I. PENDAHULUAN. tailed macaque) (Lekagul dan Mcneely, 1977). Macaca fascicularis dapat ditemui di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Menurut Napier dan Napier (1985) monyet ekor panjang dapat. Superfamili : Cercopithecoidea

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah siamang berdasarkan bentuk morfologinya yaitu: (Napier and

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Monyet ekor panjang merupakan mamalia dengan klasifikasi sebagai berikut

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Morfologi Umum Primata

I. PENDAHULUAN. Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di

I. PENDAHULUAN. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis, Raffles 1821) telah hidup berdampingan

TINJAUAN PUSTAKA. (1) secara ilmiah nama spesies dan sub-spesies yang dikenali yang disahkan

[Amazing] Inilah 50 Keunikan Tubuh Manusia yang Mengagumkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Satwa dalam mencari makan tidak selalu memilih sumberdaya yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Napier dan Napier (1967), klasifikasi ilmiah simpai sebagai berikut :

Lutung. (Trachypithecus auratus cristatus)

PEMBELAJARAN TEMA. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Seluruh dunia, terdapat 20 jenis spesies Macaca yang tersebar di Afrika bagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melakukan grooming. Pola perilaku autogrooming tidak terbentuk. dikarenakan infant tidak terlihat melakukan autogrooming.

II. TINJAUAN PUSTAKA

MENGENAL BEBERAPA PRIMATA DI PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM. Edy Hendras Wahyono

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

JMSC Tingkat SD/MI2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

Kajian Perilaku Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan Lutung (Trachypithecus auratus) di Coban Rondo, Kabupaten Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang yang ditemukan di Sumatera, Indonesia adalah H. syndactylus, di

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. M11, dan M12 wilayah Resort Bandealit, SPTN wilayah II Balai Besar Taman

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

SERANGAN AWAL KERA EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) PADA HTI Acacia mangium DI PT. MUSI HUTAN PERSADA SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beruang madu (H. malayanus) merupakan jenis beruang terkecil yang tersebar di

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

GROOMING BEHAVIOUR PATTERN OF LONG-TAILED MACAQUE (Macaca fascicularis, Raffles 1821) IN PALIYAN WILDLIFE SANCTUARY, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. frugivora lebih dominan memakan buah dan folivora lebih dominan memakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Gajah Sumatera (Elephas maxius sumateranus) Menurut Lekagung dan McNeely (1977) klasifikasi gajah sumatera

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengadaan konservasi hewan. Suaka Margasatwa Paliyan memiliki ciri

III. METODE PENCIPTAAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Monyet ekor panjang termasuk kelompok monyet dunia lama ( Old World

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio Ekologi Monyet Ekor Panjang Taksonomi dan Morfologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Morfologi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Klasifikasi ilmiah orangutan Sumatera menurut Groves (2001) adalah

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Morfologi Orangutan. tetapi kedua spesies ini dapat dibedakan berdasarkan warna bulunnya

Kompetensi. created by darmadi ahmad MAMALIA. Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia CIRI-CIRI UMUM PENYEBARAN

065 PERILAKU SEKSUAL MONYET EKOR PANJANG (Mncncn fascic~lnris) Di BUM1 PERUMAHAN PRAMUKA CIBUBUR, JAKARTA LILA MULYATI

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

BAB V HASIL. Gambar 4 Sketsa distribusi tipe habitat di Stasiun Penelitian YEL-SOCP.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

FORM OBSERVASI Mini Mental State Examination (MMSE)

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

I. PENDAHULUAN. Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

II. TINJAUAN PUSTAKA

3. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12

Vol. 09 No. 01 April 2013 ISSN Jurnal Ilmiah. Konservasi Hayati. Chaoborus trivitatus. Narpus concolor. Baetis flavistriga

I. PENDAHULUAN. Gladiol (Gladiolus hybridus L.) merupakan salah satu bunga potong yang sudah

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Badak Jawa Badak jawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Macaca fascicularis Raffles merupakan salah satu jenis primata dari famili Cercopithecidae yang dikenal dengan nama monyet atau monyet ekor panjang (long tailed macaque) (Lekagul dan Mcneely, 1977). Macaca fascicularis dapat ditemui di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia (Walkers, 1983). Ciri-ciri monyet ini yaitu mempunyai rambut berwarna abu-abu sampai coklat kemerahan, bagian perut lebih cerah. Rambut pada bagian wajah (jambang) berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Dalam masa pertumbuhan individu, kekhasan ini merupakan tanda yang berguna untuk perkiraan usianya, terutama sangat jelas pada jantan dewasa (Rowe, 1996). Di lingkungan alaminya, monyet ekor panjang bersifat frugivore dengan makanan utamanya berupa buah (Cowlishaw dan Dunbar, 2000). Kriteria buah yang dipilih oleh monyet biasanya dilihat berdasarkan warna, bau, berat buah, dan kandungan nutrisi (Gautier-Hion, 1988). Selain buah, jenis makanan yang biasa dikonsumsi Macaca fascicularis adalah daun, umbi, bunga, biji dan serangga (Hasanbahri, Djuwantoko dan Ngariana, 1996). Aktivitas makan atau foraging merupakan aktivitas mencari makan dan memegang makanan. Urutan pada aktivitas makan, dimulai dengan mengambil makanan dengan satu atau dua tangan kemudian dimasukkan ke mulut untuk selanjutnya dicerna (Asnawi, 1991). Aktivitas makan merupakan salah satu dari tingkah laku yang dibutuhkan untuk mengetahui preferensi penggunaan tangan. Penggunaan tangan pada saat makan oleh hewan primata pada kenyataannya tidak mudah untuk diteliti, karena monyet ekor panjang dapat menggunakan satu tangan atau kedua tangan untuk melakukan aktivitas makan dan memegang makanan,

terkadang dengan kombinasi dua tangan atau kaki dan tangan (Kaplan dan Rogers, 1994). Preferensi tangan merupakan suatu pemilihan penggunaan tangan kiri atau kanan untuk melakukan suatu kegiatan. Sedangkan handedness merupakan dominansi tangan atau tangan yang lebih cepat dan lebih tepat dalam melakukan kegiatan yang membutuhkan satu tangan. Misalnya, saat menulis atau menggambar, tangan yang disukai memegang dan menggunakan pensil sementara sisi lain memegang kertas. Pada manusia preferensi tangan mulai berkembang antara usia 2 sampai 4 tahun, selanjutnya antara usia 4 sampai 6 tahun preferensi tangan biasanya sudah jelas (Department of Occupational Therapy, 2005). Preferensi tangan pada hewan primata dapat dipengaruhi oleh tingkah laku hewan itu sendiri dan faktor lingkungan, sedangkan dari segi genetik, Collins (1970) mengatakan bahwa variasi genetik dalam preferensi tangan hanya menentukan lateralitas atau satu sisi kiri-kanan, bukan menentukan arah yang dominan. Ada temuan menarik dari penelitian yang dilakukan oleh Zhao, Hopkins, dan Li (2012) pada Rhinopithecus roxellana atau monyet hidung pesek dimana didapatkan hasil bahwa monyet tersebut merupakan kidal atau dominan menggunakan tangan kiri pada saat makan. Pada hewan primata kedua tangan dan kakinya dapat digunakan secara bersamaan (Hopkins, 2006). Oleh karena itu, kebiasaan dalam perkembangan penggunaan tangan pada manusia dan hewan berbeda (Hopkins dan Waal, 1995). Preferensi penggunaan tangan berkaitan dengan refleksi asimetri atau lateralisasi dari penggunaan otak. Masing-masing tangan dikendalikan oleh belahan otak yang berlawanan dari tangan tersebut. Dominansi salah satu belahan otak untuk mengerjakan fungsi tertentu dapat dihubungkan dengan preferensi penggunaan tangan yang berlawanan dari belahan otak tersebut (Kaplan dan Rogers, 1994).

Faktor yang mungkin membedakan dalam perkembangan preferensi penggunaan tangan monyet ekor panjang yang dipenangkaran dengan yang di alam yaitu pada interaksi antara ibu dan bayi serta pengaruh lingkungan sosial seperti teman sebaya atau teman bermain (Hopkins dan Waal, 1995). Hal ini dapat dilihat pada monyet muda yang melihat dan meniru tingkah laku monyet dewasa lainnya seperti yang dikatakan Ardhiansyah, Sandya, dan Setyasih (2012), mereka melakukan perlakuan dengan memberikan makanan kepada sekelompok monyet ekor panjang di bukit Tidar kota Magelang, monyet yang lebih muda tidak langsung mengambil makanan, mereka hanya melihat dan mengendus makanan. Setelah monyet dewasa yang berukuran lebih besar mengambil makanan tersebut, barulah monyet muda mendekati dan memakan makanan itu. Pada monyet ekor panjang yang dipenangkaran tidak mengalami hal tersebut. Pada tahun 1997, Westergaard, Champoux, dan Suomi meneliti preferensi penggunaan tangan pada bayi Macaca mulatta di National Institutes of Health Animal Center. Penelitian dilakukan kepada 20 ekor bayi M. mulatta yang berumur berkisar 4 sampai 11 bulan. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan preferensi tangan kiri atau tangan kanan antara bayi monyet jantan dengan betina, tidak ada perbedaan preferensi tangan kiri atau tangan kanan antar usia bayi M. mulatta yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tidak adanya preferensi tangan kiri atau tangan kanan pada bayi M. mulatta. Westergaard, Lussier, dan Higley pada tahun 2001 juga melakukan penelitian tentang variasi dalam pengembangan preferensi tangan antar spesies monyet. Penelitian ini menguji variasi antara spesies monyet dalam pengembangan preferensi tangan pada tiga spesies monyet yaitu Macaca mulatta, Macaca nemestrina dan Macaca fascicularis. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari ketiga spesies monyet tersebut memiliki pola preferensi pemilihan tangan kiri atau kanan yang

berbeda. Disimpulkan bahwa adanya variasi dalam preferensi pemilihan penggunaan tangan kiri atau kanan dalam genus Macaca. Penelitian preferensi penggunaan tangan kiri atau kanan umumnya dilakukan pada hewan primata dipenangkaran atau dipelihara. Sehingga pengaruh faktor sosial terabaikan, karena pada hewan primata yang dipenangkaran atau dipelihara hidup sendiri. Setiap individu dapat belajar dari individu lain bagaimana mengambil dan mengolah makanan sebelum dimakan. Apalagi jika individu itu masih dalam masa akuisisi pola tingkah laku. Huffman (1996) menyatakan bahwa tingkah laku bayi monyet sangat dipengaruhi oleh induknya. Untuk mengetahui perbandingan preferensi penggunaan tangan kiri dan tangan kanan monyet ekor panjang (M. fascicularis) yang dipelihara dari kecil tanpa ada belajar atau melihat individu lain yang sama dan tidak ada pengaruh kompetisi saat makan, serta preferensi penggunaan tangan kiri dan tangan kanan monyet ekor panjang (M. fascicularis) yang hidup berkelompok dari kecil di alam, maka penelitian mengenai preferensi penggunaan tangan oleh monyet ekor panjang ini dilakukan. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan hal diatas maka dirumuskan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini yaitu: a. Bagaimana handedness dalam pengambilan makanan pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)? b. Bagaimana perbandingan preferensi tangan antara monyet yang dipelihara dengan yang hidup di alam?

1.3 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui handedness dalam pengambilan makanan pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). b. Mengetahui perbandingan preferensi tangan antara monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang dipelihara dengan yang hidup di alam. 1.4 Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data acuan untuk menentukan bagaimana preferensi penggunaan tangan pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) serta menjelaskan pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan tingkah laku.