RANCANG-BANGUN SISTEM KONTROL SOLUTION SHAKER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MOTOR STEPPER SEBAGAI PENGGERAK

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN MAGNETIC STIRRER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN PENGATURAN WAKTU MELALUI KEYPAD

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton

SISTEM KONTROL PENYALAAN LAMPU RUANG BERDASARKAN PENDETEKSIAN ADA TIDAKNYA ORANG DI DALAM RUANGAN

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas

BAB III PROSES PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

IMPLEMENTASI KARTU BER-PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNTUK SISTEM KONTROL KEHADIRAN

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

Perancangan Serial Stepper

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT ARUS PULSA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 UNTUK PROSES ELEKTRODEPOSISI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. analisis mengenai sistem yang akan dirancang.pada Perancangan Prototipe Mobile

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

PENGATUR AKSELERASI MOTOR AC SATU PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

OTOMATISASI ROTARY SAMPLE COLLECTOR DENGAN MOTOR STEPPER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega8535 DAN SENSOR FOTODIODA

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB IV. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

SISTEM OTOMATISATI PEREKAMAN VIDEO DENGAN KAMERA CMOS 12 LED BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Transkripsi:

RANCANG-BANGUN SISTEM KONTROL SOLUTION SHAKER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MOTOR STEPPER SEBAGAI PENGGERAK Ridha Khairani, Imam Taufiq, Wildian Program Studi Fisika Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas e-mail:ridha.kh215@gmail.com ABSTRAK Telah dihasilkan sebuah sistem kontrol solution shaker berbasis mikrokontroler AT89S51 dengan motor stepper sebagai penggerak. Sistem kontrol solution shaker ini dirancang untuk memudahkan pekerjaan di laboratorium terutama di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi dalam hal melarutkan PCB. Motor stepper yang digunakan adalah motor stepper tipe TEAC 14769070-30 dengan menggunakan IC ULN2003 sebagai rangkaian penggeraknya. Sistem ini dikontrol dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51. Arah putaran motor dan variasi kecepatan putar motor diatur dalam program yang ditulis dalam bahasa C. Pengujian yang dilakukan terhadap sistem kontrol solution shaker ini antara lain menghitung kecepatan linier pada saat alat bergerak tanpa beban. Hasil kecepatan linier maksimum solution shaker tanpa beban adalah (12,300 ± 0,014)cm/s pada waktu tunda 80 ms. Sedangkan kecepatan linier minimum tanpa beban adalah (3,740 ± 0,002) cm/s pada waktu tunda 280 ms. Pada saat solution shaker diberi beban sebesar 50 g, maka gup kecepatan linier maksimum yang dihasilkan adalah (12,020 ± 0,014) cm/ s pada waktu tunda 80 ms. Sebaliknya untuk kecepatan linier minimum yang dihasilkan adalah (3,010± 0,002)cm/s pada waktu tunda 280 ms. Setelah dilakukan pengujian terhadap variasi beban,alat ini hanya sanggup bergerak untuk beban sebesar 400 g. Hasil pengukuran kecepatan linier maksimum untuk beban 400 g ini adalah (1,634 ± 0,001)cm/s. Kata kunci : solution shaker, mikrokontroler AT89S51, ULN 2003 1. PENDAHULUAN Dalam melakukan kerja penelitian di laboratorium sering ditemukan bagian pekerjaan yang bersifat rutin dimana pekerjaan tersebut harus dilakukan berulangkali dalam rentang waktu tertentu. Beberapa contoh di antaranya adalah menghidup-matikan pemanas (di laboratorium Fisika Material), memindahkan zat cair dari wadah yang satu ke wadah lainnya secara bolak-balik (di laboratorium Kultur Jaringan, Biologi), dan mengaduk larutan kimia (di laboratorium Kimia, Biologi, dan Farmasi). Aktivitas yang disebut terakhir juga lazim dilakukan di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi ketika melarutkan PCB (printed circuit board) di dalam larutan feriklorida (FeCl 3 ). Dalam proses pembuatannya, PCB ini dilarutkan di dalam larutan FeCl 3 dengan tujuan untuk melepaskan/membuang lapisan tembaga yang tidak digunakan sebagai jalur konduktor. Pelarutan ini dipercepat melalui proses pengadukan, yaitu menggerakkan atau menggoyang-goyangkan (shake) wadah larutan ke kiri dan ke kanan secara berulang dengan kecepatan tertentu secara terus menerus selama sekitar 30 menit hingga 60 menit. Di laboratorium Biologi FMIPA Universitas Andalas, pengadukan dengan cara serupa juga dilakukan untuk mendapatkan homogenitas dalam pewarnaan substrat atau gel sehingga diperoleh pola pita yang diinginkan, seperti pola pita isozim dan pola pita protein. Selain itu, pengadukan juga dimanfaatkan dalam pembuatan nata de coco. Media pertumbuhan bakteri A. Xylinum (substrat) untuk menghasilkan nata de coco biasanya harus digoyang-goyang selama 2 hingga 4 jam (Misgiyarta, 2007). Selain melelahkan dan tidak efisien, pekerjaan mengaduklarutan secara konvensional (manual) cenderung membosankan. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 7 NO 1, MARET 2015 7

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terutama di bidang elektronika dan instrumentasi, telah memungkinkan dirancangnya peralatan-peralatan elektronik yang dapat bekerja secara otomatis sehingga memudahkan pekerjaan manusia. Berbagai alat ukur dan alat kontrol untuk keperluan penelitian di laboratorium dapat dirancang dan dibangun berbasis mikrokontroler umum yang tersedia di pasaran. Hal ini akan sangat membantu pengguna (users) di tengah persoalan mahalnya peralatan laboratorium yang ada di pasaran. Dalam penelitian tugas akhir ini telah dilakukan perancangan dan pembuatan alat pengaduk larutan (solution shaker) berbasis mikrokontroler AT89S51 dengan memanfaatkan motor stepper sebagai penggerak wadah larutan secara periodik ke kiri dan ke kanan. 2. METODE PENELITIAN Perancangan sistem kontrol solution shaker berbasis mikrokontroler ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu rancang bangun hardware dan rancang bangun software. Perancangan hardware terdiri dari bagian catudaya, rangkaian minimum untuk mikrokontroler. Untuk rancang bangun software digunakan program bahasa C. Blok diagram rancangan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1.Diagram blok sistem kontrol solution shaker 2.1. RangkaianCatudaya Pada rangkaian catudaya, tegangan bersumber dari PLN berupa tegangan AC (Alternating Current) 220 V. Tegangan AC 220 V ini akan diturunkan menjadi tegangan AC 9 V melalui trafo penurun tegangan. Kemudian tegangan AC 9 V disearahkan oleh susunan dioda penyearah menjadi tegangan DC. Tegangan keluaran dari dioda penyearah distabilkan oleh IC(integrated circuit)regulator. Dalam rangkaian ini digunakan IC AN7805 yang menghasilkan tegangan DC 5 V dan IC AN7812 yang menghasilkan tegangan 12V. Gambar 2. Rangkaiancatudaya +5 V dan +12 V 8 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 7 NO 1, MARET 2015

2.2. Rangkaian Minimum Mikrokontroler Komponen yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian mikrokontroler adalah satu buah IC Mikrokontroler AT89S51 sebagai pusat pengolah data dan pengendali rangkaian secara keseluruhan, satu buah tombol reset, resistor 330Ω sebagai hambatan pada konektor penanam program, sebuah LED sebagai indikator, dua buah kapasitor 10 µf, 16 V yang berfungsi untuk menstabilkan kristal, satu buah resistor 10 kω untuk tombol reset, satu buah kristal 11.0592 MHz yang berfungsi dalam pewaktuan, satu buah catudaya 5 V sebagai sumber tegangan DC untuk mengaktifkan IC mikrokontroler. VCC 5 VOLT 40 CLOCK 33 pf 33 pf 19 18 X1 X2 P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 39 38 37 36 35 34 33 32 VCC 5 VOLT GROUND 10 uf/16 V 8,2 K 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 RESET P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5 P3.6 P3.7 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 AT89C51 P2.0 P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 PSEN ALE/P 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Gambar 3. Rangkaian Minimum Mikrokontroler 2.3. RangkaianPenggerak Motor Stepper Rangkaian penggerak motor stepper yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan IC ULN2003, sedangkan arah gerak dan laju rotasi poros motor stepper itu dikontrol melalui perangkat lunak (program) yang ditanamkan di dalam mirokontroler AT89S51, seperti dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Rangkaian penggerak motor stepper JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 7 NO 1, MARET 2015 9

2.4. Rangkaian IC NE555 Pada penelitian ini, rangkaian multivibrator astabil (Gambar 5) digunakan sebagaipengubah nilai hambatan ke frekuensi, sehingga keluaran yang diharapkan dari rangkaian ini adalah berupa frekuensi. Gambar 5. Rangkaianmultivibratorastabildengan IC NE555 2.5. DesainAlat Desain alat solution shaker dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah. Gambar 6. Desain Alat solution shaker Pada gambar, wadah larutan yang akan di aduk diletakkan di atas akrilik. Sisi luar motor stepper diletakkan diatas akrilik sehingga perputaran motor stepper akan ikut menggerakkan akrilik ke kiri dan ke kanan. Pergerakannya dikontrol dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51. Gerakan bolak balik ini akan membuat larutan di dalam wadah akan teraduk sempurna sehingga didapatkan larutan yang homogen. 2.6. Pengaturan Kecepatan Motor Stepper Pada penelitian ini digunakan 6 nilai waktu tunda bervariasi yaitu 80 ms,120 ms,160 ms, 200 ms, 240 ms,dan 280 ms. Waktu tunda merupakan waktu penundaan antar step/langkah. Untuk memudahkan dalam pergantian waktu tunda maka alat ini dilengkapi dengan saklar putar (rotary). 10 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 7 NO 1, MARET 2015

3. HASIL DAN DISKUSI Setelah melewati tahap perancangan dan pembuatan alat, maka diperoleh sebuah perangkat keras sistem kontrol solution shaker berbasis mikrokontroler AT89S51 dengan motor stepper sebagai penggerak seperti terlihat pada Gambar 7 Gambar 7. Sistem control solution shaker dengan motor stepper sebagai penggerak 3.1. Hasil Pengukuran kecepatan linier Solution Shaker Hasil pengukuran kecepatan linear solution shaker untuk waktu tunda dan beban yang bervariasi dapat dilihat dari Gambar 8. Gambar 8. Hasil Pengukuran Kecepatan Linier Solution Shaker untuk Beban yang Bervariasi JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 7 NO 1, MARET 2015 11

Pada Gambar 8 terlihat ada tiga variasi pengukuran kecepatan linier solution shaker yaitu pengukuran kecepatan ketika tanpa beban, pengukuran kecepatan dengan beban 50 g dan pengukuran kecepatan ketika melarutkan PCB.Kecepatan linier solution shaker ini sangat bergantung dengan kecepatan sudut motor stepper yang ditentukan dengan mengatur waktu tunda pergerakan kumparan motor stepper. Semakin kecil waktu tundanya maka semakin cepat pergantian high dan low stator maka semakin cepat pula perputaran motor sehingga kecepatan linier yang dihasilkan jugabesar. Sebaliknya waktu tunda yang besar akan memperlambat gerak motor stepper. Dari hasil pengukuran kecepatan linier solution shaker tanpa beban didapatkan kecepatan linier maksimum dihasilkan oleh pengaturan nilai waktu tunda yang paling kecil yaitu untuk nilai waktu tunda 80 ms dengan kecepatan linier (12,300± 0,014)cm/s.Sementara itu kecepatan linier maksimum yang dihasilkan untuk beban sebesar 50 g adalah (12,020± 0,014) cm/s dan kecepatan linier minimum yaitu sebesar (3,010± 0,002)cm/s. Pada saat melarutkan PCB, beban yang digerakkan oleh wadah adalah 97,2 g. Dari gambar terlihat bahwa untuk nilai waktu tunda yang paling kecil menghasilkan kecepatan linier maksimum yaitu (6,080 ± 0,007) cm/s. Sebaliknya untuk nilai waktu tunda yang paling besar didapatkan pengukuran kecepatan linier paling kecil yaitu (3,220 ± 0,002) cm/s. Kecepatan linier ideal yang dibutuhkan untuk melarutkan PCB dengan menggunakan alat ini berada pada pengaturan nilai waktu tunda 80 ms. Waktu yang dibutuhkan oleh solution shaker untuk melarutkan PCB adalah 1 jam 17 menit 15 sekon. Ketika PCB yang berukuran sama dilarutkan dengan cara manual dan diletakkan di wadah yang sama membutuhkan waktu sekitar 1 jam 2 menit 25 sekon. Perbedaan waktu pelarutan ini disebabkan oleh gerakan mengaduk. Ketika proses pelarutan dilakukan secara manual dengan cara menggoyang wadah dalam arah ke kiri dan ke kanan, kecepatan gerakan bisa lebih besar dibandingkan dengan kecepatan yang dihasilkan oleh alat. Namun, dengan menggunakan solution shaker, pekerjaan melarutkan PCB bisa dilakukan dengan mudah tanpa menimbulkan lelah. 3.2. Hasil Pengukuran Beban Maksimum yang digerakkan Solution shaker Setelah dilakukan pengujian terhadap variasi beban, mulai dari tanpa beban hingga beban sebesar 400 g, didapatkan bahwa beban maksimum yang masih bisa digerakkan oleh solution shaker adalah 400 g. Kecepatan linier yang dihasilkan ketika menggerakkan beban 400 g sangat kecil jika dibandingkan dengan kecepatan linier solution shaker ketika dalam keadaan tanpa beban yaitu 1,634 ± 0,0008 cm/s. Gerakan alat pada saat membawa beban maksimum tidak lagi normal. Jika beban terlalu besar motor tidak dapat bergerak normal atau diam sama sekali. Hal ini bisa disebabkan karena boleh jadi tidak cukup torsi untuk melakukan stepping pada motor stepper. Dalam keadaan demikian, mungkin rotor dapat bergerak sedikit ketika mendapat step pulse (pulsa) tetapi kemudian jatuh kembali ke posisi semula. Untuk itu dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan motor stepper dengan torsi yang besar sehingga bisa menggerakkan beban yang lebih besar pula. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut: 1. Telah dapat dihasilkan sistem kontrol solution shaker berbasis mikrokontroler AT89S51 dengan motor stepper tipe TEAC 14769070-30 sebagai penggerak. 2. Dalam merancang gerakan motor stepper ke kiri dan ke kanan secara periodik digunakan mikrokontroler AT89S51 yang akan mengendalikan rangkaian penggerak motor stepper dengan IC ULN 2003 agar motor bisa dikontrol sesuai kebutuhan sistem. 12 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 7 NO 1, MARET 2015

3. Kecepatan motor stepper bisa diatur dengan memvariasikan nilai waktu tunda. Semakin besar nilai waktu tunda, maka kecepatan motor semakin lambat dan sebaliknya semakin kecil nilai waktu tunda maka kecepatan motor akan semakin cepat. Batas nilai waktu tunda minimum pada penelitian ini adalah 80 ms dan nilai maksimum adalah 260 ms 4. Kecepatan linier maksimum alat tanpa beban adalah 12,02 cm/s yaitu pada pengaturan nilai waktu tunda 80 ms. 5. Beban maksimum yang masih bisa digerakkan oleh motor stepper ini adalah 400 g. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, Diktat KuliahMekatronika, Universitas Widyagama, Malang. 2. Anonim, 2006, Peralatan Energi Listrik: Motor Listrik, UNEP,www.energyefficiencyasia.org, Diakses Tanggal 3 Agustus 2011. 3. Atmel, 2006, AVR446: Linier speed control of stepper motor, Aplication Note, Atmel Corporation, San Jose, USA, www.atmel.com/literature, diakses September 2012. 4. Ayala,K. J., 1991, The 8051 Microcontroller: Architecture, Programming, and Applications, West Publishing Company, St. Paul, MN, USA. 5. DEC, 2006, Electric Motors, Best PracticeManual, Devki Energy Consultancy Pvt. Ltd., Vadodara, India 6. Singh,M., 2010, Microcontroller Based Clockwise/Anticlockwise Stepper Motor Controller Using PC Keyboard Via Com Port, International Journal of Computer Science & Communication Vol.1.No.1.:189-191 7. Misgiyarta, 2007, Teknologi Pembuatan Nata de Coco,Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor. 8. Yani,A., 2011, Penggunaan Rangkaian Mutivibrator sebagai Saklar Sentuh, Universitas Dian Nusantara, Jurnal Saintikom Vol.10. No.3. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 7 NO 1, MARET 2015 13