Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDESAIN HOTEL Kledung Temanggung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan internasional. Pergeseran pariwisata dari mass tourism ke

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. seperti PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESOR BERKONSEP BUTIK DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Hotel Resort Pantai Wedi Ombo Gunung Kidul dengan pendekatan arsitektur tropis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

SEA SIDE HOTEL DI KAWASAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

I BAB I PENDAHULUAN JUDUL

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

yang datang maka mulai tahun 1996 mengalami penurunan, hal ini dikarenakan kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

pulau Sumbawa. Lombok baru beberapa tahun saja mencuat sebagai daerah

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox bahwa where once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia 1. Di mata dunia Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki beraneka ragam budaya serta keindahan panorama alam yang menakjubkan, sehingga sesungguhnya kekuatan atau daya tarik pariwisata yang membedakan pariwisata indonesia dengan negara lain yang layak untuk dijual adalah keindahan alamnya. Indonesia yang memiliki ribuan kepulauan tentunya mempunyai jutaan potensi keindahan alam yang tersebar di obyek obyek wisata di seluruh Indonesia. Obyek wisata merupakan salah satu magnet yang dapat menarik wisatawan mancanegara maupun domestik untuk berkunjung dan menambah pendapatan daerah, setiap daerah mempunyai potensi wisata yang berbeda - beda sesuai dengan kelebihan daerahnya masing masing. Daerah yang terletak di pesisir pantai memiliki obyek wisata pantai, demikian juga dengan daerah pegunungan yang menggali potensi keindahan alam pegunungan sebagai obyeknya. Sama halnya dengan obyek wisata alam 1 www.kolom.pasific.net.id/ind/setyano_p._santosa/artikel_sentyano_p._santosa/pengembangan_ pariwisata_indonesia.html (diakses 20 januari 2009) 1

Baturaden yang terletak di Kecamatan Baturaden, 14 km dari Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Dimana kawasan ini masih menyimpang banyak potensi alam yang potensial untuk dikembangkan, Potensi wisata tersebut membuat banyak wisatawan asing maupun lokal untuk mengunjungi obyek wisata ini meskipun belum lengkapnya fasilitas akomodasi yang ditawarkan untuk menarik pengunjung sehingga tingkat okupansi turis yang menginap di hotel belum merata. Tetapi fasilitas akomodasi bukan hal satu satunya yang dapat menarik pengunjung dan membuat pengunjung merasa kangen untuk kembali lagi, harus lebih disadari lagi bahwa salah satu kekuatan pariwisata di negara ini terletak pada manusianya. Manusia yang hangat, ramah tamah, murah senyum dan gemar menolong tamunya, sehingga membuat pengunjung merasa kangen untuk kembali lagi. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata di Wilayah Kab. Banyumas, 2004 Obyek Wisata 2000 2001 2002 2003 2004 Curug Cipendok 16.578 21.133 21.468 29.418 29.730 Telaga Sunyi 3.788 4.839 4.545 3.942 3.144 Pancuran Tiga 54.733 40.138 33.303 21.361 23.191 Pancuran Tujuh 91.686 87.325 64.014 64.610 66.977 Bumi Perkemahan Baturaden 14.418 7.467 11.969 10.443 2.590 Lokawisata Baturaden 638.420 566.743 486.119 412.444 464.876 Kalibacin 4.489 4.427 3.963 5.057 6.741 Wanawisata Baturaden 64.223 54.975 53.113 58.245 52.023 Curug Gede 6.120 2.669-1.870 1.602 Curug Ceheng 15.281 19.267 11.597 15.542 14.490 Museum Wyg Sendang Mas - - 1.140 1.150 2.246 TOTAL 909.736 808.983 691.231 624.082 667.610 Sumber : www.banyumaskab.go.id 2004 2

Kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara dari tahun ke tahun di obyek wisata yang terletak di Kabupaten Banyumas mengalami penurunan dan kenaikan. Namun jumlah pengunjung obyek wisata di Kabupaten Banyumas pada tahun 2004 mencapai jumlah total 667.610 orang pengunjung. Dari jumlah tersebut 609,657 orang pengunjung baik wisatawan asing maupun domestik, lebih memilih berkunjung ke obyek wisata yang terletak di Kecamatan Baturaden, dan sebagian besar memilih untuk menginap di hotel selama berkunjung 2. Tabel 1.2 Banyaknya Wisatawan Mancanegara dan Nusantara yang Menginap di Hotel Menurut Kota di Kabupaten Banyumas Tahun 2006 (Orang) Number of Foreign and Domestic Guest of Hotel by City in Banyumas Regency 2006 (Person) Wisatawan Wisatawan Kota Mancanegara Nusantara Jumlah City Foreign Domestic Total Guest Guest (1) (2) (3) (4) 01. Cilacap 1.854 97.282 99.136 02. Purwokerto (+ Baturaden) 6.602 337.676 344.278 03. Purbalingga 24 24.378 24.402 04. Banjarnegara 1 33.634 33.635 Sumber : Badan Pusat Statistik provinsi Jawa Tengah 2006 Dari keseluruhan obyek wisata di Kabupaten Banyumas, hanya obyek wisata yang terletak di Kecamatan Baturaden, Kota Purwokerto saja yang memiliki tingkat okupansi tinggi, 344,278 orang wisatawan yang menginap di hotel pada tahun 2006 terbagi atas 337,676 orang wisatawan domestik dan 6,602 orang wisatawan dari mancanegara. Akan tetapi banyak nya jumlah pengunjung yang mengunjungi dan menginap di kawasan obyek wisata Baturaden tidak dibarengi dengan cukupnya fasilitas akomodasi penginapan yaitu hotel bintang maupun nonbintang di kawasan ini. 2 Wawancara pribadi penulis dengan pengelola hotel Queen Garden, Baturaden. 3

Tabel 1.3 Banyaknya Hotel dan Kamar Menurut Kota di Kabupaten Banyumas Tahun 2005 Number of Hotels and Rooms by City in Banyumas Regency 2005 Hotel Bintang Hotel Melati Kota Star Hotel Non Star Hotel City Unit Kamar Unit Kamar Unit Room Unit Room (1) (2) (3) (4) (5) 01. Cilacap 6 246 34 536 02. Purwokerto (+ Baturaden) 5 470 151 2.128 03. Purbalingga - - 6 154 04. Banjarnegara - - 9 167 Sumber : Badan Pusat Statistik provinsi Jawa Tengah 2005 Menurut Badan Pusat Statistik propinsi Jawa Tengah, pada tahun 2005, di Kabupaten Banyumas terdapat 11 hotel berbintang dan 185 hotel nonbintang yang tersebar di Kota Cilacap dan Kota Purwokerto. Di Kecamatan Baturaden sendiri terdapat 2 hotel berbintang dan 87 hotel kelas melati. Tabel 1.4 Banyaknya Hotel di Wilayah Kab. Banyumas per kecamatan tahun 2004 Kecamatan Hotel Bintang Hotel Non Bintang Jumlah 20.Baturaden 2 87 89 24.Purwokerto Selatan 1 19 20 25.Purwokerto Barat 1 8 9 26.Purwokerto Timur 1 16 17 27.Purwokerto Utara - 1 1 Jumlah 5 Sumber : www.banyumaskab.go.id 2004 4

1.1.1 Latar Belakang Permasalahan Pengembangan pariwisata yang ada di Baturaden kurang memperhatikan segi akomodasi sehingga salah satu upaya mengembangkan pariwisata adalah membangun sarana akomodasi yang memanfaatkan keindahan dan keunikan alam Baturaden tanpa mengeksploitasi alam itu sendiri. Dalam merancang hotel resort bintang 3, yang diutamakan adalah harmonisasi dan keselarasan antara bangunan hotel dengan alam sebagai wujud nyata arsitektur berupa fisik. Namun dalam perancangan sebuah hotel perlu mempertimbangkan dua aspek utama pada perancangan bangunan komersial, yaitu efisiensi dan kenyamanan (Marlina, E., 2008). Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek, bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang bagus maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi dalam bangunan bersangkutan karena peningkatan kenyamanan dalam bangunan akan meningkatkan biaya operasi atau biaya bangunannya sendiri. Dilihat dari pengertiannya, hemat energi dalam arsitektur adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. Sedangkan pengertian arsitektur hemat energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. (Endangsih, T., 2007). Konsep dasar dari hotel resort bintang 3 ini dibangun dengan melakukan penekanan terhadap bangunan hemat energi. Hemat energi disini 5

lebih ditekankan pada arsitektur yang memiliki dasar menghargai penggunaan energi, menghargai sumber daya, dalam mengatur kondisi kenyamanan internal seperti tingkat iluminasi, kelembaban dan temperatur, menghargai tempat, menghargai manusia/pengguna, dan menghargai lokasi. Sedangkan untuk landsekapnya ditekankan pada kondisi dan bentuk tapak, air dan vegetasi. Aplikasi hemat energi kedalam elemen arsitektural bangunan hotel resort secara garis besar merupakan usaha menyelaraskan kedua hal tersebut. 1.1.2 Tinjauan Pustaka 1.1.2.1 Pengertian Hotel Resort Bintang 3 beserta Fungsinya Hotel Resort Bintang 3 mempunyai artian sebagai berikut : Hotel adalah suatu bangunan yang didirikan untuk memberi pelayanan untuk menginap, sekalian menyediakan makanan dan minum kepada tamu yang datang menginap (Foster, L. D., 1999). Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya (Hornby, A. S., 1974). Bintang adalah suatu sistem pengelompokan hotel kedalam berbagai kelas atau tingkatan berdasarkan ukuran penilaian tertentu, seperti jumlah kamar, fasilitas yang tersedia, mutu pelayanan, perlengkapan dan peralatan. Dengan demikian Hotel Resort Bintang 3 dapat diartikan sebagai hotel yang umumnya berlokasi atau terletak di daerah wisata atau peristirahatan yang memiliki pemandangan alam yang indah seperti pantai, pegunungan, tepian sungai dan danau atau memiliki potensi khusus yang dapat digunakan oleh tamu yang berlibur (Patrecia, D., 2008) dan memiliki kelas atau tingkatan tertentu dan umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan (Kurniasih, S., 2006). 6

1.1.2.2 Tinjauan Arsitektur Hemat Energi Arsitektur hemat energi atau di negara lain lebih dikenal dengan Energy Wise Architecture atau Energy Efficient Architecture adalah desain arsitektural suatu bangunan yang berlandaskan pada pemikiran untuk meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya (Priatman, J., 2002). Energi dalam bangunan digunakan untuk berbagai kegiatan, yaitu pada pembangunan awal (konstruksi), dan selama masa operasional khususnya untuk keperluan pencahayaan dan penghawaan dalam ruangan, dan maintenance yang berdampak langsung pada pengeluaran biaya operasional bangunan. Pada bangunan-bangunan komersial konsumsi energi yang digunakan untuk pencahayaan dan pengaturan penghawaan dapat mencapai 30-40% dari total biaya operasional yang dikeluarkan setiap bulannya, sehingga perlu diadakan upaya penghematan dengan cara memaksimalkan sumber-sumber pencahayaan dan penghawaan alami (Feriadi, H., 1998). Untuk daerah dengan iklim tropis lembab seperti Indonesia (Santosa, M., 2000), pendinginan dalam ruang merupakan tujuan utama dan mengkonsumsi banyak energi (listrik) untuk keperluan pengkondisian udara untuk memperoleh kenyamanan thermal dengan bantuan peralatan mekanis (AC). Penghematan terhadap konsumsi energi dapat dilakukan antara lain dengan metode Passive Cooling System, yaitu penggunaan teknik-teknik sederhana yang dapat membuat suhu dalam ruang menjadi lebih rendah melalui penggunaan sumber energi alamiah (Givoni, B., 1994), maupun sistem lainnya yang pada prinsipnya menggunakan sumber energi alami secara optimal. 7

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas yang memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar kawasan seperti view dan material lokal tanpa mengeksploitasi alam, bekerja sama dengan iklim yang tersedia, membangun dengan tidak membahayakan manusia/ pengguna, dan menyesuaikan diri dengan lokasi dan lingkungan setempat dengan cara menghemat konsumsi energi sebagai acuan desain bangunan. 1.3 Tujuan Merancang Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang memanfaatkan potensi alam sebagai bagian fasilitas sarana akomodasi, rekreasi dan olah raga dengan penekanan desain pada bangunan hemat energi. 1.4 Sasaran 1. Melakukan studi tentang Hotel Resort Bintang 3 yang mengacu pada bangunan penginapan/hotel. 2. Melakukan studi tentang Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 3. Melakukan studi tentang pemanfaatan potensi alam pada fasilitas rekreasi dan olah raga. 4. Melakukan studi tentang arsitektur hemat energi. 1.5 Lingkup Pembahasan 1. Hotel resort dibatasi pada hotel resort bintang 3. 2. Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut. 3. Potensi alam dibatasi pada potensi alam yang dapat digunakan sebagai fasilitas rekreasi dan olah raga. 8

4. Prinsip-prinsip bangunan hemat energi dibatasi pada penggunaan sistem pencahayaan, penghawaan dan material hemat energi untuk dinding, langit-langit dan bukaan pada hotel 5. Bangunan hemat energi dibatasi pada kamar tamu, lobby dan fasilitas rekreasi dan olah raga. 1.6 Metode 1.6.1 Metode Mencari Data 1. Wawancara : Ditujukan pada kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Purwokerto, pengelola hotel di Baturaden. 2. Kuesioner : Ditujukan pada wisatawan atau pengunjung domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke kawasan wisata alam Baturaden. 3. Observasi : Pengamatan langsung tipologi hotel Queen Garden di Baturaden. 4. Studi Literatur : Mempelajari buku buku tentang hotel, penginapan, hunian dan bangunan hemat energi. 5. Studi Banding : Melihat langsung bangunan sejenis yang ada di obyek wisata Bali serta dari pustaka. 1.6.2 Metode Menganalisis Data 1. Kuantitatif Merupakan metode pengolahan data yang menganalisis mengenai potensi sebuah hotel di Baturaden melalui data konkrit animo/ peminat hotel di Baturaden, jumlah hotel di Baturaden maupun kualitas/ standartstandart yang ada. 9

2. Kualitatif Merupakan metode pengolahan data yang menghasilkan suatu hipotesis/ dugaan secara naratif mengenai pentingnya sebuah bangunan Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden. 1.6.3 Metode Perancangan Arsitektur Hemat Energi sebagai Penekanan Desain dari Bangunan Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Contohnya: Pengaplikasian arsitektur hemat energi yang diaplikasikan di fasilitas fasilitas rekreasi, olah raga, lobby dan kamar tamu yang diolah bagian dinding, langit-langit dan bukaannya dengan pemilihan material yang meminimalisir energi serta penggunaan teknologi yang menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui untuk mengatur kondisi lingkungan internal (kelembaban, tingkat iluminasi dan temperatur). 1.7 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN LOKASI DAN FASILITAS AKOMODASI DI KAWASAN WISATA ALAM KECAMATAN BATURADEN Mengungkapkan keadaan geografis, potensi lokasi, jenis dan jumlah hotel di kawasan wisata alam Baturaden, serta frekuensi kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik yang menginap di hotel. BAB 3 TINJAUAN TEORITIS BANGUNAN HOTEL RESORT BINTANG 3 Mengungkapkan design requirement yaitu tipologi peruangan bangunan Hotel Resort Bintang 3 yang mengacu pada bangunan penginapan. Contoh : lobby, kamar tamu, resepsionis, ruang administrasi, fasilitas rekreasi dan olah raga. 10

BAB 4 TINJAUAN TEORITIS ARSITEKTUR HEMAT ENERGI Mengungkapkan teori teori arsitektur hemat energi yang dapat diterapkan pada desain bangunan Hotel Resort Bintang 3. Contoh : pengolahan dinding, langit-langit dan bukaan untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam dan luar bangunan. BAB 5 ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN HOTEL RESORT BINTANG 3 Mengungkapkan proses penemuan ide - ide konsep perencanaan dan perancangan dengan metode perancangan yang diaplikasikan pada lokasi atau site tertentu. Contoh : pengaplikasian arsitektur hemat energi yang diaplikasikan di fasilitas rekreasi, olah raga, kamar tamu dan lobby. BAB 6 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN HOTEL RESORT BINTANG 3 Mengungkapkan konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural. Contoh : arsitektur hemat energi yang menjadi acuan desain kamar tamu, lobby, fasilitas rekreasi dan olah raga. 11