BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer terhadap pertumbuhan kacang tanah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang keberadaannya sering dimanfaatkan. Tidak hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

LAMPIRAN. Jumlah mikroba (CFU/ml) penyusun pupuk hayati (Biofertilizer) pada media selektif

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di areal persawahan dusun Mojorejo

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PENDAHULUAN. Kacang Tanah merupakan tanaman polong polongan kedua terpenting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ashari (1995) menyatakan bahwa tumbuhan nanas dapat tumbuh di dataran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

BAB I PENDAHULUAN. sumber protein di Indonesia (Sumarno, 1983). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Simpson (2006), kedudukan kacang tanah (Arachis hypogaea. L.) dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan atau legume kedua terpenting

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan Kacang Tanah. dalam kehidupan dan perkembangan suatu species. Pertumbuhan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MOL LIMBAH ORGANIK Dini Rohmawati Jurdik Kimia, FMIPA UNY

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

Ainun Masfufah, Agus Supriyanto, Tini Surtiningsih Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

THE EFFECTIVENESS OF BIOFERTILIZER ON PLANT GROWTH SOYBEAN EDAMAME (Glycin max)

1. ENERGI DALAM EKOSISTEM 2. KONSEP PRODUKTIVITAS 3. RANTAI PANGAN 4. STRUKTUR TROFIK DAN PIRAMIDA EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang

Penggunaan Rhizobium pada Tanaman Kedelai i

VI. KELAYAKAN TANAH UNTUK APLIKASI PUPUK HAYATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanah sebagai media nutrisi dan media pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Rhizobium sp. merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian saat ini. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

5 PEMBAHASAN UMUM Pengaruh Pupuk Organik terhadap Kesuburan Tanah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

Diah Sudiarti 1) Haning Hasbiyati 2) Universitas Islam Jember

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Pengaruh Pupuk Unsur N, P, dan K bagi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dan Teknologi Universitas Airlangga dan di rumah kaca (green haouse) UPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Padi merupakan salah satu komoditas pangan utama di dunia, karena. Billion. Dilihat dari kandungan gizinya, beras mengandung kadar karbohidrat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman pangan kacang-kacangan yang menempati urutan terpenting kedua setelah kedelai. Tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan pangan dan dapat diproses menjadi minyak. Sedangkan daunnya dapat digunakan sebagai makanan ternak (Kanisius, 1989). Kacang tanah banyak dikonsumsi oleh manusia karena dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kacang tanah juga lebih tahan terhadap serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesia, pada tahun 2009 produksi kacang tanah dari tahun ke tahun menurun seiring berkurangnya lahan pertanian. Pada tahun 2006 produksi kacang tanah sekitar 838.096 ton sedangkan pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton. Selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 produksi kacang tanah berkurang 74.589 ton, tidak sebanding dengan makin bertambahnya penduduk Indonesia dari tahun ke tahun yang mengakibatkan volume impor kacang tanah meningkat (Rahmawati, 2012). Pertumbuhan tanaman membutuhkan unsur hara. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan kacang tanah terutama adalah N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium) dan Ca (kalsium) (Kanisius, 1989). Udara mengandung 80% nitrogen akan tetapi, persediaan yang sebanyak ini tidak dapat digunakan oleh tanaman 1

(Dwidjoseputro, 1986) karena berada dalam bentuk N 2. Fosfor dalam tanah, 70% berada dalam keadaan tidak larut (Widawati dan Suliasih, 2006). Pada tanah yang asam, fosfor terikat pada besi dan alumunium. Sedangkan pada tanah yang alkalin, fosfor terikat pada kalsium fosfat (Rai, 2005). Kalium dan kalsium kadang berada dalam keadaan yang sulit diserap oleh tanaman karena terikat pada batuan atau senyawa tertentu. Menurut Yuliarti (2009), tanah yang terus-menerus ditanami pasti akan berkurang kandungan unsur haranya. Kandungan unsur hara pada lapisan permukaan tanah dapat ditingkatkan dengan pemupukan, disamping tergantung pada proses-proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Faktor iklim, jasad hidup dan bahan-bahan lainnya sangat berpengaruh terhadap proses ini. Azotobacter chroococcum dan Azospirillum brasilense merupakan bakteri yang dapat memfiksasi nitrogen yang ada di udara (Gardner dkk., 1991) sehingga dapat diserap oleh akar tanaman. Rhizobium leguminosarum merupakan bakteri simbiotik yang dapat membentuk bintil akar pada tanaman legum. Menurut Islami dan Utomo (1995), bintil akar ini mampu melakukan fiksasi N dari udara. Bacillus dan Pseudomonas adalah genus utama phosphorussolubilizing bacteria. Anggota genus-genus ini seperti Bacillus megaterium dan Pseudomonas fluorescens dapat melarutkan fosfor (Rai, 2005). Cellulomonas cellulans merupakan bakteri dekomposer yang dapat mendegradasi bahan organik yang mengandung selulosa menjadi antara lain karbon, kalsium, dan kalium. Selain itu, mikroba dekomposer juga mampu melepaskan unsur-unsur hara yang

terikat pada batuan atau senyawa lainnya. Saccharomyces cerevisiae merupakan yeast (khamir) yang dapat mendekomposisi bahan organik. Selama ini, pemupukan kacang tanah sering menggunakan pupuk kimia. Pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dan terus menerus dapat merusak tanah karena membuat tanah cepat mengeras, tidak gembur, dan cepat menjadi asam (Anonimus, 2010). Kelebihan mineral yang tidak diambil oleh tumbuhan adalah pemborosan karena kemungkinan tercuci secara cepat dari tanah oleh air hujan atau irigasi. Aliran mineral itu bisa memasuki air tanah dan akhirnya mencemari air sungai dan danau (Campbell dkk., 2003). Istilah biofertilizer (pupuk hayati) digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman (Simanungkalit dkk., 2006). Pemberian konsorsium (kumpulan) mikroba dilakukan karena masing-masing mikroba memiliki peran yang berbeda-beda. Indikator keberhasilan penggunaan biofertilizer dapat dilihat dari pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang diberi biofertilizer tersebut. Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran dan massa yang dapat diketahui dengan cara mengukur tinggi tanaman, berat basah ataupun berat kering tanaman. Sedangkan produktivitas merupakan kemampuan tanaman untuk menghasilkan produk yang dapat diukur setelah pemanenan seperti berat kering polong dan berat kering biji kacang tanah. Penelitian pemberian biofertilizer yang berisi bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. telah dilakukan pada tanaman jagung dan memberikan hasil

bahwa pemberian biofertilizer tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Puspitasari, 2010). Penelitian pemberian biofertilizer yang berisi bakteri Streptomyces, Lactobacillus delbrueckii, Bacillus megaterium, B. polymyxa, Nitrosomonas, Nitrobacter, Cellulomonas, Alcaligenes, Azotobacter, Azospirillum, Pseudomonas dan fungi Trichoderma, Saccharomyces, Candida serta Aspergillus telah dilakukan pada tanaman padi dan memberikan hasil bahwa pemberian biofertilizer dapat meningkatkan berat kering tanaman, berat basah gabah dan berat kering gabah (Purwantoro, 2009). Pada penelitian Puspitasari (2010), penggunaan bakteri pelarut fosfat saja sebagai biofertilizer tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung. Sedangkan pada penelitian Purwantoro (2009), penggunaan konsorsium mikroba dengan jenis yang lebih banyak dalam biofertilizer dapat memberikan pengaruh terhadap berat kering tanaman, berat basah gabah dan berat kering gabah. Penelitian ini menggunakan jenis mikroba yang lebih banyak dari yang digunakan dalam penelitian Puspitasari tetapi lebih sedikit dari yang digunakan dalam penelitian Purwantoro. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman dengan biaya yang lebih murah. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pada penelitan ini diujicobakan pemberian konsorsium mikroba yang terdiri atas Azotobacter chroococcum, Azospirillum brasilense, Rhizobium leguminosarum, Bacillus megaterium, Pseudomonas fluorescens, Cellulomonas cellulans, dan Saccharomyces cerevisiae dalam biofertilizer terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah (Arachis

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: (1) Apakah pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, berat basah bintil akar dan berat kering tanaman) kacang tanah (Arachis hypogaea L.)? (2) Apakah pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap produktivitas (berat kering polong dan berat kering biji) kacang tanah (Arachis hypogaea L.)? 1.3. Asumsi Penelitian Azotobacter chroococcum, Azospirillum brasilense, dan Rhizobium leguminosarum merupakan mikroba yang mampu memfiksasi nitrogen atmosfer sehingga mudah diserap tumbuhan. Pseudomonas fluorescens dan Bacillus megaterium mampu melarutkan fosfat. Cellulomonas cellulans dan Saccharomyces cerevisiae mampu mendekomposisi bahan organik. Pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah.

1.4. Hipotesis Penelitian 1.4.1. Hipotesis kerja Jika pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah (Arachis hypogaea L.), maka pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah. 1.4.2. Hipotesis statistik H o1 : dengan dosis yang berbeda terhadap tinggi tanaman kacang tanah H a1 : dosis yang berbeda terhadap tinggi tanaman kacang tanah (Arachis H o2 : dengan dosis yang berbeda terhadap berat basah bintil akar kacang tanah H a2 : dosis yang berbeda terhadap berat basah bintil akar kacang tanah H o3 : dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering tanaman kacang tanah

H a3 : dosis yang berbeda terhadap berat kering tanaman kacang tanah (Arachis H o4 : dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering polong kacang tanah H a4 : dosis yang berbeda terhadap berat kering polong kacang tanah (Arachis H o5 : dengan dosis yang berbeda terhadap berat kering biji kacang tanah H a5 : dosis yang berbeda terhadap berat kering biji kacang tanah (Arachis 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, berat basah bintil akar dan berat kering tanaman) kacang tanah (Arachis

2. Mengetahui pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer dengan dosis yang berbeda terhadap produktivitas (berat kering polong dan berat kering biji) kacang tanah 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang pemberian dosis biofertilizer yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas kacang tanah serta dapat memberikan alternatif pemberian pupuk yang ramah lingkungan dan relatif lebih murah dalam upaya peningkatan produktivitas kacang tanah.