ABSTRAK. Kata kunci: muscle energy technique isometric, static stretching, fleksibilitas, hamstring.

dokumen-dokumen yang mirip
Dwi Rosella Komalasari 1, Ali Ahyar Ridha 2

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali 3

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

PENGARUH MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN STATIC STRETCHING TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) ANGKASA SURAKARTA

Kata kunci: Plyometric exercise, single leg speed hop, double leg speed hop, daya ledak otot.

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

STRETCHING TERHADAP TERHADA FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) ANGKASA SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

PENGARUH PEDAL EXERCISE

PENGARUH LATIHAN STATIC STRETCHING DAN LATIHAN RECIPROCAL INHIBITION UNTUK PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

3. Program Studi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar Bali

Putu Bayu Herlangga, 2 Ni Luh Nopi Andayani, 3 Nila Wahyuni 1,2,3 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

SKRIPSI NYOMAN HARRY NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

PERBANDINGAN INTERVENSI AUTO STRETCHING

SKRIPSI AUTO STRETCHING

METODE ACTIVE ISOLATED STRETCHING

Kata Kunci : Pelatihan Plyometric incline bound, knee tuck jump, Kekuatan Tungkai dan Ketepatan Tembakan

PENGARUH DURASI STATIC STRETCHING OTOT HAMSTRING TERHADAP PENINGKATAN EKSTENSI SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA DI POSYANDU SERANGAN DESA BLULUKAN

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

ABSTRAK. Kata kunci : sindroma myofascial, otot upper trapezius, cryotherapy, ischemic compression technique, myofascial release technique

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

PERBANDINGAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

Ni Made Sulasih RSUP Sanglah Denpasar, Juni 2012 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

KEEFEKTIFAN KOMBINASI TERAPI MASASE DENGAN KINESIO TAPING DALAM PEMULIHAN CEDERA PERGELANGAN KAKI DERAJAT 1 PADA PEMAIN SEPAK BOLA MERAPI PUTRA SLEMAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

SKRIPSI I NYOMAN KRISNA WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

PENGARUH LATIHAN STATIC STRETCHING DAN LATIHAN RECIPROCAL INHIBITION UNTUK PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL

INTERVENSI CONTRACT RELAX STRETCHING DIRECT LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING

INTERVENSI ULTRA SOUND

INTERVENSI BALANCE STRATEGY EXERCISE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali

Program Studi Fisioterapi, Bagian Ilmu FAAL 3 dan Bagian Ilmu Histologi 4 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Sport and Fitness Journal ISSN: X Volume 5, No.3, September 2017: 54-61

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci : Senam aerobik, persentase lemak subkutan.

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

LEBIH BAIK DARIPADA LATIHAN SWISS BALL

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu kesatuan dari tulang, sendi, otot dan saraf. Anggota gerak ini

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB VI PEMBAHASAN. memiliki rerata umur sebesar 36,65 ± 7,158 dan kelompok perlakuan

MANIPULASI ORGAN GOLGI TENDON UNTUK MENGURANGI TINGKAT SPASTISITAS OTOT-OTOT PENGGERAK LENGAN PASCA STROKE INFARK

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

ABSTRAK. I Wayan Suadnya Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

SKRIPSI PUTU SANTI KRISHNA MEGASARI

SKRIPSI 011 NI PUTU PURNAMAWATI

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015

PERBEDAAN PERMAINAN ORIGAMI DAN MEWARNAI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PEREMPUAN PRASEKOLAH DI TK GRAND BALI BEACH SANUR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

INTERVENSI ULTRASOUND

PENGARUH PENAMBAHAN DYNAMIC STRETCHING PADA LOWER EXTREMITY MUSCLES SEBELUM SPRINT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. tahun jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Menurut Kantor

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

PENGARUH PEMBERIAN ISCHEMIC COMPRESSION DAN STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI SINDROMA MIOFASIAL UPPER TRAPEZIUS PADA PENJAHIT WANITA

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan menggunakan bahan malam atau lilin melalui alat yang

PENGARUH PEMBERIAN PILATES EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN BOLA

STUDI PERBANDINGAN BERBAGAI MACAM METODE LATIHAN PEREGANGAN DALAM MENINGKATKAN KELENTUKAN

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan.

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh. Gelar Sarjana Fisioterapi. Oleh : ADESTY NANDA FAJARIRAWATI J

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGALA- GALA TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER VI KELAS A TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MUSCLES ENERGY TECHNIQUE ISOMETRIC LEBIH MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING DARI PADA STATIC STRETCHING PADA PEMAIN SEPAK BOLA PHYSIO TEAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA HUN 1 I Made Wahyu Palguna 2 Sutha Nurmawan 3 I Made Muliarta 1. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran UniversitaS Udayana, Denpasar, Bali 2. Bagian Rehabilitasi Medik Sub Bagian Fisioterapi RSUP Sanglah, Denpasar, Bali 3. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali ABSTRAK Sepak bola memiliki tingkat kejadian cidera yang tinggi seperti strain hamstring. Latihan peregangan merupakan salah satu upaya dalam pencegahan cidera. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas muscle energy technique isometric dan static stretching dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian pre and post test two group design. Sampel sebanyak 24 yang dibagi menjadi 2. Kelompok 1 diberikan perlakuan muscle energy technique isometric dan kelompok 2 diberikan perlakuan static stretching. Perbedaan rerata peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan setelah perlakuan setiap kelompok di uji dengan paired sample t-test, dengan hasil p=0,000. Dari uji beda independent sample t-test didapatkan selisih p=0,000 (p<0,05). Maka dapat disimpulkan muscle energy technique isometric lebih efektif dari pada static stretching dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring. Kata kunci: muscle energy technique isometric, static stretching, fleksibilitas, hamstring. MUSCLE ENERGY TECHNIQUE ISOMETRIC BETTER THAN STATIC STRETCHING IN INCREASING HAMSTRING MUSCLE FLEXIBILITY AMONG FOOTBALL PLAYERS OF PHYSIO TEAM FACULTY OF MEDICINE UDAYANA UNIVERSITY ABSTRACT Football has a high incidence rate of injuries such as hamstring strain. Stretching exercise is an effort done to prevent injury. The purpose of this research is to investigate the effectiveness of muscle energy technique isometric and static stretching in increasing the flexibility of hamstring muscle. This research was experimental research with pre and post test two group design. The research involved 24 samples which were divide into 2 groups. Group 1 was given the isometric muscle energy technique treatment and group 2 was given the static stretching treatment. Mean different of hamstring muscle flexibility and after the treatment in each group was tested using paired sample t-test. Independent t-test obtained a result p = 0.000 (p<0.05 ). It can be concluded that muscle energy technique isometric is more effective than static stretching in increasing the flexibility of hamstring muscles. Key words: muscle energy technique isometric, static stretching, flexibility, hamstring.

PENDAHULUAN Olahraga sudah menjadi rutinitas untuk sebagian orang di jaman sekarang dalam upaya untuk mempertahankan kebugarannya. Macam dan jenis olahraga sangatlah banyak, mulai dari yang dilakukan perorangan atau individu sampai yang dilakukan oleh kelompok. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Sebelum memulai olahraga setiap orang wajib melakukan warming up untuk menghindari terjadinya cidera. Olahraga dilakukan dengan maksud untuk memelihara kebugaran fisik dan menjaga kekuatan maupun fleksibilitas otot. Selaras dengan hal itu, Griwijoyo (2005) mengatakan bahwa olahraga merupakan serangkaian gerak tubuh yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Meningkatkan kebugaran bisa dilakukan di fitness center maupun dilapangan dengan bermain sepakbola. Sepak bola merupakan jenis olahraga beregu yang dimainkan oleh 11 orang di lapangan dengan bola sebagai alat permainannya. Olahraga ini sangat popular dikalangan masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Tim-tim sepak bola bermunculan seiring dengan berkembangnya olahraga ini, baik di sekolah maupun universitas. Program studi fisioterapi yang merupakan bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana juga memiliki sebuah tim sepak bola yang diberi nama Physio Team. Tim ini rutin mengikuti kejuaraan Porsehip (Pekan Olahraga dan Seni Hippocrates) yang digelar di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Olahraga sepak bola dimainkan dengan menggunakan tungkai, kaki, badan dan kepala, kecuali penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyakbanyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan. 9 Selama bermain sepakbola ada beberapa resiko cidera yang akan dialami pada ekstremitas bawah seperti strain hamstring sebagai jenis cidera yang paling sering, strain quadriceps, sprain ankle, dan cidera pada knee. Cidera strain hamstring ini disebabkan karena over stretch, cidera disebabkan karena jangkauan regangan otot hamstring tidak

terlalu panjang. Dengan dipaksanya otot untuk meregang maka terjadilah robekan otot. Robekan ini akan menimbulkan nyeri dan peradangan pada otot, dengan adanya peradangan maka otot akan nyeri saat berkontraksi maupun meregang yang nantinya akan menghambat aktivitas. Untuk meningkatkan kelentukan/fleksibilitas otot hamstring perlu diberikan latihan penguluran (stretching). Metode penguluran yang konvensional dilapangan dengan menggunakan static stretching. Peregangan ini dilakukan dengan meregangkan otot hamstring dan mempertahankan untuk beberapa detik. Sebagai patokan lama peregangan statis untuk satu kali sekitar 20-30 detik. Metode static stretching dapat dilakukan sendiri dengan meregangkan kelompok otot hamstring secara perlahan-lahan sampai otot terasa sakit (namun bukan rasa sakit yang maksimal). Metode ini sangat mudah dilakukan dan terbukti efektif dalam meningkatkan fleksibilitas. Menurut Rosella (2013) metode lain yang lebih efektif dalam meningkatkan fleksibilitas otot adalah Muscle Energy Tehcniques isometric. MET merupakan teknik osteopatik yang memanipulasi jaringan lunak dengan gerakan langsung dan dengan kontrol gerak yang dilakukan oleh pasien sendiri pada saat kontraksi isometrik, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi muskuloskeletal dan mengurangi nyeri. Muscle energy techniques memiliki prinsip manipulasi dengan cara yang halus, dengan kekuatan tahanan gerak yang minimal hanya sebesar 20-30% dari kekuatan otot, melibatkan kontrol pernapasan pasien, dan dengan repetisi yang optimal. Muscle energy techniques bekerja dengan merilekskan otot tanpa menimbulkan nyeri dan kerusakan jaringan melalui tekanan yang ringan dan lembut sehingga tidak membuat jaringan iritasi dan teregang kuat. 2 Isometric muscle energy techniques yang biasa disebut post isometric relaxation (PIR) memiliki pengaruh utama yaitu mengurangi tonus pada otot yang mengalami hipertonus dan mengembalikan panjang normal istirahat otot. Mekanisme kerjanya yaitu secara singkat dimana gamma afferent kembali ke serabut intrafusal dan kembali ke panjangnya, yang merubah panjang istirahat serabut ekstrafusal otot. 2

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan rancangan randomized two group pre-test and post-test design. 7 Penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama hingga minggu ke empat di bulan Mei dengan frekuensi 3 kali seminggu. Populasi target pada penelitian ini adalah semua pemain sepak bola physio team fakultas kedokteran. Subjek pengambilan sampel ditentukan berdasarkan persyaratan inklusi dan eksklusi sebanyak 24 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 dengan metode MET dan kelompok 2 dengan metode static stretching. Instrumen Penelitian Untuk mengukur peningkatan fleksibilitas otot hamstring digunakan sit and reach test. Alat ukur penggaris diletakkan dari ujung depan kotak box pada angka 23 cm. Subjek duduk di lantai dengan kaki lurus dan telapak kaki menempel pada box, kemudian subjek diminta meluruskan tangan kedepan dan membungkuk sejauh mungkin, pengukuran ini dilakukan 3 kali yang kemudian dicatat hasil terbaiknya. Pengukuran dilakukan setiap sebelum dan sesudah intervensi. Setelah `12 kali evaluasi dan penelitian sudah mendapatkan data yang lengkap, peneliti melakukan uji komparasi data untuk mengetahui peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada masing-masing kelompok dengan paired t-test dan uji komparasi data untuk membandingkan hasil perhitungan beda rerata peningkatan fleksibilitas sebelum dan setelah perlakuan antar kelompok dengan uji independent t-test menggunakan software SPSS. HASIL PENELITIAN Deskripsi data sampel yang terdiri atas karakteristik sampel berupa umur. Tabel 1. Distribusi Data Sampel Berdasarkan Umur Nilai Rerata dan Simpang Karakteristik Baku Kel. 1 Kel. 2 Usia 21,00±0,853 20,83±0,937 Dari Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa subjek penelitian kelompok 1 memiliki rerata umur (21,00±0,853) tahun dan pada kelompok 2 memiliki rerata umur (20,83±0,937).

Tabel 2. Hasil uji normalitas dan homogenitas Uji Normalitas dengan Shapiro Wilk Uji Test Homogenitas Klp Data Klp 1 Klp 2 (Levene s Test) p p Sebelum 0,520 0,540 0,677 Sesudah 0,079 0,339 0,730 Berdasarkan Tabel 2 terlihat hasil uji normalitas dengan menggunakan Shapiro Wilk Test didapatkan nilai probabilitas untuk kelompok data sebelum perlakuan pada kelompk 1 dimana nilai p = 0,520 (p > 0,05) dan setelah perlakuan nilai p = 0,079 (p > 0,05) sedangkan pada kelompok 2 sebelum perlakuan nilai p = 0,540 (p > 0,05) dan setelah perlakuan nilai p = 0,339 (p > 0,05). Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Pada uji Homogenitas dengan menggunakan Levene s Test didapatkan kelompok sebelum perlakuan memiliki nilai p = 0,677 (p > 0,05) dan untuk kelompok setelah perlakuan nilai p = 0,730 (p > 0,05) yang mununjukkan bahwa data sebelum dan sesudah perlakuan memiliki data yang homogen. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang didapat yang merupakan uji persyaratan analisis, maka uji yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji statistik parametrik. Tabel 3. Hasil uji paired sample t-test Beda Rerata p Kelompok 1 11,583±3,782 0,000 Kelompok 2 3,958±5,015 0,000 Pada kelompok 1 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dari peningkatan fleksibilitas sebelum dan setelah perlakuan muscle energy technique isometric pada otot hamstring. Pada kelompok 2 yang menggunakan uji paired sample t-test didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dari peningkatan fleksibilitas sebelum dan setelah perlakuan static stretching pada otot hamstring. Tabel 4. Hasil Uji Independent T- test Kelompok Rerata±SD P Kelompok 1 11,583±3,782 0,000 Kelompok 2 5,791±2,378 Berdasarkan table 4 yang memaparkan hasil perhitungan beda rerata peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan setelah perlakuan antar kelompok diperoleh nilai selisih p = 0,000 dimana (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian

diterima atau terdapat perbedaan yang bermakna (signifikan) pada hasil pelatihan muscle energy technique isometric dibandingkan dengan static stretching dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring. PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Deskripsi sampel pada penelitian ini terdiri atas kelompok 1 memiliki rerata umur (21,00±0,853) tahun dan pada kelompok 2 memiliki rerata umur (20,83±0,937). Karakteristik tersebut menunjukkan jumlah rerata umur sampel relatif sama antara kelompok 1 dan 2. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa dalam penelitian ini, umur tidak memiliki kecenderungan tertentu yang dapat mempengaruhi aspek penilaian dalam penelitian. Peningkatan fleksibilitas pada perlakuan Muscle Energy Technique isometric Uji statistik menggunakan uji beda rerata t-berpasangan (paired sample t-test)pada kelompok 1 dengan pelatihan muscle energy technique isometric. Hasilnya p = 0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna pada nilai rerata peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan sesudah pelatihan. Sesuai dengan pernyataan dari rosella 2013 bahwa muscle energy technique isometric meningkatkan fleksibilitas otot hamstring secara bermakna pada siswa SSB Angkasa di Surakarta. Latihan ini menginhibisi golgi tendon organ (GTO) agar tidak terjadinya stretch reflex. Dengan terinhibisinya GTO ini akan memberikan panjang otot yang baru pada hamstring. Chaitow pada tahun 2001 menyatakan bahwa, pemberian MET pada otot hamstrings akan merenggankan reseptor pada hamstring yang disebut golgi tendon organ (GTO) yang terletak ditendon dari muscle hamstrings sebagai agonis. Implus aferen saraf dari golgi tendon organ akan menuju dorsal root di spinal cord yang kemudian bertemu dengan hambatan motor neuron. Pertemuan ini akan menghentikan debit impuls motor neuron eferent untuk mencegah terjadinya kontraksi lanjut dan menghasilkan penurunan tonus otot, membuat hamstrings yang santai dan terjadi pemanjangan otot saat rileksasi. MET ini akan meregangkan, meningkatkan dan memperpanjang jaringan myofascial pada muscle hamstrings yang berpotensi menghasilkan viscoelastic dan perubahan struktural,

perubahan gerakan autonomic mediated dalam cairan ekstraselular otot dan mechanotransduction fibroblast. 1 Peningkatan Fleksibilitas pada Metode Static Stretching Dari hasil penelitian kelompok 2 dengan menggunakan uji beda rerata t- berpasangan (Paired Samples T-test) didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna pada nilai rerata fleksibilitas sebelum dan sesudah pelatihan static stretching. Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan pada kelompok 2 juga memberikan peningkatan yang bermakna terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring. Penelitian sebelumnya telah dibuktikan oleh Giyanto pada tahun 2013 dalam jurnalnya yang berjudul Pelatihan Peregangan Statis Lebih Meningkatkan Kelentukan Dari Pada Pelatihan Peregangan Dinamis Pada SMA Negeri Kupang Timur menyatakan bahwa static stretching dapat meningkatkan fleksibilitas otot. Latihan static stretching meningkatkan fleksibilitas otot hamstring dengan metode gerakan yang pelan dan tidak terburu-buru. Gerakan pelan ini bertujuan agar muscle spindle tidak terangsang. Respon otot terhadap static stretching pada hamstring bergantung pada struktur muscle spindle dan golgi tendon organ. Ketika otot hamstrings diregang dengan sangat cepat, maka serabut afferent primer merangsang α (alpha) motor neuron pada mendulla spinalis dan memfasilitasi kontraksi serabut ekstrafusal yaitu meningkatkan ketegangan (tension) pada otot. Proses ini dinamakan dengan monosynaptik stretch refleks. Tetapi jika peregangan dilakukan secara lambat pada otot, maka golgi tendon organ (GTO) terstimulasi dan menginhibisi ketegangan pada otot sehingga memberikan pemanjangan pada komponen elastis otot. 6 Respon mekanik otot terhadap peregangan bergantung terhadap myofibril dan sarcomer otot. Sarcomer merupakan unit kontraktil dari myofibril dan terdiri atas filamen actin dan myosin yang saling tumpang tindih. Sarcomer memberikan kemampuan pada otot untuk berkontraksi dan rileksasi, serta mempunyai kemampuan elastisitas jika diregangkan. 5

Perbandingan Peningkatan Fleksibilitas Otot Hamstring Antar Kelompok Perlakuan 1 dan Kelompok Perlakuan 2 Pada analisis perhitungan antara kelompok 1 dan kelompok 2 dengan uji beda Independent Samples T- test didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05). Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada kelompok 1 dengan kelompok 2. Nilai rerata peningkatan fleksibilitas kelompok 1 setelah perlakuan adalah 11,583cm, sedangkan nilai rerata pada kelompok 2 adalah 5,791cm. Selisih diantara kedua nilai rerata tersebut adalah 5,792 cm. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai fleksibilitas otot hamstring pada kelompok 1 (MET) dibandingkan dengan kelompok 2 (static stretching), dengan nilai perbedaan yang signifikan. Muscle energy technique isometric adalahteknik osteopatik yang memanipulasi jaringan ikat. Teknik ini diawali dengan kontraksi isometric dengan tahanan yang minimum. Kontraksi ini berupaya untuk menginhibisi golgi tendon organ oleh karena mencegah kontraksi lanjut dan penurunan tonus otot, yang menghasilkan muscle hamstrings yang santai dan memanjang saat rileksasi. MET ini akan meregangkan, meningkatkan dan memperpanjang jaringan myofascial pada muscle hamstrings. Metode static stretching sangat mudah dan praktis untuk diterapkan atlit maupun masyarakat umum tanpa bimbingan khusus dengan hasil yang efektif. Metode ini dilakukan secara lembut dan perlahan agar muscle spindle tidak terangsang dan memberikan kesempatan untuk pemanjangan otot. Muscle energy technique isometric juga mudah diterapkan dalam upaya meningkatkan fleksibilitas otot, namun dalam prosesnya memerlukan partner (terapist) yang berpengalaman dan memahami betul metode ini untuk menghindari timbulnya cidera saat penguluran. SIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Muscle energy technique isometric dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring sebesar 44,62% pada pemain sepak bola Physio Team.

2. Static stretching dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring sebesar 17,57 % pada pemain sepak bola Physio Team. 3. Muscle energy technique isometric lebih meningkatkan fleksibilitas otot hamstring dibandingkan dengan static pada pemain sepak bola Physio Team. Saran 1. Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan program latihan fisik agar mendapatkan hasil yang lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA 1. Chaitow L, Liebenson C. 2001. Muscle Energy Techniques. Edisi ke-2. Donald R Murphy. London. 2. Chaitow, Leon. 2006. Muscle Energy Techniques Advance Soft Tissue Techniques. Edisi ke - 3. Philadelphia: Churchill Livingstone. 3. Giyanto, Tri. 2013. Pelatihan Peregangan Statis Lebih Meningkatkan Kelentukan Dari Pada Pelatihan Peregangan dinamis Pada SMA Negeri Kupang Timur. http://ojs.unud.ac.id/index.php/sp ort/article/view/7177/5431. 12 juni 2014 4. Griwijoyo, S. 2005. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Edisi ke - 2.Bandung FPOK. UPI. Bandung. 5. Kisner dan Colby. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques. Edisi ke-5. Philadelpia: F. A. Davis Company. 6. Lederman, Alan. 1997. Fundamentals of Manual Therapy Physiology, Neurology and Psychology. Tokyo: Printed in Great Britain by The Bath Press. 7. Pocock, 2007. Clinical Trial, A Practical Approach. A Willey Medical. New York. 8. Rosella, D. 2013. Pengaruh Muscle Energy Technique Isometrik dan Static Stretching Terhadap Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Siswa di Sekolah Sepak Bola (SSB) Angkasa Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta..http://publikasiilmiah.u ms.ac.id:8080/handle/123456789/ 3320. 5 Februari 2014.

9. Sucipto, dkk. 2000. Sepakbola.Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. http://eprints.uny.ac.id/9327/4/ba B%205%20- %2008601241065.pdf. 7 Februari 2014.