HAMA GUDANG ANCAM EKSPOR KOPI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

Kesiapan Petani Kopi Terhadap Serangan Hama Penggerek Buah (Hypothenemus hampei) pada Musim Kopi 2016

HAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI

Hama penyakit utama tanaman kopi

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia.

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi (Gambar 1) termasuk dalam Kingdom Plantae, Sub kingdom. divisi Spermatophyta, Divisi Magnoliophyta, Class

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINGKAT SERANGAN HAMA UTAMA DAN PRODUKSI KOPI LIBERIKA TUNGKAL KOMPOSIT (Coffea sp.) DI KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

FLUKTUATIF SERANGAN Hypothenemus hampei WILAYAH KERJA BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA PADA TRIWULAN II 2013

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia kopi merupakan salah satu komiditi ekspor yang mempunyai arti

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

TINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan

Rintisan Metode Pengamatan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi ke-empat terbesar di dunia. Data

TINGKAT SERANGAN HAMA PBK PADA KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER Oleh : Amini Kanthi Rahayu, SP dan Endang Hidayanti, SP

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Bojer. (Lepidoptera: Crambidae) Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada dua baris secara

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Segera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.

Uji Parasitasi Tetrastichus brontispae terhadap Pupa Brontispae Di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Puerto Rico juga telah terdapat hama ini (Vega et al., 2009).

MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN KONSENTRASI CO 2 TERHADAP PERKEMBANGAN Sitophilus zeamais SELAMA PENYIMPANAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

commit to users I. PENDAHULUAN

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo) SECARA PHT UPTD-BPTP DINAS PERKEBUNAN ACEH 2016

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

BAB III BAHAN DAN METODE. dan Desa Nagasaribu), dan Kecamatan Paranginan (Desa Paranginan Selatan, Desa

Pengendalian serangga hama. Silvikultur Fisik mekanik Hayati : (predator, parasitoid, patogen) Genetik Kimiawi Perundangan PHT

PENGGUNAAN BROCAP TRAP UNTUK PENGENDALIAN PENGGEREK BUAH KOPI Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) PADA TANAMAN KOPI SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di kebun

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

PENDAHULUAN. Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

TINJAUAN PUSTAKA. (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

Bahan penyampaian makalah pada pelatian Kursus Tani di. BPP MODEL Janurata Kec. Bandar Kab Benermeriah

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

TINJAUAN PUSTAKA m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm (Gambar 1).

JENIS HAMA DAN TEHNIK PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP

Pengorok Daun Manggis

Transkripsi:

HAMA GUDANG ANCAM EKSPOR KOPI INDONESIA Annisrien Nadiah, SP POPT Ahli Pertama annisriennadiah@gmail.com Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Gambar 1. Biji kopi sehat yang siap untuk diekspor ( Foto: http://www.fda.gov., 2013) Sejak tahun 1980- an, kopi adalah komoditas ekspor non migas terbanyak ketiga di Indonesia setelah kayu dan karet dengan besar ekspor mencapai 300.000 sampai 350.000 ton per tahun. Kebutuhan ekspor yang terus meningkat harus diimbangi dengan peningkatan perbaikan mutu. Hal ini perlu dilakukan karena pada tahun 1982 FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat menolak 600 ton kopi karena mengandung serangga sehingga perkembangan ekspor kopi Indonesia selanjutnya semakin ditentukan oleh aspek mutu. Mengapa ada serangga yang menjadi kontaminan pada kopi ekspor?, pertanyaan iniliah yang langsung muncul seketika. Dari hasil pengamatan dan uji yang dilakukan, para ahli dan praktisi membenarkan bahwa kopi Indonesia saat itu mengandung beberapa kontaminan yaitu serangga, jamur dan kotoran. Serangga kontaminan dapat terbawa dari lapang saat panen dan saat penyimpanan dalam gudang. Mengapa ada hama di dalam gudang?. Dahulu, nenek moyang kita bercocok tanam dengan nomaden atau berpindah-pindah sehingga tidak menyimpan bahan makanan pada suatu tempat. Seiring dengan perkembangan cara bercocok tanam dan kebutuhan yang meningkat, maka hasil panen akan ditumpuk dan disimpan disuatu tempat yang dinamakan gudang. Pada dasarnya, hama gudang adalah hama yang terbawa dari lahan saat panen dan berkembangbiak di dalam tempat penyimpanan. Sifat struktur tempat penyimpanan secara umum adalah kondisi yang stabil dibandingkan dengan lingkungan alami (lapang), selain itu di gudang ketersediaan pakan melimpah bagi serangga hama. Karakter penyimpanan akan menguntungkan bagi hama gudang walaupun ada kalanya terjadi kelangkaan sumber pakan (bila gudang dalam kondisi kosong

sementara). Serangga di dalam gudang penyimpanan adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik karena: (1) habitat penyimpanan adalah reservior alaminya; (2) keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpanan; (3) laju reproduksi yang tinggi; (4) kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber pakan; (5) kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pakan; (6) adaptasi morfologi yaitu ukuran tubuhnya yang kecil, bentuk pipih dan gerakan cepat. Ada dua jenis hama gudang yang menyerang kopi dan dapat mengancam kualitas kopi ekspor Indonesia, yaitu: 1. Hypothenemus hampei (coffee berry borer) a Gambar 2. H. hampei, a. larva di dalam buah kopi yang masih segar; b. kumbang dewasa. (foto: Nadiah, 2015) H. hampei adalah hama utama kopi yang dapat menyerang sejak di lapang sampai dengan di tempat penyimpanan. Kumbang betina membuat lubang pada diskus (bagian ujung) kopi yang masih hijau untuk meletakkan telur-telurnya. Larva yang menetas itulah yang akan menggerek dan merusak buah dan biji kopi sehingga kopi menjadi remah atau hancur dan tidak bernilai lagi. Di dalam gudang penyimpanan, H. hampei akan bertahan hidup pada biji kopi, terutama dikalangan petani yang menyimpan biji-biji kopi tanpa adanya perlakuan penjemuran atau pengeringan sama sekali atau pengeringan yang kurang sempurna. Ciri-ciri kumbang dewasa berwarna hitam dengan sayap depan dan pronotum yang besar dan berduri pendek-pendek (gambar 2b). Panjang tubuh kurang lebih 2 mm (betina 1,2 mm; jantan 1,7 mm). Larva berwarna putih dan aktif mencari makan atau menggerek buah/ biji kopi (gambar 2a). Kumbang betina yang lebih merusak karena membuat liang gerek pada ujung kulit buah kopi yang masih hijau (diskus) kemudian membelok ke dalam salah satu bijinya. Telur diletakkan pada buah kopi yang bijinya telah mengeras atau pada buah yang telah masak. Di dalam biji kopi terdapat rongga dimana telur-telur diletakkan. Dalam satu biji dapat diletakkan lebih dari sebutir telur. Keperidian kumbang betina mencapai 70 butir yang diletakkan selama 2 periode bertelur. b

Larva yang baru menetas akan segera makan bagian biji dan merusak dengan menggerek. Pada waktu menjelang kepompong, dibuat liang gerek yang agak melebar dimana kelak akan ditempati oleh kepompongnya. Lama siklus hidupnya tergantung pada ketinggian dimana tanaman kopi tumbuh dan kondisi yang mendukung bertahan hidup di dalam gudang penyimpanan yaitu sekitar 20-36 hari. Di dalam gudang hanya bertahan hidup dan tidak dapat berkembang biak dan mati saat biji kopi mengalami perlakuan pengeringan yang sempurna. Perkembangan H. hampei dipengaruhi oleh suhu dan ketersediaan buah kopi. H. hampei dapat hidup pada suhu 15⁰C- 35⁰C, suhu optimal untuk perkembangan telur antara 30⁰C-32⁰C dan untuk larva, pupa dan dewasa antara 27⁰C-30⁰C. Serangga betina dapat menggerek buah kopi antara suhu 20⁰C-33⁰C, pada suhu 15⁰C dan 35⁰C serangga betina gagal menggerek buah kopi atau mampu menggerek buah kopi tapi tidak bertelur (Jaramilo et al.,2009). Pengendalian yang efektif untuk H. hampei adalah saat berada di lahan, yaitu dengan sanitasi lahan dengan melakukan rampasan (memetik seluruh buah yang ada di pohon setelah panen), mengurangi kelembaban lahan dengan melakukan pemangkasan terhadap tanaman kopi maupun tanaman penaung. Memutus daur hidup H. hampei, meliputi tindakan petik buah, yaitu mengawali panen dengan memetik semua buah masak yang terserang H. hampei maupun tidak 15-30 hari menjelang panen besar. Lelesan yaitu pemungutan semua buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang. Racutan atau rampasan yaitu memetik semua buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua bahan hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam dalam air panas kurang lebih 5 menit. Sebelum masuk ke gudang penyimpanan, sebaiknya biji kopi di jemur atau dikeringkan hingga sempurna untuk menghindari H. hampei sampai ke dalam gudang. Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa musuh alami H. hampei yang selama ini terus dikembangkan adalah jamur Beauveria bassiana sebagai patogen serangga, predator seperti laba-laba, tawon kertas, cecopet, belalang sembah, kumbang kubah, kumbang harimau, kumbang tanah, capung dan beberapa macam kepik dan parasitoid Stephanoderis cephalonomia & Prorops nasuta (Bethylids), Phymastichus Coffea (Eulophid), dan Coffeicola heterospilus braconid semua berasal dari Afrika.

2. Araecerus fasciculatus (coffee bean weevil) a b Gambar 3. A. fasciculatus, a. kumbang dewasa; b. larva. (foto: http://www.ozanimals.com., 2012) A. fasciculatus adalah hama utama di gudang tempat penyimpanan, ternyata dapat menyerang kopi yang masih di lahan. Stadia paling merusak adalah larva yang dapat ditemukan di biji kopi walaupun biji kopi tersebut telah dikeringkan dan hampir ditemukan di seluruh daerah tropis dan subtropis. Ciri-ciri kumbang yaitu pada bagian elytra dan protoraksnya terdapat banyak bercak yang berwarna terang, elytra lebih pendek dibandingkan abdomen. Ukuran tubuh antara 3-5 mm, berwarna coklat gelap atau coklat kelabu dengan tipe antena clubbed (menggada) dengan 3 ruas terakhir membesar (gambar 3a). Kumbang betina dapat bertelur sebanyak 50 butir pada suhu 28⁰ C, RH 70% dengan siklus hidup selama 46-68 hari. Bila tersedia pakan yang cukup akan bertahan selama 17 minggu. Telurnya diletakkan di permukaan material dan baru akan menetas setelah 9 hari. Larva (gambar 3b) langsung melakukan penggerekan dan selanjutnya masuk kedalam biji kopi dengan meninggalkan sisa-sisa gerekan yang berupa tepung; pupa berlangsung selama 5 hari dan pada umumnya siklus hidup selama 20 hari. Kisaran inang yaitu semua stadia kopi (mulai hijau, merah sampai biji kopi yang dikeringkan), biji kakao, biji dan bunga pala, ubi kayu, jagung, gaplek, kacang tanah, ubi jalar. Daerah sebaran: Eropa, Amerika (Lousiana & Florida), Amerika Tengah,Perancis, Brazil, St. Helena, Persia, Ceylon, Indonesia, China, Jepang, Sandwich, Isles dan Philiphina. Besar tingkat serangan tergantung pada kebersihan gudang penyimpanan, terutama bila disimpan bersamaan dengan komoditas lain yang dapat menjadi sumber infeksi, misalnya gaplek. Keberadaan A. fasciculatus sangat penting pada gudang kopi karena dapat hidup pada buah kopi ataupun biji kopi yang telah dikeringkan. Siklus hidup 45-55 hari (kopi robusta), 38-50 (kopi arabika), 40-50 (gaplek) dan dapat bertahan hidup pada bubuk biji kopi. Pengendalian yang efektif adalah dengan mengkondisikan gudang tempat penyimpanan sedemikian rupa sehingga A. fasciculatus tidak dapat bertahan hidup dan berkembangbiak di dalamnya, kadar air penyimpanan biji

kopi dibuat idel yaitu antara 13-14%, sesuai dengan standar mutu kopi ekspor. Pemusnahan kumbang dengan memanfaatkan teknologi radiasi sinar gamma (α) pada 0,40 kgy dengan keutamaan tidak menimbulkan resistensi hama (Hariyadi, R.S, et al, 2000). Gejala Kerusakan Akibat Infestasi Hama di Gudang Kopi Hama utama yang menyerang biji kopi dalam simpanan adalah kumbang penggerek buah kopi (H. hampei). Larva menyerang buah kopi yang masih dipohon dan menggali atau menggerek liang hingga ke dalam buah dan biji kopi. Larva, pupa, kumbang dewasa dan puing-puing yang terdiri dari kotoran dan sisa gerekan kulit dapat ditemukan dalam kopi. Hama kedua yang dapat menyebabkan kerusakan adalah kumbang biji kopi (A. fasciculatus) yang disebut dengan kumbang berhidung luas. Dalam kondisi gudang penyimpanan yang hangat dan iklim lembab akan sangat mendukung perkembangan dan tingkat serangan A. fasciculatus yang pada dasarnya adalah hama polifagus, menyerang banyak komoditi (terutama biji) yang disimpan. Sebuah biji kopi yang masih hijau dapat menunjukkan berbagai efek kerusakan yang disebabkan oleh serangga, mulai dari bekas luka kecil dipermukaan kulit buah (kerusakan minor) sampai dengan kerusakan besar yaitu bekas gerekan ataupun liang gerek yang menembus kedalam buah bahkan biji kopi (kerusakan mayor). Kerusakan yang disebabkan oleh H. hampei dan A. fasciculatus berbeda dalam penampilan (gambar 4). Perbedaan Kerusakan Akibat serangan H. hampei dan A. fasciculatus a b Gambar 4. Gejala kerusakan pada biji kopi dalam simpanan akibat hama, a. H. hampei; b. A. fasciculatus (foto: http://www.fda.gov., 2013) H. hampei dapat hadir dan merusak diseluruh bagian permukaan buah kopi, pada umumnya kerusakan ditandai dengan adanya bekas gerekan di bagian ujung buah kopi sebagai lubang masuk atau keluarnya kumbang betina untuk meletakkan telur

sedangkan larva yang memuat liang gerekan. Liang gerekan yang dibuat sangat kecil dengan kisaran diameter 0,3 sampai 1,5 mm berbentuk melingkar, bersih dan rapi. Kerusakan di permukaan sering dikelilingi oleh noda berwarna biru kehijauan (gambar 4a). A. fasciculatus dapat hadir dan merusak diseluruh bagian permukaan kopi, pada umumnya kerusakan ditandai dengan adanya lubang bekas gerekan yang berbentuk kurang bersih dan kurang rapi. Pada umumnya ukuran lubang gerekan lebih besar dari yang dibuat H. hampei yaitu berdiameter sekitar 1,0 sampai 3,0 mm. Lubang gerekan dibuat sebagai tempat kemunculan kumbang dewasa dari dalam biji kopi sedangkan masuknya dari lubang akibat kerusakan lain. Lubang dipermukaan akibar gerekan A. fasciculatus berbentuk tidak beraturan, berukuran besar karena termasuk serangga dengan daya jelajah yang luas (extensive feeding) (gambar 4b). Referensi Anonimus. 2012. Coffe Bean Weevil (Araecerus fasciculatus) available at: http://www.ozanimals.com/insect/coffee-bean-weevil/araecerus/fasciculatus.html. diakses 28 Mei 2015. Anonimus (U.S. Departement of Health & Human Services). 2013. MPM: V-1 Beverages and beverages materials (method for coffee beans). Available at: http://www.fda.gov/food/foodscienceresearch/laboratorymethods/ucm084337.htm diakses 28 Mei 2015. diakses 28 Mei 2015. Anonimus, 2003. Musuh Alami Hama dan Penyakit Tanaman Kopi. Direktorat Perkebunan Perkebunan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Departemen Pertanian. Jakarta. Borror, D.J., Triplehorn, A.C dan Jhonson, A. F. 1990. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta. Diterjemahkan oleh: UGM Press. Hariyadi, R.S., M. Hoedaya, A. Rahayu, Harsojo. 2000. Pengaruh radiasi sinar gamma pada hama biji kopi Araecerus fasciculatus de geer (Coleoptera: Anthribidae). Pusat aplikasi isotop dan radiasi BATAN. Jaramillo, J., et al. (2009). Thermal Tolerance of the Coffee Berry Borer Hypothenemus hampei: Predictions of Climate Change Impact on a Tropical Insect. Pest. Plos One. 4 (8): 64-87.