BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Berkembang pesatnya dunia perekonomian dan perdagangan pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Kegiatan perekonomian yang sehari-hari dilakukan

Oleh : IWAN BAYU AJI NIM : C

I. PENDAHULUAN. orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat

FERY PRAMONO C

BAB I PENDAHULUAN. aktif dari seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan. pengerahan dana, kemampuan modal dan potensi yang tersedia.

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

PELAKSANAAN KLIRING ANTAR BANK ATAS WARKAT YANG BERBENTUK CEK PADA BANK INDONESIA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan usaha. Bank sebagai perantara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) menerangkan bahwa Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif-terapan. Penelitian hukum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

Pelaksanaan Transaksi Kliring Dalam Kegiatan Oprasional PT. BANK BRI Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

I. METODE PENELITIAN. normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

BAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KEUANGAN NEGARA. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Jenis surat berharga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI SIMPANAN DEPOSITO

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Surat berharga merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

III. METODE PENELITIAN. dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara yuridis normatif adalah penelitian hukum yang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan salah satu cara atau langkah-langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

PENGGUNAAN KARTU KREDIT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BARANG DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam dunia perbankan mengakibatkan banyaknya perubahan untuk masa

III. METODE PENELITIAN. dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan kini telah menjadi hal yang kian penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian negara. Pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah yuridis empiris. Yuridis empiris merupakan cara penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun. dan dana dari masyarakat berupa tabungan, deposito dan giro dan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang saling ketergantungan yang tidak akan dapat hidup secara individual. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan untuk mendapatkan sebuah kebutuhan dengan manusia lain yang dapat dilakukan dengan cara tukar menukar. Kegitan tukar menukar ini telah lama dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan hidup dan hal ini disebut dengan istilah barter. Sistem barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan jasa atau sebaliknya. 1 Seiring berjalannya waktu sistem tukar menukar ini menemukan kendala dalam pelaksanannya dimana sulit untuk memperoleh barang dan jasa yang dinginkan sesuai dengan jenis barang dan jasa pada saat yang dibutuhkan. Hal inilah yang menjadi awal mula dikenalnya uang. Dalam perkembangannya uang ini diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah uang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat bayar, dapat berbentuk uang logam dan uang kertas, sedangkan uang giral merupakan uang yang tidak berujud karena merupakan dana yang disimpan pada rekening koran di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk melakukan pembayaran dengan perantara cek, bilyet giro, atau perintah 1 Kasmir, S.E, 2003,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 12.

membayar. Dengan ditemukannya uang segala kendala dapat diatasi, bahkan fungsi uang tidak hanya sebagai alat tukar menukar saja melainkan sudah beralih ke fungsi-fungsi yang lebih luas lagi. Dalam perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini uang memainkan peranan yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat. Uang sudah merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu stabilitas dan kemajuan perekonomian di suatu negara. 2 Pesatnya perkembangan fungsi uang ini memerlukan adanya sebuah lembaga yang dapat mengelola dan melaksanakan fungsinya. Maka munculah sebuah lembaga yang memiliki kewenanangan yang berkaitan dengan uang, yaitu bank. Pengertian Bank menurut pasal 1 angka 2 Undang -undang RI nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang -undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (selanjutnya disebut Undang - Undang Perbankan) : badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar 2 Ibid, hlm.13

masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka. 3 Jenis simpanan yang ditawarkan oleh bank semakin beragam dan semakin memberikan kemudahan kepada masyarakat seperti pembayaran dan penarikan kapan saja, banyaknya mesin ATM, dan menipisnya resiko akan kerugian yang akan terjadi. Dalam praktek perdagangan, pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan uang tunai (uang chartal) atau dengan surat -surat berharga (uang giral), seperti cek dan bilyet giro. 4 Cek dan Bilyet Giro ini adalah salah satu produk bank yang dapat di akses dengan membuka rekening giro pada sebuah bank. Rekening tersebut dapat dibuka atas nama perorangan maupun badan usaha. Cek dan bilyet giro ini dapat dijadikan alat pembayaran dalam perbankan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu cek dalam pembayaran dana yang ada dapat dicairkan sedangkan didalam bilyet giro dana tidak dapat dicairkan melainkan dilakukan peminadahbukuan antara rekening giro nasabah. Penggunaan bilyet giro ini sudah banyak digunakan oleh nasabah bank dalam pembayaran suatu transaksi baik itu transaksi jual beli maupun transaksi dengan pihak bank. Pengertian Bilyet giro itu sendiri adalah surat perintah pemindahbukuan sejumlah dana, pemindahbukuan mana berfungsi sebagai pembayaran. 5 Ketentuan mengenai penggunaan bilyet giro ini sendiri tidak diatur secara tegas didalam 3 Ibid, hlm.24 4 Agus Sardjono, Pengantar Hukum Dagang, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2014, hlm. 133 5 Abdulkadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm. 177

KUHD, namun hanya mengacu kepada ketentuan pasal-pasal mengenai suratsurat berharga dan juga diatur oleh bank indonesia sebagaimana kewenangan sebagai bank sentral, yaitu dalam Surat Direksi Bank Indonesia tanggal 24 Januari 1972 No. 4/670/UPPB/Phb tentang Bilyet Giro yang sebagaimana sudah direvisi melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesi No.28/32/KEP/DIR tentang Bilyet Giro tanggal 4 juli 1995, yang mulai berlaku sah tanggal 1 november 1995. 6 Tidak adanya pengaturan mengenai bilyet giro ini yang dimuat dalam bentuk undang-undang menimbulkan tidak adanya kepastian hukum akan pengunaannya. Hal tersebut dapat menimbulkan banyaknya pelanggaran, seperti terjadinya pengedaran, dipindahtangankan, bahkan diperjualbelikan sebelum tanggal pembayarannya, maka akan adanya pihak yang diuntungkan dan dirugikan dalam hal ini. Pihak yang diuntungkan adalah pihak yang tahu dengan cara penggunaan bilyet giro dan aturan mainnya, sedangkan pihak yang dirugikan adalah pihak yang tidak tahu sama sekali mengenai penggunaan bilyet giro. Dibalik kekurangan tersebut bilyet giro masih memiliki keuntungan yang dapat membantu penggunanya dalam bertransaksi seperti halnya dalam transaksi jual beli, si pengguna tidak harus membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak untuk melakukan pembayaran. Dibalik adanya kelemahan dan keuntungan didalam penggunaan bilyet giro ini, maka diperlukan sebuah prosedur ataupun aturan yang memiliki kepastian hukum selayaknya undang-undang sehingga dapat memberikan sanksi 6 Ibid, hlm.223-224

kepada pengguna bilyet giro yang melakukan pelanggaran. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut kedalam sebuah skripsi yang berjudul: PENERBITAN BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN SECARA GIRAL (PEMINDAHBUKUAN) PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dikemukakan adalah : 1. Bagaimanakah penerbitan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral pada bank nagari cabang utama padang? 2. Apa kendala yang timbul dalam penerbitan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral dan bagaimana cara penyelesaiannya? 3. Apa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral? C. Tujuan Penelitian Mengacu pada perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis mengenai penerbitan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral pada bank nagari cabang utama padang. b. Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis mengenai kendala yang timbul dalam penerbitan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral dan bagaimana cara penyelesaiannya

c. Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis mengenai kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral D. Manfaat Penelitian Dalam suatu penelitian dapat memberikan manfaat untuk dapat digunakan lebih lanjut. Adapun manfaat penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Meneliti kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan merumuskan hasil hasil penelitian tersebut ke dalam bentuk tulisan. b. Menetapkan teori teori yang diperoleh di bangku perkuliahan dan menghubungkannya dengan praktek di lapangan. c. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan bagi penulis baik di bidang hukum pada umumnya maupun dibidang hukum keperdataan pada khususnya. d. Untuk pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan terhadap perkembangan mata kuliah hukum perdata dan hukum perbankan pada khususnya. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis sehingga dapat membantu penulis dalam melakukan pembahasan dan pemecahan masalah yang penulis angkat. a. Bank Nagari

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Bank Nagari mengenai Bilyet Giro, agar nasabah mendapatkan pelayanan terbaik dalam Bilyet Giro. b. Nasabah Bank Nagari Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang dasar hukum Bilyet Giro dan nasabah mengetahui lebih jelas lagi prosedur penerbitan Bilyet Giro berdasarkan surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.28/32/Kep/Dir tentang Bilyet Giro. c. Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Bilyet Giro sebagi alat pembayaran secara giral yaitu dengan pemindahbukuan antar rekening giro kepada masyarakat dan keuntungan penggunaan Bilyet Giro sebagai alat pembayaran dalam perbankan. E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Masalah Dalam melakukan penelitian ini digunakan teknik pendekatan yang dipakai adalah yuridis sosiologis, yaitu pendekatan terhadap masalah dengan melihat norma hukum (peraturan perundang -undangan) berkenaan dengan pokok masalah yang dibahas dikaitkan dengan kenyataan dalam praktek dilapangan. Dalam arti penelitian akan membahas bagaimana pelaksanaan dan penerbitan Bilyet Giro dalam proses pembayaran serta menjawab permasalahanpermasalahan yang ditemui pada Bank Nagari Cabang Utama Padang. 2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran menyeluruh, lengkap dan sistematis tentang objek yang akan diteliti sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai penerbitan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral (pemindahbukuan) pada Bank Nagari Cabang Utama Padang. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan unit atau manusia (dapat juga berbentuk gejala, atau peristiwa) yang mempunyai ciri-ciri yang sama, misalnya semua polisi. 7 Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terkait dalam penerbitan dan pengguna bilyet giro pada Bank Nagari Cabang Utama adang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah beberapa nasabah pengguna bilyet giro pada bank nagari cabang utama padang. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelian ini adalah non probabilitas atau non random yaitu setiap unit atau manusia tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. 8 4. Sumber dan Jenis Data Dalam mengumpulkan bahan penelitian maka penulis menggunakan dua jenis data, yaitu: 1. Jenis Data a. Data Primer 7 Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm.95 8 Ibid, hlm.103

Data yang merupakan keterangan/informasi yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) secara langsung dari subjek penelitian. b. Data Sekunder Data yang merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research). Data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah terdiri dari: 1. Bahan Hukum Primer Bahan yang mempunyai kekuatan mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berkaitan. 9 Bahan hukum primer didalam penelitian ini dapat berupa Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Undang-undang No. 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 28/32/KEP/DIR, tanggal 4 juli 1995 Tentang Bilyet Giro 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, berupa buku-buku, literature, hasil penelitian, pendapat para ahli hukum. 3. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang mencakup 9 Soerjono Soekanto, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (jakarta: UI Press, 1984), hlm.6

Kamus Hukum, Ensiklopedia yang berkaitan dengan penulisan skripsi dan dapat menjadi bahan pendukung penulisan skripsi. 2. Sumber Data Dalam penelitian ini diperlukan jenis sumber data yang berasal dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian. Oleh karena itu, sumber data pada penelitian ini berasal dari: a. Penelitian Pustaka (library research) Pelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan melakukan penelitian terhadap bahan-bahan hukum yang berkitan dengan masalah yang diteliti, dengan mengunjungi: a) Pustaka Universitas Andalas b) Pustaka Fakultas hukum Universitas Andalas b. Penelitian Lapangan (Field research) Penelitian ini dilakukan langsung pada Bank Nagari Cabang Utama Padang. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara melalui tanya jawab secara lisan yaitu berhadapan langsung dengan subyek penelitian dengan mengajukan beberapa pertanyaan atau daftar pertanyaan secara tertulis pada subjek penelitian. b. Studi Kepustakaan

Dalam pengumpulan data sekunder, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan yakni dengan mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan atau literatur yang relevan dengan permasalahan penelitian. 6. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data Setelah data atau bahan berhasil dikumpulkan maka dilakukan editing. Dalam proses editing data diteliti dan dikoreksi kembali. Ini bertujuan untuk mempersiapkan data secara baik sehingga dapat dijadikan dasar pada penulisan selanjutnya. b. Analisis Data Dari data-data yang diperoleh, dianalisis secara yuridis dan dipaparkan secara kualitatif. Analisis kualitatif yaitu penggambaran hasil penelitian dengan menggunakan kalimat-kalimat, agar hasil penelitian ini lebih mudah dipahami. Analisis kualitatif ini digambarkan dari hasil analisa peraturan perundang-undangan, pendapat para ahli serta pendapat narasumber. Apabila terdapat data yang kuantitatif, penulis akan mencantumkannya di dalam hasil penelitian demi kelengkapan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Analisisi kuantitatif yakni penggambaran hasil penelitian dengan menggunakan angka-angka. F. Sitematika Penulisan Isi dari skripsi yang akan penulis buat terdiri atas empat bab dan tiap tiap bab terdiri lagi dari sub bab. Bab-bab tersebut adalah :

BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan pembahasan tentang latarbelakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di uraikan tinjauan umum tentang surat-surat berharga dan tinjauan umum tentang bilyet giro BAB III : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis akan membahas bagaimana penerbitan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral pada bank nagari cabang utama padang dan apa permasalahan yang timbul dalam penerbitan bilyet giro sebagai alat pembayaran secara giral dan bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan oleh bank nagari dalam menghadapi permsalahan yang timbul tersebut BAB IV : PENUTUP Pada bab ini merupakan bagian yang menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang dibuat oleh penulis terkait dengan permasalahan yang diangkat.