BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari ribuan suku bangsa, bahasa serta budaya telah tertanam

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Komparatif Tradisi Ketupat. (Suatu Penelitian di Yosonegoro dan Atinggola)

I. PENDAHULUAN. menjadi cerminan budaya suatu masyarakat. Tjetjep Rohendi. makanan tradisonal, tertulis dalam paparan Kemasan Tradisional Makanan

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

PROPOSAL KETUPAT GEMILANG 2017

BAB VI KESIMPULAN. Kebijakan pengasingan telah dikenal sejak masa VOC, yang mana para

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

Suasana Hangat Warnai Halal Bi Halal Civitas UNAIR

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan metabolisme tubuh, atau hanya sekadar untuk menyenangkan perut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan budaya merupakan bagian dari adat istiadat, bentuk-bentuk tradisi

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan mulai dari

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. Daftar Alamat Lokasi Pasar Tengah Tanjung Karang

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA

Pergerakan Tingkat Kemiskinan Wilayah Sulawesi Periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. Seluruh kebudayaan yang ada di bumi ini memiliki keunikan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

cara damai dan tanpa paksaan maupun kepentingan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI RISET PENDAMPINGAN. lain di Kecamatan Tulung. Desa yang memiliki luas 222,571 Ha ini

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad

BAB I PENDAHULUAN UKDW

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB V KESIMPULAN. secara bertahap dimulai dari swadaya, boyongan, dan dibawa ketika terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA ACARA HALAL BI HALAL KELUARGA BESAR PERPUSTAKAAN NASIONAL RI. Senin, 27 September 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dekke naniarsik (ikan mas arsik) atau dekke naniura. Dekke dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

ZIKIR & DO A LEBARAN TOPAT 2015

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pariwisata. Peran masyarakat lokal dalam hubungannya dengan citra sebuah destinasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB V PENUTUP. Perkawinan campuran suku bangsa Jawa dengan suku bangsa Batak. Mandailing yang terjadi pada masyarakat di daerah Kelurahan Gedung Johor

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pd Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Budaya Banjar tgl. 24 Okt 2013 Kamis, 24 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari ribuan suku bangsa, bahasa serta budaya telah tertanam di jiwa masyarakatnya. Budaya di masing-masing daerah di Indonesia sangat berbeda-beda pelaksanaannya. Oleh karena itu jangan heran, Indonesia sering disebut sebagai negara multi kultur atau negara yang memiliki berbagai unsur-unsur kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebut tidak menutup kemungkinan memiliki suatu kemiripan antara satu dengan lainnya, tergantung dari suku yang menempati wilayah tersebut. Salah satu budaya yang dapat dikatakan unik adalah budaya lebaran Indonesia atau yang lebih dikenal dengan budaya ketupat. Ketupat sendiri adalah makanan khas dari Asia Tenggara dan merupakan makanan yang biasanya dihidangkan pada saat merayakan lebaran. Makanan yang berasal dari beras ini boleh dikatakan sebagai budaya dari Indonesia serta merupakan budaya asli Jawa. Lebaran ketupat mengandung makna agama dan budaya yang penting. Catatan ini bermaksud sekedar menyegarkan bagaimana makna dan nilai perjumpaan yang hangat dengan sesama keluarga (Basri Amin, 2012:122). Ini identik dengan makna lebaran untuk saling mengakui kesalahan dan sekaligus memberikan maaf atas semua kesalahan orang lain (kembali kepada fitrah manusia yang masih suci). Bahkan pada saat penyebaran agama Islam, Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai mediasi untuk menyebarkan ajaran agama Islam. 1

Lebaran ketupat merupakan salah satu hasil akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Islam. Lebaran ketupat atau yang dikenal dengan istilah lain syawalan sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia di berbagai daerah, dari mulai Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya. Lebaran ketupat hanya bisa dijumpai di masyarakat Indonesia dengan tujuan pelaksanaannya sama seperti tujuan berhari Raya Idul Fitri, yaitu saling mema afkan dan bersilaturahim. Istilah saling mema afkan ini di kalangan masyarakat Indonesia lebih terkenal dengan sebutan Halal Bihalal. Telah dikatakan sebelumnya bahwa tradisi ketupat telah menjadi hal yang lumrah di berbagai daerah di Indonesia salah satunya yaitu daerah Gorontalo. Gorontalo memiliki berbagai macam kekayaan budaya serta tradisi yang terpelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarkat Gorontalo sangatlah bervariasi, hal ini di akibatkan oleh berbagai macam suku yang telah lama bermukim serta tinggal di daerah Gorontalo, misalnya suku Jawa yang tinggal di kampung Jawa dan suku Jawa Tondano atau Jaton yang mayoritas beragama islam. Kedua suku ini telah mempengaruhi pola serta kultur masayarakat Gorontalo terutama pada pelaksanaan tradisi ketupat yang dilaksnakan setelah hari raya idul fitri. Tradisi ini merupakan hasil asimilasi serta akulturasi yang berasal dari agama islam. Oleh karena itu dengan adanya suku Jawa dan suku Jawa Tondano ini maka berkembanglah tradisi atau hari raya ketupat di Gorontalo. Tradisi ini di lahirkan oleh masyarakat Jaton sebagai warisan kebiasaan Kraton Solo dan Jogjakarta. Lebaran ketupat (ba do ketupat) jelas mengandung makna agama dan budaya yang sangat penting. Tradisi ini begitu menyatu dan 2

berkembang pada masyarakat Gorontalo yang mayoritas penduduknya beragama Islam serta telah menjadi ciri khas yang harmonis bagi masyarakat Gorontalo. Tradisi yang sering di sempurnakan dengan semarak hari raya ketupat adalah sebuah tradisi yang mayoritas dilaksanakan oleh komunitas Islam. Di Gorontalo lebaran ketupat tersebut tidak dapat terlepas dari yang namanya Kampung Jawa. Bagi sebagian besar masyarakat Gorontalo perayaan tradisi ketupat wajib dilaksanakan di kampung jawa. Karena menurut mereka kampung jawa sangat ramai tiba saat pelaksaan hari raya ketupat. Pandangan hidup tersebut diformulasikan sebagai adat bersendikan syara syara bersendikan kitabulah, artinya adat istiadat atau tradisi yang ada di Gorontalo di dasarkan pada agama dan agama didasarkan pada Qur an. Sehingga setiap acara keagamaan, selalu dikolaborasiakan dengan tradisi yang hidup ditengah masyarakat. Perayaan tradisi ketupat oleh masyarakat Gorontalo pada umumnya mengikuti ketetapan tanggal saperti yang dilakukan oleh masyarakat Jaton yang tinggal di Gorontalo, yakni yang jatuh setiap seminggu setelah perayaan hari raya Idul Fitri. Perayaan tradisi ketupat di Gorontalo tidak jauh berbeda dengan tradisi ketupat di daerah-daerah lain. Dengan mengadakan doa bersama yang telah diformulasikan sesuai dengan adat-istiadat yang ada di Gorontalo. Tradisi ketupat telah berkembang di berbagai daerah yang ada di Gorontalo. Salah satunya yaitu berkembang di Kabupaten Gorontalo Utara tepatnya di kecamatan Atinggola. Di daerah ini juga setiap tahunya melaksanakan tradisi ketupat yang sama dengan perayaan yang ada di kampung jawa. Pada awalnya tradisi ketupat di Atinggola hanya merupakan perayaan yang biasa saja, akan tetapi lama kelamaan 3

mulai mengadopsi tradisi ketupat yang ada di kampung Jawa, dan mampu menambah nilai budaya dan pariwisata daerah. Meskipun masyarakat Atinggola bukan komunitas Jaton, akan tetapi tradisi ketupat ini bisa diterima oleh masyarakat Atinggola dan telah dijadikan sebagai satu tradisi yang turun temurun. Dalam pelaksanaan tradisi ketupat ini selalu dinantikan oleh masyarakat Gorontalo Utara tepatnya di Atinggola. Akan tetapi, masih terdapat berbagai macam perbedaan dalam pelaksanaan tradisi ketupat di Kecamatan Atinggola dengan perayaan ketupat yang ada di Desa Yosonegoro. Dari perbedaan-perbedaan ini, masih banyak menimbulkan berbagai persepsi mengenai perbedaan pelaksanaan tradisi ketupat masyarakat Atinggola dengan masyarakat yang berada di kampung jawa. Oleh karena itu masih perlu untuk di galih kembali perbedaan-perbadaan yang muncul dalam kehidupan kedua masyarakat tersebut. Sehingga akan menjawab berbagai macam perbedaan yang terjadi. Dengan melihat latar belakang di atas maka di lakukan penelitian dengan memformulasikan judul sebagai berikut: Studi Komparatif Tradisi Ketupat (Studi Penelitian di Yosonegoro dan Atinggola 1.2 Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut; 1) Bagaimana pelaksanaan tradisi ketupat di Yosonegoro? 2) Bagaimana pelaksanaan tradisi ketupat di Atinggola? 3) Bagaimana persepsi masyarakat tentang tradisi ketupat di Yosonegoro? 4) Bagaimana persepsi masyarakat tentang tradisi ketupat di Atinggola? 4

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui; 1. Pelaksanaan tradisi ketupat di Yosonegoro 2. Pelaksanaan tradisi ketupat di Atinggola 3. Persepsi masyarakat tentang tradisi ketupat di Yosonegoro 4. Persepsi masyarakat tentang tradisi ketupat di Atinggola 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis; 1.4.1 Manfaat Teoretis 1.4.1.1 Mengangkat atau mengungkap bagaimana pelaksanaan tradisi ketupat di Yosonegoro dan Atinggola, bagaimana persepsi masyarakat tentang tradisi ketupat di Yosonegoro dan Atinggola 1.4.1.2 Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih kemampuan dalam mengaplikasaikan teori-teori yang selama ini di dapatkana dibangku kuliah dan kemudian dapat diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat. 1.4.1.3 Sebagai usaha untuk menciptakan pengetahuan baru yaitu suatu komparatif tradisi ketupat di Yosonegoro dan Atinggola 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai suatu komparatif tradisi ketupat di Yosonegoro dan Atinggola bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Kecamatan. 5

1.4.2.2 Sebagai pengetahuan bagi peneliti mengenai tata cara penulisan karya ilmiah secara baik dan benar, sekaligus sebagai salah satu implementasi dan tanggung jawab terhadap Tridharma Perguruan Tinggi Universitas Negeri Gorontalo. 6