Local Strength Global Structure

dokumen-dokumen yang mirip
Local Strength Global Structure

Local Strength Global Structure

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Local Strength Global Structure

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga (3) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

30 Juni 31 Desember

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak


PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Jumlah Aset Lancar 80,278,114,864 69,876,058,857

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

P.T. MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

Jumlah Aset Lancar

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian Beserta Laporan Auditor Independen PT ALAM KARYA UNGGUL Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT Mahaka Media Tbk. (dahulu PT Abdi Bangsa Tbk.) dan Entitas Anak

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. (D/H PT GENTA SABDA NUSANTARA) DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2013, 31 Maret 2012 dan

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK


PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) Untuk Periode-periode yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 2011

PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

30 September 31 Desember Catatan

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada 30 September 2013, 30 September

PT BALI TOWERINDO SENTRA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PT VICTORIA INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2016 (TIDAK DIAUDIT) Dengan angka perbandingan 31 Maret 2015 (Tidak diaudit) dan 31

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 MARET 2018

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

PT MAHAKA MEDIA TBK. DAN ENTITAS ANAK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. RADIANT UTAMA INTERINSCO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Transkripsi:

Local Strength Global Structure PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 1. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 4. Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 31 DESEMBER 2011) Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2i,2j,4 8.467.192.424 7.488.934.288 Piutang usaha - pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 4.285.360.915 pada tahun 2012 dan Rp 3.780.545.533 pada tahun 2011 2j,2o,5 31.339.954.890 31.334.585.540 Piutang lain-lain 2j,6 215.432.166 142.541.230 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 217.912.774 pada tahun 2012 dan Rp 127.406.221 pada tahun 2011 2k,2o,7 4.197.200.192 5.511.173.868 Biaya dibayar di muka 2l 356.694.474 484.518.776 Uang muka 117.332.125 - Jumlah Aset Lancar 44.693.806.271 44.961.753.702 ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak berelasi 2g,2j,27 1.141.830.120 1.195.860.012 Aset pajak tangguhan 3.205.261.339 2.885.275.331 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 19.830.481.882 pada tahun 2012 dan Rp 17.612.234.538 pada tahun 2011 2m,2n,8 30.257.871.368 32.875.239.677 Taksiran tagihan pajak penghasilan 2r,26 7.506.064.498 6.689.318.730 Aset tidak lancar lainnya 2j,9 2.737.774.603 3.000.113.988 Jumlah Aset Tidak Lancar 44.848.801.928 46.645.807.738 JUMLAH ASET 89.542.608.199 91.607.561.440 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 1

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 31 DESEMBER 2011) LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011 LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek 2j,10 7.935.708.000 7.777.823.096 Utang usaha 2j,11 19.949.162.492 20.873.060.348 Utang lain-lain Pihak ketiga 1j 138.771.240 40.151.137 Pihak berelasi 2j,27 522.574.598 522.574.598 Biaya masih harus dibayar 12 4.002.587.800 4.942.868.561 Utang pajak 2r,26 2.031.541.475 3.352.523.187 Pendapatan diterima di muka yang akan direalisasi dalam waktu satu tahun 2j,13,27 57.350.020 57.350.020 Uang muka pelanggan 2j,14 766.815.256 691.745.023 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang bank 2j,15 4.000.210.441 3.781.850.864 Utang sewa pembiayaan 2j,2n,16 152.018.415 109.463.559 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 39.556.739.737 42.149.410.393 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang - pihak berelasi 2j,27 13.353.802.332 14.043.918.162 Pendapatan diterima di muka setelah dikurangi bagian yang terealisasi dalam waktu satu tahun 2j,13 1.127.883.718 1.127.883.718 Liabilitas imbalan paskakerja 2q,25 9.075.747.475 8.988.084.405 Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang bank 2j,15 6.777.106.506 8.426.516.392 Utang sewa pembiayaan 2j,2n,16 237.623.793 228.522.376 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 30.572.163.824 32.814.925.053 JUMLAH LIABILITAS 70.128.903.561 74.964.335.446 EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 56,125 per saham Modal dasar - 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 726.500.000 saham pada tahun 2012 dan 2011 18 40.774.812.500 40.774.812.500 Biaya emisi saham 19 (1.224.457.299) (1.224.457.299) Selisih kurs setoran modal 19 (2.272.200.000) (2.272.200.000) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2e,20 (21.639.894.267) (21.639.894.267) Defisit (7.524.101.893) (8.698.356.330) Jumlah Ekuitas yang Dapat di Atribusikan Kepada Pemilik Perusahaan 8.114.159.041 6.939.904.604 Kepentingan non-pengendali 17 11.299.545.597 9.703.321.390 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 89.542.608.199 91.607.561.440 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 2

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK DIAUDIT) Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 Catatan 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) PENDAPATAN USAHA 2p,21 63.002.902.812 44.283.938.663 BEBAN POKOK PENDAPATAN 2p,22 (52.234.896.833) (38.616.141.400) LABA BRUTO 10.768.005.979 5.667.797.263 BEBAN USAHA Beban umum dan administrasi 2p,23 (8.193.922.443) (7.654.494.828) Beban keuangan 24 (1.145.316.805) (798.326.313) Beban usaha lainnya 24 (901.999) (676.064) Pendapatan usaha lainnya 24 1.316.052.518 2.028.124.745 Jumlah Beban Usaha (8.024.088.729) (6.425.372.460) LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.743.917.250 (757.575.197) MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2r,26 Pajak penghasilan final (293.424.615) (279.029.102) Tangguhan 319.986.008 251.070.059 Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 26.561.393 (27.959.043) LABA (RUGI) SESUDAH PAJAK PENGHASILAN 2.770.478.643 (785.534.240) PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 2.770.478.643 (785.534.240) Laba komprehesif neto yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan 1.174.254.437 (300.062.370) Kepentingan non-pengendali 1.596.224.206 (485.471.870) 2.770.478.643 (785.534.240) Laba (rugi) per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas induk 2t,28 1,62 (0,41) Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 3

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK DIAUDIT) Ekuitas yang Dapat Diatriibusikan kepada Pemilik Entitas Induk Proforma ekuitas yang timbul dari Biaya emisi Selisih kurs transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas Saldo Laba Kepentingan Jumlah Modal saham saham setoran modal sepengendali (defisit) Jumlah nonpengendali ekuitas Saldo per 1 Januari 2011 14.031.250.000 (1.224.457.299) (2.272.200.000) 5.130.086.483 - (9.400.725.603) 6.263.953.581 9.756.157.896 16.020.111.477 Rugi komprehensif untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 (Tidak diaudit) - - - - - (300.062.370) (300.062.370) (485.471.870) (785.534.240) Saldo per 30 Juni 2011 14.031.250.000 (1.224.457.299) (2.272.200.000) 5.130.086.483 - (9.700.787.973) 5.963.891.211 9.270.686.026 15.234.577.237 Saldo per 1 Januari 2012 40.774.812.500 (1.224.457.299) (2.272.200.000) - (21.639.894.267) (8.698.356.330) 6.939.904.604 9.703.321.390 16.643.225.994 Laba komprehensif untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 (Tidak diaudit - - - - - 1.174.254.437 1.174.254.437 1.596.224.207 2.770.478.644 Saldo per 30 Juni 2012 40.774.812.500 (1.224.457.299) (2.272.200.000) - (21.639.894.267) (7.524.101.893) 8.114.159.041 11.299.545.597 19.413.704.638 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 4

PT ISLAND CONCEPTS INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK DIAUDIT) Catatan 30 Juni 2012 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 63.256.472.048 30.676.149.893 Pembayaran kepada pemasok dan lain-lain (39.199.158.611) (23.850.540.554) Pembayaran kepada karyawan (16.597.557.430) (11.890.218.433) Pembayaran pajak penghasilan (2.501.127.170) (219.137.883) Pembayaran bunga (1.145.316.805) (798.326.313) Penerimaan tagihan pajak - 1.151.247.134 Penerimaan bunga dan jasa giro 31.500.900 302.015.715 Penerimaan lainnya (640.260.423) 1.917.794.233 Jumlahkas diperoleh untuk aktivitas operasi 3.204.552.509 (2.711.016.208) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap (101.099.000) (1.257.110.930) Hasil penjualan aset tetap 283.048.000 12.030.000 Jumlah kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi 181.949.000 (1.245.080.930) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran pokok utang bank (1.649.409.886) - Kenaikan penurunan utang pihak berelasi (1.328.269.345) (413.336.077) Kenaikan pinjaman bank 376.244.481 1.460.051.756 Kenaikan penurunan piutang pihak berelasi 139.756.184 - Penerimaan pinjaman dari pihak berelasi 115.578.920 4.673.909.555 Pembayaran pokok sewa pembiayaan (62.143.727) - Jumlah kas digunakan untuk (diperoleh dari) aktivitas pendanaan (2.408.243.373) 5.720.625.234 KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 978.258.136 1.764.528.096 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 7.488.934.288 3.488.674.950 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 8.467.192.424 5.253.203.046 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. 5

1. U M U M a. Perusahaan PT Island Concepts Indonesia Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 3 tanggal 11 Juli 2001 dari Evi Susanti Panjaitan S.H. Akta tersebut kemudian diubah melalui Akta Pemasukan, Pengeluaran dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. 14 tanggal 12 September 2002 dari Evi Susanti Panjaitan S.H. Kedua Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 23 April 2003 dalam Surat Keputusan No. C-08791 HT.01.01.TH.2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 Tambahan No. 9004 tanggal 10 September 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir dengan Akta Notaris No. 9 tanggal 20 Juni 2012 dari Yurisa Martanti, S.H., MH antara lain sehubungan dengan persetujuan rencana perubahan status Perusahaan kembali menjadi Perseroan Penanaman Modal Asing. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan menjalankan usahanya dalam bidang jasa akomodasi. Disamping itu, melalui PT Patra Supplies and Services (PSS), Entitas anak, Perusahaan menjalankan kegiatan jasa katering dan jasa pemeliharaan fasilitas perkotaan. Kantor Perusahaan terletak di Jl. Raya Petitenget No. 469, Kerobokan, Kuta, Badung, Bali. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada April 2005. Lokasi utama kegiatan usaha Perusahaan adalah di Villas Bali Island, Jl. Raya Petitenget No. 469, Kerobokan, Kuta, Badung, Bali. b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Berdasarkan Akta Notaris No. 8 tanggal 20 Juni 2012 dari Yurisa Martanti, S.H., MH, susunan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama : Marzuki Usman Komisaris : A. Sulistyawati Komisaris Independen : R. Rivai M. Noer Direktur Direktur Utama : Dodi Prawira Amtar Direktur : Putu Agung Prianta Direktur : Octavianus Kuntjoro Direktur : Graham James Bristow Berdasarkan Akta Notaris No. 54 tanggal 20 Juni 2011 oleh M. Nova Faisal S.H., M.Kn., susunan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama : Marzuki Usman Komisaris : Graham James Bristow Komisaris : A. Sulistyawati Komisaris Independen : R. Rivai M. Noer 6

1. U M U M b. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan) Direktur Direktur Utama : Dodi Prawira Amtar Direktur : Putu Agung Prianta Direktur : Octavianus Kuntjoro Susunan komite audit dan sekretaris Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Ketua : R. Rivai M. Noer R. Rivai M. Noer Anggota : Tony Silitonga, MBA Tony Silitonga, MBA Anggota : W.R. Kaminski W.R. Kaminski Kepala Unit Audit Internal : Maxwell Morris Hunt Maxwell Morris Hunt Sekretaris Perusahaan : Widya Laksana Widya Laksana Jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada Komisaris dan Direksi Perusahaan dan Entitas anak pada periode 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) Komisaris : 276.605.000 261.795.000 Direksi : 1.349.643.150 1.266.956.831 Jumlah 1.626.248.150 1.528.751.831 Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, Perusahaan dan entitas anak masing-masing mempunyai 114 orang dan 138 orang karyawan tetap (tidak diaudit). c. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 22 Desember 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. 1303/III/PMA/2004 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 125.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 112,50 per saham dan harga penawaran Rp 112,50 per saham. d. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas anak untuk periode 30 Juni 2012 telah diselesaikan dan disetujui oleh Direksi Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 21 September 2012. Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut. 7

1. U M U M (Lanjutan) e. Penggabungan Usaha PT Gama Wahyu Abadi ke dalam PT Island Concepts Indonesia Tbk. Berdasarkan Akta Notaris No. 52 tanggal 20 Juni 2011 oleh M. Nova Faisal S.H., M.Kn., Perusahaan dan PT Gama Wahyu Abadi (GWA) setuju untuk melakukan penggabungan usaha dimana GWA secara hukum terlikuidasi setelah penggabungan berlaku efektif. Pada tanggal 16 Juni 2011, Perusahaan telah menerima surat dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) tentang pemberitahuan efektifnya Pernyataan Penggabungan Usaha yang tertuang dalam surat No. S-6710/BL/2011. Perubahan anggaran dasar Perusahaan berkaitan dengan penggabungan usaha, sebagaimana dituangkan dalam Akta No. 53 tanggal 20 Juni 2011, yang dibuat dihadapan Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn. telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-36158.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 19 Juli 2011. Berdasarkan laporan penilaian saham No. 041D-VAL-VI/2011 tanggal 10 Juni 2011, KJPP Rengganis, Hamid & Rekan berpendapat bahwa Nilai Pasar Wajar 100% saham Perusahaan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 8.047.047.000 atau sebesar Rp 32,19 per saham. Berdasarkan laporan penilaian saham No. 041E-VAL-VI/2011 tanggal 10 Juni 2011, KJPP Rengganis, Hamid & Rekan berpendapat bahwa Nilai Pasar Wajar 100% saham GWA pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 15.337.092.000 atau sebesar Rp153.370,92 per saham. Berdasarkan metode dan tata cara konversi saham, maka Perusahaan menerbitkan saham baru dengan nilai nominal Rp 56,125 per saham. Dengan demikian konversi saham GWA dalam perusahaan adalah setiap pemegang 1 (satu) saham GWA dengan nilai nominal Rp 100.000 per saham mendapatkan 4.765 saham baru dengan nilai nominal Rp 56,125 per saham. f. Susunan Pemegang Saham Sebelum dan Sesudah Penggabungan Usaha Susunan pemegang saham Perusahaan sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Perusahaan Sebeleum Penggabungan Usaha Pemegang Saham GWA Sebelum Penggabungan Usaha Jumlah Saham Sebelum Konversi % Pemegang Saham Perusahaan Setelah Penggabungan Usaha Jumlah Saham Setelah Konversi Jumlah Saham % Jumlah Saham % Island Regency Grup Ltd. 56.562.000 22,62 - - - 56.562.000 7,79 Island Regency Club Inc. 48.500.000 19,40 - - - 48.500.000 6,68 Graham James Bristow 32.000.000 12,80 - - - 32.000.000 4,40 Francis Street Pty. Ltd. 16.500.000 6,60 - - - 16.500.000 2,27 Masyarakat 96.438.000 38,58 - - - 96.438.000 13,27 Ir. Frans Bambang Siswanto - - 99.999 99,99 476.495.235 476.496.235 65,58 Octavianus Kuntjoro - - 1 0,01 4.765 4.765 0,01 Jumlah 250.000.000 100,00 100.000 100,00 476.500.000 726.500.000 100,00 8

1. U M U M (Lanjutan) g. Entitas Anak Perusahaan merupakan entitas induk yang memiliki sebuah entitas anak (secara kolektif disebut sebagai Grup ). Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mempunyai kepemilikan saham secara langsung pada Entitas anak sebagai berikut: Persentase Kepemilikan Efektif Domisili dan Dan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi Entitas Anak Jenis Usaha Tahun Operasi 31 Desember Komersial 30 Juni 2012 2011 PT Patra Supplies and Services (PSS) Jasa Katering dan Jasa Pemeliharaan Fasilitas Perkotaan Jakarta 1976 50% 79.210.417.679 50% 80.305.834.334 Perusahaan memiliki PSS melalui penggabungan usaha dengan PT Gama Wahyu Abadi (Catatan 1e). 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas anak telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ( ISAK ) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Peraturan No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP 06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang terdapat di dalam Peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ( BAPEPAM-LK ). Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011 secara prospektif atau retrospektif. Penyajian laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas anak disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan pendapatan komprehensif lain. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas anak. Grup menyajikan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 (laporan posisi keuangan konsolidasian) serta periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 (laporan laba rugi komprehensif konsolidasian). 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk periode 30 Juni 2012 adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2011 dan periode 30 Juni 2011, kecuali penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif 1 Januari 2011 seperti yang diungkapkan pada Catatan ini. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas, yang menggantikan PSAK No. 2 dengan judul yang sama. Penerapan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah ( Rp ) yang juga merupakan mata uang fungsional Grup. b. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012 Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) lainnya yang berlaku efektif 1 Januari 2012 sebagai berikut: (1) PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap: mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. (2) PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja: mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. (3) PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman: mengatur pengakuan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan konstruksi, atau produksi aset kualifikasian yang dapat dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. (4) PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa: mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi leassee maupun lessor, terkait dengan sewa. (5) PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan: mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. (6) PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: mengatur penyajian, mengatur prinsip menyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. (7) PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: mengatur Pengakuan dan Pengukuran, mengatur prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2012 (Lanjutan) (8) PSAK No. 10 (Revisi 2009), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, mengatur bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. (9) PSAK No. 28 (Revisi 2010), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, mengatur pencatatan akuntansi atas kontrak asuransi kerugian. (10) ISAK No. 25, Hak atas Tanah, interpretasi atas PSAK yang terkait dengan akuntansi atas hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai. (11) PSAK No. 56 (Revisi 2010), Laba per Saham: mengatur prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama. (12) PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: mengatur pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; dan sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen keuangan. (13 ISAK No. 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan, Pasti Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya: mengatur pengembalian atau pengurangan iuran masa depan dan persyaratan pendanaan minimum. Penerapan PSAK-PSAK diatas untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012 tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012 namun tidak relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: (1) PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi (2) PSAK No. 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purna Karya (3) PSAK No. 33 (Revisi 2010), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum. (4) PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi. (5) PSAK No. 36 (Revisi 2010), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. (6) PSAK No. 45 (Revisi 2010), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (7) PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham. (8) PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah. (9) PSAK No. 62, Kontrak Asuransi. (10) PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. (11) PSAK No. 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral. (12) ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. (13) ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa. (14) ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi. (15) ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. (16) ISAK No. 20, Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Pemegang saham (17) ISAK No. 22, Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan (18) ISAK No. 23, Sewa Operasi - Insentif. (19) ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi Yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. (20) ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivative Melekat 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011 Disamping PSAK No 1 (Revisi 2009) dan PSAK No. 2 (Revisi 2009), Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) lainnya yang berlaku efektif 1 Januari 2011 sebagai berikut: (1) PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim dan ISAK No. 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai, mengatur isi minimum dan prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran laporan keuangan interim. (2) PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian Perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. (3) PSAK No. 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi, mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. Grup menyajikan informasi segmen periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011. (4) PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, mensyaratkan pengungkapan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. (5) PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis, menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Grup menerapkan secara prospektif PSAK ini untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. (6) PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan, mengatur akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kegiatan tertentu. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke ekuitas, mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke ekuitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Grup menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011 (Lanjutan) (7) PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, mengatur tentang prosedur yang digunakan oleh entitas untuk meyakinkan bahwa nilai tercatat aset tidak melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Suatu aset nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan apabila nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan melalui pemakaian dan penjualan aset tersebut. Jika ini yang terjadi, maka aset tersebut diturunkan nilainya dan pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui kerugian penurunan nilai aset. PSAK ini juga mengatur kapan entitas harus memulihkan kerugian penurunan nilai aset yang telah diakui dan pengungkapan yang diperlukan. (8) PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, mengatur pengakuan dan pengukuran provisi liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi yang relevan dan telah diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: (1) PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan (2) PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi (3) PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Tak Berwujud (4) PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011 namun tidak relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: (1) PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama (2) PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (3) ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (4) ISAK No. 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa (5) ISAK No. 10, Program Loyalitas Pelanggan (6) ISAK No. 11, Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik (7) ISAK No. 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer (8) ISAK No. 14, Biaya Situs Web d. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Kombinasi Bisnis Prinsip Konsolidasi Efektif 1 Januari 2011, Grup secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, kecuali untuk beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif, yaitu: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan nonpengendali bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; dan (v) konsolidasi anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas anak. Seluruh saldo dan transaksi akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas kecuali, dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika Grup memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non pengendali (KNP) (sebelum dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup: (1) menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; (2) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; (3) menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; (4) mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; (5) mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; (6) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan (7) mereklasifikasi bagian induk perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada entitas anak tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor anak-anak perusahaan tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba anak-anak perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Kombinasi Bisnis Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi pada nilai wajar atau sebesar proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disajikan sebagai beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pada tanggal akuisisi pihak pengakuisisi mengukur kembali nilai wajar kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam komponen laba rugi. Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam komponen laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP atas aset bersih teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas ( UPK ) dari Perusahaan dan/atau entitas anak yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Sebagai perbandingan, kebijakan akuntansi kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut: - Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP diukur berdasarkan proporsi kepemilikan atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi; - Kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya; - Imbalan kontinjensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan/atau entitas anak mempunyai kewajiban kini, kemungkinan besar arus ekonomis keluar akan terjadi, dan dapat diestimasi secara andal. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari goodwill. e. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Akuisisi entitas yang merupakan entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali pada dasarnya tidak menghasilkan laba atau rugi bagi grup atau bagi perusahaan individu yang berada di bawah grup, dan karenanya restrukturisasi tersebut tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan. Dengan metode penyatuan kepemilikan tersebut, pengalihan aset dan liabilitas dicatat sebesar nilai tercatatnya. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan pada akun Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (STRES) pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo STRES dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini. Berdasarkan PSAK 38 (Revisi 2004), dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang diakuisisi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Penjabaran Mata Uang Asing Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun. Kurs mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia sebagai berikut: 2012 2011 Dolar Amerika Serikat 9.480 9.068 g. Transaksi Pihak Berelasi Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Grup: 1. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak: - mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup; - memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau - memiliki pengendalian bersama atas Grup; 2. Perusahaan asosiasi; 3. perusahaan ventura bersama dimana Grup sebagai venturer; 4. pihak tersebut adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk perusahaan; 5. anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); 6. entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, dipengaruhi secara signifikan oleh, atau dimana hak suara signifikan atas entitas tersebut, langsung maupun tidak langsung, dimiliki oleh individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau 7. suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari Grup, atau entitas lain yang terkait dengan Grup. Kebijakan akuntansi sebelum 1 Januari 2011 Pihak berelasi adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g. Transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan) Kebijakan akuntansi sebelum 1 Januari 2011 (Lanjutan) 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Grup secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Grup); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Grup yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Grup serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Grup dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Grup. Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu diatur oleh Bapepam-LK melalui Peraturan Nomor IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor : Kep-521/BL/2008, tanggal 12 Desember 2008, yang menyatakan antara lain: a. Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, pemegang saham utama Perusahaan dalam suatu transaksi yang dapat merugikan Perusahaan karena adanya penetapan harga yang tidak wajar. b. Perusahaan yang melakukan transaksi afiliasi wajib melakukan keterbukaan informasi, kecuali: Penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada komisaris, direktur, dan pemegang saham utama yang juga sebagai karyawan yang langsung berhubungan dengan tanggung-jawab mereka terhadap Perusahaan tersebut dan sesuai dengan kebijakan Perusahaan, serta telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham; Transaksi antara Perusahaan baik dengan Karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan tersebut maupun dengan Karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan Terkendali, dan Transaksi antara Perusahaan Terkendali baik dengan Karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan Terkendali tersebut maupun dengan karyawan, direksi atau komisaris Perusahaan dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal tersebut telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam transaksi tersebut termasuk pula manfaat yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada semua karyawan, direksi atau komisaris dengan persyaratan yang sama, menurut kebijakan yang ditetapkan Perusahaan; dan/atau Imbalan, termasuk gaji, iuran dana pensiun, dan / atau manfaat khusus yang diberikan kepada komisaris, direktur dan pemegang saham utama yang juga sebagai karyawan, jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan berkala. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g. Transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan) Kebijakan akuntansi sebelum 1 Januari 2011 (Lanjutan) Berdasarkan PSAK No. 07, semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maupun tidak, telah diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan untuk masing-masing akun. h. Penggunaan Estimasi Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan, dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. i. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. j. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2010, Grup menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Dalam penerapan standar ini, Grup telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Selanjutnya, sehubungan dengan telah efektifnya PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, sejak 1 Januari 2012, Grup telah mengevaluasi dampak revisi PSAK-PSAK tersebut dan menyimpulkan bahwa dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian tidak material. Sehubungan dengan diberlakukannya PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan, Grup telah menerapkan pengungkapan atas instrumen keuangan pada laporan keuangan konsolidasian. Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, Grup hanya memiliki aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak diungkapkan. 20