[NOTAM sorted in the order of subsections of AIP Part 3 - Aerodromes (AD)]

dokumen-dokumen yang mirip
disampaikan kepada NOF paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN (MANUAL OF STANDARD

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang

NOMOR: KP 081 TAHUN 2018 PROSEDUR PENETAPAN, PENGGUNAAN DAN PENUTUPAN

2016, No Penerbangan (Aeronautical Meteorological Information Services); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

b. bahwa dalam rangka memberikan pedoman terhadap tata

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN D.REKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : KP 233 TAHUN 2014 TENTANG. PETUNJUK DAN TATA CARA BAG,ANJ75-CU g *^

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

3.1.7 Lokasi Unit Pelayanan Informasi Aeronautika di Bandar Udara

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOM OR : KP 038 TAHUN 2017 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Publication (AIP)) Indonesia secara elektronik; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

Memmbang. a. perhubungan NomQr KM 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 030 TAHUN 2018 TENTANG TIM PERSIAPAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 596 TAHUN 2015 TENTANG

kegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti

^PENYELENGGARAAN KALIBRASI FASILITAS DAN PROSEDUR

SKEP /40/ III / 2010

Seseorang dapat mengajukan Perancangan Prosedur Penerbangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 578 TAHUN 2015 TENTANG

INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 440 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERl PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 44 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 301 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 182 TAHUN 2017 TENTANG

INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

PERATURAN D.REKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : KP 233 TAHUN 2014 TENTANG. PETUNJUK DAN TATA CARA BAG,ANJ75-CU g *^

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara

PART 69-01) PENGUJIAN LISENSI DAN RATING PERSONEL PEMANDU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 60 TAHUN 2015 TENTANG

mengenai kewenangan Inspektur Navigasi Penerbangan dalam melaksanakan pengawasan; bahwa dalam melaksanaan pengawasan sebagaimana

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 173 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 593 TAHUN 2015 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : KP 424 TAHUN 2015 TENTANG

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 25 TAHUN 2014 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 216 TAHUN 2017 TENTANG

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di a

Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai angkutan udara perintis. Penyelenggaraan Angkutan Udara Perintis;

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 04 TAHUN 2013 TENTANG

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

(AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDERS)

Kriteria penempatan fasilitas komunikasi darat - udara berfrekuensi amat tinggi (VHF Air-Ground/ VHF A/G)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 85 Tahun 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 271 TAHUN 2012

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 39 / III / 2010 TENTANG

MANAJEMEN STRUKTUR RUANG UDARA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tah

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

10.2. Inspeksi dan Pelaporan Aerodrome Serviceability

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 017 TAHUN 2018 TENTANG TIM PELAKSANA TINDAK LANJUT UMPAN BALIK PENGGUNA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 112 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengoperasian Sistem Pesawat Tanpa Awak di Wilayah Ruang Udara Indonesia

NOTAM Kalimat lengkap untuk semua NOTAM yang direncanakan, terkait dengan pekerjaan aerodrome harus dicantumkan dalam MOWP.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor: KP 4 TAHUN 2016 TENTANG

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 216 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. NOMOR : KP. 56 Tahun 2014 TENTANG ORGANISASI SLOT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :.KP TAHUN TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2009 tentang Penerbangan

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAMANAN WILAYAH UDARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/83/VI/2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 568 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011

Transkripsi:

Pre-flight information bulletin (Aerodrome) (State) AERONAUTICAL INFORMATION SERVICE Date/time :13/11/15/1000 Period: 13/11/15/0000 to 13/11/16/2400 Type of traffic : IFR/VFR Height limits : Lower Upper Bulletin contents : General purpose/opsig, AD Aerodromes : WAAA, WARR, WAMM SULTAN HASANUDDIN (WAAA) [NOTAM sorted in the order ofsubsections ofaip Part 3 - Aerodromes (AD)] JUANDA (WARR) [NOTAM sorted in the order of subsections of AIP Part 3 - Aerodromes (AD)] SAM RATULANGI (WAMM) [NOTAM sorted in the order of subsections of AIP Part 3 - Aerodromes (AD)] Other aerodromes (name/icao location indicator), etc. Tabel B4-3 Contoh Format Standar PIB - Tipe Aerodrome (periode satu-dua hari) 34

LAMPIRAN B5 FORMULIR LAPORAN POST FLIGHT Asal negara dari pesawat atau tanda umum atau tanda regristasi Pemilik/FLT NR : Aerodrome Keberangkatan: ATD (UTC) : Aerodrome Kedatangan: ATA (UTC) : Fasilitas Lokasi Rincian Permasalahan* Waktu Observasi Burung Lokasi Rincian Waktu Observasi Date: Signature of pilot: 'termasuk ketinggian / tingkat jarak dan bearing penerbangan dari fasilitas diamati. Tabel B5-1 Laporan Post Flight mengenai permasalahan pada status operasi navigasi penerbangan dan kehadiran burung DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, ttd Salinan sesuai dengan aslinya HERRY BAKTI KEP UKUM DAN HUMAS (IV/a) '9 199403 1 002 35

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : Tanggal : CONTOH SOP UNIT PIA BANDAR UDARA PROSEDUR STANDAR OPERASI (SOP) UNIT PELAYANAN INFORMASI AERONAUTIKA DI BANDAR UDARA <nama Bandar Udara> 36

RATA PENGANTAR Buku Standar Operasi Prosedur (SOP) unit Pelayanan Informasi Aeronautika Bandar Udara <nama Bandar Udara> ini merupakan salah satu persyaratan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 22 tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 (Civil Aviation Safety Regulation Part 175) tentang Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Services). Dalam upaya meningkatkan kualitas pemberian pelayanan informasi aeronautika di bandar udara dalam rangka menunjang keselamatan penerbangan, Buku SOP ini menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan operasional yang harus dipatuhi oleh penyelenggara bandar udara pada unit Pelayanan Informasi Aeronautika. Apabila ketentuan yang menjadi standar operasional pemberian pelayanan informasi aeronautika yang tertuang dalam Buku SOP ini tidak diindahkan oleh penyelenggara bandar udara pada unit Pelayanan Informasi Aeronautika, maka sangsi hukum sebagaimana tertuang dalam Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan akan berlaku. Sesuai dengan perkembangan fungsi dan tugas serta perkembangan teknologi di bidang pelayanan informasi aeronautika, Buku SOP ini sedianya akan mengalami perubahan sesuai peruntukannya dan akan dievaluasi kembali oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara - Direktorat Navigasi Penerbangan untuk kurun waktu setiap 1 (satu) tahun. Pejabat yang menyetujui dan memiliki otoritas mengeluarkan atau melakukan perubahan pada Buku SOP ini adalah Direktorat Navigasi Penerbangan sedangkan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pelaksanaan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Buku SOP ini adalah penyelenggara Bandar Udara <nama Bandar Udara> dalam hal ini Kepala Bandar Udara.

LEMBAR PENGESAHAN PROSEDUR STANDAR OPERASI (SOP) UNIT PELAYANAN INFORMASI AERONAUTIKA BANDAR UDARA <NAMA BANDAR UDARA> KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Berlaku Pada: <tanggal bulan tahun> Ditanda tangani <lokasi> pada <tanggal bulan tahun; Mengetahui : KEPALA BANDAR UDARA < nama Bandar Udara> Dibuat Oleh : <Penanggung jawab unit PIA> <Nama Kabandara> <Pangkat/Gol> <NIP> <Nama Kabandara> <Pangkat/Gol> <NIP>

CATATAN PERUBAHAN PERUBAHAN No. Tanggal Catatan Perubahan Dicatat oleh Keterangan <nama pencatat>

DAFTAR ISI Kata Pengantar Catatan Perubahan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab. I Umum 1.1 Lingkup dan Tujuan 1.2 Referensi 1.3 Istilah, Singkatan dan Definisi Bab. II Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Unit PIA 2.1 Struktur Organisasi Unit PIA 2.2 Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab 2.2.1 <deskripsi tugas dari struktur unit PIA> 2.2.2 <deskripsifungsi dari struktur unit PIA> 2.2.3 <deskripsi tanggungjawab dari struktur PIA> 2.3 Kewajiban Bab. Ill Prosedur 3.1 Proses PUBLIKASI INFOTIKA 3.1.1 Umum 3.1.2 NOTAM 3.1.2.1 Pengumpulan data/informasi 3.1.2.2 Pengajuan NOTAM 3.1.2.3 Penerimaan NOTAM 3.1.2.4 Permintaan NOTAM 3.1.2.5 Pendistribusian NOTAM 3.1.3 AIP Amendment a. Pengumpulan data/informasi b. Pengajuan Konsep AIP Amendment 3.1.4 AIP Supplement a. Pengumpulan data/informasi b. Pengajuan Konsep AIP Supplement 3.1.5 AIC a. Pengumpulan data/informasi b. Pengajuan Konsep AIC 3.2 Pelayanan Pre-Flight, In Flight dan Post-Flight 3.3.1 Pelayanan Pre-Flight Information

3.3.2 Pelayanan Informasi Sedang Dalam Penerbangan. 3.3.3 Pelayanan Informasi Setelah Penerbangan 3.3 Pelayanan Flight Plan (FPL) dan Repetitive Flight Plan (RPL) 3.4.1 Pelayanan Rencana Penerbangan (FPL) 3.4.2 Pelayanan Rencana Penerbangan Berulang (RPL).. 3.4.3 Pelayanan Berita-Berita Penerbangan 3.4 Koordinasi 3.5.1 Koordinasi Dengan Unit Internal 3.5.2 Koordinasi Dengan Unit Eksternal 3.5 Sistim Pengarsipan dan Pembaruan Dokumen 3.6.1 Sistim Penyimpanan Dokumen 3.6.2 Pemutakhiran Data Aerodrome Manual 3.6.3 Pemutakhiran Data Buku Publikasi Paket Informmasi Aeronau tika 3.6.4 Pemutakhiran Data Peta Penerbangan 3.6.5 Pemutakhiran Dokumen Referensi Dasar 3.6.6 Ijin Penerbangan 3.6.7 Security Clearance 3.6.8 Ijin Penerbangan Khusus 3.6 Pemeriksaan Ijin Terbang 3.6.1 Ijin Penerbangan 3.6.2 Security Clearance 3.6.3 Ijin Penerbangan Khusus 3.7 Sistem Pelaporan 3.7.1 Pelaporan Harian 3.8 Pelayanan Keadaan Darurat 3.8.1 Kegagalan Fasilitas dan Peralatan 3.8.2 Bencana Alam 3.8.3 Ancaman Bom

DAFTAR TABEL No. Uraian Hal 1. Tabel <nomor tabel> <nama tabel>. 2. Tabel <nomor tabel> <nama tabel>. 3. Tabel <nomor tabel> <nama tabel>. 4. dst.

DAFTAR GAMBAR No. Uraian Hal 1. Gambar <nomor gambar> <nama gambar>. 2. Gambar <nomor gambar> <nama gambar>. 3 Gambar <nomor gambar> <nama gambar>. 4. Dst.

DAFTAR LAMPIRAN No. Uraian Hal 1. Lampiran <nomor lampiran> <nama lampiran>. 2. Lampiran <nomor lampiran> <nama lampiran>. 3 Lampiran <nomor lampiran> <nama lampiran>. 4. Dst.

BAB I UMUM 1.1. Lingkup dan Tujuan Prosedur Standar Operasi (SOP)-merupakan pedoman yang berisi mengenai rincian Prosedur dan Standar yang harus dilaksanakan oleh petugas unit PIA di Bandar Udara dalam melaksanakan kegiatan operasional Pelayanan Informasi Aeronautika dan struktur organisasi dalam memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan dan penyediaan pelayanan informasi aeronautika yang memadai, tepat waktu, akurat, terkini dan dapat dipertanggung jawabkan. 1.2. Referensi Mengacu kepada dokumen-dokumen terkait, antara lain sebagai berikut: Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan; Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 (Civil Aviation Safety Regulation) tentang Pelayanan Informasi Aeronautika; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 18 Tahun 2010 tentang Perubahan kedua atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 41 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 91 tentang Peraturan Umum Pengoperasian Pesawat Udara; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2009 tentang Bandar Udara Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara; Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor KEP/09/M/VI/2003 tanggal 30 Juni 2004 tentang Pengamanan Survey dan Pemetaan Wilayah Nasional; Petunjuk Pelaksanaan Menteri Pertahanan Nomor. Juklak/01/VI/2004 tanggal 30 Juni 2004 tentang Pengamanan Survey dan Pemetaan Wilayah Nasional; Petunjuk Pelaksanaan Pengguna Nomor 170-02 tentang Manual of Air Traffic Services Operational Procedures; Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor. SKEP/188/VII/2006 tentang Penerbangan WIP (Presiden RI, Wakil Presiden RI dan Kepala Negara Pemerintah Negara Asing);

Sertifikat Bandar Udara Nomor <nomor sertifikat bandar udara, jika ada>. <peraturan lain, jika ada> 1.3. Istilah, Singkatan dan Definisi Aerodrome. Area tertentu yang terletak didaratan atau perairan (termasuk didalamnya bangunan, instalasi, dan peralatan) yang digunakan seluruhnya atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Unit PIA Bandar Udara. Unit yang dibentuk dengan maksud untuk memberikan pelayanan informasi aeronautika di Bandar Udara, antara lain pemberian Pre-flight Information, memproses pengajuan Post-flight Information, NOTAM dan Flight plan. Aeronautical Information Service Headquarter. Unit yang dibentuk dengan maksud untuk mengelola dan mengatur pelayanan PIA, termasuk pengelolaan AIP. Aeronautical Chart. Suatu gambaran bagian muka bumi dengan lekukan yang khususnya diperlukan guna kebutuhan navigasi penerbangan. Aeronautical Information Circular (AIC). Publikasi yang berisi informasi yang tidak disebarluaskan melalui NOTAM maupun tidak dicantumkan dalam AIP namun masih berkaitan dengan keselamatan penerbangan, navigasi penerbangan, teknik, aturan-aturan ataupun administrasi. Aeronautical Information Publication (AIP). Buku yang dipulikasikan oleh atau dibawah kewenangan pemerintah yang berisi informasi aktual yang diperlukan bagi navigasi penerbangan. Aeronautical Information Service. Pelayanan yang diberikan pada suatu wilayah yang menjadi tanggung jawab bagi suatu negara dalam penyediaan informasi aeronautika dan data aeronautika yang dibutuhkan untuk keselamatan, keteraturan dan efisiensi navigasi penerbangan. Personil Pelayanan Informasi Aeronautika, Personil yang memiliki sertifikat kompetensi PIA dan bekerja pada Aerodrome PIA unit / Briefing Office, NOTAM Office atau PIA Headquarter.; AIP Amendment. Perubahan yang bersifat informasi yang ada dalam AIP INDONESIA. permanen terhadap AIP Supplement, perubahan informasi yang bersifat sementara terhadap informasi / data pada AIP INDONESIA dan dipublikasikan dengan lembar khusus. 10

Aeronautical Information Regulation And Control (AIRAC). Suatu akronim dari Aeronautical Information Regulation and Control, yang merupakan sistem pemberitahuan yang telah disepakati untuk menentukan tanggal berlaku pada pemberitahuan informasi terkait kondisi atau perubahan penting pada operasi penerbangan. Air Traffic Service (ATS) Unit. Istilah umum pelayanan lalu lintas udara yang terdiri dari Air Traffic Control Unit, Flight Information Centre atau Air Traffic Services Reporting Office. Air Traffic Services Reporting (ARO). Unit yang berfungsi untuk menerima laporan terkait dengan pelayanan lalu lintas udara dan pengajuan Flight plan. Ashtam. adalah sejenis NOTAM seri khusus dengan format tertentu yang menginformasikan perubahan aktifitas gunung berapi, erupsi dan awan debu gunung berapi yang dapat berpengaruh terhadap pengoperasian pesawat udara. Flight Information Region (FIR), adalah suatu ruang udara dengan batas-batas yang telah ditentukan yang mana pelayanan informasi penerbangan dan pelayanan alert diberikan. Flight Approval (FA). Persetujuan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di bidang penerbangan sipil dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian kapasitas angkutan udara dan / atau hak angkut (traffic rights) dan / atau penggunaan pesawat udara. Flight plan. Informasi mengenai rencana penerbangan yang berisi data tujuan, jenis penerbangan dan jenis pesawat yang dipersiapkan untuk unit pelayanan lalu lintas udara. Heliport. Sejenis aerodrome atau area tertentu yang digunakan sepenuhnya atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan helikopter. International NOTAM Office (NOF). Suatu unit kerja yang ditunjuk oleh pemerintah untuk pertukaran NOTAM International. NOTAM (Notice To Airmen) Pemberitahuan yang disebarluaskan melalui peralatan telekomunikasi yang berisi informasi mengenai penetapan, kondisi atau perubahan disetiap fasilitas aeronautika, pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting untuk diketahui oleh personil operasi penerbangan. NOTAM Checklist, daftar NOTAM yang masih berlaku yang diterbitkan sebagai NOTAM pada interval waktu tidak lebih dari satu bulan. Daftar NOTAM diterbitkan untuk setiap seri NOTAM 11

Buletin Informasi sebelum Penerbangan (PIB), Suatu penyajian informasi NOTAM yang masih berlaku, yang disiapkan sebelum penerbangan. PDA! (Pre Determined Addresse Indicator), sistim pengelompokan dan pengalamatan distribusi NOTAM dan informasi aeronautika lainnya melalui fasilitas AFS. Post Flight Information. Sebuah informasi yang berdasarkan laporan dari pilot tentang kekurangan atau ketidaklayakan dari fasilitas yang berpengaruh terhadap keselamatan operasi penerbangan dan keberadaan burung di dalam atau disekitar bandara yang dapat menyebabkan bahaya terhadap operasi penerbangan. Scheduled Flight (Penerbangan Betjadual), suatu kegiatan penerbangan yang melayani rute penerbangan suatu Bandar udara atau kegiatan latihan terbang yang memiliki frekuensi yang telah ditentukan secara berjadual. Unscheduled Flight (Penerbangan Tidak Berjadual), suatu kegiatan penerbangan yang melayani rute penerbangan suatu Bandar udara, kegiatan latihan terbang atau pun kegiatan terbang dengan tujuan lainnya yang tidak memiliki jadual yang tetap. 12

BAB II ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB UNIT PIA DI BANDAR UDARA 2.1. Struktur Organisasi unit PIA <Bagan Struktur Organisasi> Gambar <no gambar> - <nama gambar> 2.2. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Struktur organisasi unit PIA 2.2.1. <deskripsitugas> 2.2.2. <deskripsifungsi> 2.2.3. <deskripsi tanggungjawab> 2.3. Kewajiban <deskripsi kewajiban> 13

BAB III PROSEDUR 3.1. Proses Publikasi Informasi Aeronautika 3.1.1. Umum 3.1.1.1. Sebagai pelaksanaan dari amanah Undang-Undang Penerbangan nomor 1 tahun 2009 pasal 285 ayat (1) Pelayanan informasi aeronautika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 284 memuat informasi tentang fasilitas, prosedur, pelayanan di bandar udara dan ruang udara, yang mana diperjelas lagi dalam PKPS 175 dan PKPS 139 serta PKPS lainnya terkait bahwa untuk memenuhi penyediaan informasi aeronautika yang akurat, memadai, terkini dan tepat waktu maka unit PIA di bandar udara harus menyediakan bagian dari elemen-elemen paket informasi aeronautika terpadu untuk publikasi informasi aeronautika baik dalam bentuk NOTAM, AIP Amendment, AIP Supplement, dan AIC. 3.1.1.2. Unit PIA di Bandar udara bertanggung jawab dalam penyediaan data/informasi aeronautika yang akan diajukan untuk dipublikasikan dan harus menjamin keakurasian dan keintegritasan data/informasi aeronautika. 3.1.2. NOTAM NOTAM diterbitkan untuk menginformasikan tentang penetapan, kondisi atau perubahan terhadap setiap fasilitas, pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya, yang berpengaruh kepada keselamatan penerbangan dan bersifat penting untuk diketahui oleh personel operasi penerbangan. Kriteria informasi yang harus diterbitkan melalui sebagai berikut : NOTAM adalah a. Pendirian, penutupan atau perubahan penting pada operasional bandar udara/heliport; b. Pendirian, penutupan dan perubahan penting pada pelayanan aeronautika (AGA, PIA, ATS, COM, MET, SAR, dll); c. Penetapan, penghapusan peralatan elektronik dan alat bantu navigasi penerbangan serta bandar udaranya seperti : 1). Rintangan; 2). Perubahan frekuensi; 3). Perubahan jam pelayanan; 14

4). Perubahan identifikasi; 5). Perubahan penggunaan alat bantu navigasi; 6). Perubahan lokasi; 7). Penambahan/pengurangan kekuatan listrik lebih dari 50 %; 8). Perubahan jadwal broadcast / partikel / ketidak teraturan / ketidak yakinan operasional alat bantu elektronik pada navigasi penerbangan; 9). Pelayanan komunikasi dari udara ke darat. d. Penetapan, penghapusan atau perubahan penting pada alat bantu visual; e. Gangguan atau kembali beroperasinya komponen penting dari sistem penerangan bandar udara. f. Penetapan, penghapusan atau perubahan berarti pada prosedur pelayanan navigasi penerbangan; g. Kejadian atau perbaikan kerusakan besar atau ganguan pada area manuver. h. Perubahan dan pembatasan ketersediaan bahan bakar, pelumas dan oksigen. i. Perubahan besar pada fasilitas dan pelayanan SAR dan tandatanda rintangan navigasi penerbangan; j. Penetapan, penghapusan atau pengoperasian kembali lampu/ sinyal bahaya yang menandakan ada rintangan yang harus diperhatikan untuk navigasi penerbangan; k. Perubahan peraturan yang memerlukan tindakan segera, misalnya daerah terlarang untuk kegiatan SAR; 1. Kegiatan berbahaya yang berpengaruh pada navigasi penerbangan misalnya kegiatan militer, display, lomba atau terjun payung; m. Pemancangan, pemindahan atau perubahan tanda rintangan terhadap navigasi penerbangan di area take-off/climb, missed approach, approach dan runway strip; n. Penetapan, penghapusan atau perubahan status daerah terlarang, terbatas atau berbahaya; o. Penetapan, penghapusan bagian wilayah/area dimana ada rute atau sebagian daripadanya dan dimana frekwensi emergensi VHF 121.5 MHz dikehendaki/diberlakukan; 15

p. Penggunaan, penghapusan atau perubahan indikator lokasi; q. Perubahan penting pada penggunaan batasan ketinggian bandar udara sehubungan ada kegiatan SAR dan pemadam kebakaran, NOTAM dikirim apabila ada perubahan kategori ( lihat annex 14, vol. I, Bab 9, lampiran A seksi 17 ); r. Kondisi berbahaya serta perubahannya pada movement area yang disebabkan oleh air atau lumpur; s. Terjangkitnya penyakit menular sehingga memerlukan pemberitahuan dan syarat tindakan suntikan atau karantina; t. Ramalan radiasi kosmik sinar matahari apabila ada; u. Peristiwa letusan gunung berapi berikut lokasi, tanggal dan waktu letusan, besar serta luasan awan debu berikut arah pergerakan, dan ketinggiannya serta bagian rute yang terpengaruh (dipublikasikan tersendiri melalui penerbitan ASHTAM); v. Tercemarnya atmosfir oleh bahan radioaktif atau kimia beracun seperti nuklir atau kecelakaan yang mengakibatkan pencemaran kimia beracun berikut lokasi, tanggal dan waktu terjadinya kecelakaan, jlight level dan rute atau sebagian daripadanya yang dapat terkena dampak dari pencemaran tersebut dan arah pergerakan pencemaran tersebut. w. Pelaksanaan misi kemanusiaan, seperti misi kemanusiaan yang dipimpin oleh PBB, disertai juga prosedur dan/atau ketentuanketentuan yang mempengaruhi navigasi penerbangan. x. Penerapan tindakan kontingensi sementara pada saat terjadinya gangguan terhadap pelayanan lalu lintas penerbangan dan pelayanan penunjangnya. y. Keberangkatan dan/atau kedatangan pesawat yang membawa Very Important Person (VIP) di bandar udara yang berpengaruh terhadap pergerakan kedatangan/keberangkatan pesawat lain; z. Informasi penting lainnya yang disebabkan oleh gempa bumi, asap dari kebakaran hutan dan lain lain, yang mengganggu operasional bandar udara dan navigasi penerbangan. Informasi-informasi yang tidak harus diterbitkan NOTAM, namun perlu diinformasikan adalah sebagai berikut: a. Perawatan rutin pada apron dan taxiway yang tidak mempengaruhi keselamatan pergerakan pesawat udara. 16

b. Pekerjaan pembuatan marka pada runway, jika terdapat runway lain yang dapat digunakan untuk pengoperasian pesawat udara atau peralatan yang digunakan dapat dipindahkan; c. Gangguan sementara pada jarak pandang sekitar bandar udara/heliport yang tidak berpengaruh pada keselamatan operasi pesawat udara. d. Kerusakan sebagian fasilitas penerangan bandar udara /heliport yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap operasi pesawat xidara. e. Kerusakan sementara sebagian peralatan air-ground communications jika terdapat frekuensi alternatif yang diketahui bahwa frekuensi tersebut dapat digunakan. f. Kekurangan atau tidak tersedianya pelayanan marshalling dan road traffic control. g. Tidak tersedianya petunjuk lokasi, arah atau tanda instruksi lainnya pada movement area. h. Aktifitas terjun payung di dalam ruang udara yang tidak dikendalikan (uncontrolled airspace) yang didalamnya berlaku peraturan penerbangan visual (VFR) atau apabila berada di dalam ruang udara yang dikendalikan (controlled airspace), namun aktifitas tersebut dilakukan pada wilayah yang disediakan untuk terjun payung atau pada danger/prohibited area. i. Fasilitas bantu navigasi yang belum dikalibrasi. j. Informasi lain sejenis yang bersifat sementara. 3.1.2.1. Pengajuan NOTAM a. b. c. d. Data mentah diserahkan melalui surat ke Petugas <unit kerja>; Konsep NOTAM yang diserahkan akan dicek ulang oleh <unit kerja> dengan mengacu pada sumber data sebelum dikirimkan oleh <unit kerja> ke NOF dan diterbitkan sebagai NOTAM; Data dan informasi sebagai bahan publikasi penerbitan NOTAM harus sudah dipersiapkan dengan matang dan merupakan hasil koordinasi dengan unit terkait; Pengajuan NOTAM atas informasi tentang penetapan, kondisi atau perubahan terhadap setiap fasilitas aeronautika, pelayanan, atau prosedur yang telah direncanakan sebelumnya harus 17