BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, dalam penyelesaian kewajiban pembayaran di

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

Oleh : IWAN BAYU AJI NIM : C

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

PENGGUNAAN CEK SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DAN PERMASALAHANNYA DI PT BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG SURAKARTA SKRIPSI

MASALAH PENGGUNAAN CEK KOSONG DALAM TRANSAKSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) menerangkan bahwa Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Surat berharga merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM, CEK KOSONG, DAN JAMINAN. Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon,

Pengertian Surat Berharga. Surat Berharga. Unsur-Unsur Surat Berharga 9/6/2014

FERY PRAMONO C

BAB I PENDAHULUAN. aktif dari seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan. pengerahan dana, kemampuan modal dan potensi yang tersedia.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perputaran uang yang terjadi, hal itu akan semakin mendorong pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebenarnya tidak terdapat dalam KUHD maupun perundang-undangan lainnya, namun kita dapat

Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

PELAKSANAAN KLIRING ANTAR BANK ATAS WARKAT YANG BERBENTUK CEK PADA BANK INDONESIA DI SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

ABSTRAK. Memasuki era globalisasi, pengusaha berlomba-lomba untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam agenda pembangunan nasional Tahun , secara politis dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

Sumber-sumber Dana Bank

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Negara berkembang maupun negara maju, perbankan adalah suatu industri

No.18/32/DPSP Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan, bank harus melakukan pendekatan oprasional sampai berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

PT. : : : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Kegiatan perekonomian yang sehari-hari dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan. Peranan bank dalam perekonomian yaitu sebagai lembaga

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1964 TENTANG LARANGAN PENARIKAN CEK KOSONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan mengalami kesulitan dalam hal keuangan, tingkat suku bunga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini. Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No. 10

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sektor perbankan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku pasar bersaing merebut pasar yang semakin sempit. Perbankan. dalam kaitannya mendorong pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan

BAB II LANDASAN TEORI

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N

KREDIT TANPA JAMINAN

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui, dalam penyelesaian kewajiban pembayaran di antara anggota masyarakat di Indonesia terdapat penggunaan berbagai cara atau media. Selain menggunakan sesuatu mata uang yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, dapat juga menggunakan sesuatu warkat (surat) berdasarkan kesepakatan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan penyelesaian kewajiban pembayaran. Uang sebagai alat pembayaran yang sah di suatu negara ditetapkan penggunaannya melalui suatu peraturan perundang-undangan. Uang rupiah yang beredar di seluruh wilayah Indonesia merupakan alat pembayaran yang sah berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Uang rupiah wajib digunakan untuk penyelesaian kewajiban pembayaran diantara anggota masyarakat di wilayah Indonesia karena merupakan alat pembayaran yang sah. Adapun mengenai warkat (surat) yang juga dapat digunakan untuk tujuan penyelesaian sesuatu kewajiban pembayaran merupakan warkat (surat) yang lazim disebut sebagai surat berharga atau surat yang mempunyai harga yang diatur oleh suatu peraturan perundang-undangan. Cara penyelesaian kewajiban pembayaran lain yang dapat digunakan didasari pada kesepakatan dari pihak-pihak yang berkepentingan. 1

2 Sepanjang cara yang dipilih oleh pihak-pihak yang bertransaksi untuk penyelesaian suatu kewajiban pembayaran tersebut melalui penggunaan sesuatu warkat (surat) yang berkaitan dengan lembaga perbankan, maka dikenal antara lain penggunaan cek. Cek dalam penggunaannya sepenuhnya berkaitan dengan suatu rekening pada bank yang lazim disebut rekening giro. Giro menurut Ruddy Tri Santoso adalah sebagai berikut : Salah satu bentuk simpanan dana pihak ketiga yang dikelola sebagai produk perbankan terutama oleh Bank Umum. 1 Sedangkan pengertian giro menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Pasal 1 angka 6 adalah sebagai berikut : Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek. 2 Giro sebagai salah satu bentuk atau jenis simpanan, bentuk simpanan yang lain adalah deposito dan tabungan. Ketiga bentuk simpanan tersebut harus dikaitkan dan dilaksanakan sesuai dengan pengertian simpanan. Pengertian simpanan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999, Pasal 1 angka 5 adalah sebagai berikut : Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 3 Bank Umum dapat melakukan penghimpunan dana dari masyarakat melalui berbagai cara, antara lain dalam bentuk simpanan atau pinjaman. Giro, sesuai dengan sifat transaksinya yang berkaitan dengan penyimpanan dana, digolongkan sebagi salah satu bentuk simpanan. Simpanan yang berbentuk 1 Ruddy Tri Santoso, Mengenal Dunia Perbankan, Yogjakarta: Andi Offset, 1996, hal. 49. 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1998 Tentang Bank Indonesia 3 Ibid.

3 giro hanya terdapat pada Bank Umum dan di tatausahakannya dalam rekening yang disebut rekening giro. Sesuai dengan unsur perjanjian penyimpanan dana yang terdapat dalam pengertian simpanan, untuk penyelenggaraan giro harus disertai dengan pembuatan perjanjian penyimpanan dana antara Bank Umum dengan nasabah penyimpan yang disebut dengan perjanjian pembukaan rekening giro. Adapun pengertian perjanjian menurut R. Subekti adalah sebagai berikut : perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 4 Sehingga dengan adanya suatu perjanjian maka antara nasabah dalam hal ini debitur dengan kreditur mempunyai hak-hak serta kewajiban-kewajiban, maka dari itu perjanjian tersebut akan memberikan kepastian hukum. Pembukaan rekening dimaksudkan sebagai langka awal dalam penerimaan nasabah giro, dimana calon nasabah tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh bank. Meskipun sebenarnya pembukaan rekening bisa juga diartikan meliputi rekening tabungan, deposito, maupun pinjaman. Dalam hal ini pembukaan rekening (open account) lebih diidentikkan dengan rekening koran atau giro dari seorang nasabah yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh bank. Setiap nasabah rekening giro mempunyai nomor untuk rekening korannya atau yang lazim disebut Nomor Account (NO. A/C). Nomor account dan nama pemegang rekening merupakan suatu identik yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan 4 R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1976, hal. 1.

4 lainnya. Bila terjadi penarikan atau penyetoran pada rekeningnya, mutasi debet atau kredit ini harus selalu dicatat pada rekening yang bersangkutan. Salah satu tugas bank sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, menyatakan bahwa bank adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam menjalankan tugasnya di bidang sistem pembayaran ini, salah satu upaya yang senantiasa dilakukan oleh bank adalah meningkatkan efisiensi sistem pembayaran khusus transaksi ritel, antara lain transaksi pembayaran dengan menggunakan Cek dan Bilyet Giro (BG). Menurut Ruddy Tri Santoso cek adalah sebagai berikut : Cek adalah merupakan surat perintah nasabah yang telah distandarisasi bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk pembayaran sejumlah uang kepada pembawa atau orang yang namanya tercantum di dalam cek tersebut. 5 Bentuk cek yang khusus ada lima bentuk yaitu : 1. Cek atas pengganti penerbit (aan order van de trekker), bentuk khusus dari bentuk ini diatur dalam KUHD dalam pasal 183 ayat 1. Kekhususan dari bentuk ini ialah bahwa nama dari pemegang pertama pada cek tidak disebut sehingga penerbit bertindak juga sebagai pemegang pertama, tindakan ini diambil dengan maksud supaya cek itu dapat diperedarkan. 2. Cek yang diterbitkan untuk tanggungan orang ketiga, bentuk khusus ini diatur dalam KUHD pasal 183 ayat 2. Kekhususan bila dari cek atau dari surat advis tidak terbukti untuk tanggungan siapa itu terjadi, maka penerbit dianggap menerbitkan untuk dirinya sendiri. 3. Cek yang diterbitkan atas penerbit sendiri (op detrekker), bentuk khusus ini diatur dalam KUHD pasal 183 ayat 3. Kekhususan dalam hal ini ialah karena perintah membayar yang diwujudkan dalam surat cek itu, bukan ditujukan pada pihak tersangkut sebagai orang lain melainkan ditujukan kepada penerbit sendiri. 4. Cek inkasso, bentuk khusus ini diatur dalam KUHD pasal 183a ayat 1. Kekhususan ini ialah pemegang pertama cek inkasso itu dapat 5 Ruddy Tri Santoso, Ibid, hal. 70.

5 melaksanakan semua hak-hak selain dengan jalan pemberi kuasa (endosemen inkaso). 5. Cek berdomisili (gedomisilieerde cheque), bentuk khusus ini diatur dalam KUHD pasal 185. Kekhususan ini ialah domisili pada cek tidak dapat ditujuk oleh tersangkut melainkan hanyalah penerbit saja. 6 Aturan-aturan yang menjamin hak dari pemegang cek ialah seperti yang terdapat dalam KUHD pasal 180 yang menetapkan bahwa cek harus diterbitkan pada seorang bankir yang mempunyai fonds untuk dipergunakan oleh penerbit dan di dalam pasal 209 yang menetapkan bahwa walaupun cek itu ditarik kembali namun selama tenggang penawaran, pemegang masih tetap dapat meminta pembayaran sebab penarikan kembali dari cek hanya berlaku setelah akhir tenggang penawaran. Dalam pemakaian cek dikalangan masyarakat sering sekali terjadi usaha seseorang dalam menunaikan kewajibannya didalam suatu transaksi perdagangan menuju pada suatu spekulasi menerbitkan sepucuk cek, sedangkan dia sendiri mengetahui bahwa tidak tersedia dana (fonds) untuk sepucuk cek yang diterbitkannya itu. Di dalam dunia perbankan dan didalam masyarakat sendiri hal seperti ini dikenal istilah cek kosong. Ketentuan yang demikian ini banyak sekali dipergunakan oleh orang-orang yang berspekulasi bahkan orang yang sengaja mau memperkaya diri dengan menipu orang lain, sehingga dana untuk sepucuk cek yang diterbitkannya itu, pada waktu pembayaran oleh pemegang yang bersangkutan juga tidak kunjung tersedia. 6 Simanjuntak Emmy Pangaribuan, Hukum Dagang Surat-Surat Berharga, Yogyakarta: Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 1993 hal. 156.

6 Dengan sering beredarnya cek kosong di masyarakat, maka pertimbangan-pertimbangan pemerintah untuk menetapkan Undang-Undang melarang menerbitkan cek kosong antara lain sebagai berikut: 1. Bahwa sering terjadi tidak tersedia dana (fonds) pada bank atas nama cek diterbitkan. 2. Perbuatan penarikan cek kosong itu dapat berkembang menjadi suatu manipulasi yang dapat mengacau dan menggagalkan usaha-usaha pemerintah dalam melaksanakan stabilisasi/perbaikan-perbaikan moneter dan perekonomian pada umumnya. 3. Penerbitan cek kosong akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lalu lintas pembayaran dengan cek pada khususnya dan perbankan pada umumnya. Apabila seseorang menerbitkan cek yang yang tidak tersedia dana (fonds) yang cukup untuk pada saat penerbitan, maka ia menurut pasal 3 dari Undang-Undang No 12 Tahun 1971, yaitu melakukan perbuatan pidana kejahatan. Dalam lalu-lintas pembayaran yang dilakukan oleh nasabah PT. Bank NISP Cabang Surakarta, berbagai penyalahgunaan cek antara lain ada yang mengeluarkan surat cek yang dana kurang atau yang sering disebut di kalangan masyarakat yaitu cek kosong dan itu terjadi pada tahun 1999 dan 2001 sebanyak tiga kali kejadian, ada coretan pada tulisan, penulisan rangkap dua dan tanda tangan tidak sama pada selembar cek. P.T. Bank NISP Cabang Surakarta sebagai lembaga keuangan, dalam memberikan pelayanan

7 penerbitan surat cek kepada nasabahnya melalui suatu proses atau tahapan tertentu. Bank NISP didirikan di Bandung pada tanggal 4 April 1941 dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Sebagai bank keempat tertua di Indonesia, pada awal mula pendiriannya Bank NISP beroperasi sebagai bank tabungan dan pada tahun 1967 memperoleh peningkatan status sebagai bank komersial. Pada tahun 1972 Bank NISP menjalin aliansi kerjasama pembiayaan dan bantuan teknis dengan Bank Perdania yang merupakan bank patungan pertama di Indonesia dan pada tanggal 27 Juni 1974, Bank NISP menjadi salah satu pemegang saham di Bank Daiwa Perdania. Bank NISP Buka Kantor Cabang di Surakarta pada tanggal 18 Juni 1980, dan pada tahun pertama Bank NISP Cabang Surakarta memberikan kredit meliputi beberapa sektor yaitu konsumer sebesar 30,8%, perindustrian sebesar 27,6%, jasa sebesar 21,9% dan perdagangan sebesar 19,7% dan sementara menurut jenis penggunaan, untuk keperluan modal kerja masih merupakan porsi terbesar (52,5%) bila dibandingkan dengan keperluan investasi hanya (18,7%) dan konsumer sebesar (29,8%). Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, yang kemudian diperparah dengan krisis perbankan, mendorong pemerintah untuk menyelenggarakan program rekapitalisasi demi menyelamatkan sektor perbankan Indonesia. Pada pelaksanaan program rekapitalisasi tersebut, oleh Bank Indonesia, Bank NISP digolongkan ke dalam kelompok kategori bank

8 A. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur permodalan Perseroan cukup kuat sehingga tidak perlu mengikuti program rekapitalisasi perbankan, yang pada dasarnya ditujukan untuk memperkuat modal. Visi dan Misi PT. Bank NISP, visi dari Bank NISP yaitu menjadi bank pilihan dengan standar dunia yang diakui kepeduliannya dan terpercaya, dan misi dari Bank NISP yaitu berusaha dan bekerja yang mampu bertumbuh dan berkembang bersama masyarakat secara berkelanjutan dengan cara sebagai berikut : 1. Menyediakan dan mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif, berkualitas dan melebihi harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil terbaik. 2. Membina jaringan kerjasama saling menguntungkan yang dilandasi rasa saling percaya. 3. Menciptakan lingkungan kerja dengan meningkatkan profesionalisme dan mendorong pembaharuan organisasional dengan semangat kekeluargaan. 4. Membangun kepercayaan publik melalui etika, perduli dan hati-hati (prudent). Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian sebagai berikut : ASPEK-ASPEK YURIDIS PENYALAHGUNAAN CEK DI PT. BANK NISP CABANG SURAKARTA.

9 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran yang tepat, serta mengenai dan terperinci pembahasannya, maka penulis membatasi hanya mengenai yuridis normatif kualitatif terhadap penyalahgunaan cek kosong yang diatur dalam KUHD, di Bank NISP Cabang Surakarta. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Berbagai bentuk pencegahan penyalahgunaan cek dalam lalu-lintas pembayaran yang terdapat di Bank NISP Cabang Surakarta? 2. Berbagai perlindungan hukum yang dapat diberikan oleh pihak PT. Bank NISP Cabang Surakarta kepada pihak pemegang cek? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mendeskripsikan berbagai bentuk penyalahgunaan cek dalam lalu-lintas pembayaran yang terdapat di Bank NISP Cabang Surakarta. b. Untuk mendeskripsikan berbagai perlindungan hukum yang dapat diberikan oleh pihak PT. Bank NISP Cabang Surakarta kepada pihak pemegang cek.

10 2. Tujuan Subyektif a. Guna untuk memenuhi syarat akademis guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 dalam bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. b. Untuk menambah dan memperoleh tambahan akan arti pentingnya ilmu hukum dalam teori dan prakteknya. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dengan Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan hukum lembaga keuangan pada khususnya. 2. Untuk lebih mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikiran sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh. E. Metode Penelitian Penelitian adalah usaha untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 7 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian yuridis normatif, karena konsep hukum yang digunakan 7 Hadi Sotrisno, Motodologi Research I, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, hal.4.

11 adalah hukum yang positif berdasarkan peraturan hukum menurut KUHD serta Perbankan. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif karena itu yang dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin tentang bentuk penyalahgunaan cek dalam lalu lintas pembayaran serta perlindungan hukum kepada pihak pemegang cek di PT. Bank NISP Cabang Surakarta. 3. Lokasi Penelitian Lokasi yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah di PT. Bank NISP Cabang Surakarta Jalan Slamet Riyadi No 339, dengan alasan sebagai berikut : a. PT. Bank NISP pernah terjadi mengenai penyalahgunaan cek dalam lalu lintas pembayaran. b. Belum ada yang mengajukan penelitian mengenai penyalahgunaan cek dalam lalu lintas pembayaran di PT. Bank NISP Cabang Surakarta. c. PT. Bank NISP Cabang Surakarta bersedia berikan data-data yang dipelukan dalam penelitian ini. 4. Sumber Data a. Data Sekunder Berupa data yang berasal dari bahan-bahan pustaka, meliputi data yang berupa dokumen-dokumen tertulis yang terkait dengan data penelitian, baik yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, hasil-hasil penelitian, artikel-artikel ilmiah, buku-buku literature,

12 dokumen-dokumen, arsip dan publikasi dari lembaga yang terkait dengan materi penelitian ini. b. Data Primer Yaitu sumber data yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan secara langsung dari obyek yang diteliti yang berkedudukan sebagai pendukung data sekunder. 5. Metode Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang akan dilakukan dengan mencari dan menginventarisir berbagai peraturan perundang-undangan, hasil-hasil penelitian, artikelartikel ilmiah, buku-buku literature, dokumen-dokumen, arsip dan publikasi dari lembaga yang terkait dengan materi penelitian. b. Wawancara Yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara penulis dengan para staf dari Bank NISP Cabang Surakarta yang mengetahui dan memahami tentang masalah yang diteliti. 6. Metode Analisis Data Dalam penyususnan skripsi ini, penulis menggunakan data normative kualitatif karena penelitian ini bertitik tolak dari norma hukum positif dan asas hukum yang bersumber dari peraturan perundangundangan yang berlaku.

13 Caranya dengan mengolah data mentah yang diperoleh lalu mengklasifikasikannya, kemudian dilakukan proses editing, lalu membahasnya berdasarkan penafsiran yang dilakukan dengan cara mendiskusikan data yang diperoleh dengan hukum positif dan asas hukum yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan masalah yang dikaji sehingga pada tahap akhirnya dapat diketahui hukum In-Concretonya. F. Sistematika Penulisan Sistematika yang penulis pergunakan dalam penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut : Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Cek Sebagai Surat Berharga 1. Pengertian Cek 2. Cek Sebagai Warkat (Surat)

14 3. Penganturan Cek 4. Fungsi Cek Sebagai Surat Berharga B. Tinjauan tentang Perjanjian Pembukaan Rekening Giro 1. Pengertian Perjanjian 2. Penerimaan Nasabah Giro 3. Syarat Sahnya Perjanjian Pembukaan Rekening Giro 4. Pembukaan Rekening 5. Penyerahan Blanko Cek C. Pencegahan Penyalahgunaan Cek 1. Partisipasi Bank Umum 2. Partisipasi Pengguna Jasa Bank 3. Dampak Peredaran Cek Kosong D. Penyalahgunaan Cek Dalam Lalu Lintas Pembayaran 1. Kewajiban Penyediaan Dana 2. Penolakan Pembayaran Cek 3. Perlindungan Nasabah Bab III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Bentuk-bentuk penyalahgunaan cek kosong dalam lalulintas pembayaran. 2. Perlindungan hukum yang dapat diberikan oleh pihak PT. Bank NISP Cabang Surakarta kepada pihak pemegang cek.

15 B. Pembahasan 1. Bentuk-bentuk penyalahgunaan cek kosong dalam lalulintas pembayaran. 2. Perlindungan hukum yang dapat diberikan oleh pihak PT. Bank NISP Cabang Surakarta kepada pihak pemegang cek. Bab IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN