BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, terutama

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN,

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

IbM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KAMPUNG PRO IKLIM (PROKLIM)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengolahan limbah rumah sakit umum daerah Gambiran Kediri

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemakmuran rakyat hendaknya dilakukan secara terencana, rasional, optimal,

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia adalah

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya

Iklim Perubahan iklim

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNIVERSITAS UDAYANA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PEMANFAATAN GAS METANA DARI TIMBUNAN SAMPAH PADA LINGKUNGAN

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

IDENTIFIKASI PENGELOLAAN SAMPAH KOTA YANG BERBASIS PARTISIPASI PERAN AKTIF KELUARGA DAN PEMULUNG. Oleh: Haryono Zaini Rohmad ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia terdapat banyak sungai yang menjadi sumber kehidupan

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

ANALISIS KONSENTRASI GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

LAMPIRAN L.3 - B. PROPOSAL KERJASAMA CSR Program Makassar Bebas Sampah

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Disamping itu, pola konsumsi

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

BAB II RANCANGAN KEGIATAN

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII ANALISIS KETERKAITAN HASIL AHP DENGAN CVM

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

JURNAL PENGELOLAAN SAMPAH PASAR SEGIRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SUNGAI KARANGMUMUS DI KOTA SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) By. Gotri Ruswani, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja.

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 7 SERI E

Bagian 16: Mengelola limbah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pengelolaan sampah di Indonesia masih mengalami berbagai kendala dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelolan sampah umumnya dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemerosesan akhir sampah tanpa melalui proses pemilahan terlebih dahulu. Timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi tempat pemerosesan akhir sampah berpotensi melepas gas metana (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global (DKP Denpasar, 2014). Secara umum timbunan sampah akan melepaskan gas metana ke udara yang sangat membahayakan karena kandungan gas metana tersebut merupakan salah satu gas beracun dan dapat membunuh mahluk hidup jika menghirupnya dalam konsentrasi yang tinggi (TPST-3R Kertalangu, 2014). Kandungan gas metana yang terdapat pada timbunan sampah selain dapat berupa bau busuk yang menyebar ke udara, lepasnya gas metana dapat membuat kerusakan lingkungan terutama salah satu penyebab percemaran udara (TPST- 3R Kertalangu, 2014). Gas metana yang dihasilkan dari timbunan sampah jika dimanfaatkan dengan baik, maka akan menghasilkan bahan bakar yang dapat berguna 1

2 untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Keuntungan dari hasil pengangkapan gas metana dari timbunan sampah tersebut menjadi alasan kuat bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar untuk membuat program baru dalam memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari timbunan sampah. Program ini dibuat dengan tujuan dapat mengurangi timbunan sampah dan dapat memanfatkan sampah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat nantinya. Pelaksanakan program-program di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R (TPST-3R) Desa Kesiman Kertalangu Denpasar mulai dilaksanakan dari Bulan Agustus 2014. Kegiatan awal yang dilakukan adalah menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan pengelolaan sampah dan memberikan sosialisasi kepada sebelas kepala lingkungan yang ada di Desa Kesiman Kertalangu terkait pelaksanaan program-program di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. Kegiatan lain yang dilakukan oleh TPST-3R adalah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat terkait program pengelolaan sampah yang telah direncanakan sebelumnya seperti kegiatan pengangkutan sampah, pemilahan sampah, pemerosesan sampah hingga pemanfaatan sampah menjadi produk jadi berupa pupuk kompos, pupuk cair dan penghasil gas metana sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar. Kegiatan lain untuk pelestarian lingkungan dilakukan dengan penanaman sebelas macam tanaman buah-buahan dan sayuran serta penerapan sistem tumpang sari di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar (TPST-3R Kertalangu, 2014). Hasil dari kegiatan yang dilakukan oleh TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar diantaranya adalah: (1) menghasilkan produk jadi berupa pupuk kompos dan pupuk cair dari timbunan sampah; (2) berhasil menyalurkan gas metana ke lima rumah

3 warga yang dekat dengan lokasi TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar; (3) mampu menghasilkan buah dan sayuran organik yang memiliki ukuran yang besar dan berbuah cukup cepat; (4) peningkatan ekonomi karena penjualan sampah non-organik, hasil produk jadi dan hasil kebun TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. Pelaksanaan programprogram di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar tentunya masih banyak mengalami kendala diantarnya yaitu timbunan sampah yang terdapat di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu belum dipilah. Dampak dari sampah yang masih tercampur dan belum melalui proses pemilahan adalah terkurasnya tenaga pekerja dalam melakukan proses pemilahan dan menghabiskan waktu yang cukup panjang hanya dalam proses pemilahan sampah. TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu berupaya akan melaksankaan perluasan program-program maupun perluasan penyaluran gas metana gratis ke masyarakat. Perluasan pemanfaatan gas metana gratis telah direncanakan tidak hanya di lingkungan sekitar TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu, namun pelaksanaan program pemanfaatan gas metana tersebut nantinya akan diterapkan secara menyeluruh di Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. Perluasan program dari TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar tentunya memerlukan beberapa pertimbangan dan masukan ataupun tanggapan-tanggapan dari masyarakat. Hal tersebut perlu dilakukan agar dapat memperbaiki kelemahan program maupun meningkatkan pelaksanaan program. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk menggali tanggapantanggapan tersebut lebih dalam mengenai persepsi masyarakat pengguna sarana gas metana gratis maupun masyarakat penerima layanan berupa penanganan masalah sampah oleh TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar.

4 1.2 Rumusan Masalah Upaya pengelolaan sampah oleh TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu mulai dilaksanakan pada Bulan Agustus 2015 hingga saat ini. Pengelolaan sampah yang dilakukan di TPST-3R yaitu dengan memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari timbunan sampah dan kemudian dijadikan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak tanah atau gas LPJ untuk menghidupkan kompor. Program pemanfaatan gas metana dan pelayanan permasalahan sampah oleh TPST-3R sudah dilaksanakan di lingkungan sekitar TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu. Saat ini TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu akan melaksanakan perluasan program dimana perluasan ini dilakukan tidak hanya di sekitar TPST-3R namun akan dilaksanakan di seluruh Desa Kesiman Kertalangu. TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu menggunakan sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat yang artinya, pengelolaan sampah dilaksanakan bersama masyarakat dan untuk masyarakat oleh sebab itu diperlukan tanggapan dan masukan dari masyarakat pula untuk mengetahui kekuatan maupun kelemahan program. Tanggapan dan masukan dari masyarakat tersebut penting diketahui agar TPST-3R dapat melaksanakan perluasan program secara berkesinambungan. Penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap program pemanfaatan gas metana dari timbunan sampah saat ini belum ada, sehingga diperlukan sebuah penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam persepsi masyarakat terhadap pelaksanan program pemanfaatan gas metana di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu. Berdasarkan uraian diatas, maka pertanyaan yang akan diteliti adalah Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan program pemanfaatan gas metana dari timbunan sampah pada TPST-3R di Desa Kesiman Kertalangu Denpasar?

5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan program pemanfaatan gas metana dari timbunan sampah pada lingkungan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R di Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui pengetahuan dan persepsi masyarakat mengenai TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. b. Mengetahui partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. c. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap perubahan kondisi lingkungan sebelum dan sesudah pelaksanaan program oleh TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. d. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap perubahan kondisi perekonomian setelah pemberian sarana gas metana secara gratis dan penanganan permasalahan sampah oleh TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. e. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. f. Menggali lebih dalam faktor-faktor pendorong keikut sertaan masyarakat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. g. Menggali lebih dalam faktor-faktor penghambat keikut sertaan masyarakat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar.

6 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini dapat ditinjau dalam perspektif praktis, ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya, yaitu : a. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan dan informasi serta dijadikan salah satu pertimbangan dalam membuat kebijakan yang bertujuan meningkatkan program pemanfaatan gas metana di lingkungan TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar. b. Manfaat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dapat memberikan informasi mengenai bagaimana peran serta masyarakat, prilaku masyarakat dan persepsi masyarakat serta pengembangan partisipasi masyarakat pada sektor kesehatan lingkungan khususnya bidang promosi kesehatan secara partisipatif. c. Manfaat Penelitian Selanjutnya Memberikan kontribusi mengenai hal-hal yang terkait baik yang mendukung atau menghambat sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu dan menjadi acuan pada penelitian kuantitatif untuk melihat besaran hubungan antara partisipasi masyarakat dengan faktor-faktor pendukung maupun penghambat partisipasi mayarakat dalam program pemanfaatan gas metana dari timbunan sampah di TPST-3R Desa Kesiman Kertalangu..

7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada sektor kesehatan lingkungan khususnya pada bidang promosi kesehatan untuk melihat peran serta masyarakat dan mengetahui persepsi masyarakat mengenai pelaksanaan program pemanfaatan gas metana dari timbunan sampah. Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R Desa Kesiman Kertalangu Denpasar Tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan oleh mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan menggunakan rancangan penelitian kualitatif untuk menggali lebih dalam informasi dari masyarakat mengenai pelaksanaan program pemanfaatan gas metana dari timbunan sampah dan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, focus group discussion serta observasi partisipasi kepada beberapa informan. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat mengambarkan tentang persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan program pemanfaatan gas metana di Lingkungan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu-3R Desa Kesiman Denpasar.