PERBANDINGAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN CFRP DAN GFRP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penambahan dimensi dengan cara concrete jacketing. Namun perkuatan

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : kesalahan pada mix design,

METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi sudah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Spesifikasi Benda Uji Benda Uji Tulangan Dimensi Kolom BU 1 D mm x 225 mm Balok BU 1 D mm x 200 mm

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB I PENDAHULUAN. Fibre Reinforced Polymer (FRP) merupakan bahan yang ringan, kuat, anti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di Indonesia, terutama pada bangunan sederhana. Tuntutan bahwa bangunan yang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

PERILAKU KEKUATAN DAN DAKTILITAS SILINDER BETON YANG DIBUNGKUS DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER PADA SUHU TINGGI

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU


PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S)

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

Indonesia, Indonesia

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

STUDI KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU DENGAN PENAMBAHAN SERAT FIBERGLASS PADA BETON NORMAL

PENGGUNAAN CARBON FIBER REINFORCED PLATE SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT EKSTERNAL PADA STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN CONCRETE JACKETING DENGAN PROSENTASE BEBAN RUNTUH YANG BERVARIASI

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang

STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak

PENGARUH LAMA WAKTU PENGECORAN PADA BALOK LAPIS KOMPOSIT BETON BERTULANG TERHADAP AKSI KOMPOSIT, KAPASITAS LENTUR DAN DEFLEKSI

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:

KAJIAN KAPASITAS PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN TAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH) TERHADAP VARIASI BEBAN RUNTUH DENGAN METODE CONCRETE JACKETING

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

PERBAIKAN KOLOM LANGSING BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FIBER GLASS JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT KERUSAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

PENGARUH VARIASI LEBAR CFRP PADA BAGIAN TARIK TERHADAP DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG PASKA PERBAIKAN

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

PENGARUH LAPISAN HYBRID SERAT KARBON DAN SERAT GELAS TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG R. Djamaluddin 1, R. Irmawati 1, N. L.

Kajian Pemakaian Profil Fiber Reinforced Polymer (FRP) sebagai Elemen Struktur Jembatan Gantung Lalu Lintas Ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

Transkripsi:

PERBANDINGAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN CFRP DAN GFRP Siti Nurlina, Hendro Suseno, M. Taufik Hidayat, I Made Yana Pratama Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 165, Malang 65145 ABSTRAK Selama ini dalam pembangunan sebuah struktur bangunan, hanya memperhatikan kekakuan dan kekuatan pada bangunan. Kekakuan diperlukan agar bangunan tidak bergoyang berlebihan, dan kekuatan agar bangunan tidak runtuh. Terdapat satu faktor lagi yang harus diperhatikan yaitu daktilitas, karena bangunan harus didesain memiliki daktilitas yang tinggi (artinya didesain mampu berdeformasi yang besar), apalagi pada perbaikan struktur bangunan yang usia bangunannya sudah tua atau penambahan struktur bangunan yang mengakibatkan bertambahnya beban yang ditahan memerlukan perkuatan yang sangat kuat dan daktilitasnya juga tinggi. Dalam makalah ini penulis melakukan pengujian tentang peningkatan daktilitas balok beton bertulang yang diperkuat dengan bahan perkuatan baru yaitu Carbon Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP), dengan dimensi balok berulang 10 x 15 x 120 cm. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu bahwa balok yang diperkuat dengan GFRP memiliki daktilitas yang lebih besar daripada CFRP dan balok tanpa perkuatan. Dimana GFRP memiliki daktilitas sebesar 2.707 sedangkan untuk balok tanpa perkuatan dan balok yang diperkuat dengan CFRP masing-masing yaitu 2.053 dan 2.333. Prosentase peningkatan daktilitas balok yang diperkuat dengan GFRP dari balok tanpa perkuatan yaitu sebesar 31.859% sedangkan balok yang diperkuat dengan CFRP yaitu sebesar 13.736% dari balok tanpa perkuatan. Kata kunci : balok beton bertulang, perkuatan, CFRP dan GFRP, daktilitas 1. PENDAHULUAN Bangunan merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi kehidupan manusia misalnya sebagai tempat tinggal, sebagai tempat suatu usaha, dan berbagai fungsi bangunan lainnya. Seiring perkembangan jaman, bangunan dan strukturnya mulai bervariasi dan lebih inovatif selain itu pembanguan bangunan struktur pada saat ini, hampir sebagian besar menggunakan beton bertulang. Hal ini disebabkan oleh penggunaan beton bertulang memiliki kekuatan yang besar dan bahannya mudah dicari. Disamping pembanguan baru, perbaikan struktur bangunan mulai banyak dilakukan. Hal ini disebabankan kondisi struktur bangunan tidak kuat menahan beban yang ditahan struktur tersebut. Ketidakkuatan struktur bangunan tersebut dikarenakan mutu beton tidak sesuai dari perencanaan, adanya penambahan struktur bangunan yang mengakibatkan bertambahnya beban yang ditahan, kebakaran, gempa bumi, dan usia bangunan. Stuktur bangunan yang diperkuat yaitu kolom, balok, pelat, dan dinding. Perkuatan atau retrofit yang digunakan seperti penambahan tulangan dengan jacketing, penambahan pelat baja, penambahan rangka batang, dengan CFRP (Carbon Fiber Reinforcement Polymer), GFRP (Glass Fiber Reinforcement polymer) dan jenis perkuatan lainnya. Terdapat 3 faktor penting dalam merencanakan struktur bangunan yaitu kekakuan, kekuatan, dan daktilitasnya. Kekakuan diperlukan agar bangunan tidak 62

bergoyang berlebihan, dan kekuatan agar bangunan tidak runtuh. Faktor ketiga yaitu daktilitas, sering tidak diperhatikan, karena faktor ini baru teruji ketika bangunan menerima beban luar biasa seperti gempa bumi yang kuat. Bangunan harus didesain memiliki daktilitas yang tinggi agar memberikan kesempatan orang untuk menyelamatkan diri pada saat terjadi keruntuhan struktur secara tiba-tiba. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perkuatan CFRP terhadap daktilitas balok beton bertulang, mengetahui pengaruh perkuatan GFRP terhadap daktilitas balok beton bertulang, dan juga mengetahui perbandingan daktilitas dengan menggunakan perkuatan CFRP dan GFRP. 2. TINJAUAN PUSTAKA Daktilitas Daktilitas merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan suatu elemen struktur disamping aspek kekuatan dan kekakuan. Pada saat terjadi gempa, elemenelemen struktur yang mempunyai daktilitas besar akan menyerap energi lebih banyak dibandingkan dengan elemen-elemen struktur dengan daktilitas kecil atau getas. Daktilitas pada balok beton bertulang didefinisikan sebagai perbandingan suatu parameter deformasi struktur pada saat runtuh terhadap parameter deformasi pada saat tulangan tarik terluar penampang mengalami leleh pertama. Daktilitas menyatakan suatu kemampuan dari struktur untuk mengalami lendutan yang besar tanpa mengalami penurunan kekuatan yang berarti. Dalam penelitian ini besarnya nilai daktilitas berdasarkan perbandingan antara lendutan maksimum dengan lendutan leleh pertama. Daktilitas = Δ Ultimate Δ Leleh 1 Dimana lendutan ultimate di didapatkan dari hasil pengujian balok beton bertulang pada saat balok mengalami beban maksimum (balok runtuh). Sedangkan lendutan leleh pertama didapatkan pada saat balok mengalami retak pertama pada kondisi II. Ditunjukan pada gambar dibawah ini: Beban I II III Defleksi Gambar 1. Grafik Hubungan beban Defleksi balok Beton Bertulang (Sumber: Nawi, 1990) Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) Carbon Fiber Reinforced Polymer (CRFP) merupakan salah satu jenis FRP. CRFP serat polimer yang terbuat dari matriks plastik diperkuat oleh serat halus dari karbon. Carbon Fiber Reinforced Polymer digunakan pada konstruksi struktur bangunan yang sudah ada. Pemakian CFRP pada suatu konstruksi biasanya disebabkan oleh beberapa hal yaitu: Aplikasi material CFRP sebagai fungsi perbaikan dan perkuatan struktur beton yang sudah ada telah berkembang pesat di beberapa negara seperti Amerika Utara, Eropa dan di Jepang. Teknik perkuatan seperti ini dapat dibuat efisien, tidak menyebabkan karat seperti plat baja eksternal. Fungsi perkuatan dengan sistim komposit CFRP adalah untuk meningkatkan kekuatan atau memberikan peningkatan kapasitas lentur, geser, axial dan daktilitas, atau berbagai kombinasi diantaranya. Daya tahan CFRP yang tinggi lebih ekonomis digunakan pada lingkugan korosif dimana baja akan mudah berkarat. CFRP dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas lentur dan geser balok 63

beton bertulang, lentur pelat, desak, geser dan lentur kolom. CFRP dalam bentuk lembaran, plat atau batangan dapat dipasang pada permukaan balok atau plat yang mengalami peregangan sebagai perkuatan lentur. Sebagai perkuatan geser balok, lembaran CFRP dapat direkatkan pada sisi balok. Penggunaan pada kolom, lembaran CFRP atau pelapisan dapat ditempatkan pada bagian luar kolom untuk meningkatkan daktilitas dan kekuatan. Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) Glass Fiber Reinforcement Polimer (GFRP) adalah serat polimer yang terbuat dari matriks plastik diperkuat oleh serat halus dari kaca. Di jerman GFRP juga dikenal dengan nama GFK (Glasfaserverstärkter Kunststoff). GRFP merupakan jenis perkuatan yang memiliki kekuatan yang sangat besar, dan bahan yang ringan. Meskipun sifat kekuatan yang agak lebih rendah dari serat karbon dan kurang kaku, bahan yang biasanya jauh lebih sedikit rapuh, dan bahan baku jauh lebih murah. Kekuatan massal dan sifat berat badan juga sangat menguntungkan bila dibandingkan dengan logam, dan dapat dengan mudah dibentuk dengan menggunakan proses pencetakan. Didalam pemasangannya menggunakan perekat epoxy resin, yang sama digunakan dengan perkutan CFRP. Pengguanaan GFRP biasanya digunakan untuk perkuatan balok, kolom, dan struktur bangunan lainnya. Selain untuk perkuatan GFRP, juga dapat digunakan untuk interior maupun eksterior ruangan, karena GFRP merupakan bahan yang tahan akan segala jenis cuaca, tahan dengan air yang mengandung garam seperti air laut, dan lainnya. Untuk pengaplikasiannya GFRP merupakan bahan yang sangat serbaguna dimana bahan ini memiliki jenis bahan yang ringan, kekuatan, dan ketahanan terhadap segala jenis cuaca. 3. METODOLOGI PENELITIAN Bahan Beton Bertulang Analisis bahan bahan untuk beton bertulang diuji dengan pengujian laboratorium dengan rencana kuat tekan beton 20 Mpa. Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) CFRP yang dipakai merupakan produk dari Fyfe Company, yaitu Tyfo The Fibrwrap Composite System SCH-41 yang mempunyai tebal 1 mm, kuat tarik 834 MPa dan elongation 0,85%. Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) GFRP yang dipakai merupakan produk dari Fyfe Company, yaitu Tyfo The Fibrwrap Composite System SEH-51A yang mempunyai tebal 1,3 mm dan kuat tarik 460 MPa dan elongation 2,2%. Benda Uji Benda uji dalam penelitian ini adalah balok beton bertulang dengan ukuran 10x15x120 cm 3. Benda uji dibuat sebanyak 9 buah. Kesembilan benda uji dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama diberi nama BK, yaitu balok kontrol. Kelompok kedua diberi nama BC, yaitu balok yang diberi perkuatan CFRP. Kelompok ketiga diberi nama BG, yaitu balok yang diberi perkuatan GFRP. benda uji BK diberikan beban sampai benda uji runtuh. Setelah didapatkan beban maksimal, enam benda uji lainnya diberikan 75% beban runtuh yang didapat dari pengujian BK. Setelah diberikan 75% beban runtuh, tiga benda uji BC diberi perkuatan CFRP dan tiga benda uji BG diberi perkuatan GFRP. Setelah itu, balok diberi beban sampai runtuh. Berikut ini adalah gambar dari balok yang diperkuat CFRP dan GFRP: 64

2 2 15 7.2 2-Ø6 Ø6-10 3-Ø10 Potongan A-A CFRP Gambar 2. Balok Menggunakan Perkuatan CFRP 10 10 Ø6-10 Ø6-10 1 2P 1 2P 90 P 100 10 120 90 3-Ø10 1 2P A 2-Ø6 CFRP 100 10 120 P 3-Ø10 Gambar 3. Balok Menggunakan Perkuatan GFRP Variabel Penelitian Variabel bebas Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah beban dan penggunaan perkuatan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP). Variabel terikat Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah daktilitas balok bertulang dengan menggunakan perkuatan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP). Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat dan mencatat hasil dari Pmax dan lendutan benda uji yang dibebani sampai runtuh. Dimana hasil pencatan tersebut berupa tabel dan grafik. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Baja Tulangan Pegujian dilakukan pada Laboratorium Jurusan Sipil, Universitas Brawijaya. Dimana baja tulangan yang digunakan adalah diameter 6 dan 10. Diameter tulangan dicari dengan menggunakan rumus: A 1 2P A 2-Ø6 GFRP 15 15 15 A 10 2-Ø6 Ø6-10 3-Ø10 Potongan A-A GFRP d = 12,74. w. Dari pengujian dan perhitungan didapatkan mutu baja sebesar: Ø 6 : 191,135 MPa Ø 10 : 285,886 MPa Campuran Beton Pegujian dilakukan pada Laboratorium Jurusan Sipil, Universitas Brawijaya. Dimana pada pengujian ini direncanakan mutu beton sebesar 20 Mpa. Saat perhitungan mix desain didapat perbandingan campuran penyusun beton sebagai berikut, Semen : Pasir : Kerikil = 1 : 1,730 : 3,303 Sedangkan untuk pengujian beton segar menggunakan uji slump dengan alat kecucut abrams. Hasil uji slump didapat nilai slump sebesar 105 120 mm. Kuat Tekan Beton Pegujian dilakukan pada Laboratorium Jurusan Sipil, Universitas Brawijaya. Dimana pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah beton genap berumur 28 hari. Benda uji yang digunakan berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Dari pengujian dan perhitungan didapat mutu beton sebesar 20,37 MPa. Kuat tekan beton rata rata yang didapat dari pengujian lebih besar dari kuat beton rencana. Daktilitas Daktilitas didapatkan dari hasil penelitian yang dicantumkan berupa tabel dan grafik perbandingan beban-lendutan. Dimana besarnya nilai daktilitas berdasarkan perbandingan antara lendutan maksimum dengan lendutan leleh pertama. Dibawah ini akan dicantumkan grafik dari hasil penelitian: 65

Gambar 4. Grafik Hubungan P-Δ pada BK Gambar 5. Grafik Hubungan P-Δ pada BC Gambar 6. Grafik Hubungan P-Δ pada BG Pada Gambar 5 dan Gambar 6, menunjukan bahwa grafik BC1 dan BG3 tidak mempunyai kedekatan perbandingan beban dan lendutannya pada grafik yang lainnya. Oleh karena itu pada perhitungan daktilitas BC1 dan BG3 tidak dipergunakan. Hasil daktilitas pada masing-masing benda uji yaitu : Tabel 1. Hasil Perhitungan Daktilitas pada Ulangan Perlakuan BK BC BG 1 1.884-2.802 2 1.997 2.346 2.612 3 2.279 2.324 - Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan analisis varian satu arah (One Way Anova). Uji hipotesis dilakukan dengan perhitugan menggunakan rumus-rumus hipotesis anova. Pada hipotesis ini Terdapat dua kemungkinan yang digunakan. Dimana H0 yaitu hipotesis awal yang menyatakan bahwa CFRP dan GFRP tidak berpengaruh terhadap daktilitas balok balok beton bertulang. Sedangkan H1 yaitu hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa CFRP dan GFRP berpengaruh terhadap daktilitas balok beton bertulang. Hasil yang didapat dari kedua metode perhitungan tersebut adalah H1, ini berarti bahwa CFRP dan GFRP berpengaruh terhadap daktilitas balok beton bertulang. Hal ini membuktikan bahwa hasil dari percobaan ini bisa digunakan dan dianalisis. Balok 1, 2, dan 3 disebut balok kontrol, dimana balok ini debebani 100% sampai balok runtuh sehingga didapat Pmaks yang dapat ditahan oleh balok tersebut. Pmaks tersebut sebagai acuan atau kontrol untuk mengetahui peningkatan kekuatan dan daktilitas balok beton bertulang setelah diperkuat dengan bahan perkuatan CFRP dan GFRP. Dari hasil penelitian didapatkan Pmaks dari ketiga balok kontrol tersebut, dimana untuk Pmaks BK 1 = 4914 kg, Pmaks BK 2 = 5130 kg, dan Pmaks BK 3 = 4698 kg. dari ketiga data beban maksimum yang didapatkan kemudian dirata-rata menjadi Pmaks = 4914 kg. Setelah didapatkan data Pmaks dari balok kontrol, dilakukan pembebanan pada balok 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 yang dibebani beban 75% dari beban maksimum. Setelah dibebani dengan beban 75% maka balok diperkuat dengan bahan perkuatan CFRP pada balok 4, 5, dan 6 serta diperkuat dengan GFRP pada balok 7, 8, dan 9 yang dipasang bagian bawah balok dengan ukuran yang direncanakan. Sebelum 66

dilakukan proses pemasangan, pada masingmasing benda uji dibersihkan terlebih dahulu agar permukaan balok yang akan dipasang bersih dan tidak terdapat kotoran-kotoran atau debu yang nantinya dapat mengakibatkan kurang maksimalnya perekatan antar balok dan bahan perkuatan. Kedua bahan perkuatan ditempel dengan menggunakan bahan perekat yang sama yaitu epoxy resin. Jenis perekat ini khusus untuk jenis perkuatan CFRP dan GFRP. Diperlukan waktu selama 5-7 hari untuk proses pengeringan, tujuannya agar bahan perkuatan benar-benar melekat pada balok sehingga nantinya dapat memberikan kekuatan maksimal. Balok yang telah diperkuat dengan CFRP dan GFRP diuji dengan dibebani beban 100% sampai balok tersebut runtuh. Dari data hasil pengujian yang dilakukan didapatkan beban maksimum yang dapat ditahan oleh balok yang diperkuat dengan CFRP yaitu sebesar Pmaks BC2 = 8154 kg, dan Pmaks BC3 = 8154 kg, dari ketiga data tersebut dirataratakan menjadi Pmaks BC = 8154 kg. Sedangkan balok yang diperkuat dengan GFRP didapatkan Pmaks BG1 = 7074 kgn dan Pmaks BG2 = 7074 kg. Kemudian dirata-rata menjadi Pmaks BG = 7074 kg. Daktilitas menyatakan suatu kemampuan dari struktur untuk mengalami lendutan yang besar tanpa mengalami penurunan kekuatan yang berarti. Dari hasil pengujian yang didapat berupa grafik perbandingan beban (P) dengan lendutan (Δ). Dapat dihitung berapa daktilitas dengan rumus lendutan leleh pertama (Δleleh1) dibagi dengan lendutan maksimum (Δmax). Untuk lendutan leleh pertama didapatkan dari retak pertama balok saat dibebani atau dengan menarik garis lurus dari titik O, dimana lendutan leleh pertama berada pada zona 2 dari grafik hasil pengujian. Sedangkan untuk lendutan maksimum didapat dari beban maksimum yang terjadi dimana balok sudah runtuh. Seperti yang sudah dijelaskan diatas dalam proses pengujian, balok yang belum dipasang perkuatan yaitu pada balok 4,5,6,7,8, dan 9 dibebani terlebih dahulu dengan beban 75% setelah itu dilakukan pemasangan bahan perkuatan. Pada balok 4, 5, dan 6 dipasang perkuatan dibagian bawah balok dengan lebar lebih kecil dari CFRP yaitu 7.2 cm, disebut dengan BC. Sedangkan untuk balok 7, 8, dan 9 dipasang dengan bahan perkutan GFRP dengan lebar 10 cm dibagian bawah balok, disebut dengan BG. Untuk hasil perhitungan daktilitas dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Perhitungan Daktilitas Balok Daktilitas Rata-rata BK1 1.884 BK2 1.997 2.053 BK3 2.279 BC1 - BC2 2.346 2.335 BC3 2.324 BG1 2.802 BG2 2.612 2.707 BG3 - Dari hasil perhitungan daktilitas pada tabel diatas, menunjukan bahwa daktilitas pada balok tanpa perkuatan (BK) sebesar 2.053, untuk balok yang diperkuat dengan CFRP (BC) sebesar 2.335, dan daktilitas balok yang diperkuat dengan GFRP (BG) sebesar 2.707. Balok yang diperkuat dengan bahan perkuatan CFRP dan GFRP menunjukan peningkatan daktilitas yang signifikan. Ini menunjukan bahwa benda uji dalam hal ini balok, yang diperkuat dengan bahan perkuatan CFRP dan GFRP berpengaruh pada peningkatan daktilitas. Dan sesuai dengan uji analisis, dimana menunjukan bahwa Fhitung > Ftabel, maka penambahan bahan perkuatan CFRP dan GFRP berpengaruh terhadap daktilitas balok beton bertulang. Untuk balok yang diperkuat dengan CFRP memiliki daktilitas yang lebih 67

kecil daripada balok yang dipekuat dengan GFRP. Gambar 6. Grafik Hasil Perhitungan Daktilitas Dimana prosentase (%) kenaikan daktilitas pada balok yang diperkuat dengan CFRP dan GFRP yaitu : Prosentase(%) BC 2.335 2.053 = x100% 2.053 = 13.736% Prosentase(%) BG 2.707 2.053 = x100% 2.053 = 31.859% Balok yang diperkuat dengan CFRP (BC) memiliki daktilitas sekitar 8/7 kali lebih besar daripada balok tanpa perkuatan (BK) yaitu dengan kenaikan daktilitas sebesar 13.736%, sedangkan sedangkan balok yang diperkuat dengan GFRP memiliki daktilitas sekitar 4/3 kali lebih besar daripada balok tanpa perkuatan yaitu sebesar 31.859%. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Balok yang diperkuat dengan CFRP memiliki daktilitas yang lebih besar daripada balok tanpa perkuatan. Balok yang diperkuat dengan CFRP mengalami peningkatan daktilitas yang signifikan terhadap balok tanpa perkuatan. Dimana peningkatan daktilitasnya yaitu sekitar 8/7 kali lebih besar dari daktilitas balok tanpa perkuatan. Untuk balok yang diperkuat dengan GFRP juga memiliki daktilitas yang lebih besar dibandingkan daktilitas balok tanpa perkuatan. Balok yang diperkuat dengan GFRP mengalami peningkatan yang signifikan terhadap balok tanpa perkuatan. Dimana prosentase peningkatan daktilitasnya yaitu sekitar 4/3 kali lebih besar dari daktilitas balok tanpa perkuatan. Balok yang diperkuat dengan GFRP memiliki daktilitas yang lebih besar daripada daktilitas balok yang diperkuat dengan CFRP, GFRP memiliki perbandingan kenaikan daktilitas yang lebih besar sekitar 6/5 kali dari daktilitas balok yang diperkuat CFRP. Perbedaan ini disebabkan oleh GFRP memiliki karakteristik bahan yang lebih elastis dan memiliki elongation yang lebih besar. 5.2 Saran Untuk penelitian yang serupa dengan penelitian penulis yaitu meneliti tentang bahan CFRP dan GFRP, sebaiknya melakukan analisis awal yang baik pada struktur yang akan diperkuat. Bila pada struktur yang sudah diperkuat, ternyata strukturnya terlebih dahulu hancur daripada perkuatannya maka bahan perkuatan belum bekerja efektif. Karena bahan CFRP dan GFRP akan bekerja sangat efektif jika struktur yang diperkuat masih dalam keadaan kaku atau belum hancur. 6. DAFTAR PUSTAKA Endah Kanti Pangestuti. 2006. Pengaruh Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Plate Terhadap Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang. Tesis. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Dipenogoro. Semarang. Gideon Kusuma. 1993. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta: Erlangga. 68

Giliam. 2013. Fiberglass. http://en.wikipedia.org/wiki/fiberglass (diakses: 15 Oktober 2013) Ilham Muhammad. 2013. Anova Satu Jalur (One Way Anova http://freelearningji.wordpress.com/2013/04/09/an ova-satu-jalur-one-way-anova/ (diakses: 5 januari 2014) Istimawan Dipohusodo. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Irawan Bagus Santoso. 2003. Perbaikan Balok Beton Bertulang Menggunakan Plat Baja Tipis dengan Tebal Plat yang Bervariasi. Tesis. Malang: Universitas Brawijaya. Nawy, Edward G. 1995. Reinforced A fundamental Approach. Department of Civil and Enviromental Engeenering. Rutgers University. The State University of New Jearsey. New Jearsey. Park, R & Pauley. 1974. Reinfoced Concrete Structure. Department of Civil. University of Canterbury. Christchurch. New Zealand. Siti Nurlina. 2008. Teknologi Bahan. Malang: UM Press. Yohannes Arief N Siregar. 2008. Evaluasi Daktilitas pada Struktur dan Resuksi Tahan Gempa. Tesis. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Indonesia. Jakarta 69