BAB V PENUTUP. terperinci simpulannya adalah sebagai berikut: 2. Asal mula mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan yaitu mitosnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. Kata folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folklore. Dari dua kata

MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Penelitian Sajen Peturon di desa Rowodadi, Kecamatan Grabag,

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang Mitos di Gunung Selamet Di Dusun Bambangan, Desa

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diketahui kesimpulannya. Kesimpulan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB VI PENUTUP. jelaskan pada bab sebelumnya, dapat peneliti simpulkan persepsi. masyarakat Desa Noenoni mengenai tradisi sifon dalam beberapa bagian

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV KESIMPULAN. Di era yang kini semakin banyak seniman-seniman tari yang semakin kreatif

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelolaan dana BOS diantaranya meliputi:

BAB V PENUTUP. membiarkan diri dibanjiri oleh gelombang-gelombang kebudayaan yang datang

KAJIAN FOLKLOR ZIARAH WALI DI MAKAM SUNAN PADANGARAN DESA PASEBAN, KECAMATAN BAYAT, KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Slamet Aminuddin (1999) Fiqih Munakahat 1, Bandung: Pustaka Setia.

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK KAJIAN TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

ANALISIS NILAI BUDAYA DAN AGAMA PADA CERITA RAKYAT DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMABAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Wayang Kulit

BAB I PENGANTAR. I.I. Latar Belakang Masalah. secara kolektif dalam suatu masyarakat ( Mardimin, 1994: 55 ). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

ARTIKEL MAKNA SIMBOLIS MANTRA PADA BUDAYA SELAMATAN PANEN PADI (LABUH PARI) DI DESA SEGAWE KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa,

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

BAB V KESIMPULAN. polisemi, dan tipe-tipe hubungan makna polisemi. Hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

KATEGORI DAN FUNGSI SOSIAL CERITA RAKYAT DI KENEGERIAN KARI KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam upacara perkawinan masyarakat Jawa, penyumbang adalah orangorang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

Pola Spasial Permukiman Tertinggi Lereng Merapi Cerminan Kearifan Lokal

BAB I PENDAHULUAN. Mengutip Laswell, dalam bukunya yang berjudul Manusia Komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

ANALISIS SEMANTIK NAMA ORANG JAWA DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA DALAM NOVEL ZAMAN GEMBLUNG KARYA SRI WINTALA ACHMAD

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,

BAB VI KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : telah hilang terkubur oleh pasir dan material erupsi lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang untuk memberikan salah satu rasa syukur kepada sang kuasa atas

PENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

PERLAWANAN BUDAYA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI SKRIPSI. Oleh Sofi Nur Fadilah NIM

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi lokal pada masyarakat kita dewasa ini, khususnya masyarakat

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

Transkripsi:

116 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap maslah mitos Gunung Slamet di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, maka diperoleh kesimpulan. Secara terperinci simpulannya adalah sebagai berikut: 1. Mitos-mitos yang ada di Gunung Slamet di Dusun Bambangan adalah mitos nama Gunung Slamet, mitos upacara ruwat bumi, mitos mahluk halus, mitos tempat angker, Binatang yang dimitoskan di Gunung Slamet, dan mitos pendakian di Gunung Slamet. 2. Asal mula mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan yaitu mitosnya bermula dari seorang pendatang bernama Mbah Jamur Dipa, dan dia melakukan semedi (semadi) dan tinggal di Gunung Slamet. Mitos tersebut dianggap memiliki arti khusus tersendiri yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat di Dusun Bambangan, oleh sebab itu mulai adanya kepercayaan itu diperoleh dari warisan leluhur dan turun temurun sampai sekarang. Akan tetapi, keberadaan mitos tersebut tepatnya kapan tidak dapat diterangkan secara rinci karena keterangan-keterangan yang diberikan informan sangat terbatas. 3. Fungsi dari keberadaan mitos-mitos yang ada di Gunung Slamet dalam kehidupan masyarakat Dusun Bambangan adalah melestarikan adat budaya warisan leluhur yaitu adat upacara ruwat bumi. Menjaga serta melestarikan

117 alam, agar masyarakat Bambangan dapat diberikan kelancaran dalam kelangsungan hidup mereka ditempat mereka tinggal. Pengharapan keselamatan, yang diwujudkan dalam pelaksanaan tradisi upacara ruwat bumi. Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, dapat diambil garis besar bahwa mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan tersebut ada dan masih dipertahankan sampai sekarang melalui warisan turun-temurun dan dari mulutkemulut yang diharapkan akan memberikan ketentraman dan keselamatan bagi masyarakat di Dusun Bambangan. A. Implikasi Implikasi penelitian ini adalah masih kentalnya mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan yang telah turun temurun dan masih dilakukan sampai sekarang. Masyarakat Dusun Bambangan sebagai pendukung dengan keberadaan mitos di Gunung Slamet. Masyarakat di Dusun Bambangan tidak mau mengambil resiko apabila tidak memperhatikan dan menjalankan dari beberapa keberadaan mitos tersebut. Masyarakat Bambangan tidak seluruhnya mengetahui keberadaan mitos di Gunung Slamet. Hal itu sebagai menambah pengetahuan, baik bagi masyarakat Bambangan pada khususnya dan bagi para pendatang dari luar wilayah Dusun Bambangan pada umumnya. Penelitian ini merupakan masukan bagi masyarakat Bambangan, agar bagi yang ingin mengetahui tentang mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan dikemudian hari tidak ada kesalah pahaman dalam mengartikan dari keberadaan

118 mitos yang terjadi. Penelitian ini juga dapat dijadikan refrensi dan menambah pengetahuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis. B. Saran Keberadaan mitos Gunung Slamet di Dusun Bambangan dapat berguna bagi warga masyarakat Bambangan khususnya dan para pendatang untuk melakukan pendakian di Gunung Slamet pada umumnya. Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi untuk penelitian selanjutnya yang diharapkan mampu menghasilkan penelitian dengan permasalahan yang lebih luas.

119 DAFTAR PUSTAKA Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. Endraswara, Suwardi. 2003. Metode penelitian Kebudayaan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Fakultas Bahasa dan Seni: Universitas Negeri Yogyakarta..2004. Dunia Hantu Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi..2003. Mistik Kejawen. Yogyakarta: Narasi..2005. Budaya Jawa. Yogyakarta: Gelombang Pasang.. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan ideologi, epistemology, dan aplikasi. Sleman: Pustaka Widyatama.. 2009. Metodologi Penelitian Folklor Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Media Pressindo..2010. Folklor Jawa. Jakarta: Penaku. Firsadi, Diat Rifqi. 2008. Sikap dan Keyakinan Mapala Madawirna UNY Terhadap Mitos Tata Cara Pendakian Gunung Merapi di Yogyakarta. Kusuma, Villia Erie. 2009. Ritual Mistik Slametan di Petilasan Indrakilana Dusun Sinanjer Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara. Fakultas Bahasa dan Seni: Universitas Negeri Yogyakarta. Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Malang: Bumi Aksara. Minsarwati, Wisnu. 2002. Mitos Merapi dan Kearifan Ekologi Kreasi Wacana. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

120 Mulyono, Sri. 1983. Simbolisme dan Mistikisme Dalam Wayang. Jakarta: Gunung Agung. Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Poerwadarminta, W. J. S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: Groningen. Sukandi. 2006. Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga. Triyoga, Lucas Sasongko. Manusia Jawa dan Gunung Merapi. 1991. Yogyakarta: Gadjah Mada University press. Wijaya, Harry dan Cristian. 2003. Jejak Sang Petualang. Yogyakarta: Andi. Situs http://travel.kompas.com/read/2009/04/24/20403752/antara.mitos.dan.pentingny a.menjaga.alam. http://id.wikipedia.org/wiki/gunung_slamet. http://kheybhot.blogspot.com/2011/02/sejarah-dan-legenda-gunung-slamet.html. http://www.indobackpacker.com/tag/letak-geografis-gunung-slamet/. http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/18/di-jawa-tengah-ada-gunung-agungdulu/.