pada tanggal 4 April 2015) JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 3, Tahun 2015 Halaman 601