GEDUNG KULIAH FAKULTAS TEKNIK KAMPUS II UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BERKONSEP HEMAT ENERGI

dokumen-dokumen yang mirip
Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

KONSEP ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN PADA FASILITAS PELELANGAN IKAN DI PPN PONDOKDADAP SENDANGBIRU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pengembangan RS Harum

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

PERANCANGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN DI KAMPUS 2 PROKLAMATOR UNIVERSITAS BUNG HATTA, PADANG DENGAN TEMA GREEN ARCHITECTURE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

EVALUASI KONSEP GREEN BUILDING PADA GEDUNG LAYANAN BERSAMA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Pengembangan RS Harum

Bab V Konsep Perancangan

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya


UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

KONSEP GREEN BUILDING PADA RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

SERTIFIKASI GREENSHIP

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

Transkripsi:

GEDUNG KULIAH FAKULTAS TEKNIK KAMPUS II UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BERKONSEP HEMAT ENERGI Nurul Hidayati, Heru Sufianto, dan Ali Soekirno Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang E-mail: nurulgiring@gmail.com ABSTRAK Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang dalam rencana strategisnya tahun 2030 akan melakukan pengembangan bidang studi dan infrastruktur dengan membuka kampus II yang berlokasi di kecamatan Junrejo, Kota Batu. Salah satunya adalah pembangunan Fakultas Teknik (FT) dengan fokus rancangan pada Jurusan Arsitektur. Kampus II UIN Maliki mengusung konsep Green, Health, and Smart Campus. Konsep green building di Indonesia, telah dikembangkan oleh lembaga Green Building Council Indonesia (GBCI) dalam program sertifikasi green builing. Oleh karena itu perancangan gedung kuliah Fakultas Teknik kampus II UIN Maliki didasarkan pada kriteria green building dari GBCI sebagai upaya hemat energi dan perwujudan konsep kampus. Perancangan gedung kuliah kampus II UIN Maliki disesuaikan dengan rancangan masterplan yang sudah tersusun sebelumnya. Rancangan masterplan terutama untuk area FT dikembangkan dengan pengolahan tapak dan ruang dalam bangunan dengan pertimbangan utama pada aspek hemat energi. Penerapan kriteria green building dari GBCI meliputi aspek tata guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, konservasi air, sumber siklus material, kesehatan dan kenyamanan ruang dalam, dan manajemen lingkungan bangunan. Hasil rancangan gedung kuliah Fakultas Teknik dengan konsep hemat energi telah memenuhi kriteria GBCI setidaknya 24 poin untuk capaian peringkat terendah. Kata kunci: Fakultas Teknik jurusan Arsitektur, hemat energi, green building ABSTRACT The State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang in its strategic planning 2030 will develop new campus located in Junrejo, Batu city. Faculty of Engineering is one of facilities developed with a focus on the design of the Department of Architecture. The main concept of site map will adopt Green, Health and Smart Campus. In Indonesia, green building concept has been developed and authorised by Green Building Council Indonesia (GBCI). Therefore, the design of the Faculty of Engineering campus II UIN Maliki should be based on the criteria reqeired by GBCI. The application of green building concept includes aspects of appropriateness of site development, energy efficiency and conservation, water conservation, materials resources & cycle, indoor health and comfort, and building environment management. The final design of the Faculty of Engineering has gained 24 out of 77 point required to promoted as green building design. Keywords: energy-saving, green building, GBCI 1. Pendahuluan Konsumsi energi di bumi dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang meningkat disetiap tahunnya. Sektor bangunan mengkonsumsi sekitar 40% dari total penggunaan

energi. Oleh karena itu perbaikan dari segi bangunan dapat berdampak lebih baik terhadap fenomena alam. Konsep green building dapat mengurangi penggunaan energi, mengurangi penggunaan air, mengurangi sampah, serta menghasilkan lingkungan sehat dan produktif. Di Indonesia telah terdapat lembaga Green Building Council Indonesia (GBCI) yang didukung oleh Kementrian Lingkungan Hidup dengan programnya yaitu sertifikasi green building untuk bangunan baru ataupun lama, termasuk juga interior dan kawasan (gbci.org, 2014). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang dalam rencana strategisnya tahun 2030 akan melakukan pengembangan bidang studi dan infrastruktur dengan membuka kampus II yang berlokasi di Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Pengembangan bidang studi pada kampus II UIN Maliki Malang berupa Fakultas Teknik dan Ilmu Kesehatan. Fakultas Teknik (FT) menjadi rekomendasi pembangunan awal dengan fokus rancangan pada Jurusan Arsitektur. Konsep yang diambil pada perencanaannya adalah Green, Health, and Smart Campus. Progres terakhir yang telah dilakukan dalam perencanaan kampus II UIN Maliki adalah Penyusunan Master Plan (Pra Desain) pada bulan September 2014 (ULP (Unit Layanan Pengadaan) UIN Maliki. 2015). Fenomena konsumsi energi dan langkah penghematan yang dapat dilakukan dengan pembangunan kampus II UIN Maliki Malang merupakan dua hal yang sejalan. Langkah penghematan energi melalui konsep green building sangat didukung oleh Kampus UIN Maliki Malang dengan menerapkan konsep green pada kampusnya. Sehingga kajian ini berupa penerapan konsep hemat energi pada Fakultas Teknik kampus II UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan difokuskan pada Jurusan Arsitektur dalam skala bangunannya sesuai dengan kriteria GBCI. Pada tahap perencanaan, kriteria sertifikasi dari GBCI terdiri dari 77 poin, diantaranya sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria sertifikasi GBCI Tata guna lahan Efisiensi dan konservasi energi Variabel Poin Variabel Poin Area dasar hijau P Pemasangan sub meter P Pemilihan tapak 2 Perhitungan OTTV P Aksesibilitas komunitas 2 Efisiensi dan konservasi energi 20 Fasilitas pengguna sepeda 2 Pencahayaan alami 4 Lansekap pada lahan 3 Ventilasi alami 1 Iklim mikro 3 Energi terbarukan pada tapak 5 Manajemen limpasan air hujan 3 Konservasi air Kesehatan dan kenyamanan ruang dalam Variabel Poin Variabel Poin Meteran Air P Introduksi udara luar P Fitur air 3 Pemantauan Kadar CO2 1 Daur ulang air 3 Kendali asap rokok di lingkungan 2 Sumber air alternatif 2 Pemandangan keluar gedung 1 penampungan air hujan 3 Kenyamanan termal 1 Efisiensi penggunaan air lansekap 2 Sumber dan siklus material Manajemen lingkungan bangunan Variabel Poin Variabel Poin Refigeran fundamental P Dasar Pengelolaan Sampah P Penggunaan Refrigeran tanpa ODP 2 GP Sebagai Anggota Tim Proyek 1 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut 2 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar 3 Sumber: tolok ukur GBCI NB 1.2

2. Bahan dan Metode Pendekatan perancangan menggunakan pendekatan pragmatik yaitu pendekatan perancangan bentuk melalui tahap trial and error (Pawitro, 2009:179). Metode umum yang digunakan adalah metode deskriptif untuk mengidentifikasi dan menjelaskan hasil analisa. Tahapan perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 2.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan kebutuhan perancangan. Data berupa kebutuhan ruang bangunan, pengguna ruang, peraturan standart bangunan, peraturan tata ruang kota, kondisi iklim dan kriteria green building menurut GBCI. Cara pengambilan data dilakukan melalui survey langsung, studi literatur, dan studi komparasi. 2.2 Analisa dan Sintesa Analisa dan sintesa berupa penyajian deskriptif dari pengolahan data dan teori pendunkung. Analisa dan sintesa yang dilakukan terdiri dari analisa dan sintesa tapak, ruang dan penerapan hemat energi berdasarkan kriteria GBCI. 2.3 Tahap perancangan Dalam tahapan perancangan, hasil sintesa dikembangkan menjadi konsep untuk menghasilkan rancangan gedung kuliah FT kampus II UIN Maliki. Penerapan konsep rancangan hemat energi difokuskan pada penerapan secara kualitatif. Hasil rancangan yang terbentuk dilakukan pengecekan penilaian hemat energi, untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapannya. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Program Tapak Fakultas Teknik pada masterplan kampus II UIN Maliki menempati lahan seluas 21.698 m 2 atau 16,7 % dari total area perkuliahan kampus. Tapak merupakan lahan tanaman tebu. Kebutuhan zonasi pada fakultas adalah menempatkan zonasi jurusan dan dekanat antara lain Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan dan Arsitektur. Bentuk massa fakultas teknik pada masterplan dari tampak atas membentuk lafadz Allah. Dari bentuk massa yang sudah ada dilakukan penzoningan jurusan dan dekanat serta alur sirkulasi pada skala tapak (Gambar 1). Kondisi tanah tapak berkontur sehingga dibutuhkan pengolahan untuk menyesuaikan kebutuhan tapak dan bangunan. Untuk memperkecil dampak lingkungan akibat pematangan lahan berlebih maka dipilih jenis struktur panggung sebagai struktur utama bangunan. Penggunaan jenis struktur ini dapat memberikan beberapa keuntungan yaitu ruang bawah panggung dapat dimanfaatkan sebagai ruang bersama dan dapat mengurangi kelembaban. Ruang terbuka hijau pada tapak digunakan sebagai area resapan dan ruang fungsional untuk penunjang kegiatan mahasiswa seperti ruang diskusi dan kelas outdoor tetap dengan konsep pematangan lahan yang minimum. Sedangkan area perbatasan antar jurusan dalam bangunan digunakan sebagai area transisi yang difungsikan sebagai ruang bersama. Selain itu area ruang bersama juga difungsikan sebagai area sirkulasi vertikal

dan ruang servis kedua jurusan yang berbatasan untuk mempermudah pengontrolan dan efisiensi. Area servis berupa kamar mandi dan ruang ME. Sirkulasi pengangkutan limbah U C D E F G A: DEKANAT B: ARSITEKTUR C: TEKNIK LINGKUNGAN D: TEKNIK SIPIL E: TEKNIK INFORMATIKA F: TEKNIK ELEKTRO G: TEKNIK MESIN B A Drop off Sirkulasi pejalan kaki Gambar 1. Zoning bangunan dan sirkulasi tapak Sumber: Masterplan UIN Maliki 2014 dan analisis pribadi S A B +10.00 +09.00 +07.50 +06.00 +04.00 +02.00 ±00.00 U Area A Area B Gambar 2. Level bangunan dengan struktur panggung dan ruang fungsional di bawah panggung Area servis Gambar 3. Zoning area servis 3.2 Program Ruang Analisa dan sintesa ruang Fakultas teknik difokuskan pada jurusan Arsitektur. Kebutuhan ruang yang diwadahi pada jurusan Arsitektur untuk memenuhi kebutuhan penggunanya yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan karyawan. Kebutuhan ruangnya

meliputi ruang-ruang administrasi, ruang perkuliahan, ruang laboratorium, dan ruangruang penunjang seperti galeri, perpustakaan dan ruang workshop serta kebutuhan ruang servis. Jumlah lantai pada bangunan sebanyak 3 lantai. Zoning lantai untuk jurusan arsitektur untuk lantai satu sebagai zona laboratorium administrasi dan penunjang. Lantai dua dan tiga sebagai zona perkuliahan. Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 3.3 Penerapan Hemat Energi Berdasarkan Kriteria GBCI A. Tata guna lahan Gambar 4. Zoning ruang perlantai jurusan Arsitektur Perbandingan area terbangun dan tidak terbangun pada tapak sebesar 50:50. Pemanfaatan area tidak terbangun sebagai ruang terbuka hijau, taman penunjang aktivitas mahasiswa dan sirkulasi. Ruang terbuka hijau digunakan sebagai area resapan air hujan dengan sistem biopori. Untuk penunjang aktivitas mahasiswa, taman dapat disebut ruang bersama dimana mahasiswa antar jurusan dapat saling berinteraksi. Pada area taman yang digunakan untuk aktivitas manusia, dipilih jenis vegetasi peneduh untuk kenyamanan aktivitas. Penambahan ruang hijau dilakukan pula dengan memanfaatkan area atap sebagai taman (roof garden), sebesar 4.470 m 2. Tapak juga menyediakan parkir sepeda. Area parkir sepeda berkapasitas 100 unit parkir dan menyediakan shower pada 14 unit kamar mandi. Parkir sepeda Softscape pada tapak dan lantai atap Area parkir sepeda Ruang hijau Gambar 5. Area softscape pada tapak dan bangunan Gambar 6. ruang bersama pada tapak

B. Efisiensi dan Konservasi Energi Pada konsep efisiensi dan konservasi energi difokuskan pada skala jurusan, yaitu jurusan arsitektur. Konsep strategi untuk OTTV rendah pada gedung kuliah dengan meminimalisir sinar matahari langsung mengenai bangunan. Strategi yang dilakukan pertama dengan orientasi bangunan memanjang barat-timur. Strategi kedua adalah pernaungan selubung melalui self shading. Dinding pada fasad dimiringkan sebesar 6,6⁰ untuk memberikan efek bayangan pada dinding itu sendiri. Untuk memperpanjang bayangan pada sisi dindng maka diberikan shading devices jenis overstek dengan bidang vertikal. Selain dengan konsep self shading, pemilihan material untuk dinding fasad dipilih material yang dapat mengurangi transmisi panas yaitu mengkombinasikan cat warna terang, dan batu alam pada sisi fasad. Pada bagian atas dinding digunakan cat warna putih sebagai finishing dan bagian bawah adalah batu alam, untuk antisipasi tampias air hujan. Overstek untuk menaugi selubung Bidang vertikal pada overstek untuk memperpanjang bayangan. Gambar 7. Konsep fasad bangunan Efisiensi energi pada bangunan dilakukan pula dengan pengoptimalan pencahayaan dan penghawaan alami. Konsep pencahayaan dan penghawaan alami difokuskan pada ruang-ruang dengan intensitas penggunaan yang rutin seperti ruang studio dan ruang kuliah. Pencahayaan dan penghawaan alami ruang diperoleh dari bukaan. Jenis Berikut adalah kriteria bukaan untuk ruang studio dan ruang kuliah jurusan arsitektur FT-UIN Maliki: Ruang studio perancangan: - Menerapkan open plan pada studio sehingga seluruh kelas terintegrasi. - Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan 750 lux - luas bukaan untuk pencahayaan dibutuhkan 27-29% dari luas lantai. - Luas bukaan untuk ventilasi 10-13% luas lantai - Arah bukaan menghadap barat laut, timur laut dan barat daya. Ruang kuliah - Luas bukaan untuk pencahayaan dibutuhkan 20-23% dari luas lantai. - Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan 250 lux - Luas bukaan untuk ventilasi 10-13% luas lantai - Arah bukaan menghadap barat daya, dan timur laut Bukaan pada ruang studio dan ruang kuliah terdiri dari bukaan kisi, kaca mati, dan jendela tipe top hung. Seluruh bukaan menerapkan prinsip light shelf untuk menyebarkan cahaya pada seluruh ruang, sehingga material yang digunakan pada bidang pantul dipilih yang dapat memantulkan cahaya pula yaitu Alumunium Composite Panel dengan warna putih dan permukaan yang rata. Sedangkan untuk material kaca dipilih jenis kaca low-e. Menjaga kestabilan cahaya dalam ruang maka dipasang lux sensor yang disambungkan pada pencahayaan buatan sehingga penggunaan pencahayaan buatan dapat efektif dan efisien.

Sinar datang Sinar pantul Gambar 8. Potongan ruang studio dan persebaran cahaya pada ruang Pemanfaatan kondisi alam dapat menghasilkan energi untuk bangunan, yaitu melalui photovoltaic yang memanfaatkan energi matahari. Photovoltaic diletakkan pada area atap yang tidak terkena pengaruh bayangan. Area atap yang dapat dimanfaatan seluas 2.570,15 m 2. C. Konservasi air ruang studio ruang studio ruang kuliah Gambar 9. Simulasi pencahayaan pada ruang studio dan ruang kuliah Penghematan air dilakukan dengan memanfaatkan kembali air buangan yang berasal dari toilet, air wudlu dan sumber air kotor lainnya serta air limpahan untuk kebutuhan air lain seperti penyiraman lansekap flushing toilet dan cadangan air kebakaran. Air bekas dilakukan pengolahan menggunakan STP. Sedangkan air limpasan hujan dilakukan pengolahan melalui filtrasi sederhana. D. Sumber dan siklus material Sebagian besar material bangunan dari hasil pabrikasi. Material diperoleh dalam jangkauan satu pulau, khususnya dalam satu provinsi. Pemilihan material regional akan memudahkan proses distribusi menuju tapak. Material terpilih telah bersertifikat ramah lingkungan. Sehingga efek penggunaan material tidak merusak alam. E. Kesehatan dan kenyamanan ruang dalam Pemenuhan kenyamanan pada ruang dalam dioptimalkan diperoleh secara alami. Seperti kenyamanan visual dari pencahayaan alami. Melalui bukaan juga dapat melihat view sekitar yang menjadi kelebihan tapak. kenyamanan termal diperoleh melalui bukaan standart sesuai dengan ketentuan. Memperoleh kenyamanan termal juga didukung dengan sekitar bangunan. Pada sekitar bangunan ditanami vegetasi yang dapat menghasilkan oksigen, barier sinar matahari langsung, memecah angin dan meredam kebisingan. Sehingga tidak hanya kenyamanan termal namun juga kebisingan ruang luar dapat teredam.

F. Manajemen lingkungan bangunan Manajemen lingkungan dilakukan dengan pemisahan sampah. Sampah dipisahkan menurut jenisnya yaitu organik dan anorganik. Jenis TPS yang digunakan berbentuk kontainer yang dapat berfungsi ganda sebagai tempat pembuangan sementara dan sebagai tempat pengangkutan sampah. Penggunaan kontainer akan lebih efektif dalam pengangkutan sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 4. Kesimpulan Pada kajian ini, perwujudan konsep hemat energi pada bangunan ditunjukkan dengan variabel pada kriteria yang terpenuhi antara lain: 1. Aspek tata guna lahan, dengan memanfaatkan ruang luar sebagai ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau pada sekitar bangunan membentuk iklim mikro yang nyaman untuk manusia dan habitat lainnya. Selain itu aspek ini juga mencakup upaya penghematan yang dikaitkan dengan sekitar mengurangi dampak negatif dengan mengurangi limpahan air hujan. (8 poin) 2. Aspek efisiensi dan konservasi energi diwujudkan dengan pengoptimalan pencahayaan dan penghawaan alami bangunan serta strategi untuk mengurangi radiasi yang mengenai bangunan. (9 poin) 3. Aspek konservasi air dicapai melalui penghematan penggunaan air tanah dengan memanfaatkan kembali air bekas pakai dan limpahan air hujan untuk pemenuhan kebutuhan tapak dan bangunan. (8 poin) 4. Aspek sumber dan siklus material, dengan menggunakan material regional untuk penhematan biaya dan pemilihan material bersertifikat menurut GBCI. (6 poin) 5. Aspek kenyamanan dan kesehatan ruang dengan pengoptimalan pencahayaan, penghawaan alami dan view-view positif ke luar ruang melalui bukaan. (5 poin) 6. Aspek Manajemen lingkungan bangunan dengan memanajemen sampah melalui konsep pemisahan jenisnya. (poin prasyarat) Daftar pustaka Green Building Council Indonesia. 2013. Greenship untuk Bangunan Baru Versi 1.2. Jakarta: Green Building Council Indonesia Pawitro, Udjianto. 2009. Pemahaman Keterkaitan Teori Arsitektur Kegiatan Perancangan dan Kritik Karya Dalam Arsitektur. Jurnal ITENAS Rekayasa no 4 vol XIII hal 176-183. Institut Teknologi Nasional Bandung UIN Maliki. 2014. Dokumen Pemilihan Konsultan Perencana Seleksi Lelang Kampus II Uin Maliki Malang. Malang: UIN Maliki UIN Maliki. 2014. Laporan Penyusunan Master Plan Pembangunan Kampus II Uin Maliki Malang. Malang: UIN Maliki Unit Layanan Pengadaan UIN Maliki Malang. 2014. Pengumuman Pemenang Pengadaan Seleksi Umum Konsultan Master Plan (Pra Desain) Kampus 2 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Malang: UIN Maliki