BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB III PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV DI LAPAS KLAS IIA PEKALONGAN. A. Analisis Tujuan Pendidikan Agama Islam di Lapas Pekalongan

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB IV ANALISIS PERSEPSI PERAJIN SAPU TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK. mempunyai anak usia sekolah SD dan SMP. Sampel yang diambil dalam

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Usia 2 a. Tabel Kelompok Pendidikan No. Umur Jumlah Tahun Orang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB V PEMBAHASAN. Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran siswa di MTs Al Huda Bandung yang ditunjukkan dari t hitung > dari t tabel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perspektif pendidikan, terdapat tiga lembaga utama yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pergaulan. bebas dan kasus penyimpangan lainnya.

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm Diah Harianti, Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

BAB V PEMBAHASAN. menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung. yang menghormati sesama manusia dapat dikatakan sudah dapat dijalankan

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Abdurrahmabn Mas ud.et.al, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak*

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 21. hlm. 245.

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI DUKUH KEPUH PROYONANGGAN SELATAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

Irfani ISSN E ISSN Volume 11 Nomor 1Juni 2015 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

A. Kesimpulan. 1. Tujuan pembinaan keagamaan. Dari 9 KK ada 3 KK yang tujuan pembinaan kepada anak ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Islam dalam pandangan Yusuf Al-Qordhawi adalah pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan pada individu yang sedang tumbuh dan berkembang (Yusuf,

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Analisis Kegiatan Keagamaan Anak Jalanan Taman Mataram Kota Pekalongan Kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang terencana dan terkendali yang berhubungan dengan usaha untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan. Dikarenakan dalam hal ini ialah yang berhubungan dengan agama Islam, maka kegiatan keagamaan disini yang ada korelasinya dengan pelaksanaan nilai-nilai agama Islam. Dalam agama Islam terdapat berbagai macam kegiatan keagamaan, baik itu yang dilaksanakan perorangan maupun kelompok, contohnya pengajian, shalat, yasinan,infaq, sodaqoh dan lain-lain. Anak jalanan taman mataram juga seperti anak-anak yang lain, kegiatan mereka tidak selalu kegiatan di jalanan, tetapi mereka juga masih mau melaksanakan kegiatan keagamaan. Walaupun kegiatan keagamaan yang mereka lakukan tidak rutin, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa sebagai anak jalanan tidak selalu kegiatan mereka di jalanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan anak jalanan taman mataram, kegiatan keagamaan yang pernah mereka lakukan diantaranya yaitu: 56

57 1. Shodaqoh Solidaritas yang dimiliki anak jalanan bisa dibilang cukup tinggi, karena biasanya mereka peka dan perduli terhadap sesama, tidak memandang teman atau bukan, dan tidak memandang orang kaya atau orang miskin.tanpa mereka sadari, kepedulian mereka terhadap orang lain dengan memberi uang baik jumlahnya kecil atau besar, sudah mereka lakukan secara pribadi hampir setiap hari, seperti yang mereka lakukan di jalanan ketika ada teman atau orang lain yang meminta uang mereka akan membantu walaupun tidak banyak. Bersedakah merupakan hal yang lumrah bagi anak jalanan taman mataram, dengan memberi bantuan kepada orang lainberupa uang walaupun nominalnya kecil, hal tersebut juga merupakan sedekah. Walaupun uang yang mereka miliki juga pas-pas an tetapi mereka akan tetap memberikarenamerasa iba melihat orang lain yang membutuhkan. Kegiatan sosial keagamaan yang biasanya mereka lakukan bersama-sama anak jalanan lainnya salah satunya adalah memberi santunan ke panti asuhan, baik itu berupa uang ataupun barang yang bermanfaat. Dengan kegiatan tersebut mereka tidak hanya menunjukkan solidaritas mereka terhadap anak-anak di panti asuhan, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka walaupun anak jalanan mampu untuk bersedekah walaupun jumlahnya tidak besar. Data tersebut sesuai dengan definisi Shodaqoh atau sedekah adalah pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi waktu dan jumlah

58 tertentu. Sedekah tidak hanya berupa harta, tetapi meliputi semua amal atau perbuatan baik meliputi materi dan non materi. 1 Jadi shodaqoh yang dilakukan anak jalanan taman mataram tidak mengenal waktu dan tempat, mereka memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan baik sedekah tersebut dalam bentuk materi maupun non materi. 2. Pengajian Walaupun sering hidup di jalanan, tidak lantas membuat anak jalanan taman mataram tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan anak jalanan taman mataram, mereka juga terkadang mengikuti pengajian walaupun tidak rutin. Seperti yang dikatakan AN: Sering ikut pengajian mas kalau dekat rumah, kalau jauh kadang ikut sama temanteman. 2 Dengan mengikuti pengajian akan memberi banyak manfaat, seperti mendapatkan ilmu agama. Zuhairini mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung dalam kelas, tetapi berlangsung pula diluar kelas, pendidikan tidak bersifat formal saja, tetapi mencakup pula yang non formal. 3 Pendidikan agama Islam tidak hanya diperolah dari rumah atau sekolah saja, tetapi juga bisa diperoleh dari kegiatan-kegiatan di masayarakat seperti mengikuti pengajian. 1 Haryanto Al-Fandi, Etika Bermuamalah Berdasarkan Alqur an dan Sunnah (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 144. 2 AN, Anak Jalanan Taman Mataram, Wawancara Pribadi, Podosugih, 11 Maret 2016. 3 Zuhairini,et.al., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 149.

59 Menurut penuturan mereka, banyak ilmu yang diperoleh dari mengikuti pengajian, seperti ilmu akhlak. Seperti yang dikatakan oleh IS: Biasanya kalau mengikuti pengajian dapat ilmu, seperti ilmu akhlak. 4 Ilmu akhlak tersebut akan berguna untuk membentuk sikap dan perilaku mereka sebagai seorang muslim. Keinginan mereka untuk mengikuti pengajian di dasari atas dua hal, yaitu kesadaran mereka akan manfaat yang diperoleh dari mengikuti pengajian dan pengaruh dari teman dan masyarakat sekitar untuk mengajak mereka mengikuti pengajian. Disini peran masyarakat dibutuhkan untuk menumbuhkan motivasi agar mereka mau mengikuti kegiatan keagamaan, jangan menganggap mereka sebelah mata karena hal tersebut akan membuat mereka enggan mengikuti kegiatan agama di masyarakat. 3. Yasinan Tahlil/yasinan adalah akronim dari kalimat lailaha illallah, kumpulan do a yang disusun oleh ulama yang terdiri dari ayat-ayat Al- Qur an dan Hadits-hadits Nabi SAW itu dinamakan tahlil/yasinan. 5 Yasinan dilakukan di waktu-waktu tertentu misalnya pada malam jum at yang dilaksanakan di masjid atau di rumah warga. Selain pada malam jum at, yasinan juga dilaksanakan untuk memperingati dan mengirim do a bagi keluarga yang telah meninggal. Masyarakat 4 IS, Anak Jalanan Taman Mataram, Wawancara Pribadi, Wonoyoso, 11 Maret 2016. 5 M. QuraishShihab,PerjalananMenujuKeabadiandankematianSurgaDalamAyat-ayatTahlil (Jakarta: LenteraHati, 2001), hlm. 241-247

60 mempercayai bahwa dengan membaca surat yasin maka pahala atas pembacaan itu akan sampai pada si mayat.solidaritas anak jalanan taman mataram juga ditunjukkan dari mengadakan acara yasinan. Kegiatan yasinanyang mereka lakukan bertujuan untuk mendo akan orang yang meninggal, baik itu keluarga, kerabat atau orang lain.dengan diadakannya yasinan dan do a bersama, akan sedikit membantu untuk mendo akan orang yang meninggal tersebut, dan membantu keluarga yang ditinggalkan karena biasanya mereka juga akan memberi bantuan berupa uang. Jadi yasinan yang dilakukan anak jalanan taman mataram sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama dan bertujuan untuk mengirim do a kepada si mayit karena mereka percaya bahwa dengan membaca surat yasin maka pahala atas pembacaan itu akan sampai pada si mayit. 4. Sholat Secara terminologis shalat adalah perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan dan disudahi dengan salam. Hukum shalat adalah wajib aini dalam arti kewajiban yang ditujukan kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf) dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam shalat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya dan tidak diwakilkan pelaksanaannya. 6 Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anakanak dengan cara pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil. 6 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih (Bogor: Kencana, 2003), hlm. 21.

61 Sholat bisa dilakukan dimana saja asalkan tempat tersebut suci dari najis. Walaupun mereka sering berada di jalanan tetapi sholat harus tetap dilaksanakan. Mereka melaksanakan sholat hanya ketika di rumah, tetapi ketika berada di jalanan mereka tidak melaksanakan sholat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran mereka akan kewajibannya untuk sholat masih kurang, mungkin hal tersebut karena anak-anak di usia mereka masih mudah terpengaruh oleh lingkungan dan teman-temannya sehingga sholat yang biasanya mereka laksanakan di rumah tidak dilaksanakan ketika mereka berada di luar dengan berbagai alasan. Ibadah sholat yeng mereka laksanakan di rumah mungkin karena pengaruh dari orangtuanya yang selalu menyuruh mereka untuk melaksanakan sholat. Tetapi ketika berada di luar dan orangtua tidak tau, kemungkinan mereka terkadang enggan melaksanakan sholat disebabkan tidak ada yang mengawasi dan mengontrol mereka seperti yang orangtuanya lakukan di rumah. Saat peneliti melakukan penelitian di rumah IS, peneliti mendapati ketika pulang sekolah orangtua IS langsung bertanya kepada IS apakah sudah sholat atau belum, jika IS belum sholat maka orangtuanya akan menyuruhnya sholat. Hal tersebut menunjukkan kesadaran mereka akan sholat masih kurang, untuk melaksanakan sholat mereka masih harus diawasi dan di kontrol oleh orang lain, dan ketika tidak adanya kontrol

62 dari orang lain mereka masih mudah terpengaruh lingkungan sehingga terkadang di luar mereka tidak melaksanakan sholat. Jadi upaya yang dilakukan orangtua untuk mengajarkan sholat kepada mereka sebenarnya sudah dilakukan semenjak mereka masih kecil, tetapi kemungkinan untuk menanamkan perintah sholat ke dalam hati mereka masih kurang sehingga sholat yang mereka lakukan masih belum betul-betul tulus dari hati mereka, melainkan karena adanya pengawasan dari orangtuas, sehingga ketika orangtua lengah dan tidak mengawasi maka mereka akan terpengaruh orang lain dan tidak melaksanakan sholat. Anak jalanan merupakan anak-anak yang mempunyai solidaritas tinggi, kegiatan-kegiatan mereka tidak selalu di jalanan, tetapi mereka juga melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti bersedekah, mengikuti pengajian, yasinan, dan ibadah sholat. Kegiatan keagamaan yang mereka lakukan tidak menutup kemungkinan juga dipengaruhi kultur dari kota pekalongan yang mempunyai identitas sebagai kota santri karena banyaknya pesantren dan anak-anak pesantren yang ada di kota dan kabupaten pekalongan sehingga menjadikan mereka anak-anak yang agamis. Keagamisan tersebut juga ada di dalam diri mereka yang membuat mereka kerap kali melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian, yasinan, bersedekah, dan ibadah sholat. Walaupun dalam pelaksanaannya mereka belum sepenuhnya di dasari rasa kesadaran yang benar-benar dari hati mereka.

63 B. Analisis Pendidikan Agama Islam Anak Jalanan Taman Mataram Kota Pekalongan Pendidikan Islam adalah suatu proses educatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian. 7 Pendidikan agama Islam tidak hanya bersifat formal, tetapi juga bisa bersifat non formal, karena pendidikan agama Islam tidak hanya didapatkan di sekolah saja, tetapi juga bisa didapatkan di luar sekolah misalnya di dalam keluarga ataupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan agama Islam yang dimiliki anak jalanan taman mataram beragam, pendidikan tersebut mereka dapat tidak hanya dari sekolahan, melainkan juga dari keluarga dan lingkungan masayarakat. Sejak kecil mereka mendapatkan pendidikan agama Islam di rumah, kemudian dikembangkan lagi melalui pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal yang mereka peroleh berasal dari sekolah dan pendidikan non formal mereka peroleh dari mengikuti pengajian.pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang berpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual, dan sosial. 8 Berdasarkan hasil wawancara dengan anak jalanan taman mataram, pendidikan agama yang mereka dapatkan diantaranya berasal dari: 1. Rumah Pendidikan di rumah merupakan pendidikan awal anak sebelum mereka mendapat pendidikan di luar, sehingga disini orangtua dituntut untuk membekali pendidikan agama kepada anak, agar anak tersebut 35. 7 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke-3 (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 3. 8 Nur Unbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke-2 (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), hlm.

64 sudah mempunyai bekal ilmu agama sebelum mereka mencari pendidikan agama di luar. Selain memberi bekal ilmu agama, keluarga juga harus menyeleksi pendidikan yang didapatkan anak dari luar. Sejak dari kecil mereka sudah mendapatkan pendidikan agama Islam. Mereka mendapatkan pendidikan agama Islam di rumah dari orangtuanya. Pendidikan agama Islam yang mereka peroleh dari rumah diantaranya pendidikan akhlak. Seperti yang dikatakan AN: Kalau di rumah orangtua saya dari dulu mengajari saya biar menjadi orang baik, main sama teman yang benar, jangan ikut-ikut yang tidak benar. 9 Selain pendidikan akhlak, orangtua mereka di rumah juga mengajari sholat dan membaca Al-Qur an. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh WB: Saya di rumah dari kecil diajarin sholat dan membaca Al-Qur an mas. 10 Hal tersebut sesuai apa yang dikatakan Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertamatama menerima pendidikan dan bimbingan dari orangtuanya atau anggota keluarga lainnya. 11 Selain dari orangtua, pendidikan yang didapat bisa dari kakak atau kerabat yang lain yang lebih tau untuk mengajari. 2. Sekolah Untuk mengembangkan pendidikan agama yang diperoleh anak dari rumah, biasanya orangtua akan menyekolahkan anaknya agar mereka 177. 9 AN, Anak Jalanan Taman Mataram, Wawancara Pribadi, Podosugih, 11 Maret 2016. 10 WB, Anak Jalanan Taman Mataram, Wawancara Pribadi, Wonoyoso, 11 Maret 2016. 11 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. Ke-6 (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm.

65 mendapatkan pendidikan agama dari sekolah. Dari kelima anak jalanan taman mataram yang masih bersekolah, dua dari mereka berstatus sebagai pelajar di MTS, dan tiga lagi berstatus sebagai pelajar di SMP N. Mereka yang bersekolah di MTS adalah IR dan AN, sedangkan IS, AD, dan WB bersekolah di SMP N. IR dan AN mendapatkan pelajaran agama di MTS yang lebih dominan pendidikan agamanya dibanding di SMP, sedangkan IS, AD, dan WB mendapatkan pelajaran agama di SMP walaupun pelajaran pendidikan agama Islam tidak sebanyak seperti di MTS. Di sekolah orangtua berharap agar mereka mendapatkan pendidikan agama yang lebih baik, yang belum diajarkan di rumah. Hal tersebut sesuai apa yang dikatakan Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam yang menyebutkan Bagi setiap muslim yang benar-benar beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam, mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang diberikan pendidikan agama Islam. Dalam hal ini mereka mengharapkan agar anak didiknya kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. 12 Kepedulian mereka terhadap pendidikan agama ditunjukkan dengan keaktifan mereka mengikuti pelajaran agama di sekolahan, walaupun terkadang mereka telat untuk masuk kelaskemungkinan karena di usia mereka yang masih usia pubertas, sehingga mereka masih senang untuk bermain-main dan bercanda bersama teman yang mengakibatkan mereka telat masuk kelas. 12 Ibid., hlm. 179.

66 3. Masyarakat Tidak hanya mendapatkan pendidikan agama di sekolahan dan rumah saja, mereka juga mendapatkan pendidikan agama di masyarakat dari mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian. Mereka mendapatkan banyak manfaat dari mengikuti pengajian, diantaranya mendapatkan tambahan ilmu agama Islam. Ilmu agama yang mereka dapatkan dari mengikuti pengajian juga beragam diantaranya tentang akhlak, fikih, ibadah, dan lain-lain. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh salah satu anak jalanan taman matram AD: Ya kalau dari mengikuti pengajian itu sebenarnya dapat ilmu banyak mas, seperti ilmu akhlak, ibadah, ya banyak mas. 13 Hal tersebut sesuai apa yang dikatakan Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. 14 Zuhairini mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung dalam kelas, tetapi berlangsung pula diluar kelas, pendidikan tidak bersifat formal saja, tetapi mencakup pula yang non formal. 15 Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan anak jalanan taman mataram dapat diketahui bahwa pendidikan agama Islam yang mereka peroleh berasal 13 AD, Anak Jalanan Taman Mataram, Wawancara Pribadi, Wonoyoso, 11 Maret 2016. 14 Zuhairini, Op. Cit., hlm. 180. 15 Zuhairini, Op. Cit., hlm. 149.

67 dari berbagai sumber, yaitu dari keluarga sejak kecil, dari sekolahan, dan masyarakat dari mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian. Ilmu agama Islam yang mereka dapatkan di rumah berasal dari orangtuanya yang sudah mengajari pendidikan agama sejak kecil. Dari sekolah mereka mendapatkan pendidikan agama dari pelajaran yang diajarkan di sekolahnya, dan dari mengikuti kegiatan keagamaan pengajian mereka juga mendapatkan pendidikan agama dari mendengarkan isi ceramah dalam pengajian yang mereka ikuti.pendidikan agama Islam yang mereka dapatkan juga beragam. Pendidikan agama yang didapatkan mereka berasal dari rumah, sekolah, dan masyarakat, sehingga pendidikan agama yang didapat mereka bisa dikatakan banyak. Diantara pendidikan agama yang mereka dapatkan yaitu pendidikan aqidah, pendidikan ibadah, pendidikan syari ah, dan pendidikan akhlak. C. Analisis Persepsi Anak Jalanan Taman Mataram Kota Pekalongan Terhadap Urgensi Pendidikan Agama Islam Persepsi merupakan gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi. 16 Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organorgan bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi 16 Manahan P. Tambulon, Perilaku Keorganisasian, Cet. Ke-1 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 63.

68 proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi. 17 Berdasarkan hasil wawancara dengan anak jalanan taman mataram mereka mengatakan bahwa pendidikan agama Islam itu penting, karena pendidikan agama berguna untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Jadi sebagai seorang muslim mereka berpendapat bahwa mempelajari pendidikan agama Islam itu harus, karena manfaat yang didapatkan sangatlah banyak. Persepsi mereka tentang pendidikan agama Islam bisa didapatkan dari melihat kegiatan-kegiatan keagamaanyang mereka lakukan dan pendidikan agama Islam yang mereka dapatkan.kegiatan keagamaan yang mereka lakukan bersifat mahdhah seperti shalat dan bersifat ghairu mahdhah seperti menghadiri pengajian, bersedekah, mengikuti tahlilan atau yasinan. Sedangkan pendidikan agama mereka didapatkan dari keluarga di rumah, dari sekolah, dan dari masyarakat. Menurut Sarlito Wirawan mengatakan persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi. 18 Jadi bahwa stimulus yang didapatkan mereka berasal dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang mereka lakukan dan pendidikan agama yang mereka terima sehingga di sini mereka dapat berpikir 17 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, Cet. Ke-2 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 86. 18 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, Cet. Ke-2 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 86.

69 tentang persepsi mereka terhadap pendidikan agama Islam. Dari hasil diatas bisa disimpulkan bahwa secara teori mereka mengatakan dan mengetahui pentingnya pendidikan agama Islam, tetapi didalam mewujudkan pendidikan agama yang mereka dapatkan kedalam bentuk kegiatan keagamaan terutama ibadah wajib belum maksimal.