BAB I PENDAHULUAN. Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV & AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. PENANGGULANGAN HIV dan AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu masalah nasional maupun internasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

PROVINSI PAPUA BUPATI YALIMO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN YALIMO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kali muncul di wilayah Bali pada tahun 1987 (Toha Muhaimin: 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

APLIKASI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 88 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

Lampiran 1. : Nanager Program. Lattar belakang LSM, program beserta kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang berarti. Hal ini dapat dilihat dari semakin beragamnya kegiatan komunikasi yang dilakukan masing-masing lembaga ke humasan disuatu Instansi atau Perusahaan. Kegiatan yang dimaksud berupa kegiatan ke dalam (Internal Public Relations) seperti rekrut relawan, layanan konseling dan kegiatan keluar (Eksternal Public Relations) seperti Komunikasi informasi dan edukasi, talktaiment dan peer educator. Masyarakat terus menerus berubah berkat berbagai pengaruh sehingga petugas Public Relations harus selalu menyesuaikan bentuk isi, susunan, arah dan hasil komunikasi. Public Relations harus dapat memanfaatkan tehnik-tehnik dari bidang ilmu perilaku, seperti sosiologi, psikologi, antropologi, ekonomi, dan lainlain. 1 Pada dasarnya Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap perusahaan, baik itu perusahaan komersial maupun perusahaan non komersial. Kebutuhan akan hadirnya Public Relations dalam perusahaan tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak karena 1 Tondowidjojo. John, Dasar dan Arah Public Relations, PT. Gramedia Widiasana Indonesia, Jakarta: 2002. hal. 1-2 1

2 Public Relations merupakan salah satu elemen penting yang menentukan kelangsungan suatu perusahaan secara positif. Menurut Dozier DM bahwa " Perkembangan profesionalisme Public Relations yang berkaitan dengan pengembangan Peranan Public Relations, baik sebagai seorang praktisi maupun profesional dalam suatu organisasi atau perusahaan merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi Public Relations dan Komunikasi Organisasi." 2 Peran seorang Public Relations dalam suatu perusahaan menjadi "mata" dan "telinga" serta "tangan kanan" top manajemen dalam suatu perusahaan. Public Relations sesunguhnya sebagai alat manajemen modern serta struktual merupakan bagian dari suatu perusahaan. Artinya Public Relations bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau perusahaan tersebut alias bersifat melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menjadikan Public Relations dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara organisasi atau perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya. Peranan itu turut menentukan sukses atau tidaknya pelaksanaan kampanye HIV&AIDS tersebut. Institusi bisnis dan lembaga swasta lainnya juga sangat intensif menggunakan kampanye untuk mengembangkan usaha mereka dan memperoleh image yang positif dimata khalayak. Orang sering mempertanyakan kampanye dengan propaganda. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena keduannya memang merupakan wujud tindakan komunikasi yang terencana dan sama-sama ditujukan untuk mempengaruhi khalayak. Kampanye dan propaganda juga sama-sama menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk menyampaikan gagasan-gagasan meraka. 2 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2005. hal. 19

3 Bedanya, istilah propaganda telah dikenal lebih dulu dan memiliki konotasi yang negatif, karena kampanye tersebut bersifat terselubung sementara istilah kampanye baru memasyarakat pada tujuh puluh tahun terakhir serta memiliki citra yang positif dan akademis. Kampanye senantiasa dilakukan dalam periode waktu tertentu. Kampanye lebih suka terang-terangan dalam melakukan aktivitas mereka, tujuan dalam kampanye pun selalu jelas dan spesifik. Bahkan sebagian besar program kampanye memiliki tujuan yang dapat diukur dengan mudah. Kampanye sangat menekankan kesukarelaan, dan dalam kampanye kepentingan kedua belah pihak perlu diperhatikan agar tujuan dapat dicapai. Pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasangagasan pokok yang melatar belakangi diselenggarakannya kampanye juga untuk dikritis. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Sebagian kampanye bahkan ditujukan sepenuhnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umum. 3 Untuk itu penulis memilih menulis membuat skripsi ini yang ada kaitannya dengan peran Public Relations dalam kampanye HIV&AIDS. Alasannya karena Public Relations merupakan pihak yang paling sering berhadapan dengan media dan khalayak sehingga dibutuhkan keterampilan tersendiri agar informasi-informasi yang diberikan kepada publik dapat di mengerti dengan baik serta dapat menciptakan image perusahaan atau organisasi. Selain itu ingin mengetahui seberapa besar peran serta fungsi Public Relations dalam melaksanakan kampanye dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Kampanye Public Relations merupakan salah satu strategi dari 3 Antar, Venus, Manajemen Kampanye, PT. Remaja Rosdakarta, Jakarta:2004. hal. 4-7

4 Public Relations untuk menciptakan kepercayaan, good will, dan kejujuran dalam menyampaikan pesan dan informasi, serta publikasi yang positif kepada publik. Yang di dukung dengan kiat dan taktik dalam berkampanye untuk memperoleh citra yang positif. 4 Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik mengidentifikasi kebijakan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya. Penulis memilih Yayasan AIDS Indonesia sebagai objek riset karena Yayasan AIDS Indonesia (YAI) 5 merupakan sebuah organisasi nirlaba (non profit) yang di dalamnya melakukan kegiatan-kegiatan sosial dalam upaya menanggulangi HIV&AIDS di indonesia. Yayasan sosial tersebut yaitu Yayasan AIDS Indonesia, yang didirikan khusus menangani masalah-masalah yang ada kaitannya dengan penanggulangan ataupun pencengahan dari virus HIV&AIDS yang semakin lama semakin meningkat jumlah penderitanya. Yayasan AIDS Indonesia (YAI) didirikan guna untuk mewujudkan kepedulian terhadap masalah-masalah berkaitan dengan penanggulangan epidemic AIDS. Dalam menjalankan berbagai macam program penaggulangan HIV&AIDS Yayasan AIDS Indonesia hanya mengandalkan bantuan dana yang diperoleh dari dana donatur. Tujuan Public Relations yang terpenting pada organisasi ini adalah menarik khalayak untuk kegiatan pengumpulan dana dan memberikan informasi 4 Op. Cit hal. 63 5 www. Yaids.com

5 kepada donatur mengenai sejauh mana penggunaan dana yang sudah terkumpul. Tujuan lainya adalah menarik minat orang untuk menjadi Sukarelawan. 6 Periodisasi riset yang dilakukan pada riset ini adalah selama bulan Januari- Desember 2009. Karena pada periode tersebut tingkat pencegahan HIV&AIDS mulai terlihat bertambah. Kenaikan tingkat penyebaran HIV&AIDS dilihat dari presentasi tingkat penderita penyakit HIV&AIDS selama periode tersebut. Dengan itu penulis tertarik untuk mengambil periode riset tersebut agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan jelas, sehingga penulis dapat melihat bagaimana peran Public Relations dalam kampanye HIV&AIDS Selama bulan Januari-Desember, Penulis akan melihat sejauh mana kampanye ini berlangsung dan tujuan yang diinginkan sesuai dengan persiapan kampanye. Selama itu citra Yayasan AIDS Indonesia cukup baik. Hal ini dilihat dari pemberitaan yang positif dari media massa dan masyarakat sekitar, juga jarang terdengar adanya rumor atau isu yang dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap Yayasan AIDS Indonesia. Selain itu Yayasan AIDS Indonsia juga bertujuan menggalang swadaya masyarakat dan menanggulangi masalah AIDS melalui peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kepedulian masyarakat terhadap bahaya HIV&AIDS serta menanggulangi akibat-akibat penularannya. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih, yang merupakan bagian paling penting dari sistem kekebalan tubuh. 7 6 Burhan. Bungin, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, Ramdina Perkasa, Tangerang: 2006. Hal. 80-81 7 Meiwita Budiharsana, Herna Lestari, Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), Jakarta: Yayasan Aids Indonesia, 2001. hal. 61.

6 AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejalagejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. HIV&AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (sel darah putih) sehingga tidak ada lagi anti bodi yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh untuk melawan penyakit-penyakit yang masuk kedalam tubuh. HIV&AIDS dapat ditularkan dengan cara seperti hubungan seksual yang tidak sehat, penggunaan jarum suntik dan benda-benda tajam secara bergantian, transfusi darah, tato permanen serta ibu hamil dan menyusui. Mengingat penularan HIV&AIDS melalui 3 Media, yaitu; Cairan darah, cairan sperma dan cairan vagina, serta ASI. Maka perilaku-perilaku yang telah disebutkan diatas akan mudah ditularkan kepada orang lain. Banyak dari para pengidap HIV&AIDS yang dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya dikarenakan adanya ketakutan-ketakutan yang terjadi bahwa HIV&AIDS akan mudah menular seperti penyakit lain. Kejadian ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan informasi yang didapat oleh masyarakat tentang HIV&AIDS dan cara-cara penularannya. Dengan mengetahui serba-serbi mengenai HIV&AIDS maka halhal tersebut akan dapat terhindar. Unit analisis dari penelitian ini adalah SMA N 1 Jakarta. SMA N 1 Jakarta merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Menengah Atas di Jakarta Pusat. Yang menyelenggarakan program pendidikan Ilmu pengetahuan alam dan Ilmu pengetahuan sosial yang beralamat di Jalan. Budi Utomo No.7 Jakarta Pusat. Penulis memilih SMA N I Jakarta sebagai objek, karena SMA N I Jakarta merupakan salah satu sekolah menegah atas yang sudah sejak lama bekerja sama

7 dengan Yayasan AIDS Indonesia dan sekaligus sebagai tempat penyuluhan dan pelaksanaan KIE (Komunikasi, Infomasi, dan Edukasi). Dan SMK Prima Wisata ini telah ditunjuk oleh Yayasan AIDS Indonesia sebagai objek dari penelitian ini. Program kampanye di Sekolah-Sekolah yang dilaksanakan oleh Yayasan AIDS Indonesia selama tahun 2009 karena pada saat itu bertemakan dan mengangkat tema tentang pendidikan usia dini khususnya anak remaja. Kegiatan tersebut seperti pelatihan pendidikan Kespro, HIV&AIDS dan Narkoba untuk Guru dan Siswa, Pertemuan PE (Peer Educator), penyuluhan, pelatihan remaja, pendampingan, dan rujukan, penyebaran materi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), penemuan ODHA (orang dengan HIV&AIDS), layanan konseling, curhat, pengobatan, kunjungan lapangan atau komunitas, kegiatan informasi atau pameran, ters HIV&AIDS (VCT) dan lain-lain. 1.2 Perumusan Masalah Setelah memahami latar belakang masalah yang mendasari pemikiran ini, maka timbul suatu masalah yang dianggap penting oleh penulis untuk mengetahui guna mendapatkan informasi dalam menyelesaikan penelitian ini yaitu: Bagaimana peran Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dalam kampanye HIV&AIDS Periode 2009?" 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Public Relations Yayasan AIDS Indonesia dalam kampanye HIV&AIDS Periode 2009

8 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empiris dan mengaplikasikan teori-teori akademis tentang ilmu kehumasan.yang berkaitan dengan upaya dilakukan oleh humas dalam kegiatan kampanye untuk membina hubungan baik dengan publik serta peran humas dalam melaksanakan kampanye. Serta dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan dapat berguna sebagai masukan sumbangan saran kepada kampanye gerakan anti HIV&AIDS yang dilakukan oleh Yayasan Aids Indonesia. Serta diharapakan dapat bermanfaat bagi Yayasan AIDS Indonesia untuk meningkatkan kinerja dalam menanggulangi pewabahan HIV&AIDS, dan memberikan masukan positif atau nilai tambah bagi Yayasan AIDS Indonesia (YAI) dalam menyebarluaskan informasi tentang bahaya HIV&AIDS di masyarakat.