BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB III Visi dan Misi

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab II Perencanaan Kinerja

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

BAB IV P E N U T U P

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan Maksud

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

1 ( atau

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB 1 PENDAHULUAN Lokasi BP3AKB Jl. Soekarno Hatta no. 458 Bandung, Telp , Fax

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANG MAJU, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB. IV VISI DAN MISI. pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapainya. langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Kehidupan organisasi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB III VISI DAN MISI

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA ) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHUUAN. 1.1.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Banten dengan jumlah penduduk sebesar 9,782,779 (pada tahun 2010) dikategorikan sebagai propinsi berpenduduk padat di Indonesia. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan penduduk hanya 2,12 pada tahun 2010. Selama 10 tahun terakhir, Banten mengalami laju pertumbuhan perkotaan dengan cukup tinggi demikian juga dengan laju pertumbuhan industrialisasi. Pada akhirnya Banten tidak dapat menghindari eksploitasi sumber daya alam di berbagai wilayah/areal, demikian pula eksploitasi liar dan pencemaran sumber daya air permukaan dan udara. Sektor industri tumbuh terus dan kebanyakan terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Polusi yang berasal dari industri berbaur dengan polusi yang berasal dari wilayah perkotaan (seperti : limbah manusia, sampah dan emisi kendaraan), mengganggu kenyamanan dan kesehatan penduduk sekitarnya. Bertambahnya hambatan dan polusi di pusat-pusat perkotaan di Banten akan menghambat efisiensi investasi publik dan investasi swasta, mengurangi kemampuan Banten dalam menggalang investasi asing,dan akhirnya muncul kelompok masyarakat yang menolak terhadap ekspansi industri terutama di daerah perkotaan, yang mana hal ini mempunyai implikasi serius terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2 Pengelolaan dibidang pelestarian lingkungan hidup mempunyai beberapa ciri khas, yaitu tingginya potensi konflik ketidaktentuan (uncertainty), waktu yang sering cukup panjang antara kegiatan dan dampak lingkungannya, serta pemahaman masalah yang tidak mudah bagi masyarakat luas. Karena ciri-ciri ini, usaha pelestarian akan selalu merupakan suatu usaha yang dinamis, baik dari segi tantangan yang dihadapi maupun jalan keluarnya. Menyongsong era globalisasi dengan berkembangnya teknologi informasi dan kompleknya permasalahan yang dihadapi dewasa ini, organisasi dituntut agar bekerja secara efektif dan efisien untuk dapat menyesuaikan diri. Bekerjanya suatu organisasi sangat didukung oleh ketersediaannya sumberdaya manusia yang profesional, oleh sebab itu sumberdaya manusia yang ada harus senantiasa diberdayakan, sehingga dapat memberikan kontribusi secara maksimal terhadap lancarnya roda organisasi. Kita menyadari bahwa keterbatasan kemampuan seseorang selalu ada batasnya sehingga tidak semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sempurna dan hanya mengandalkan ilmu yang didapat dari pengalaman ataupun dari bangku kuliah. Untuk itu peningkatan sumberdaya manusia melalui beberapa pelatihan baik yang dilaksanakan pemerintah maupun lembaga pendidikan perlu selalu diikuti agar kita tidak ketinggalan informasi maupun inovasi. Dalam era reformasi yang berkembang saat ini, setiap aparat maupun lembaga pemerintah harus dapat memberikan pelayanan prima kepada

3 masyarakat sebagai pemberi amanah, serta mampu memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (Good Governance) melalui kaidah-kaidah tranparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Konsekunsi terhadap upaya pemberdayaan organisasi yang lebih efektif maka semua komponen sumber daya organisasi harus mampu saling berfungsi secara maksimal dan melakukan kerjasama yang solid dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai produktifitas kerja sesuai yang diharapkan. Komponen-komponen organisasi yang berperan penting adalah sumberdaya manusia (SDM) karena faktor manusia merupakan kata kunci terhadap keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Kualitas sumberdaya manusia yang kondusif dengan organisasi tempat mereka bekerja mampu memberikan kontribusi dapam memberdayakan semua sumberdaya yang ada, sehingga terwujud integritas dan solidaritas yang tangguh dalam proses stabilitas organisasi yang efektif dalam setiap mewujudkan cita-cita perorangan maupun organisasi. Secara simultan terdapat faktor utama yang mempengaruhi kinerja sumberdaya manusia, diantaranya adalah faktor kepribadian, intelektualitas dan kesehatan jasmani maupun rohani. Keikutsertaan setiap individu yang tergabung dalam SDM tentunya diatur sesuai dengan tingkatan kebutuhan manusia dan kesesuaian dengan proses organisasi secara faktual. Hal ini dimaksudkan agar setiap individu dapat mencurahkan kinerja yang lebih baik. Untuk memperoleh parttisipasi secara

4 aktif dan produktif dari setiap sumberdaya manusia, maka pemimpin/manager harus senantiasa memperhatikan faktor utama yang berpengaruh terhadap SDM tersebut diatas diantaranya adalah pemanfaatan intelektual secara profesional dengan penempatan tugas jabatan sesuai dengan kemampuan dan pengalaman serta ditunjang dengan pemberian kesejahteraan yang layak. Sehingga dapat membangkitkan motivasi yang tinggi bagi perorangan maupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Badan Lingkungan Hidup daerah (BLHD) Provinsi Banten yang terbentuk seiring berdirinya Provinsi Banten melalui Undang-undang No. 23 Tahun 2000 dan sudah mengalami beberapa perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Organisasi (SOTK). Adapun yang terakhir melalui Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten dan Peraturan Gubernur Nomor : 27 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Provinsi Banten di Bidang Lingkungan Hidup, sedangkan fungsinya sebagai berikut : 1. Pembinaan dan Pengendalian teknis analisis mengenai pengkajian dampak dan penegakan hukum lingkungan;

5 2. Perumusan kebijakan pembinaan koordinasi teknis pengendalian pencemaran lingkungann; 3. Perumusan kebijakan pembinaan koordinasi teknis konservasi sumberdaya alam, pengendalian rehabilitasi dan kerusakan lingkungan hidup; 4. Pengembangan program komunikasi, sumberdaya alam dan pemberdayaan masyarakat pengelola lingkungan ; 5. Penataan dan pelaksanaan tugas-tugas kesekretariatan; 6. Pelaksanaan tugas lain lain sesuai tugas dan fungsinya; Sejalan dengan pandangan dan harapan dimaksud maka visi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten dinyatakan dalam rumusan yaitu : Banten Ramah Lingkungan Menuju Pembangunan Yang Berkelanjutan visi tersebut merupakan pengejawantahan dari misi Provinsi Banten ke 7 yaitu Merevitalisasi kawasan dan antar kawasan dengan dukungan infrastruktur yang memadai melalui pengembangan tiga pintu keluar masuk wilayah Banten, mempunyai tujuan optimalisasi pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta pemaduserasian pembangunan wilayah melalui pengintegrasian kawasan didukung infrastruktur wilayah yang berkualitas. Pernyataan misi tersebut mengandung secara eksplisit apa yang harus dicapai oleh organisasi dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam upaya mencapai visi. Pernyataan misi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten yang dirumuskan, juga sekaligus

6 mencerminkan pandangan organisasi tentang kemampuan dirinya, dan hal yang sangat penting untuk mengarahkan organisasi agar eksis dan dapat mengikuti perkembangan lingkungan eksternal, global dan semangat otonomi daerah, serta harus senantiasa berusaha mewujudkan keselarasan hubungan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat luas secara umumnya melalui kaidah-kaidah utama yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Kinerja Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten menjadi perhatian publik, berhasil atau gagalnya pengelolaan lingkungan hidup di tingkat provinsi akan dipengaruhi oleh baik atau buruknya kinerja organisasi BLHD Provinsi Banten. Namun, dalam pelaksanaannya pengelolaan lingkungan menghadapai permasalahan pokok, yaitu masih banyak penafsiran berbeda dari stakeholders di daerah terhadap peraturan, personil yang belum paham dengan visi dan misi organisasi, kurangnya peran pimpinan dalam membangkitkan motivasi aparatur. Pada tahun anggaran 2010 Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah hanya merencanakan bebrapa peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan, akan tetapi secara umum untuk peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan struktural dilakukan skala provinsi oleh Badan Dikla Provinsi Banten. Pendidikan dan Pelatihan yang dilakukan adalah Audit Lingkungan Hidup yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor sebanyak 1 (satu), Diklat Penilai Amdal 2 (dua) orang yang diselenggarakan oleh

7 PUSARPEDAL KLH RI dan diklat Pengendalian Pencemaran Air 1 (satu) orang yang diselenggarakan oleh PUSARPEDAL KLH RI. Kinerja BLHD Provinsi Banten semakin diuji sejak era otonomi daerah. Masyarakat dengan kritis menuntut pelayanan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan. Pengukuran obyektif keberhasilan dan kegagalan pemerintah dalam menjalankan fungsinya sulit dilakukan yang disebabkan oleh; belum ada sistem pengukuran kinerja yang mengukur efektifitas dan efisiensi, belum tersusun job analisis, kesejahteraan pegawai rendah, kurang pelatihan dan pendidikan yang tepat bagi pegawai. 1.2 Identifikasi masalah 1. Kinerja pegawai sesuai tuntutan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten dalam pelaksanaan masih dirasa berat berdasarkan laporan akuntabilitas instansi pemerintah (LAKIP) BLHD Provinsi Banten tahun 2010 2. Terdapat 6 (enam) kasus pengaduan pencemaran lingkungan yang dapat tertangani hanya 2 (dua) kasus, hal ini karena kurangnya jumlah personil yang mampu dan kompeten. 3. Masih terdapat beberapa pekerjaan yang belum tercapai target. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan aparatur profesional dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan. 4. Untuk mewujudkan aparatur yang profesional, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan yang bersifat struktural, fungsional dan teknis.

8 5. Terjadinya perpindahan pegawai yang kompeten dibidangnya, sementara belum ada peningkatan kemampuan SDM yang menggantikan 6. Terjadinya penurunan motivasi kinerja pegawai yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja organisai BLHD Provinsi Banten itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk meneliti pengaruh pendidikan dan pelatihan serta motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten. 1.3 Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan mampu mempengaruhi kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten; 2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja mampu mempengaruhi kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten; 3. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan serta motivasi kerja mampu mempengaruhi kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten;

9 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari peniliatan ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan mampu mempengaruhi kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten; 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja mampu mempengaruhi kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten; 3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan serta motivasi kerja mempengaruhi kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara praktis : Memberikan masukan bagi pengambil kebijakan dalam meningkatkan kinerja pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Banten dalam upaya meningkatkan motivasi kerja melalui program pendidikan dan pelatihan dengan selektif dan proporsional. 2. Secara teoritis : a. Memberikan pembuktian dan memperkuat teori-teori yang sudah ada atau dapat dijadikan sebagai koreksi untuk hasil yang tidak sejalan dengan teori yang sudah ada; b. Memberikan tambahan informasi dan bahan pembanding didalam melakukan penulisan ilmiah selanjutnya.